Kamis, 08 November 2012

REAKSI KIMIA TIDAK MENYEBABKAN PERUBAHAN MASSA



I.                   TUJUAN

1.      Menyelidiki massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi
2.      Mencampurkan larutan pada suatu zat
3.      Mengetahui suatu reaksi zat baru dari zat yang direaksikan
4.      Menyelidiki adanya suatu endapan, gas, perubahan warna, maupun perubahan suhu pada suatu zat


II.                DASAR TEORI
Reaksi kimia adalah
suatu proses reaksi antar senyawa kimia yang melibatkan perubahan struktur dan melekul. Dalam suatu reaksi terjadi proses ikatan dimana senyawa pereaksi beraksi menghasilkan senyawa baru (produk). Ciri-ciri reaksi kimia yaitu : terbentuknya endapan, terbentunya gas, terjadi perubahan warna, terjadi perubahan suhu/temperature.
Ilmu kima yaitu ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan materi serta energi yang menyertai perubahan tersebut. Dalam Ilmu kimia, air dan alkohol digolongan senyawa, yaitu perpaduan dari dua jenis zat atau lebih dengan komposisi tertentu. Alkohol dapat terbakar karena karbon, oksigen dan hidrogen didalamnya membentuk ikatan yang kurang stabil dan dapat bergabung atau bereaksi dengan oksigen di udara, membentuk ikatan yang lebih stabil.
Apakah Reaksi kimia itu?
Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi, terbentuk dari beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi. Biasanya suatu reaksi kimia disertai oleh kejadian-kejadian fisis, seperti : perubahan warna, terbentuknya endapan, pelepasan gas dan pelepasan energi serta penyerapan energi.



Jika terjadi reaksi kimia, dapat diamati 3 macam perubahan, yaitu :
a. perubahan sifat
b. perubahan susunan
c. perubahan energi

Salah satu contoh peristiwa kimia yang dapat kita lihat adalah pembakaran, misalnya pembakaran gas etana (elpiji dengan udara ). Pada proses pembakaran ini diperlukan etanol dan oksigen sebagai bahan dasar, yang kemudian akan menghasilkan karbon dioksida dan air. Dalam hal ini etanol dan oksigen disebut sebagai zat pereaksi (reaktan),sedangkan karbon dioksida dan air disebut hasil reaksi (produk). Contoh peristiwa reaksi kimia ini pada umumnya dituliskan pula dalam sebuah persamaan reaksi.Persamaan reaksi kimia adalah gabungan lambang yang menunjukkan suatu reaksi kimia. Rumus-rumus pereaksi diletakan disebelah kiri dan hasil reaksi diletakan disebelah kanan. Diantara dua sisi tersebut digabungkan dengan tanda kesamaan (=) atau tanda panah (→). Pada saat terjadinya reaksi kimia, terjadi perubahan-perubahan yang dapat diamati untuk mengetahui zat tersebut bereaksi atau tidak.
Semua perubahan kimia tentu induk pada hukum pelestarian hukum energi dan hukum pelestarian energi massa.
Azas fundamental yang mendasari semua perubahan kimia merupakan daerah kimia teoritis, korelasi antara konsep unsur dan senyawa, dengan hukum terbentuk diatas diperoleh dalam Teori Atom Dalton, teori modern pertama mengenai atom dan molekul sebagai partikel fundamental dari zat-zat yang tumbuh dari teori ini. Hal yang paling penting dari teori atom Dalton yang hingga kini dapat diterima, yaitu :

1.      Atom adalah unit pembangun dari segala macam materi
2.      Atom merupakan bagian tekecil dari suatu unsur yang masih mempunyai sifat sama dengan unsurnya.
3.      Dalam reaksi kimia, atom tidak dimusnahkan ,tidak diciptakan dan tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain.
Reaksi kimia hanyalah penataan ulang susunan atom-atom yang terlibat dalam reaksi. Hukum-hukum dasar kimia yaitu:
1.      Hukum Lavoisier (Hukum kekekalan massa)
2.      Lavoisier maenyimpulkan hasil penemuannya dalam suatu hukum yang disebut Hukum Kekekalan Massa : “ Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.”
3.      Hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap)
4.      Proust menyimpulkan bahwa :” perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap.
5.      Hukum Dalton (Hukum Kelipatan Berganda)
6.      Yaitu berkaitan dengan pasangan unsur yang dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa.

Jenis-jenis reaksi kimia,yaitu :
a. Pembakaran
Pembakaran adalah suatu reaksi dimana suatu unsur atau senyawa bergabung dengan oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana.
contohnya :
CO2 H2O dan SO2
C3H8 + 5O2 3CO2 + 4H2O
2C6H14O4 + 15O2 12CO2 + 14H2O
b. Penggabungan (Sintetis)
Pengabungan yaitu suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk dari dua atau lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur maupun senyawa ). Contohnya :
- 2H2 + O2 2H2O
- CO + 2H2 CH3OH
c. Penguraian
Penguraian yaitu suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat yang lebih sederhana.
Contohnya : 2 Ag2O 4Ag + O2
d. Penggantian
Penggantian yaitu suatu reaksi kimia dimana sebuah unsur pindahan unsur lain dalam suatu senyawa.
Contohnya : Cu + 2Ag + Cu2+ + 2 Ag
e. Metatesis ( pemindahan tanggal )
Metasis adalah suatu reaksi dimana terjadi pertukaran antara dua reaksi.
Contoh:
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
Beberapa contoh reaksi kimia
1. Reaksi yang mengandung endapan
a. PbCr2O + K2(NO3)2 Pb (NO3)2 + K2Cr 3O7
b. PbOH + Na (NO3)2 Pb (NO3)2 + Na OH
Dari reaksi tersebut, keduanya menghasilkan endapan berwarna putih. Hal itu disebabkan karena larutan Pb(NO3)2 yang merupakan endapan larutan ini, karena Pb(NO3)2 mempunyai sifat padat.
2. Reaksi yang menghasilkan perubahan warna
a. K2Cr2O7 + NaOH K2OH + NaCr207
b. K2Cr2O7 + HCl K2Cl + HCr2O7
Pada larutan K2Cr2O7 yang awalnya berwarna orange dan NaOH yang berwarna putih, maka setelah dicampur akan menghasilkan warna kuning. Begitu juga dengan larutan K2Cr204 yang berwarna kuning, setelah dicampurkan dengan HCl berwarna putih akan menghasilkan warna orange.
3. Reaksi yang menghasilkan gas
Zn + 2 HCl ZnCl2 + H2
Reaksi yang menghasilkan gas dapat terjadi bila lempengan logam seng (Zn) dicampurkan dengan larutan HCl.
Dari contoh-contoh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa reaksi-reaksi kimia dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi akibat pencampuran dua zat seperti terbentuk endapan, perubahan warna, dan menghasilkan gas.
Cara teringkas untuk memberikan suatu reaksi kimia adalah dengan menulis suatu persamaan kimia berimbang, yang merupakan pernyataan kualitatif maupun kuantitatif pereaksi yang terlibat. Tiap zat diwakili oleh rumus molekulnya. Menyatakan banyaknya atom-atom dari tiap macam dalam satuan zat tersebut. Tiga kelas umum reaksi yang dijumpai dalam reaksi kimia, yaitu :
1. Reaksi kombinasi langsung
2. Reaksi penukargantian sederhana
3. Rekasi penukargantian rangkap
Rekasi kimia mengubah zat-zat asal menjadi zat-zat baru (produk). Perubahan yang terjadi dapat dipaparkan dengan menggunakan rumus kimia zat-zat yang terlibat dalam reaksi tersebut. Cara pemaparan ini disebut persamaan reaksi. Misalnya, reaksi antara gas hydrogen dengan gas oksigen membentuk air, dipaparkan sebagai berikut :
2H2O (g) + O2 (g) 2H2O (l)
Tanda panah menunjukkan arah reaksi, dibaca “bereaksi menjadi”. Huruf kecil dalam kurung menyatakan wujud : g berarti gas, l berarti liquid (cairan), s berarti solid (padat), dan aq berarti aqueus (larutan dalam air).
Bilangan yang mendahului rumus kimia zat dalam persamaan reaksi disebut koefisien reaksi. Pemberian koefisien reaksi sesuai dengan teori atom Dalton, yang menyatakan bahwa dalam reaksi kimia atom-atom tidak dimusnahkan, tidak diciptakan, dan tidak dapat diubah menjadi atom lain, melainkan hanya mengalami perataan ulang. Persamaan rekasi yang sudah diberi koefisien yang sesuai disebut persamaan setara.
Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dalam 3 langkah :
1.      Menuliskan persamaan kata-kata yang terdiri dari nama dan keadaan zat-zat perekasi serta nama dan keadaan zat-zat hasil reaksi.
2.      Menuliskan persamaan rumus yang terdiri dari rumus kimia zat-zat pereaksi dan zat-zat hasil reaksi, lengkap dengan keterangan wujud/keadaannya.
3.      Menyetarakan, yaitu memberikan koefisien yang sesuai sehingga jumlah atom setiap unsur sama pada kedua ruas.

Didalam sebuah reaksi kimia, besar maupun kecilnya suatu laju reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
  1.   Konsentrasi Semakin besar konsentrasi, semakin besar laju reaksi. Konsentrasi semakin besar maka jumlah partikel yang bertumbukan lebih banyak
  2. Suhu apabila suhu semakin besar, maka laju reaksi semakin besar.
  3. Luas Permukaan Semakin besar luas permukaan zat reaksi, semakin besar laju reaksi. Cara untuk memperluas permukaan adalah dengan mengubah zat menjadi lebih halus/kecil, sehingga tumbukan antar partikel zat pereaksi lebih besar
  4. Katalisator Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi. Adapun beberapa sifat katalisator yaitu :
a.         Menurunkan energi aktifasi
b.         Mempercepat laju reaksi baik reaksi maju mapun reaksi balik
c.         Konsentrasi katalis semakin besar, reaksi semakin cepat.
d.        Logam transisi banyak digunakan sebagai katalis heterogen
e.         Katalis tidak mengubah ketetapan kesetimbangan.
Kinetika kimia adalah studi tentang kecepatan (speed) atau laju (rate) reaksi kimia. Salah satu tujuan utama mempelajari kinetika kimia adalah untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi kimia.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi kimia dibagi atas empat kelompok :
  1. a)      Sifat kimia molekul pereaksi dan hasil reaksi (produk). Bila semua faktor lain sama maka susunan kimia molekul atau ion akan mempengaruhi kecepatan reaksi kimia.
  2. b)      Konsentrasi zat-zat yang bereaksi. Bila dua buah molekul beraksi satu dengan yang lain, maka kedua molekul tersebut harus bertemu atau bertumbukan. Keboleh jadian antar molekul untuk bertumbukan di dalam sistem homogen (satu jenis fasa, biasanya gas atau larutan) makin besar jika konsentrasi makin besar. Di dalam sistem reaksi heterogen, dimana pereaksi berada pada fasa terpisah, kecepatan reaksi tergantung pada luas kontak antar fasa. Karena luas permukaan makin besar bila ukuran partikel makin kecil, maka penurunan ukuran partikel akan menaikkan kecepatan reaksi.
  3. c)      Pengaruh temperatur. Hampir semua jenis reaksi kimia berlangsung lebih cepat bila temperaturnya dinaikkan.
  4. d)     Pengaruh zat lain yang disebut katalis. Kecepatan beberapa reaksi kimia, termasuk hampir semua reaksi biokimia, dipengaruhi oleh zat yang disebut katalis. Secara keseluruhan selama reaksi, katalis tidak mengalami perubahan atau pengurangan.
  5. Mempelajari bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi kecepatan reaksi juga tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Contohnya :
  6. a)      Kondisi reaksi dapat diatur sedemikian untuk memperoleh produk yang secepat mungkin. Hal ini sangat penting dalam industri.
  7. b)      Kondisi reaksi dapat diatur agar berlangsung selambat mungkin. Hal ini sangat membantu pengendalian pertumbuhan jamur dan mikroorganisme lainnya dalam merusak bahan makanan.










III.             ALAT DAN BAHAN
A.    Alat
1.      Labu Erlenmeyer 250 ml (dengan sumbat)           2 buah
2.      Tabung reaksi kecil                                               2 buah
3.      Neraca                                                                   1 buah
4.      Pipet tetes                                                             2 buah
5.      Gelas  ukur                                                            2 buah

B.     Bahan
1.      Larutan NaOH
2.      Larutan cuSO4
3.      Air
4.      Larutan kalium yodida
5.      Larutan Pb(NO3)2

IV.             PROSEDUR KERJA
A.    Percobaan pertama
1.      Masukkan NaOH kedalam gelas ukur sebanyak 10 ml.
2.      Kemudian masukkan ke labu Erlenmeyer.
3.      Masukkan CuSO4 ke dalam gelas ukur sebanyak 5 ml
4.      Kemudian masukkan ketabung reaksi.
5.      Masukkan tabung reaksi yang berisi larutan CuSo4 ke dalam labu Erlenmeyer yang berisi larutan NaOH timbang terlebih dahulu.
6.      Hasil penimbangan = 159,36 gram.
7.      Kemudian di sumbat, dengan menekan sumbatnya agar larutan tidak tumpah.
8.      Miringkan labu Erlenmeyer tersebut hingga larutan dapat bercampur dan berubah warna.
9.      Amati apa yang terjadi.
10.  Kemudian timbanglah kembali labu Erlenmeyer beserta isinya dan catat hasil pengamatannya.
B.     Percobaan kedua
1.      Masukkan NaOH kedalam gelas ukur sebanyak 10 ml.
2.      Kemudian masukkan ke labu Erlenmeyer.
3.      Masukkan KI ke dalam gelas ukur sebanyak 5 ml
4.      Kemudian masukkan ketabung reaksi.
5.      Masukkan tabung reaksi yang berisi larutan KI ke dalam labu Erlenmeyer yang berisi larutan NaOH timbang terlebih dahulu.
6.      Hasil penimbangan = 150,53 gram.
7.      Kemudian di sumbat, dengan menekan sumbatnya agar larutan tidak tumpah.
8.      Miringkan labu Erlenmeyer tersebut hingga larutan dapat bercampur dan berubah warna.
9.      Amati apa yang terjadi.
10.  Kemudian timbanglah kembali labu Erlenmeyer beserta isinya dan catat hasil pengamatannya.
C.    Percobaan ke tiga
1.      Masukkan NaOH kedalam gelas ukur sebanyak 10 ml.
2.      Kemudian masukkan ke labu Erlenmeyer.
3.      Masukkan Pb(NO3)2 ke dalam gelas ukur sebanyak 5 ml
4.      Kemudian masukkan ketabung reaksi.
5.      Masukkan tabung reaksi yang berisi larutan Pb(NO3)2 ke dalam labu Erlenmeyer yang berisi larutan NaOH timbang terlebih dahulu.
6.      Hasil penimbangan = 159,82 gram.
7.      Kemudian di sumbat, dengan menekan sumbatnya agar larutan tidak tumpah.
8.      Miringkan labu Erlenmeyer tersebut hingga larutan dapat bercampur dan berubah warna.
9.      Amati apa yang terjadi.
10.  Kemudian timbanglah kembali labu Erlenmeyer beserta isinya dan catat hasil pengamatannya.

V.                HASIL PENGAMATAN
Reaksi kimia
Pengamatan
 NaOH     +    CuSO4

Setelah pengamatan warna yang tadinya biru bening berubah menjadi biru langit, ditimbang berjumlah 159,36 gram, gumpalan tidak ada, endapan berwarna biru.
  NaOH  +       KI
Warna yang sebelumnya berwarna putih bening, setelah dicampur tidak ada perubahan tetap putih bening, tidak ada gumpalan dan endapan, setelah ditimbang sejumlah 150,53 gram.
 NaOH    + Pb(NO3)2
Warna yang sebelumnya berwarna putih bening, setelah dicampurkan menjadi putih keruh, terdapat endapan yang berwarna putih keruh dan menggumpal, setelah ditimbang sejumlah 159,82 gram

Hasil penimbangan

Massa
Labu erlemeyer + NaOH mula-mula          
187,80 gram
Labu erlenmeyer + NaOH   +   CuSO4           
187,82 gram
Labu erlenmeyer + KI mula-mula
188,47 gram
Labu elenmeyer + KI      +      NaOH

188,44 gram
Labu erlenmeyer + Pb(NO3)2   mula-mula               
188,10 gram
Labuerlenmeyer + Pb(NO3)2  +      NaOH

188,07 gram




VI.              PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum kali ini tentang reaksi kimia tidak menyebabkan perubahan massa pada percobaan pertama menguraikan bahwa mula-mula larutan NaOH sebanyak 10 ml yang dimasukkan kedalam gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer, setelah itu masukkan larutan CuSO4 sebanyak 5 ml ke gelas ukur kemudian di masukkan ke dalam tabung reaksi dan tabung reaksi yang berisi larutan CuSO4 sebanyak 5 ml  di masukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan ditutup dengan sumbat. Timbang terlebih dahulu labu tersebut kemudian  Tekan sumbat tersebut agar tidak tumpah saat dimiringkan dan tidak berkurang zat yang ada di dalam labu Erlenmeyer tersebut, kemudian miringkan sampai larutan bener-bener tercampur semua sehingga mengalami perubahan warna yang terjadi pada zat tersebut dan bereaksi menjadi zat baru dengan reaksi sebagai berikut
Na+ OH- + Cu2+ SO4  Na2SO4 + Cu(OH)2
Pada percobaan tersebut mengalami perubahan yang tadinya larutan tersebut berwarna biru bening berubah menjadi warna biru langit, tidak ada gumpalan dan terdapat endapan berwarna biru keruh massa larutan tersebut sejumlah 159,36 gram.
Kenapa labu Erlenmeyer tersebut harus di miringkan ? agar larutan tersebut dapat bercampur serta di kocok dengan arah horizontal sehingga larutan tersebut bercampur rata.

         Berdasarkan hasil pengamatan praktikum kali ini tentang reaksi kimia tidak menyebabkan perubahan massa pada percobaan kedua menguraikan bahwa mula-mula larutan NaOH sebanyak 10 ml yang dimasukkan kedalam gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer, setelah itu masukkan larutan KI sebanyak 5 ml ke gelas ukur kemudian di masukkan ke dalam tabung reaksi dan tabung reaksi yang berisi larutan KI sebanyak 5 ml  di masukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan ditutup dengan sumbat. Timbang terlebih dahulu labu tersebut kemudian  Tekan sumbat tersebut agar tidak tumpah saat dimiringkan dan tidak berkurang zat yang ada di dalam labu Erlenmeyer tersebut, kemudian miringkan sampai larutan bener-bener tercampur semua sehingga mengalami perubahan warna yang terjadi pada zat tersebut dan bereaksi menjadi zat baru dengan reaksi sebagai berikut
Na+ OH- + K+ I- → NaI + KOH
                        Pada percobaan tersebut mengalami perubahan yang tadinya larutan tersebut berwarna biru bening berubah menjadi warna biru langit, tidak ada gumpalan dan terdapat endapan berwarna biru keruh massa larutan tersebut sejumlah 150,53 gram.
Kenapa labu Erlenmeyer tersebut harus di miringkan ? agar larutan tersebut dapat bercampur serta di kocok dengan arah horizontal sehingga larutan tersebut bercampur rata.
          Berdasarkan hasil pengamatan praktikum kali ini tentang reaksi kimia tidak menyebabkan perubahan massa pada percobaan pertama menguraikan bahwa mula-mula larutan NaOH sebanyak 10 ml yang dimasukkan kedalam gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer, setelah itu masukkan larutan Pb(NO3) sebanyak 5 ml ke  gelas ukur kemudian di masukkan ke dalam tabung reaksi dan tabung reaksi yang berisi larutan Pb(NO3)2 sebanyak 5 ml  di masukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan ditutup dengan sumbat. Timbang terlebih dahulu labu tersebut kemudian  Tekan sumbat tersebut agar tidak tumpah saat dimiringkan dan tidak berkurang zat yang ada di dalam labu Erlenmeyer tersebut, kemudian miringkan sampai larutan bener-bener tercampur semua sehingga mengalami perubahan warna yang terjadi pada zat tersebut dan bereaksi menjadi zat baru dengan reaksi sebagai berikut
Na+ OH- + Pb + N + O → Na(NO3)2 + PbOH
                        Pada percobaan tersebut mengalami perubahan yang tadinya larutan tersebut berwarna biru bening berubah menjadi warna biru langit, tidak ada gumpalan dan terdapat endapan berwarna biru keruh massa larutan tersebut sejumlah 159,82 gram.
Kenapa labu Erlenmeyer tersebut harus di miringkan ? agar larutan tersebut dapat bercampur serta di kocok dengan arah horizontal sehingga larutan tersebut bercampur rata.
        Reaksi kimia merupakan peristiwa yang sering terjadi didalam kehidupan kita. Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Reaksi kimia ditandai dengan berubahnya zat menjadi zat lainnya Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat yang baru dengan sifat-sifat yang baru.
Ciri – ciri berlangsungnya reaksi kimia adalah sebagai berikut :
a.       Reaksi Kimia Menimbulkan Perubahan Warna
Sebagai contoh kita mengamati warna larutan Cu(NO3)2
berwarna biruterang akan berubah jika direaksikan dengan larutan NaOH warna bening,yang menghasilkan larutan Cu(OH)2 berwarna biru keputihan. Perubahan warna merupakan salah satu ciri yang dapat dilihat dimana membuktikan bahwa suatu zat telah bereaksi.
b.      Reaksi Kimia Menimbulkan Gas
                        Logam Cu yang direaksikan dengan larutan HNO3
menghasilkan gas NO.Selain itu, munculnya uap yang menempel pada didinding gelas beker.Hal ini dapat membuktikan bahwa peristiwa reaksi kimia dapatmenghasilkan gas.
c.       Reaksi Kimia Menimbulkan Perubahan Suhu
                        Reaksi eksoterm adalah reaksi yang menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan dapat berupa panas atau kalor. Reaksi kimia yang memerlukan energi dinamakan reaksi endoterm. Kalor adalah energi yang berpindah dari suatu sistem ke lingkungan atau sebaliknya karena perbedaan suhu,yaitu dari suhu lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah. Reaksi eksoterm dan endoterm dapat dikenali dari perubahan suatu sistem yang mengalami perubahan suhu di sekitar lingkungan menjadi panas, dingin dan mengembun.
d.      Reaksi Kimia Menyebabkan Terjadinya Endapan
                        Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai fase padat dari larutan.Endapan dapat berupa kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau sentrifugasi. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat terlarut. Kelarutan suatu endapan sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan endapan bertambah besar dengan kenaikan suhu,meskipun dalam beberapa hal husus terjadi sebaliknya. Laju kenaikan kelarutan dengan suhu berbeda-beda. Pada beberapa hal, perubahan kelarutan dengan berubahnya suhu dapat menjadi alasan pemisahan. Contohnya larutan Cu(NO3)2
dan larutan NaOH direaksikan, terbentuklah endapan berwarna hitam pekat.
e.       Reaksi Kimia Menyebabkan Terjadinya Bau Yang Baru
                        Sebagai contoh dari reaksi logam Cu dengan larutan HNO3
                        Pada umumnya logam Cu serta larutan HNO3 tidak menimbulkan bau, bau itu hanya berlangsung pada saat reaksi berlangsung. Hal ini membuktikan bahwa timbulnya bau membuktikan bahwa larutan dan logam tersebut telah bereaksi.
f.       Reaksi Kimia Menyebabkan Habisnya Zat Yang Bereaksi dan Timbulnya Produk Baru
                        Habisnya zat yang bereaksi merupakan salah satu fakta yang paling mudah untuk membuktikan bahwa suatu zat telah bereaksi atau tidak, kemudian akan dilanjutkan dengan menghasilkan produk baru. Suatu reaksi kimia dihasilkan dengan perbandingan massa yang tetap sesudah dan sebelum hasil reaksi. Didalam sebuah reaksi kimia, besar maupun kecilnya suatu laju reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
  1. Konsentrasi Semakin besar konsentrasi, semakin besar laju reaksi. Konsentrasi semakin besar maka jumlah partikel yang bertumbukan lebih banyak.
  2.  Suhu apabila suhu semakin besar, maka laju reaksi semakin besar.
  3. Luas Permukaan Semakin besar luas permukaan zat reaksi, semakin besar laju reaksi. Cara untuk memperluas permukaan adalah dengan mengubah zat menjadi lebih halus/kecil, sehingga tumbukan antar partikel zat pereaksi lebih besar.
  4. Katalisator Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi. Adapun beberapa sifat katalisator yaitu :
a. Menurunkan energi aktifasi
b. Mempercepat laju reaksi baik reaksi maju mapun reaksi balik
c. Konsentrasi katalis semakin besar, reaksi semakin cepat.
d. Logam transisi banyak digunakan sebagai katalis heterogen
e. Katalis tidak mengubah ketetapan kesetimbangan.









  
    VII. KESIMPULAN
            Berdasarkan hasil dari percobaan dan pembahasan pada reaksi kimia tidak menyebabkan perubahan massa yang telah dijelaskan, maka dengan begitu dapat ditarik kesimpulan antara lain yaitu :
1.       Reaksi kimia merupakan peristiwa yang sering terjadi didalam kehidupan kita. Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk).
2.      Ciri-ciri berlangsungnya reaksi kimia antara lain :
a.       Reaksi Kimia Menimbulkan Perubahan Warna.
b.      Reaksi Kimia Menimbulkan Gas.
c.       Reaksi Kimia Menimbulkan Perubahan Suhu.
d.      Reaksi Kimia Menyebabkan Terjadinya Endapan.
e.       Reaksi Kimia Menyebabkan Terjadinya Bau Yang Baru.
f.       Reaksi Kimia Menyebabkan Habisnya Zat Yang Bereaksi dan Timbulnya Produk Baru
3.      Faktor yang mempengaruhi laju reaksi
a.       Konsentrasi Semakin besar konsentrasi, semakin besar laju reaksi. Konsentrasi semakin besar maka jumlah partikel yang bertumbukan lebih banyak.
b.      Suhu apabila suhu semakin besar, maka laju reaksi semakin besar.
c.       Luas Permukaan Semakin besar luas permukaan zat reaksi, semakin besar laju reaksi. Cara untuk memperluas permukaan adalah dengan mengubah zat menjadi lebih halus/kecil, sehingga tumbukan antar partikel zat pereaksi lebih besar.
d.      Katalisator Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi.
4.      beberapa sifat katalisator yaitu :
a.       Menurunkan energi aktifasi.
b.      Mempercepat laju reaksi baik reaksi maju mapun reaksi balik.
c.       Konsentrasi katalis semakin besar, reaksi semakin cepat.
d.      Logam transisi banyak digunakan sebagai katalis heterogen.
e.       Katalis tidak mengubah ketetapan kesetimbangan.
  1.  Larutan NaOH yang dicampurkan dengan CuSO4 dapat menghasilkan perubahan warna yaitu warna berubah menjadi warna biru langit, tidak ada gumpalan da nada sedikit endapan yang berwarna biru keruh
  2. Larutan NaOH yang dicampurkan dengan KI tidak ada perubahan, warnanya tetap, tidak ada endapan dan gumpalan.
  3. Larautan NaOH yang dicampurkan dengan Pb(NO3)2 dapat menghasilkan perubahan warna yaitu warna berubah menjadi putih keruh, terdapat endapan yang berwarna putih dan sedikit gumpalan. 
  4.   Faktor yang mempengaruhi suatu larutan
a.       Suhu
b.      Udara
c.       Massa suatu larutan
d.      Laju reaksi
e.       Reaksi pada suatu larutan
f.       Entalpi
9.       
Reaksi kimia
Warna awal
Warna setelah pencampuran
Endapan
gumpalan
Na2SO4 + Cu(OH)2
Biru bening
Biru langit
ü   
KOH + NaI
Putih bening
Na(NO3)2
Putih bening
Putih keruh
ü   
ü   








DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. 2003. KIMIA DASAR. Pt.Gramedia Pustaka, Jakarta.
David. W. 2001. PRINSIP-PRINSIP KIMIA MODERN. Erlangga, Jakarta
Harjadi, W. 2000. ILKU KIMIA ANALITIK. Pt.Gramedia Pustaka, Jakarta.
Purba, Michael, 2007. Kimia Untuk (SMA kelas X . Jilid 1 . Erlangga , Jakarta
Wahyudi. 2000. JURNAL KIMIA DAN LARUTAN. UJS. Purwekerto.
Anonim. Diakses pada pukul 20.30 oleh http://imc.kimia.undip.ac.id/mata-kuliah/kimia-dasar-ii/bab-4-kinetika-reaksi-kimia/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar