I.
TUJUAN
1.
Menyelidiki
massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi
2.
Mencampurkan
larutan pada suatu zat
3.
Mengetahui suatu
reaksi zat baru dari zat yang direaksikan
4.
Menyelidiki
adanya suatu endapan, gas, perubahan warna, maupun perubahan suhu pada suatu
zat
II.
DASAR TEORI
Reaksi
kimia adalah
suatu proses reaksi antar senyawa kimia yang melibatkan perubahan
struktur dan melekul. Dalam suatu reaksi terjadi proses ikatan dimana senyawa
pereaksi beraksi menghasilkan senyawa baru (produk). Ciri-ciri reaksi kimia
yaitu : terbentuknya endapan, terbentunya gas, terjadi perubahan warna, terjadi
perubahan suhu/temperature.
Ilmu
kima yaitu ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat, perubahan
materi serta energi yang menyertai perubahan tersebut. Dalam Ilmu kimia, air
dan alkohol digolongan senyawa, yaitu perpaduan dari dua jenis zat atau lebih
dengan komposisi tertentu. Alkohol dapat terbakar karena karbon, oksigen dan
hidrogen didalamnya membentuk ikatan yang kurang stabil dan dapat bergabung
atau bereaksi dengan oksigen di udara, membentuk ikatan yang lebih stabil.
Apakah Reaksi
kimia itu?
Reaksi
kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi, terbentuk
dari beberapa zat aslinya yang disebut pereaksi. Biasanya suatu reaksi kimia
disertai oleh kejadian-kejadian fisis, seperti : perubahan warna, terbentuknya
endapan, pelepasan gas dan pelepasan energi serta penyerapan energi.
Jika terjadi reaksi kimia, dapat diamati 3 macam
perubahan, yaitu :
a. perubahan
sifat
b.
perubahan susunan
c.
perubahan energi
Salah satu contoh peristiwa kimia yang dapat kita
lihat adalah pembakaran, misalnya pembakaran gas etana (elpiji dengan udara ).
Pada proses pembakaran ini diperlukan etanol dan oksigen sebagai bahan dasar,
yang kemudian akan menghasilkan karbon dioksida dan air. Dalam hal ini etanol
dan oksigen disebut sebagai zat pereaksi (reaktan),sedangkan karbon dioksida
dan air disebut hasil reaksi (produk). Contoh peristiwa reaksi kimia ini pada
umumnya dituliskan pula dalam sebuah persamaan reaksi.Persamaan reaksi kimia
adalah gabungan lambang yang menunjukkan suatu reaksi kimia. Rumus-rumus
pereaksi diletakan disebelah kiri dan hasil reaksi diletakan disebelah kanan.
Diantara dua sisi tersebut digabungkan dengan tanda kesamaan (=) atau tanda
panah (→). Pada saat terjadinya reaksi kimia, terjadi perubahan-perubahan yang
dapat diamati untuk mengetahui zat tersebut bereaksi atau tidak.
Semua
perubahan kimia tentu induk pada hukum pelestarian hukum energi dan hukum
pelestarian energi massa.
Azas fundamental
yang mendasari semua perubahan kimia merupakan daerah kimia teoritis, korelasi
antara konsep unsur dan senyawa, dengan hukum terbentuk diatas diperoleh dalam
Teori Atom Dalton, teori modern pertama mengenai atom dan molekul sebagai
partikel fundamental dari zat-zat yang tumbuh dari teori ini. Hal yang paling
penting dari teori atom Dalton yang hingga kini dapat diterima, yaitu :
1.
Atom adalah unit
pembangun dari segala macam materi
2.
Atom merupakan
bagian tekecil dari suatu unsur yang masih mempunyai sifat sama dengan
unsurnya.
3.
Dalam reaksi
kimia, atom tidak dimusnahkan ,tidak diciptakan dan tidak dapat diubah menjadi
atom unsur lain.
Reaksi kimia
hanyalah penataan ulang susunan atom-atom yang terlibat dalam reaksi.
Hukum-hukum dasar kimia yaitu:
1.
Hukum Lavoisier
(Hukum kekekalan massa)
2.
Lavoisier
maenyimpulkan hasil penemuannya dalam suatu hukum yang disebut Hukum Kekekalan
Massa : “ Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama.”
3.
Hukum Proust
(Hukum Perbandingan Tetap)
4.
Proust
menyimpulkan bahwa :” perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah
tertentu dan tetap.
5.
Hukum Dalton
(Hukum Kelipatan Berganda)
6.
Yaitu berkaitan
dengan pasangan unsur yang dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa.
Jenis-jenis
reaksi kimia,yaitu :
a. Pembakaran
Pembakaran adalah suatu reaksi dimana
suatu unsur atau senyawa bergabung dengan oksigen membentuk senyawa yang
mengandung oksigen sederhana.
contohnya :
CO2
H2O dan SO2
C3H8
+ 5O2 3CO2 + 4H2O
2C6H14O4
+ 15O2 12CO2 + 14H2O
b.
Penggabungan (Sintetis)
Pengabungan
yaitu suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk dari dua
atau lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur maupun senyawa ). Contohnya :
-
2H2 + O2 2H2O
-
CO + 2H2 CH3OH
c.
Penguraian
Penguraian
yaitu suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat yang lebih
sederhana.
Contohnya : 2
Ag2O 4Ag + O2
d.
Penggantian
Penggantian
yaitu suatu reaksi kimia dimana sebuah unsur pindahan unsur lain dalam suatu
senyawa.
Contohnya
: Cu + 2Ag + Cu2+ + 2 Ag
e.
Metatesis ( pemindahan tanggal )
Metasis
adalah suatu reaksi dimana terjadi pertukaran antara dua reaksi.
Contoh:
AgNO3
+ NaCl AgCl + NaNO3
Beberapa
contoh reaksi kimia
1.
Reaksi yang mengandung endapan
a.
PbCr2O + K2(NO3)2 Pb (NO3)2
+ K2Cr 3O7
b.
PbOH + Na (NO3)2 Pb (NO3)2 + Na OH
Dari
reaksi tersebut, keduanya menghasilkan endapan berwarna putih. Hal itu
disebabkan karena larutan Pb(NO3)2 yang merupakan endapan
larutan ini, karena Pb(NO3)2 mempunyai sifat padat.
2. Reaksi yang
menghasilkan perubahan warna
a.
K2Cr2O7 + NaOH K2OH + NaCr207
b.
K2Cr2O7 + HCl K2Cl + HCr2O7
Pada
larutan K2Cr2O7 yang awalnya berwarna orange dan NaOH
yang berwarna putih, maka setelah dicampur akan menghasilkan warna kuning.
Begitu juga dengan larutan K2Cr204 yang
berwarna kuning, setelah dicampurkan dengan HCl berwarna putih akan
menghasilkan warna orange.
3. Reaksi yang
menghasilkan gas
Zn + 2 HCl ZnCl2 + H2
Reaksi yang menghasilkan gas dapat terjadi bila
lempengan logam seng (Zn) dicampurkan dengan larutan HCl.
Dari
contoh-contoh diatas, maka dapat disimpulkan bahwa reaksi-reaksi kimia dapat
dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi akibat pencampuran dua zat
seperti terbentuk endapan, perubahan warna, dan menghasilkan gas.
Cara teringkas untuk memberikan suatu reaksi kimia
adalah dengan menulis suatu persamaan kimia berimbang, yang merupakan
pernyataan kualitatif maupun kuantitatif pereaksi yang terlibat. Tiap zat
diwakili oleh rumus molekulnya. Menyatakan banyaknya atom-atom dari tiap macam
dalam satuan zat tersebut. Tiga kelas umum reaksi yang dijumpai dalam reaksi
kimia, yaitu :
1.
Reaksi kombinasi langsung
2.
Reaksi penukargantian sederhana
3.
Rekasi penukargantian rangkap
Rekasi kimia mengubah zat-zat asal menjadi zat-zat
baru (produk). Perubahan yang terjadi dapat dipaparkan dengan menggunakan rumus
kimia zat-zat yang terlibat dalam reaksi tersebut. Cara pemaparan ini disebut
persamaan reaksi. Misalnya, reaksi antara gas hydrogen dengan gas oksigen
membentuk air, dipaparkan sebagai berikut :
2H2O
(g) + O2 (g) 2H2O (l)
Tanda panah
menunjukkan arah reaksi, dibaca “bereaksi menjadi”. Huruf kecil dalam kurung
menyatakan wujud : g berarti gas, l berarti liquid (cairan), s berarti solid
(padat), dan aq berarti aqueus (larutan dalam air).
Bilangan yang mendahului rumus kimia zat dalam
persamaan reaksi disebut koefisien reaksi. Pemberian koefisien reaksi sesuai
dengan teori atom Dalton, yang menyatakan bahwa dalam reaksi kimia atom-atom
tidak dimusnahkan, tidak diciptakan, dan tidak dapat diubah menjadi atom lain,
melainkan hanya mengalami perataan ulang. Persamaan rekasi yang sudah diberi
koefisien yang sesuai disebut persamaan setara.
Penulisan
persamaan reaksi dapat dilakukan dalam 3 langkah :
1.
Menuliskan
persamaan kata-kata yang terdiri dari nama dan keadaan zat-zat perekasi serta
nama dan keadaan zat-zat hasil reaksi.
2.
Menuliskan
persamaan rumus yang terdiri dari rumus kimia zat-zat pereaksi dan zat-zat
hasil reaksi, lengkap dengan keterangan wujud/keadaannya.
3.
Menyetarakan,
yaitu memberikan koefisien yang sesuai sehingga jumlah atom setiap unsur sama pada
kedua ruas.
Didalam
sebuah reaksi kimia, besar maupun kecilnya suatu laju reaksi kimia dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu :
- Konsentrasi Semakin besar konsentrasi, semakin besar laju reaksi. Konsentrasi semakin besar maka jumlah partikel yang bertumbukan lebih banyak
- Suhu apabila suhu semakin besar, maka laju reaksi semakin besar.
- Luas Permukaan Semakin besar luas permukaan zat reaksi, semakin besar laju reaksi. Cara untuk memperluas permukaan adalah dengan mengubah zat menjadi lebih halus/kecil, sehingga tumbukan antar partikel zat pereaksi lebih besar
- Katalisator Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi. Adapun beberapa sifat katalisator yaitu :
a.
Menurunkan
energi aktifasi
b.
Mempercepat laju
reaksi baik reaksi maju mapun reaksi balik
c.
Konsentrasi
katalis semakin besar, reaksi semakin cepat.
d.
Logam transisi
banyak digunakan sebagai katalis heterogen
e.
Katalis tidak
mengubah ketetapan kesetimbangan.
Kinetika kimia adalah studi tentang
kecepatan (speed) atau laju (rate) reaksi kimia. Salah satu tujuan utama
mempelajari kinetika kimia adalah untuk mempelajari faktor-faktor yang
mempengaruhi reaksi kimia.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan
reaksi kimia dibagi atas empat kelompok :
- a) Sifat kimia molekul pereaksi dan hasil reaksi (produk). Bila semua faktor lain sama maka susunan kimia molekul atau ion akan mempengaruhi kecepatan reaksi kimia.
- b) Konsentrasi zat-zat yang bereaksi. Bila dua buah molekul beraksi satu dengan yang lain, maka kedua molekul tersebut harus bertemu atau bertumbukan. Keboleh jadian antar molekul untuk bertumbukan di dalam sistem homogen (satu jenis fasa, biasanya gas atau larutan) makin besar jika konsentrasi makin besar. Di dalam sistem reaksi heterogen, dimana pereaksi berada pada fasa terpisah, kecepatan reaksi tergantung pada luas kontak antar fasa. Karena luas permukaan makin besar bila ukuran partikel makin kecil, maka penurunan ukuran partikel akan menaikkan kecepatan reaksi.
- c) Pengaruh temperatur. Hampir semua jenis reaksi kimia berlangsung lebih cepat bila temperaturnya dinaikkan.
- d) Pengaruh zat lain yang disebut katalis. Kecepatan beberapa reaksi kimia, termasuk hampir semua reaksi biokimia, dipengaruhi oleh zat yang disebut katalis. Secara keseluruhan selama reaksi, katalis tidak mengalami perubahan atau pengurangan.
- Mempelajari bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi kecepatan reaksi juga tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Contohnya :
- a) Kondisi reaksi dapat diatur sedemikian untuk memperoleh produk yang secepat mungkin. Hal ini sangat penting dalam industri.
- b) Kondisi reaksi dapat diatur agar berlangsung selambat mungkin. Hal ini sangat membantu pengendalian pertumbuhan jamur dan mikroorganisme lainnya dalam merusak bahan makanan.
III.
ALAT DAN BAHAN
A.
Alat
1.
Labu Erlenmeyer
250 ml (dengan sumbat) 2 buah
2.
Tabung reaksi
kecil 2
buah
3.
Neraca 1
buah
4.
Pipet tetes 2
buah
5.
Gelas ukur 2
buah
B.
Bahan
1.
Larutan NaOH
2.
Larutan cuSO4
3.
Air
4.
Larutan kalium
yodida
5.
Larutan Pb(NO3)2
IV.
PROSEDUR KERJA
A.
Percobaan pertama
1.
Masukkan NaOH
kedalam gelas ukur sebanyak 10 ml.
2.
Kemudian
masukkan ke labu Erlenmeyer.
3.
Masukkan CuSO4
ke dalam gelas ukur sebanyak 5 ml
4.
Kemudian
masukkan ketabung reaksi.
5.
Masukkan tabung
reaksi yang berisi larutan CuSo4 ke dalam labu Erlenmeyer yang
berisi larutan NaOH timbang terlebih dahulu.
6.
Hasil
penimbangan = 159,36 gram.
7.
Kemudian di
sumbat, dengan menekan sumbatnya agar larutan tidak tumpah.
8.
Miringkan labu
Erlenmeyer tersebut hingga larutan dapat bercampur dan berubah warna.
9.
Amati apa yang
terjadi.
10. Kemudian timbanglah kembali labu Erlenmeyer beserta
isinya dan catat hasil pengamatannya.
B.
Percobaan kedua
1.
Masukkan NaOH
kedalam gelas ukur sebanyak 10 ml.
2.
Kemudian
masukkan ke labu Erlenmeyer.
3.
Masukkan KI ke
dalam gelas ukur sebanyak 5 ml
4.
Kemudian
masukkan ketabung reaksi.
5.
Masukkan tabung
reaksi yang berisi larutan KI ke dalam labu Erlenmeyer yang berisi larutan NaOH
timbang terlebih dahulu.
6.
Hasil
penimbangan = 150,53 gram.
7.
Kemudian di
sumbat, dengan menekan sumbatnya agar larutan tidak tumpah.
8.
Miringkan labu
Erlenmeyer tersebut hingga larutan dapat bercampur dan berubah warna.
9.
Amati apa yang
terjadi.
10. Kemudian timbanglah kembali labu Erlenmeyer beserta
isinya dan catat hasil pengamatannya.
C.
Percobaan ke tiga
1.
Masukkan NaOH
kedalam gelas ukur sebanyak 10 ml.
2.
Kemudian
masukkan ke labu Erlenmeyer.
3.
Masukkan
Pb(NO3)2 ke dalam gelas ukur sebanyak 5 ml
4.
Kemudian
masukkan ketabung reaksi.
5.
Masukkan tabung
reaksi yang berisi larutan Pb(NO3)2 ke dalam labu Erlenmeyer yang berisi
larutan NaOH timbang terlebih dahulu.
6.
Hasil
penimbangan = 159,82 gram.
7.
Kemudian di
sumbat, dengan menekan sumbatnya agar larutan tidak tumpah.
8.
Miringkan labu
Erlenmeyer tersebut hingga larutan dapat bercampur dan berubah warna.
9.
Amati apa yang
terjadi.
10. Kemudian timbanglah kembali labu Erlenmeyer beserta
isinya dan catat hasil pengamatannya.
V.
HASIL PENGAMATAN
Reaksi kimia
|
Pengamatan
|
NaOH +
CuSO4
|
Setelah pengamatan warna yang tadinya
biru bening berubah menjadi biru langit, ditimbang berjumlah 159,36 gram,
gumpalan tidak ada, endapan berwarna biru.
|
NaOH
+ KI
|
Warna
yang sebelumnya berwarna putih bening, setelah dicampur tidak ada perubahan
tetap putih bening, tidak ada gumpalan dan endapan, setelah ditimbang sejumlah
150,53 gram.
|
NaOH
+ Pb(NO3)2
|
Warna
yang sebelumnya berwarna putih bening, setelah dicampurkan menjadi putih
keruh, terdapat endapan yang berwarna putih keruh dan menggumpal, setelah
ditimbang sejumlah 159,82 gram
|
Hasil penimbangan
Massa
|
|
Labu erlemeyer + NaOH
mula-mula
|
187,80 gram
|
Labu erlenmeyer + NaOH + CuSO4
|
187,82 gram
|
Labu erlenmeyer + KI mula-mula
|
188,47 gram
|
Labu elenmeyer + KI +
NaOH
|
188,44 gram
|
Labu erlenmeyer + Pb(NO3)2 mula-mula
|
188,10 gram
|
Labuerlenmeyer + Pb(NO3)2 + NaOH
|
188,07 gram
|
VI.
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil pengamatan praktikum kali ini tentang reaksi kimia tidak menyebabkan
perubahan massa pada percobaan pertama menguraikan bahwa mula-mula larutan NaOH
sebanyak 10 ml yang dimasukkan kedalam gelas ukur kemudian dimasukkan kedalam
labu Erlenmeyer, setelah itu masukkan larutan CuSO4 sebanyak 5 ml ke
gelas ukur kemudian di masukkan ke dalam tabung reaksi dan tabung reaksi yang
berisi larutan CuSO4 sebanyak 5 ml
di masukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan ditutup dengan sumbat. Timbang
terlebih dahulu labu tersebut kemudian
Tekan sumbat tersebut agar tidak tumpah saat dimiringkan dan tidak
berkurang zat yang ada di dalam labu Erlenmeyer tersebut, kemudian miringkan
sampai larutan bener-bener tercampur semua sehingga mengalami perubahan warna
yang terjadi pada zat tersebut dan bereaksi menjadi zat baru dengan reaksi
sebagai berikut
Na+
OH- + Cu2+ SO4
Na2SO4 + Cu(OH)2
Pada
percobaan tersebut mengalami perubahan yang tadinya larutan tersebut berwarna
biru bening berubah menjadi warna biru langit, tidak ada gumpalan dan terdapat
endapan berwarna biru keruh massa larutan tersebut sejumlah 159,36 gram.
Kenapa
labu Erlenmeyer tersebut harus di miringkan ? agar larutan tersebut dapat
bercampur serta di kocok dengan arah horizontal sehingga larutan tersebut
bercampur rata.
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum kali ini tentang reaksi kimia
tidak menyebabkan perubahan massa pada percobaan kedua menguraikan bahwa
mula-mula larutan NaOH sebanyak 10 ml yang dimasukkan kedalam gelas ukur
kemudian dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer, setelah itu masukkan larutan KI
sebanyak 5 ml ke gelas ukur kemudian di masukkan ke dalam tabung reaksi dan
tabung reaksi yang berisi larutan KI sebanyak 5 ml di masukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan
ditutup dengan sumbat. Timbang terlebih dahulu labu tersebut kemudian Tekan sumbat tersebut agar tidak tumpah saat
dimiringkan dan tidak berkurang zat yang ada di dalam labu Erlenmeyer tersebut,
kemudian miringkan sampai larutan bener-bener tercampur semua sehingga
mengalami perubahan warna yang terjadi pada zat tersebut dan bereaksi menjadi
zat baru dengan reaksi sebagai berikut
Na+ OH- + K+ I- → NaI
+ KOH
Pada
percobaan tersebut mengalami perubahan yang tadinya larutan tersebut berwarna
biru bening berubah menjadi warna biru langit, tidak ada gumpalan dan terdapat
endapan berwarna biru keruh massa larutan tersebut sejumlah 150,53 gram.
Kenapa labu Erlenmeyer tersebut harus di
miringkan ? agar larutan tersebut dapat bercampur serta di kocok dengan arah
horizontal sehingga larutan tersebut bercampur rata.
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum kali ini tentang reaksi kimia
tidak menyebabkan perubahan massa pada percobaan pertama menguraikan bahwa
mula-mula larutan NaOH sebanyak 10 ml yang dimasukkan kedalam gelas ukur
kemudian dimasukkan kedalam labu Erlenmeyer, setelah itu masukkan larutan Pb(NO3)
sebanyak 5 ml ke gelas ukur kemudian di
masukkan ke dalam tabung reaksi dan tabung reaksi yang berisi larutan Pb(NO3)2
sebanyak 5 ml di masukkan ke dalam labu
Erlenmeyer dan ditutup dengan sumbat. Timbang terlebih dahulu labu tersebut
kemudian Tekan sumbat tersebut agar
tidak tumpah saat dimiringkan dan tidak berkurang zat yang ada di dalam labu
Erlenmeyer tersebut, kemudian miringkan sampai larutan bener-bener tercampur
semua sehingga mengalami perubahan warna yang terjadi pada zat tersebut dan
bereaksi menjadi zat baru dengan reaksi sebagai berikut
Na+ OH- + Pb + N +
O → Na(NO3)2 + PbOH
Pada
percobaan tersebut mengalami perubahan yang tadinya larutan tersebut berwarna
biru bening berubah menjadi warna biru langit, tidak ada gumpalan dan terdapat
endapan berwarna biru keruh massa larutan tersebut sejumlah 159,82 gram.
Kenapa labu Erlenmeyer tersebut harus di
miringkan ? agar larutan tersebut dapat bercampur serta di kocok dengan arah
horizontal sehingga larutan tersebut bercampur rata.
Reaksi kimia merupakan peristiwa yang sering terjadi didalam kehidupan
kita. Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia dari zat-zat yang bereaksi
(reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk). Reaksi kimia ditandai dengan
berubahnya zat menjadi zat lainnya Pada reaksi kimia selalu dihasilkan zat-zat
yang baru dengan sifat-sifat yang baru.
Ciri – ciri berlangsungnya reaksi kimia
adalah sebagai berikut :
a. Reaksi
Kimia Menimbulkan Perubahan Warna
Sebagai contoh kita mengamati warna
larutan Cu(NO3)2
berwarna biruterang akan berubah jika
direaksikan dengan larutan NaOH warna bening,yang menghasilkan larutan Cu(OH)2
berwarna biru keputihan. Perubahan warna merupakan salah satu ciri yang dapat
dilihat dimana membuktikan bahwa suatu zat telah bereaksi.
b. Reaksi
Kimia Menimbulkan Gas
Logam
Cu yang direaksikan dengan larutan HNO3
menghasilkan gas NO.Selain itu,
munculnya uap yang menempel pada didinding gelas beker.Hal ini dapat
membuktikan bahwa peristiwa reaksi kimia dapatmenghasilkan gas.
c. Reaksi
Kimia Menimbulkan Perubahan Suhu
Reaksi
eksoterm adalah reaksi yang menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan dapat
berupa panas atau kalor. Reaksi kimia yang memerlukan energi dinamakan reaksi
endoterm. Kalor adalah energi yang berpindah dari suatu sistem ke lingkungan
atau sebaliknya karena perbedaan suhu,yaitu dari suhu lebih tinggi ke suhu yang
lebih rendah. Reaksi eksoterm dan endoterm dapat dikenali dari perubahan suatu
sistem yang mengalami perubahan suhu di sekitar lingkungan menjadi panas,
dingin dan mengembun.
d. Reaksi
Kimia Menyebabkan Terjadinya Endapan
Endapan
adalah zat yang memisahkan diri sebagai fase padat dari larutan.Endapan dapat
berupa kristal (kristalin) atau koloid dan dapat dikeluarkan dari larutan
dengan penyaringan atau sentrifugasi. Endapan terbentuk jika larutan menjadi
terlalu jenuh dengan zat terlarut. Kelarutan suatu endapan sama dengan
konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan endapan bertambah besar
dengan kenaikan suhu,meskipun dalam beberapa hal husus terjadi sebaliknya. Laju
kenaikan kelarutan dengan suhu berbeda-beda. Pada beberapa hal, perubahan
kelarutan dengan berubahnya suhu dapat menjadi alasan pemisahan. Contohnya
larutan Cu(NO3)2
dan larutan NaOH direaksikan,
terbentuklah endapan berwarna hitam pekat.
e. Reaksi
Kimia Menyebabkan Terjadinya Bau Yang Baru
Sebagai contoh dari
reaksi logam Cu dengan larutan HNO3
Pada
umumnya logam Cu serta larutan HNO3 tidak menimbulkan bau, bau itu hanya
berlangsung pada saat reaksi berlangsung. Hal ini membuktikan bahwa timbulnya
bau membuktikan bahwa larutan dan logam tersebut telah bereaksi.
f. Reaksi
Kimia Menyebabkan Habisnya Zat Yang Bereaksi dan Timbulnya Produk Baru
Habisnya zat yang
bereaksi merupakan salah satu fakta yang paling mudah untuk membuktikan bahwa
suatu zat telah bereaksi atau tidak, kemudian akan dilanjutkan dengan menghasilkan
produk baru. Suatu reaksi kimia dihasilkan dengan perbandingan massa yang tetap
sesudah dan sebelum hasil reaksi. Didalam sebuah reaksi kimia, besar maupun
kecilnya suatu laju reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
- Konsentrasi Semakin besar konsentrasi, semakin besar laju reaksi. Konsentrasi semakin besar maka jumlah partikel yang bertumbukan lebih banyak.
- Suhu apabila suhu semakin besar, maka laju reaksi semakin besar.
- Luas Permukaan Semakin besar luas permukaan zat reaksi, semakin besar laju reaksi. Cara untuk memperluas permukaan adalah dengan mengubah zat menjadi lebih halus/kecil, sehingga tumbukan antar partikel zat pereaksi lebih besar.
- Katalisator Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi. Adapun beberapa sifat katalisator yaitu :
a. Menurunkan energi aktifasi
b. Mempercepat laju reaksi baik reaksi
maju mapun reaksi balik
c. Konsentrasi katalis semakin besar,
reaksi semakin cepat.
d. Logam transisi banyak digunakan
sebagai katalis heterogen
e. Katalis tidak mengubah ketetapan
kesetimbangan.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari percobaan dan
pembahasan pada reaksi kimia tidak menyebabkan perubahan massa yang telah
dijelaskan, maka dengan begitu dapat ditarik kesimpulan antara lain yaitu :
1. Reaksi kimia merupakan peristiwa yang sering
terjadi didalam kehidupan kita. Reaksi kimia adalah peristiwa perubahan kimia
dari zat-zat yang bereaksi (reaktan) menjadi zat-zat hasil reaksi (produk).
2. Ciri-ciri
berlangsungnya reaksi kimia antara lain :
a. Reaksi
Kimia Menimbulkan Perubahan Warna.
b. Reaksi
Kimia Menimbulkan Gas.
c. Reaksi
Kimia Menimbulkan Perubahan Suhu.
d. Reaksi
Kimia Menyebabkan Terjadinya Endapan.
e. Reaksi
Kimia Menyebabkan Terjadinya Bau Yang Baru.
f. Reaksi
Kimia Menyebabkan Habisnya Zat Yang Bereaksi dan Timbulnya Produk Baru
3. Faktor
yang mempengaruhi laju reaksi
a. Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi, semakin besar laju reaksi. Konsentrasi semakin besar
maka jumlah partikel yang bertumbukan lebih banyak.
b. Suhu
apabila suhu semakin besar, maka laju reaksi semakin besar.
c. Luas
Permukaan Semakin besar luas permukaan zat reaksi, semakin besar laju reaksi.
Cara untuk memperluas permukaan adalah dengan mengubah zat menjadi lebih
halus/kecil, sehingga tumbukan antar partikel zat pereaksi lebih besar.
d. Katalisator
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi.
4. beberapa
sifat katalisator yaitu :
a. Menurunkan
energi aktifasi.
b. Mempercepat
laju reaksi baik reaksi maju mapun reaksi balik.
c. Konsentrasi
katalis semakin besar, reaksi semakin cepat.
d. Logam
transisi banyak digunakan sebagai katalis heterogen.
e. Katalis
tidak mengubah ketetapan kesetimbangan.
- Larutan NaOH yang dicampurkan dengan CuSO4 dapat menghasilkan perubahan warna yaitu warna berubah menjadi warna biru langit, tidak ada gumpalan da nada sedikit endapan yang berwarna biru keruh
- Larutan NaOH yang dicampurkan dengan KI tidak ada perubahan, warnanya tetap, tidak ada endapan dan gumpalan.
- Larautan NaOH yang dicampurkan dengan Pb(NO3)2 dapat menghasilkan perubahan warna yaitu warna berubah menjadi putih keruh, terdapat endapan yang berwarna putih dan sedikit gumpalan.
- Faktor yang mempengaruhi suatu larutan
a. Suhu
b. Udara
c. Massa
suatu larutan
d. Laju
reaksi
e. Reaksi
pada suatu larutan
f. Entalpi
9.
Reaksi
kimia
|
Warna
awal
|
Warna
setelah pencampuran
|
Endapan
|
gumpalan
|
Na2SO4
+ Cu(OH)2
|
Biru
bening
|
Biru
langit
|
ü
|
|
KOH
+ NaI
|
Putih
bening
|
|||
Na(NO3)2
|
Putih
bening
|
Putih
keruh
|
ü
|
ü
|
DAFTAR
PUSTAKA
Chang, R. 2003. KIMIA
DASAR. Pt.Gramedia Pustaka, Jakarta.
David. W. 2001.
PRINSIP-PRINSIP KIMIA MODERN. Erlangga, Jakarta
Harjadi, W. 2000. ILKU
KIMIA ANALITIK. Pt.Gramedia Pustaka, Jakarta.
Purba, Michael, 2007.
Kimia Untuk (SMA kelas X . Jilid 1 . Erlangga , Jakarta
Wahyudi. 2000. JURNAL
KIMIA DAN LARUTAN. UJS. Purwekerto.
Anonim. Diakses pada
pukul 20.30 oleh http://imc.kimia.undip.ac.id/mata-kuliah/kimia-dasar-ii/bab-4-kinetika-reaksi-kimia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar