LAPORAN
PRAKTIKUM
KALOR
PEMBAKARAN
Mata kuliah : Kimia Dasar II
Dosen Pengampu : Dr. Kartimi, M.Pd
Diajukan untuk memenuhi tugas laporan
praktikum Kimia Dasar II
Disusun oleh :
Reiza Fitri Yulia
Nim : 14121610722
Kelas/semester : IPA-Biologi B/2
Asisten Praktikum : 1. Dewi Fortuna R
2. Diana Yuliyanti
PUSAT
LABORATORIUM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2013
KALOR
PEMBAKARAN
I.
Tujuan
1. Mengetahui
kalor pembakaran pada lilin.
2. Mengetahui
kalor pembakaran pada spirtus.
3. Mengetahui
kalor yang diberikan lilin kepada air pada saat pembakaran lilin.
4. Menghitung jumlah kalor pada pembakaran lilin dan
spirtus.
II.
Dasa
Teori
Kalor
pembakaran adalah kalor yang dilepaskan atau diserap oleh pembakaran 1 mol
unsur atau senyawa diberi symbol ∆Hc (c = combustion).
Contoh:
CH4(g) + 202(g)
→ CO2(g) + 2H2O(g)
∆Hc0 = -889,5 KJ
C2H2(g) + 5/2
O2(g) → 2CO2(g) + H2O(g)
∆Hc0 = -129,9 KJ
∆Hc0 = Kalor pembakaran
dalam keadaan standar, yaitu kalor yang dilepaskan atau diserap pada proses pembakaran
1 mol unsur atau senyawa dalam keadaan standar. (kartimi, hal 29)
Reaksi
kimia yang umum digunakan untuk menghasilkan energi adalah reaksi pembakaran,
yaitu reaksi yang cepat antara bahan bakar dengan oksigen yang disertai
terjadinya api. (Michael,2009:65)
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu
benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor
berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas.
Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun
dilepaskan oleh suatu benda. (anonym,2012)
Kalor didefinisikan sebagai sebagai energy panas yang
dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang
dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika
suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar. Begitu juga
sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil
percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya suatu kalor yang dibutuhkan
suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor yaitu massa zat, jeni zat(kalor
jenis), perubahan suhu (purnomo 2008).
Reaksi suatu zat dengan oksigen
disebut reaksi pembakaran. Zat yang mudah terbakar adalah unsur karbon,
hidrogen, belereng, dan berbagai senyawa dari unsur tersebut. Pembakaran
dikatakan sempurna apabila :
Karbon
(C) terbakar menjadi CO2
Hidrogen (H)
terbakar menjadi H2O
Belereng (S)
terbakar menjadi SO2
Lilin merupakan
salah satu bahan yang bisa dibakar dapat menghasilkan panas. Panas pembakaran
ini dapat diukur melalui percobaan berikut.
III.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a. Neraca Ohous 311
b. Gelas reaksi kimia 400 CC
c. Thermometer
d. Kaki tiga
e. Kassa
2.
Bahan
a. Lilin
b. Air
c. Spirtus
d. Korek api
IV.
Cara
Kerja
A.
Kalor pada pembakaran lilin.
1. Ditentukan
massa lilin dengan cara ditimbang menggunakan neraca Ohous 311.
2. Dicatat
massa lilin awal yang telah ditimbang.
3. Dirangkai
alat seperti gambar
4. Ditentukan
suhu awal air sebelum pembakaran.
5. Kemudian
lilin dinyalakan.
6. Diamati
kenaikan suhu air hingga 200C
7. Pada
saat suhu air telah mencapai kenaikan 200C, lilin segera dimatikan.
8. Ditimbang
lilin setelah pembakaran.
B.
Kalor
pada pembakaran spirtus
1. Ditentukan
massa spirtus dengan cara ditimbang menggunakan neraca Ohous 311.
2. Dicatat
massa spirtus awal yang telah ditimbang sebelum pembakaran.
3.
Dirangkai alat seperti gambar
4. Ditentukan
suhu awal air sebelum pembakaran.
5. Kemudian
spirtus dinyalakan.
6. Diamati
kenaikan suhu air hingga 200C
7. Pada
saat suhu air telah mencapai kenaikan 200C, spirtus segera
dimatikan.
8. Ditimbang
spirtus setelah pembakaran.
V.
Lembar
Pengamatan
Bahan
yang diuji
|
Massa
awal
Sebelum
pembakaran
|
Massa
akhir
Setelah
pembakaran
|
Suhu
I
|
Suhu
II
|
Lilin
|
15.8
gram
|
15.8
gram
|
|
|
Air
pertama
|
|
|
270C
|
470C
|
Spirtus/
bunsen
|
252.5
gram
|
251.0
gram
|
|
|
Air
kedua
|
|
|
290C
|
490C
|
Bahan
|
Timbangan
I
|
Timbangan
II
|
massa
|
Lilin
|
15.8
gram
|
14.2
gram
|
15.8
‒ 14.2 = 1.6 gram
|
Spirtus
|
252.5
gram
|
251.0
gram
|
252.5
‒ 251.0 = 1.5 gram
|
A.
Perhitungan
kalor pembakaran lilin
Diketahui :
Massa lilin awal
(m1) =
15.8 g
Massa lilin
setelah dibakar massa air (m2) =
14.2 g
Massa =
(m1 ‒ m2)
=
15.8 ‒ 14.2 = 1.6 g
Suhu air awal
sebelum pembakaran (t1) = 270C
Suhu air akhir
setelah pembakaran (t2) =
470C
1.
Qair =
m.c.∆t
|
Vair = 100ml
Mair= ?
Ρ =
1
=
= m= 1 × 100gr = 100gr
Qair + Q kal + Q reaksi = 0
Q reaksi = (Q air + Q kal)
Jika Q kal dianggap 0 maka :
Q reaksi = ‒Q air
|
Dik = 100 × 4.18
× (t2 ‒ t1)
= 100 × 4.18 × (
470‒270)
= 100 × 4.18 ×
20
= 418 × 20
= 8360 J = 8,36
kj
Q reaksi = ‒Q
air
= ‒8.36 kj
2. Massa
lilin awal‒massa lilin akhir
= 15.8 gr ‒ 14.2
gr
= 1.6 g
3. Massa
lilin=
=
= 0,004 mol
4. ∆HC0=
Q reaksi ×
= ‒8360 × 250
= ‒2090000
Q reaksi lilin =
=
B.
Perhitungan
kalor pembakaran spirtus/Bunsen
1. Bunsen/spirtus
CH3OH = Mr = 32
Qair
= m.c.∆t
Vair = 100ml
Mair= ?
Ρ =
1
=
= m= 1 × 100gr = 100gr
Qair + Q kal + Q reaksi = 0
Q reaksi = (Q air + Q kal)
Jika Q kal dianggap 0 maka :
Q reaksi = ‒Q air
|
Dik = 100 × 4.18
× (t2 ‒ t1)
= 100 × 4.18 × (
490‒290)
= 100 × 4.18 ×
20
= 418 × 20
= 8360 J = 8,36
kj
Q reaksi = ‒Q
air
= ‒8.36 kj
2. Massa
bunsen awal‒massa Bunsen akhir
= 252.2 gr
151.0 gr
= 1.2 gr
3. Massa
Bunsen =
4. ∆HC0
= Q reaksi ×
=
= ‒8360 × 26.7
= ‒ 22312
Q reaksi lilin =
=
VI.
Pembahasan
Bagian dari
ilmu kimia yang mempelajari tentang kalor reaksi disebut termokimia.
Termokimia mempelajari mengenai sejumlah panas yang dihasilkan atau diperlukan
oleh sejumlah tertentu pereaksi dan cara pengukuran panas reaksi tersebut.
Termokimia merupakan hal yang penting, baik untuk keperluan praktik maupun
teori. (Michael,2009:39)
Reaksi kimia yang umum digunakan untuk
menghasilkan energi adalah reaksi pembakaran, yaitu reaksi yang cepat
antara bahan bakar dengan oksigen yang disertai terjadinya api.
(Michael,2009:65)
Berdasarkan
pada praktikum kali ini membahas tentang pembakaran kalor. Kalor
pembakaran adalah kalor yang dilepaskan atau diserap oleh 1 mol unsur atau
senyawa diberi symbol ∆Hc (c = combustion). ∆Hc0
= Kalor pembakaran dalam keadaan standar, yaitu kalor yang dilepaskan atau
diserap pada proses pembakaran 1 mol unsur atau senyawa dalam keadaan standar. Lilin merupakan
salah satu bahan yang bisa dibakar dapat menghasilkan panas. (kartimi,2013:29)
Kalor
pembakaran pada percobaan kali ini membahas tentang kalor pembakaran pada lilin
dan spirtus/Bunsen. Dalam melakukan percobaan praktikum kali ini yang telah
dilakukan di Laboratorium kimia kita bisa mengetahui nilai kalor reaksi
pembakaran pada lilin dan Bunsen. Lilin terbuat dari paraffin (paraffin wax). Paraffin adalah
campuran dari alkana (ikatan rantai molekul atom karbon dan hydrogen yang
panjang), yang terdapat di dalam minyak
bumi. Paraffin akan meleleh pada suhu 50- 60◦C. paraffin tidak dapat dinyalakan
begitu saja dengan korek api. Sehingga rumus lilin yaitu C25H52 merupakan
senyawa hidrokarbon yang menghasilkan panas.
Awal
percobaan yaitu menentukan kalor pembakaran pada lilin dilakukan melalui proses
pemanasan air. Mula-mula dengan
menimbang massa lilin awal sebelum pembakaran dengan menggunakan neraca Ohous
311, massa yang didapatkan sebesar 15,8 g. Setelah didapat masa lilin awal,
kemudian memasukkan air sebanyak 100ml ke dalam gelas reaksi kimia dengan
mencatat suhu awal sebelum dipanaskan. Nyalakan lilin dibawah kaki tiga untuk
memanaskan air 100ml. suhu yang didapatkan setelah pembakaran yaitu sebesar 470C
dan sebelum pembakaran suhu air sebesar 270C. setelah pembakaran
massa lilin ditimbang kembali menggunakan neraca Ohous 311, dan massa yang
didapatkan setelah pembakaran yaitu sebesar 14,2 g. untuk memanaskan air hingga
kenaikan 200C memerlukan kalor sebesar 8.36 kj, dan untuk massa
lilin yang dipergunakan untuk menaikkan suhu air 200C yaitu sebesar
1.6 gram. Setiap molnya panas pada pembakaran dari lilin ini sebesar 0.004 mol,
berdasarkan
hasil dari perhitungan maka didapat Qreaksi air sebesar = ‒5525 joule. Dalam proses ini terjadi
reaksi eksoterm, yaitu pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan. Sehingga
kalor yang dihasilkan selalu bersifat negatif.
Pada proses pembakaran ini akan melibatkan O2
dari udara dan akan menghasilkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O)
sebagai produk reaksi. Karena bahan bakarnya merupakan senyawa hidrokarbon,
maka persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
C25H52
+
38O2
25CO2 + 26 H2O ∆H = -1589.35 J
Sedangkan pada percobaan terakhir yaitu bahan berupa spirtus
prosedurnya sama seperti yang diatas,
massa dari spirtus sebelum pembakaran adalah 252.2 gr dan setelah memanaskan
air untuk mencapai suhu air ± 490C massa spirtus menjadi 251.0 gr.
Jadi massa spirtus untuk memanaskan air tersebut adalah 1.2 gr. Berdasarkan
hasil perhitungan pada hasil pengamatan panas pembakaran spirtus setiap molnya
sebesar 0.037, Qreaksi spirtus sebesar ‒22312 joule.
VII.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan pada praktikum kali ini yang dilakukan di Laboratorium kimia, hasil
perhitungan yang telah dijelaskan diatas. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
yaitu sebagai berikut:
1. Massa
lilin awal sebelum pembakaran yaitu sebesar 15.8 gram, setelah pembakaran
mengalami perubahan massa setelah ditimbang sebesar 15.8 gram.
2. Kalor
yang diberikan kepada air pada saat pembakaran lilin sebesar 8,36 kj.
3. Untuk
menaikkan suhu air kenaikan 200C memerlukan kalor sebesar 1.6 gram.
4. Panas
pembakaran dari lilin ini sebesar 0.004 mol.
5. ∆HC0
= ‒209000.
6. Q
reaksi lilin yaitu ‒5225 j.
7. Massa
spirtus awal sebelum pembakaran yaitu sebesar 252.2 gram, setelah pembakaran
mengalami perubahan massa setelah ditimbang sebesar 251.0 gram.
8. Kalor
yang diberikan kepada air pada saat pembakaran spirtus sebesar 8,36 kj.
9. Untuk
menaikkan suhu air kenaikan 200C memerlukan kalor sebesar 1.2 gram.
10. Panas
pembakaran dari spirtus ini sebesar 0.0375 mol.
11. ∆HC0
= ‒22312.
12. Q
reaksi spirtus yaitu ‒
j.
13. Bagian dari
ilmu kimia yang mempelajari tentang kalor reaksi disebut termokimia.
14. Reaksi
kimia yang umum digunakan untuk menghasilkan energi adalah reaksi pembakaran,
yaitu reaksi yang cepat antara bahan bakar dengan oksigen yang disertai
terjadinya api.
15. Lilin merupakan
salah satu bahan yang bisa dibakar dapat menghasilkan panas.
Daftar Pustaka
Michael,
Purba.2009.Kimia 2. Jakarta: CV. HaKa MJ
Karyadi, Benny. 1994. Kimia 2. Jakarta:PT.
ERESCO
Kartimi.2013. Panduan praktikum
kima dasar 2. Cirebon:IAIN Press
Petrucci,
R. H., 1985. Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta: Erlangga
S, Syukri. 1999. Kimia Dasar II. Bandung: Penerbit ITB.
Sunarya, yayan. 2001. Praktikum
kimia dasar. Bandung : kimia FPMIPA UPI.
Nurjasadi,
Nanu.2012.kalo-pembakaran. Diakses oleh http://nursajadi-nanu.blogspot.com/2012/04/kalor-pembakaran.html
pada pukul 20.30/08/april/2013
wikkipedia.org.lilin diakses oleh http://id.wikipedia.org/wiki/Lilin
pada pukul 20.30/08/april/2013
Lampiran
Gb. Menimbang lilin dengan Neraca
Ohous 311
|
Gb. Penimbangan spirtus
|
Gb. Penimbangan lilin setelah
pembakaran
|
Gb.
Pemanasan air dengan menggunakan Bunsen
|
Gb.
Pemanasan air dengan menggunakan lilin
|
Gb. Penentuan suhu awal air
|
Gb. Bahan dan Alat praktikum
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar