LAPORAN
PRAKTIKUM
HUKUM
HESS
Mata kuliah : Kimia Dasar II
Dosen Pengampu : Dr. Kartimi, M.Pd
Diajukan untuk memenuhi tugas laporan
praktikum Kimia Dasar II
Disusun oleh :
Reiza Fitri Yulia
Nim : 14121610722
Kelas/semester : IPA-Biologi B/2
Asisten Praktikum : 1. Dewi Fortuna R
2. Diana Yuliyanti
PUSAT
LABORATORIUM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2013
HUKUM HESS
I.
Tujuan
Untuk membuktikan hukum Hess itu
sendiri
II.
Dasar
Teori
Pada tahun
1848, Germain Hess dari Jerman melalui berbagai eksperimen mengemukakan
bahwa setiap reaksi memiliki H yang tetap dan tidak tergantung pada jalan
reaksi atau jumlah tahap reaksi (Gillespie dkk). Menurut Hukum Hess:
∆H1
= ∆H2 + ∆H3 atau x = y + z
Hukum Hess digunakan untuk menghitung H
suatu reaksi berdasarkan H dari beberapa reaksi yang sudah diketahui. (Budi,
Utami.2009:55).
Menurut hukum Hess, karena
entalpi adalah fungsi, keadaan
perubahan dari suatu reaksi kimia adalah
sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda.
Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap
perubahan entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapainya.
Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat
dihitung sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan
melakukan operasi aritmatika pada
beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya diketahui.
Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan
semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu
persamaan reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka, perubahan
entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika persamaan itu dibalik, maka tanda
perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi -ΔH).
Selain
itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat diketahui dengan
pengurangan pembentukan produk-produk dikurangi entalpi pembentukan reaktan.
Secara matematis
.
Untuk reaksi-reaksi lainnya secara umum
.
ΔH=ΔHfP-ΔHfR
Perubahan entalpi suatu reaksi juga
dapat diramalkan dari perubahan entalpi pembakaran reaktan dan produk, dengan
rumus
ΔH=-ΔHcP+ΔHcR (idwikkipedia.org)
Perubahan suhu yang menyertai reaksi kimia
menunjukkan adanya perubahan energy dalam bentuk kalor pada pereaksi dan hasil
reaksi. Kalor yang diserap akan dibebaskan oleh system menyebabkan suhu system
berubah. Secara sederhana kalor tersebut dapat dihitung dengan rumus:
Q = m. c. ∆t Keterangan:
q = kalor
reaksi (Q)
m= massa
system (gram)
c = kalor
jenis system (j/g.K)
∆t=
perubahan suhu (0C, K)
Perubahan entalpi (∆H) reaksi
adalah q untuk jumlah mol pereaksi/hasil reaksi sesuai persamaan reaksi,
disertai tanda positif (reaksi endoterm) negative (reaksi eksoterm).
(kartimi,2013:32)
Persamaan Termokimia adalah
persamaan yang menggambarkan suatu reaksi yang disertai informasi tentang
perubahan entalpi (kalor). Perubahan entalpi reaksi yang diukur pada temperatur
25oC (298 K) dan tekanan 1 atm disepakati sebagai perubahan entalpi
standar, dinyatakan dengan simbol Ho. Jenis perubahan entalpi berdasarkan
kondisi perubahan kimia yang terjadi yaitu Perubahan Entalpi Pembentukan Standar
( Hf o = st andard enthalpy of formation), Perubahan Entalpi
Penguraian Standar ( Hdo = standard enthalpy of decomposition), dan
Perubahan Entalpi Pembakaran Standar ( Hco =standard enthalpy of
combustion). Berdasarkan arah
perpindahan kalornya, reaksi yang terjadi pada termokimia terbagi menjadi dua
yaitu reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. (irvan,2009:37)
Perubahan entalpi
kadang sukar diukur atau ditentukan langsung dengan percobaan. Pada tahun 1840 Henry
Hess dari Jerman menyatakan, perubahan entalpi reaksi hanya tergantung
pada keadaan awal dan akhir sistem, tidak bergantung pada jalannya reaksi.(irvan,2009:32)
Pada percobaan ini akan diperiksa
berlakunya Hukum Hess yang menyatakan bahwa perubahan entalpi hanya bergantung
pada keadaan awal dan keadaan akhir system dan tidak bergantung pada jalannya
reaksi.
Reaksi-reaksi:
1.
NaOH(s) + HCl(aq)
NaCl(aq) + H2O(1)
2.
a. NaOH(s)
NaOH(aq)
b. NaOH(aq) + HCl(aq)
NaCl(aq) + H2O(1)
III. Eksperimen
Hukum Hess
Pada percobaan ini natrium
hidroksida direaksikan dengan larutan asam klorida melalui dua cara yaitu:
a.
Natrium
hidroksida padat ditambahkan pada larutan asam klorida
b.
Natrium
hidroksida padat dilarutkan dalam air kemudian larutan natrium hidroksida
ditambahkan pada lartan asam klorida.
IV. Alat dan
Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan
|
Jumlah
|
Gelas reaksi kimia
|
2
|
Neraca
|
1
|
kalorimeter
|
1
|
Pinset
|
1
|
Corong
|
1
|
Tabung ukur
|
1
|
termometer
|
2
|
2. Bahan
Bahan yang digunakan
|
Ukuran
|
Jumlah
|
NaOH
padat
|
p.a
|
1 gr
|
Larutan
HCl
|
0,25 M
|
50 ml
|
Larutan
HCl
|
0,5 M
|
25 ml
|
aquades
|
‒
|
25 ml
|
V.
Cara Kerja
Reaksi 1
1.
50 ml larutan HCl 0,25 M dimasukkan
ke dalam calorimeter dari bejana plastic dan catat suhu awal (t1).
50 ml
HCl 0,25 M
2.
1 gram NaOH
padat ditimbang dengan menggunakan neraca dan catat massanya.
3.
NaOH padat
dimasukkan ke dalam calorimeter.
4.
Kemudian
diaduk hingga NaOH larut.
5.
Dicatat
suhu akhir (t2).
Reaksi 2a
1.
25 ml air
dimasukkan ke dalam gelas reaksi kimia dan dicatat suhu awalnya.
2.
1 gram NaOH
padat ditimbang dengan menggunakan neraca dan catat massanya.
3.
NaOH padat
dimasukkan ke dalam calorimeter.
4.
Kemudian
diaduk hingga NaOH larut.
5.
Dicatat
suhu akhirnya.
Reaksi 2b
1.
Larutan
NaOH dari reaksi 2a dipindahkan ke dalam gelas reaksi kimia.
2.
25 ml
larutan HCl 0,5 M dimasukkan ke dalam gelas reaksi kimia lain.
3.
Kemudian
letakkan kedua gelas kimia di dalam bak yang berisi air, sampai suhu kedua
larutan itu sama. Catat suhu itu sebagai suhu awal.
4.
Setelah itu
kedua gelas reaksi kimia dituangkan ke dalam calorimeter.
5.
Dikocok
campuran kedua reaksi tersebut dan catat suhu mantap yang dicapai sebagai suhu
akhir.
VI. Hasil
Pengamatan
Table hasil
pengamatan
percobaan
|
Sebelum reaksi
|
Sesudah reaksi
|
Persamaan reaksi
|
1
|
t1 = 310
|
t2 = 340
keluar asap
|
NaOH(s) + HCl(aq)
NaCl(aq) + H2O(1)
|
2
|
t1 =310
|
t2 = 330
|
NaOH(s) NaOH(s)
|
3
|
t1 =310
|
t2 = 320
|
NaOH(aq) + HCl(aq)
NaCl(aq) + H2O(1)
|
Reaksi ke
|
massa
|
Suhu awal
|
Suhu
akhir
|
Reaksi ke
1
|
NaOH 1
gram
|
t1=310
|
t2=340
|
Reaksi ke
2a
|
Air
&NaOH
|
t1=310
|
t2=330
|
Reaksi ke
2b
|
Air +
NaOH
|
t1=310
|
t2=320
|
VII. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan di Laboratorium kimia, kami akan membahas hasil dari uji praktikum
tentang Hukum Hess tersebut dan membuktikan berlakunya Hukum Hess sendiri.
Adapun dasar teori menurut Henry
Hess Pada tahun 1840 dari
Jerman menyatakan, perubahan entalpi
reaksi hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir sistem, tidak bergantung
pada jalannya reaksi.(irvan,2009:32)
Menurut
hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi, keadaan perubahan dari suatu reaksi kimia adalah sama, walaupun
langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata
lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi,
bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapainya. (id.wikkipedia.org)
Awal
percobaan pada reaksi pertama yaitu 50 ml HCl yang dimasukkan ke dalam
calorimeter suhu awal yang didapat yaitu sebesar 310C, ketika
dicampurkan dengan NaOH padat sebanyak 1 gram sambil dikocok suhu yang didapat
sebesar 340C. hal ini sifat dari NaOH bisa menaikkan suhu pada
reaksi tersebut dan mengeluarkan asap. Persamaan reaksinya yaitu:
NaOH(s)
+ HCl(aq) NaCl(aq)
+ H2O(1)
Sehingga
Plastik merupakan bahan nonkonduktor, sehingga jumlah kalor yang
diserap atau yang berpindah ke lingkungan dapat diabaikan. Jika suatu reaksi
berlangsung secara eksoterm, maka kalor sepenuhnya akan diserap oleh larutan di
dalam gelas. Sebaliknya, jika reaksi tergolong endoterm, maka kalor itu diserap
dari larutan di dalam gelas. Jadi, kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang
diserap atau yang dilepaskan larutan di dalam gelas. Jumlah kalor yang diserap
atau dilepaskan larutan dapat ditentukan dengan mengukur perubahan suhunya (Ted
Lister and Janet Renshaw, 2000).
Percobaan pada reaksi kedua bagian a yaitu,
25 ml air yang dimasukkan ke dalam gelas reaksi kimia menghasilkan suhu sebesar
310C. setelah dicampur dengan 1 gram NaOH padat sambil dikocok
mengalami kenaikan suhu sebesar 330C.
persamaan reaksi yang terjadi yaitu:
NaOH(s) NaOH(aq)
Setelah itu pada reaksi kedua bagian b
yaitu, larutan hasil reaksi bagian a di pindahkan ke dalam gelas reaksi kimia
dan 25 ml larutan HCl dimasukkan ke dalam gelas reaksi yang lain. Kedua larutan
tersebut direndam di dalam bak yang berisi air sampai suhu kedua larutan sama,
suhu awal kedua larutan tersebut sebesar 310C. kemudian kedua
larutan tersebut dituangkan ke dalam calorimeter dengan mengocok kedua campuran
larutan tersebut, sehingga suhu kedua campuran larutan tersebut dihasilkan
sebesar 320C.
Reaksi kedua larutan tersebut yaitu:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(1)
Pada reaksi pencampuran HCl dengan NaOH
larutan berubah warna menjadi coklat keruh. Pada masing-masing reaksi memiliki
suhu yang sama, memiliki kenaikan yang sama.
Karena energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, maka:
qreaksi + qlarutan
= 0 atau qreaksi = –qlarutan
q larutan = m ·
c · ∆t
dengan: q
= jumlah kalor (J)
m = massa
campuran (gram)
c = kalor
jenis larutan (J g–1 K–1)
∆t =
kenaikan suhu (K)
Dan q kalorimeter
= C Δt
dengan C
= kapasitas kalor dari kalorimeter (JK–1). (budi,utami.2009:50)
Kalor merupakan salah
satu bentuk dari energi. James Prescott Joule (1818-1889)
merumuskan Asas Kekekalan Energi:
“Energi tidak dapat
diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk energi yang satu
menjadi bentuk energi yang lain”. Jadi, energi yang menyertai suatu reaksi
kimia, ataupun proses fisika, hanya merupakan perpindahan atau perubahan bentuk
energi.
Untuk mempelajari
perubahan kalor dari suatu proses perlu dikaji beberapa hal yang berhubungan
dengan:
• energi yang dimiliki oleh
suatu zat
• bagaimana energi tersebut
berubah
• bagaimana mengukur
perubahan energi tersebut
• bagaimana hubungan energi
dengan struktur zat.
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a.
Sitem
Terbuka, suatu sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran kalor dan
b.
zat
(materi) antara lingkungan dan sistem.
c.
Sistem
Tertutup, suatu sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran kalor
d.
antara
sistem dan lingkungannya, tetapi tidak terjadi pertukaran materi.
e.
Sistem
Terisolasi (tersekat), suatu sistem yang tidak memungkinkan terjadinya
f.
pertukaran
kalor dan materi antara sistem dan lingkungan.
Perubahan entalpi
yang menyertai suatu reaksi dipengaruhi oleh:
• Jumlah zat
• Keadaan fisis zat
• Suhu (T)
• Tekanan (P)
VIII.
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan di Laboratorium sesuai dengan Hukum Hess. Hal
ini ditunjukkan dengan hasil reaksi, yaitu 2 larutan menghasilkan asap dan
suhunya sama. Dalam pengertian suhunya tidak terlalu beda jauh, kemungkinan
ketidakpastian eksperimental dalam pengocokkan dan pengukuran suhu dalam
thermometer masih kurang tepat.
1. HCl = ∆H =
‒167,159 kJ
2. NaOH = ∆H =
‒425,609 kJ
3. Hasil
pengamatan pada reaksi 1 suhu awal t1=310
dan suhu akhir t2=340
4. Hasil
pengamatan pada reaksi 2a suhu awal t1=310
dan suhu akhir t2=330
5. Hasil
pengamatan pada reaksi 2a suhu awal t1=310
dan suhu akhir t2=320
6. Persamaan
reaksi pada percobaan pertama
NaOH(s)
+ HCl(aq) NaCl(aq)
+ H2O(1)
7. Persamaan
reaksi pada percobaan kedua a
NaOH(s) NaOH(aq)
8. Persamaan
reaksi pada percobaan kedua b
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq)
+ H2O(1)
9. Reaksi Eksoterm adalah reaksi yang melepaskan
kalor atau menghasilkan energi. Entalpi sistem berkurang (hasil reaksi memiliki
entalpi yang lebih rendah dari zat semula).
10.
Reaksi
Endoterm adalah reaksi yang
menyerap kalor atau memerlukan energi. Entalpi sistem bertambah (hasil reaksi
memiliki entalpi yang lebih tinggi dari zat semula).
11.
Diagram tingkat energy
Pereaksi Hawal Hasil
reaksi Hakhir
![]() |
|||
![]() |
|||
H H
Hasil reaksi Hakhir pereaksi Hawal
Kordinasi
reaksi (a). kordinasi reasksi (b).
Gambar.Diagram tingkat energi
a. reaksi eksoterm b. reaksi endoterm
Daftar
Pustaka
Budi, utami
dkk.2009.KIMIA Program Ilmu Alam. Jakarta:CV. HaKa
MJ.
Brescia, Frank et. Al. 1980. Fundamental of Chemistry Laboratory Student. 4 th. Ed. New York :
Academic Press, Inc.
Irvan,
Permana. 2009. Memahami KIMIA.Bandung:Armico
Bandung.
kartimi,
2013. PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 2.Cirebon : IAIN Press.
Michael,
Purba.2009.Kimia 2.Jakarta:Erlangga
Sunarya,
yayan. 2001. Praktikum kimia dasar. Bandung : kimia FPMIPA UPI.
Wikkipedia.org
di akses oleh http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Hess
pada pukul 20.00/april/12/2013.
lampiran
Gb. Alat praktikum kimia
|
Gb. Larutan HCl
0,25 M
|
Gb. Larutan HCl 0,5 ml
|
Gb. Mengukur suhu awal reaksi 1
|
Gb. Memasukkan
1 gram NaOH
|
Gb. Mengocok larutan
|
Gb. Hasil reaksi pencampuran HCl dengan
NaOH
|
Gb. Meletakkan kedua reaksi tersebut ke
dalam bak hingga suhu kedua larutan tersebut sama
|
Gb. Pengisian air ke dalam bak
|
Gb. Reaksi 2b
|
Gb. Pengukuran suhu akhir reaksi 2b
|
Gb. Pengukuran suhu kedua reaksi dengan
termometer
|
Gb. Mengukur suhu
|
Gb. Larutan air 25ml dalam Tabung reaksi
|
Gb. Mengocok larutan
Yg ditambahkan dg
1 gram NaOH
|
Gb. Mengambil Air dari keran Sebanyak 25ml
|
Gb. Menuangkan Air ke dalam kalorimeter
|
Gb. Menuang kan larutan HCl ke dalam
tabung reaksi
|
LAPORAN
PRAKTIKUM
HUKUM
HESS
Mata kuliah : Kimia Dasar II
Dosen Pengampu : Dr. Kartimi, M.Pd
Diajukan untuk memenuhi tugas laporan
praktikum Kimia Dasar II
Disusun oleh :
Reiza Fitri Yulia
Nim : 14121610722
Kelas/semester : IPA-Biologi B/2
Asisten Praktikum : 1. Dewi Fortuna R
2. Diana Yuliyanti
PUSAT
LABORATORIUM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2013
HUKUM HESS
I.
Tujuan
Untuk membuktikan hukum Hess itu
sendiri
II.
Dasar
Teori
Pada tahun
1848, Germain Hess dari Jerman melalui berbagai eksperimen mengemukakan
bahwa setiap reaksi memiliki H yang tetap dan tidak tergantung pada jalan
reaksi atau jumlah tahap reaksi (Gillespie dkk). Menurut Hukum Hess:
∆H1
= ∆H2 + ∆H3 atau x = y + z
Hukum Hess digunakan untuk menghitung H
suatu reaksi berdasarkan H dari beberapa reaksi yang sudah diketahui. (Budi,
Utami.2009:55).
Menurut hukum Hess, karena
entalpi adalah fungsi, keadaan
perubahan dari suatu reaksi kimia adalah
sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda.
Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap
perubahan entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapainya.
Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat
dihitung sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan
melakukan operasi aritmatika pada
beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya diketahui.
Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan
semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu
persamaan reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka, perubahan
entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika persamaan itu dibalik, maka tanda
perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi -ΔH).
Selain
itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat diketahui dengan
pengurangan pembentukan produk-produk dikurangi entalpi pembentukan reaktan.
Secara matematis
.
Untuk reaksi-reaksi lainnya secara umum
.
Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi keseluruhan
dari suatu proses hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi, dan
tidak tergantung kepada rute atau langkah-langkah diantaranya. Dengan
mengetahui ΔHf (perubahan entalpi pembentukan) dari reaktan dan
produknya, dapat diramalkan perubahan entalpi reaksi apapun, dengan rumus
ΔH=ΔHfP-ΔHfR
Perubahan entalpi suatu reaksi juga
dapat diramalkan dari perubahan entalpi pembakaran reaktan dan produk, dengan
rumus
ΔH=-ΔHcP+ΔHcR (idwikkipedia.org)
Perubahan suhu yang menyertai reaksi kimia
menunjukkan adanya perubahan energy dalam bentuk kalor pada pereaksi dan hasil
reaksi. Kalor yang diserap akan dibebaskan oleh system menyebabkan suhu system
berubah. Secara sederhana kalor tersebut dapat dihitung dengan rumus:
Q = m. c. ∆t Keterangan:
q = kalor
reaksi (Q)
m= massa
system (gram)
c = kalor
jenis system (j/g.K)
∆t=
perubahan suhu (0C, K)
Perubahan entalpi (∆H) reaksi
adalah q untuk jumlah mol pereaksi/hasil reaksi sesuai persamaan reaksi,
disertai tanda positif (reaksi endoterm) negative (reaksi eksoterm).
(kartimi,2013:32)
Persamaan Termokimia adalah
persamaan yang menggambarkan suatu reaksi yang disertai informasi tentang
perubahan entalpi (kalor). Perubahan entalpi reaksi yang diukur pada temperatur
25oC (298 K) dan tekanan 1 atm disepakati sebagai perubahan entalpi
standar, dinyatakan dengan simbol Ho. Jenis perubahan entalpi berdasarkan
kondisi perubahan kimia yang terjadi yaitu Perubahan Entalpi Pembentukan Standar
( Hf o = st andard enthalpy of formation), Perubahan Entalpi
Penguraian Standar ( Hdo = standard enthalpy of decomposition), dan
Perubahan Entalpi Pembakaran Standar ( Hco =standard enthalpy of
combustion). Berdasarkan arah
perpindahan kalornya, reaksi yang terjadi pada termokimia terbagi menjadi dua
yaitu reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. (irvan,2009:37)
Perubahan entalpi
kadang sukar diukur atau ditentukan langsung dengan percobaan. Pada tahun 1840 Henry
Hess dari Jerman menyatakan, perubahan entalpi reaksi hanya tergantung
pada keadaan awal dan akhir sistem, tidak bergantung pada jalannya reaksi.(irvan,2009:32)
Pada percobaan ini akan diperiksa
berlakunya Hukum Hess yang menyatakan bahwa perubahan entalpi hanya bergantung
pada keadaan awal dan keadaan akhir system dan tidak bergantung pada jalannya
reaksi.
Reaksi-reaksi:
1.
NaOH(s) + HCl(aq)
NaCl(aq) + H2O(1)
2.
a. NaOH(s)
NaOH(aq)
b. NaOH(aq) + HCl(aq)
NaCl(aq) + H2O(1)
III. Eksperimen
Hukum Hess
Pada percobaan ini natrium
hidroksida direaksikan dengan larutan asam klorida melalui dua cara yaitu:
a.
Natrium
hidroksida padat ditambahkan pada larutan asam klorida
b.
Natrium
hidroksida padat dilarutkan dalam air kemudian larutan natrium hidroksida
ditambahkan pada lartan asam klorida.
IV. Alat dan
Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan
|
Jumlah
|
Gelas reaksi kimia
|
2
|
Neraca
|
1
|
kalorimeter
|
1
|
Pinset
|
1
|
Corong
|
1
|
Tabung ukur
|
1
|
termometer
|
2
|
2. Bahan
Bahan yang digunakan
|
Ukuran
|
Jumlah
|
NaOH
padat
|
p.a
|
1 gr
|
Larutan
HCl
|
0,25 M
|
50 ml
|
Larutan
HCl
|
0,5 M
|
25 ml
|
aquades
|
‒
|
25 ml
|
V.
Cara Kerja
Reaksi 1
1.
50 ml larutan HCl 0,25 M dimasukkan
ke dalam calorimeter dari bejana plastic dan catat suhu awal (t1).
50 ml
HCl 0,25 M
2.
1 gram NaOH
padat ditimbang dengan menggunakan neraca dan catat massanya.
3.
NaOH padat
dimasukkan ke dalam calorimeter.
4.
Kemudian
diaduk hingga NaOH larut.
5.
Dicatat
suhu akhir (t2).
Reaksi 2a
1.
25 ml air
dimasukkan ke dalam gelas reaksi kimia dan dicatat suhu awalnya.
2.
1 gram NaOH
padat ditimbang dengan menggunakan neraca dan catat massanya.
3.
NaOH padat
dimasukkan ke dalam calorimeter.
4.
Kemudian
diaduk hingga NaOH larut.
5.
Dicatat
suhu akhirnya.
Reaksi 2b
1.
Larutan
NaOH dari reaksi 2a dipindahkan ke dalam gelas reaksi kimia.
2.
25 ml
larutan HCl 0,5 M dimasukkan ke dalam gelas reaksi kimia lain.
3.
Kemudian
letakkan kedua gelas kimia di dalam bak yang berisi air, sampai suhu kedua
larutan itu sama. Catat suhu itu sebagai suhu awal.
4.
Setelah itu
kedua gelas reaksi kimia dituangkan ke dalam calorimeter.
5.
Dikocok
campuran kedua reaksi tersebut dan catat suhu mantap yang dicapai sebagai suhu
akhir.
VI. Hasil
Pengamatan
Table hasil
pengamatan
percobaan
|
Sebelum reaksi
|
Sesudah reaksi
|
Persamaan reaksi
|
1
|
t1 = 310
|
t2 = 340
keluar asap
|
NaOH(s) + HCl(aq)
NaCl(aq) + H2O(1)
|
2
|
t1 =310
|
t2 = 330
|
NaOH(s) NaOH(s)
|
3
|
t1 =310
|
t2 = 320
|
NaOH(aq) + HCl(aq)
NaCl(aq) + H2O(1)
|
Reaksi ke
|
massa
|
Suhu awal
|
Suhu
akhir
|
Reaksi ke
1
|
NaOH 1
gram
|
t1=310
|
t2=340
|
Reaksi ke
2a
|
Air
&NaOH
|
t1=310
|
t2=330
|
Reaksi ke
2b
|
Air +
NaOH
|
t1=310
|
t2=320
|
VII. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan di Laboratorium kimia, kami akan membahas hasil dari uji praktikum
tentang Hukum Hess tersebut dan membuktikan berlakunya Hukum Hess sendiri.
Adapun dasar teori menurut Henry
Hess Pada tahun 1840 dari
Jerman menyatakan, perubahan entalpi
reaksi hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir sistem, tidak bergantung
pada jalannya reaksi.(irvan,2009:32)
Menurut
hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi, keadaan perubahan dari suatu reaksi kimia adalah sama, walaupun
langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata
lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi,
bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapainya. (id.wikkipedia.org)
Awal
percobaan pada reaksi pertama yaitu 50 ml HCl yang dimasukkan ke dalam
calorimeter suhu awal yang didapat yaitu sebesar 310C, ketika
dicampurkan dengan NaOH padat sebanyak 1 gram sambil dikocok suhu yang didapat
sebesar 340C. hal ini sifat dari NaOH bisa menaikkan suhu pada
reaksi tersebut dan mengeluarkan asap. Persamaan reaksinya yaitu:
NaOH(s)
+ HCl(aq) NaCl(aq)
+ H2O(1)
Sehingga
Plastik merupakan bahan nonkonduktor, sehingga jumlah kalor yang
diserap atau yang berpindah ke lingkungan dapat diabaikan. Jika suatu reaksi
berlangsung secara eksoterm, maka kalor sepenuhnya akan diserap oleh larutan di
dalam gelas. Sebaliknya, jika reaksi tergolong endoterm, maka kalor itu diserap
dari larutan di dalam gelas. Jadi, kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang
diserap atau yang dilepaskan larutan di dalam gelas. Jumlah kalor yang diserap
atau dilepaskan larutan dapat ditentukan dengan mengukur perubahan suhunya (Ted
Lister and Janet Renshaw, 2000).
Percobaan pada reaksi kedua bagian a yaitu,
25 ml air yang dimasukkan ke dalam gelas reaksi kimia menghasilkan suhu sebesar
310C. setelah dicampur dengan 1 gram NaOH padat sambil dikocok
mengalami kenaikan suhu sebesar 330C.
persamaan reaksi yang terjadi yaitu:
NaOH(s) NaOH(aq)
Setelah itu pada reaksi kedua bagian b
yaitu, larutan hasil reaksi bagian a di pindahkan ke dalam gelas reaksi kimia
dan 25 ml larutan HCl dimasukkan ke dalam gelas reaksi yang lain. Kedua larutan
tersebut direndam di dalam bak yang berisi air sampai suhu kedua larutan sama,
suhu awal kedua larutan tersebut sebesar 310C. kemudian kedua
larutan tersebut dituangkan ke dalam calorimeter dengan mengocok kedua campuran
larutan tersebut, sehingga suhu kedua campuran larutan tersebut dihasilkan
sebesar 320C.
Reaksi kedua larutan tersebut yaitu:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(1)
Pada reaksi pencampuran HCl dengan NaOH
larutan berubah warna menjadi coklat keruh. Pada masing-masing reaksi memiliki
suhu yang sama, memiliki kenaikan yang sama.
Karena energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, maka:
qreaksi + qlarutan
= 0 atau qreaksi = –qlarutan
q larutan = m ·
c · ∆t
dengan: q
= jumlah kalor (J)
m = massa
campuran (gram)
c = kalor
jenis larutan (J g–1 K–1)
∆t =
kenaikan suhu (K)
Dan q kalorimeter
= C Δt
dengan C
= kapasitas kalor dari kalorimeter (JK–1). (budi,utami.2009:50)
Kalor merupakan salah
satu bentuk dari energi. James Prescott Joule (1818-1889)
merumuskan Asas Kekekalan Energi:
“Energi tidak dapat
diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk energi yang satu
menjadi bentuk energi yang lain”. Jadi, energi yang menyertai suatu reaksi
kimia, ataupun proses fisika, hanya merupakan perpindahan atau perubahan bentuk
energi.
Untuk mempelajari
perubahan kalor dari suatu proses perlu dikaji beberapa hal yang berhubungan
dengan:
• energi yang dimiliki oleh
suatu zat
• bagaimana energi tersebut
berubah
• bagaimana mengukur
perubahan energi tersebut
• bagaimana hubungan energi
dengan struktur zat.
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a.
Sitem
Terbuka, suatu sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran kalor dan
b.
zat
(materi) antara lingkungan dan sistem.
c.
Sistem
Tertutup, suatu sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran kalor
d.
antara
sistem dan lingkungannya, tetapi tidak terjadi pertukaran materi.
e.
Sistem
Terisolasi (tersekat), suatu sistem yang tidak memungkinkan terjadinya
f.
pertukaran
kalor dan materi antara sistem dan lingkungan.
Perubahan entalpi
yang menyertai suatu reaksi dipengaruhi oleh:
• Jumlah zat
• Keadaan fisis zat
• Suhu (T)
• Tekanan (P)
VIII.
Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan di Laboratorium sesuai dengan Hukum Hess. Hal
ini ditunjukkan dengan hasil reaksi, yaitu 2 larutan menghasilkan asap dan
suhunya sama. Dalam pengertian suhunya tidak terlalu beda jauh, kemungkinan
ketidakpastian eksperimental dalam pengocokkan dan pengukuran suhu dalam
thermometer masih kurang tepat.
1. HCl = ∆H =
‒167,159 kJ
2. NaOH = ∆H =
‒425,609 kJ
3. Hasil
pengamatan pada reaksi 1 suhu awal t1=310
dan suhu akhir t2=340
4. Hasil
pengamatan pada reaksi 2a suhu awal t1=310
dan suhu akhir t2=330
5. Hasil
pengamatan pada reaksi 2a suhu awal t1=310
dan suhu akhir t2=320
6. Persamaan
reaksi pada percobaan pertama
NaOH(s)
+ HCl(aq) NaCl(aq)
+ H2O(1)
7. Persamaan
reaksi pada percobaan kedua a
NaOH(s) NaOH(aq)
8. Persamaan
reaksi pada percobaan kedua b
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq)
+ H2O(1)
9. Reaksi Eksoterm adalah reaksi yang melepaskan
kalor atau menghasilkan energi. Entalpi sistem berkurang (hasil reaksi memiliki
entalpi yang lebih rendah dari zat semula).
10.
Reaksi
Endoterm adalah reaksi yang
menyerap kalor atau memerlukan energi. Entalpi sistem bertambah (hasil reaksi
memiliki entalpi yang lebih tinggi dari zat semula).
11.
Diagram tingkat energy
Pereaksi Hawal Hasil
reaksi Hakhir
![]() |
|||
![]() |
|||
H H
Hasil reaksi Hakhir pereaksi Hawal
Kordinasi
reaksi (a). kordinasi reasksi (b).
Gambar.Diagram tingkat energi
a. reaksi eksoterm b. reaksi endoterm
Daftar
Pustaka
Budi, utami
dkk.2009.KIMIA Program Ilmu Alam. Jakarta:CV. HaKa
MJ.
Brescia, Frank et. Al. 1980. Fundamental of Chemistry Laboratory Student. 4 th. Ed. New York :
Academic Press, Inc.
Irvan,
Permana. 2009. Memahami KIMIA.Bandung:Armico
Bandung.
kartimi,
2013. PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 2.Cirebon : IAIN Press.
Michael,
Purba.2009.Kimia 2.Jakarta:Erlangga
Sunarya,
yayan. 2001. Praktikum kimia dasar. Bandung : kimia FPMIPA UPI.
Wikkipedia.org
di akses oleh http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Hess
pada pukul 20.00/april/12/2013.
lampiran
Gb. Alat praktikum kimia
|
Gb. Larutan HCl
0,25 M
|
Gb. Larutan HCl 0,5 ml
|
Gb. Mengukur suhu awal reaksi 1
|
Gb. Memasukkan
1 gram NaOH
|
Gb. Mengocok larutan
|
Gb. Hasil reaksi pencampuran HCl dengan
NaOH
|
Gb. Meletakkan kedua reaksi tersebut ke
dalam bak hingga suhu kedua larutan tersebut sama
|
Gb. Pengisian air ke dalam bak
|
Gb. Reaksi 2b
|
Gb. Pengukuran suhu akhir reaksi 2b
|
Gb. Pengukuran suhu kedua reaksi dengan
termometer
|
Gb. Mengukur suhu
|
Gb. Larutan air 25ml dalam Tabung reaksi
|
Gb. Mengocok larutan
Yg ditambahkan dg
1 gram NaOH
|
Gb. Mengambil Air dari keran Sebanyak 25ml
|
Gb. Menuangkan Air ke dalam kalorimeter
|
Gb. Menuang kan larutan HCl ke dalam
tabung reaksi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar