Selasa, 29 April 2014



LAPORAN PRAKTIKUM
HUKUM HESS
Mata kuliah             : Kimia Dasar II
Dosen Pengampu    : Dr. Kartimi, M.Pd
Diajukan untuk memenuhi tugas laporan praktikum Kimia Dasar II
 






Disusun oleh :
Reiza Fitri Yulia
Nim : 14121610722
Kelas/semester : IPA-Biologi B/2
Asisten Praktikum : 1. Dewi Fortuna R
2. Diana Yuliyanti

PUSAT LABORATORIUM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2013
HUKUM HESS
I.     Tujuan
Untuk membuktikan hukum Hess itu sendiri
II.    Dasar Teori
Pada tahun 1848, Germain Hess dari Jerman melalui berbagai eksperimen mengemukakan bahwa setiap reaksi memiliki H yang tetap dan tidak tergantung pada jalan reaksi atau jumlah tahap reaksi (Gillespie dkk). Menurut Hukum Hess:
H1 = ∆H2 + ∆H3 atau x = y + z
Hukum Hess digunakan untuk menghitung H suatu reaksi berdasarkan H dari beberapa reaksi yang sudah diketahui. (Budi, Utami.2009:55).
Menurut hukum Hess, karena  entalpi adalah  fungsi, keadaan perubahan dari suatu  reaksi kimia adalah sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapainya.
Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan melakukan operasi aritmatika  pada beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya diketahui. Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu persamaan reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka, perubahan entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi -ΔH).
Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat diketahui dengan pengurangan pembentukan produk-produk dikurangi entalpi pembentukan reaktan. Secara matematis
.
Untuk reaksi-reaksi lainnya secara umum

.
Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi keseluruhan dari suatu proses hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi, dan tidak tergantung kepada rute atau langkah-langkah diantaranya. Dengan mengetahui ΔHf (perubahan entalpi pembentukan) dari reaktan dan produknya, dapat diramalkan perubahan entalpi reaksi apapun, dengan rumus
ΔH=ΔHfP-ΔHfR
Perubahan entalpi suatu reaksi juga dapat diramalkan dari perubahan entalpi pembakaran reaktan dan produk, dengan rumus
ΔH=-ΔHcP+ΔHcR       (idwikkipedia.org)

Perubahan suhu yang menyertai reaksi kimia menunjukkan adanya perubahan energy dalam bentuk kalor pada pereaksi dan hasil reaksi. Kalor yang diserap akan dibebaskan oleh system menyebabkan suhu system berubah. Secara sederhana kalor tersebut dapat dihitung dengan rumus:
Q = m. c. ∆t       Keterangan:
q = kalor reaksi (Q)
m= massa system (gram)
c = kalor jenis system (j/g.K)
∆t= perubahan suhu (0C, K)
Perubahan entalpi (∆H) reaksi adalah q untuk jumlah mol pereaksi/hasil reaksi sesuai persamaan reaksi, disertai tanda positif (reaksi endoterm) negative (reaksi eksoterm). (kartimi,2013:32)
Persamaan Termokimia adalah persamaan yang menggambarkan suatu reaksi yang disertai informasi tentang perubahan entalpi (kalor). Perubahan entalpi reaksi yang diukur pada temperatur 25oC (298 K) dan tekanan 1 atm disepakati sebagai perubahan entalpi standar, dinyatakan dengan simbol Ho. Jenis perubahan entalpi berdasarkan kondisi perubahan kimia yang terjadi yaitu Perubahan Entalpi Pembentukan Standar ( Hf o = st andard enthalpy of formation), Perubahan Entalpi Penguraian Standar ( Hdo = standard enthalpy of decomposition), dan Perubahan Entalpi Pembakaran Standar ( Hco =standard enthalpy of combustion). Berdasarkan arah perpindahan kalornya, reaksi yang terjadi pada termokimia terbagi menjadi dua yaitu reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. (irvan,2009:37)
Perubahan entalpi kadang sukar diukur atau ditentukan langsung dengan percobaan. Pada tahun 1840 Henry Hess dari Jerman menyatakan, perubahan entalpi reaksi hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir sistem, tidak bergantung pada jalannya reaksi.(irvan,2009:32)
Pada percobaan ini akan diperiksa berlakunya Hukum Hess yang menyatakan bahwa perubahan entalpi hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir system dan tidak bergantung pada jalannya reaksi.
Reaksi-reaksi:
1.      NaOH(s) + HCl(aq)              NaCl(aq) + H2O(1)
2.      a. NaOH(s)                 NaOH(aq)
b. NaOH(aq) + HCl(aq)                 NaCl(aq) + H2O(1)

III.      Eksperimen Hukum Hess
Pada percobaan ini natrium hidroksida direaksikan dengan larutan asam klorida melalui dua cara yaitu:
a.       Natrium hidroksida padat ditambahkan pada larutan asam klorida
b.      Natrium hidroksida padat dilarutkan dalam air kemudian larutan natrium hidroksida ditambahkan pada lartan asam klorida.

IV.      Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan
Jumlah
Gelas reaksi kimia
2
Neraca
1
kalorimeter
1
Pinset
1
Corong
1
Tabung ukur
1
termometer
2
2.      Bahan
Bahan yang digunakan
Ukuran
Jumlah
NaOH padat
p.a
1 gr
Larutan HCl
0,25 M
50 ml
Larutan HCl
0,5 M
25 ml
aquades
25 ml

V.         Cara Kerja
Reaksi 1
1.      50 ml larutan HCl 0,25 M dimasukkan ke dalam calorimeter dari bejana plastic dan catat suhu awal (t1).

 50 ml

 


HCl 0,25 M                                             

2.      1 gram NaOH padat ditimbang dengan menggunakan neraca dan catat massanya.
3.      NaOH padat dimasukkan ke dalam calorimeter.
4.      Kemudian diaduk hingga NaOH larut.
5.      Dicatat suhu akhir (t2).

Reaksi 2a
1.      25 ml air dimasukkan ke dalam gelas reaksi kimia dan dicatat suhu awalnya.
2.      1 gram NaOH padat ditimbang dengan menggunakan neraca dan catat massanya.
3.      NaOH padat dimasukkan ke dalam calorimeter.
4.      Kemudian diaduk hingga NaOH larut.
5.      Dicatat suhu akhirnya.

Reaksi 2b
1.      Larutan NaOH dari reaksi 2a dipindahkan ke dalam gelas reaksi kimia.
2.      25 ml larutan HCl 0,5 M dimasukkan ke dalam gelas reaksi kimia lain.
3.      Kemudian letakkan kedua gelas kimia di dalam bak yang berisi air, sampai suhu kedua larutan itu sama. Catat suhu itu sebagai suhu awal.
 








4.      Setelah itu kedua gelas reaksi kimia dituangkan ke dalam calorimeter.
5.      Dikocok campuran kedua reaksi tersebut dan catat suhu mantap yang dicapai sebagai suhu akhir.

VI.    Hasil Pengamatan
Table hasil pengamatan
percobaan
Sebelum reaksi
Sesudah reaksi
Persamaan reaksi
1
t1 = 310
t2 = 340
keluar asap
NaOH(s) + HCl(aq)              NaCl(aq) + H2O(1)
2
t1 =310
t2 = 330
NaOH(s)              NaOH(s)      
3
t1 =310
t2 = 320
NaOH(aq) + HCl(aq)
NaCl(aq) + H2O(1)

Reaksi ke
massa
Suhu awal
Suhu akhir
Reaksi ke 1
NaOH 1 gram
t1=310
t2=340
Reaksi ke 2a
Air &NaOH
t1=310
t2=330
Reaksi ke 2b
Air + NaOH
t1=310
t2=320


VII.       Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan di Laboratorium kimia, kami akan membahas hasil dari uji praktikum tentang Hukum Hess tersebut dan membuktikan berlakunya Hukum Hess sendiri. Adapun dasar teori menurut Henry Hess Pada tahun 1840 dari Jerman menyatakan, perubahan entalpi reaksi hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir sistem, tidak bergantung pada jalannya reaksi.(irvan,2009:32)
Menurut hukum Hess, karena  entalpi adalah  fungsi, keadaan perubahan dari suatu  reaksi kimia adalah sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapainya. (id.wikkipedia.org)
Awal percobaan pada reaksi pertama yaitu 50 ml HCl yang dimasukkan ke dalam calorimeter suhu awal yang didapat yaitu sebesar 310C, ketika dicampurkan dengan NaOH padat sebanyak 1 gram sambil dikocok suhu yang didapat sebesar 340C. hal ini sifat dari NaOH bisa menaikkan suhu pada reaksi tersebut dan mengeluarkan asap. Persamaan reaksinya yaitu:

NaOH(s) + HCl(aq)                              NaCl(aq) + H2O(1)

Sehingga Plastik merupakan bahan nonkonduktor, sehingga jumlah kalor yang diserap atau yang berpindah ke lingkungan dapat diabaikan. Jika suatu reaksi berlangsung secara eksoterm, maka kalor sepenuhnya akan diserap oleh larutan di dalam gelas. Sebaliknya, jika reaksi tergolong endoterm, maka kalor itu diserap dari larutan di dalam gelas. Jadi, kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau yang dilepaskan larutan di dalam gelas. Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan larutan dapat ditentukan dengan mengukur perubahan suhunya (Ted Lister and Janet Renshaw, 2000).
Percobaan pada reaksi kedua bagian a yaitu, 25 ml air yang dimasukkan ke dalam gelas reaksi kimia menghasilkan suhu sebesar 310C. setelah dicampur dengan 1 gram NaOH padat sambil dikocok mengalami kenaikan suhu sebesar 330C.
persamaan reaksi yang terjadi yaitu:
NaOH(s)                               NaOH(aq)

Setelah itu pada reaksi kedua bagian b yaitu, larutan hasil reaksi bagian a di pindahkan ke dalam gelas reaksi kimia dan 25 ml larutan HCl dimasukkan ke dalam gelas reaksi yang lain. Kedua larutan tersebut direndam di dalam bak yang berisi air sampai suhu kedua larutan sama, suhu awal kedua larutan tersebut sebesar 310C. kemudian kedua larutan tersebut dituangkan ke dalam calorimeter dengan mengocok kedua campuran larutan tersebut, sehingga suhu kedua campuran larutan tersebut dihasilkan sebesar 320C.
Reaksi kedua larutan tersebut yaitu:

NaOH(aq) + HCl(aq)                             NaCl(aq) + H2O(1)
Pada reaksi pencampuran HCl dengan NaOH larutan berubah warna menjadi coklat keruh. Pada masing-masing reaksi memiliki suhu yang sama, memiliki kenaikan yang sama.
Karena energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, maka:
qreaksi + qlarutan = 0 atau qreaksi = –qlarutan
q larutan = m · c · t
dengan: q = jumlah kalor (J)
m = massa campuran (gram)
c = kalor jenis larutan (J g–1 K–1)
t = kenaikan suhu (K)
Dan q kalorimeter = C Δt
dengan C = kapasitas kalor dari kalorimeter (JK–1). (budi,utami.2009:50)
Kalor merupakan salah satu bentuk dari energi. James Prescott Joule (1818-1889) merumuskan Asas Kekekalan Energi:
“Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk energi yang satu menjadi bentuk energi yang lain”. Jadi, energi yang menyertai suatu reaksi kimia, ataupun proses fisika, hanya merupakan perpindahan atau perubahan bentuk energi.
Untuk mempelajari perubahan kalor dari suatu proses perlu dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan:
• energi yang dimiliki oleh suatu zat
• bagaimana energi tersebut berubah
• bagaimana mengukur perubahan energi tersebut
• bagaimana hubungan energi dengan struktur zat.
            Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a.       Sitem Terbuka, suatu sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran kalor dan
b.      zat (materi) antara lingkungan dan sistem.
c.       Sistem Tertutup, suatu sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran kalor
d.      antara sistem dan lingkungannya, tetapi tidak terjadi pertukaran materi.
e.       Sistem Terisolasi (tersekat), suatu sistem yang tidak memungkinkan terjadinya
f.      pertukaran kalor dan materi antara sistem dan lingkungan.
Perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi dipengaruhi oleh:
• Jumlah zat
• Keadaan fisis zat
• Suhu (T)
• Tekanan (P)










VIII.     Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan di Laboratorium sesuai dengan Hukum Hess. Hal ini ditunjukkan dengan hasil reaksi, yaitu 2 larutan menghasilkan asap dan suhunya sama. Dalam pengertian suhunya tidak terlalu beda jauh, kemungkinan ketidakpastian eksperimental dalam pengocokkan dan pengukuran suhu dalam thermometer masih kurang tepat.
1.      HCl = ∆H = ‒167,159 kJ
2.      NaOH = ∆H = ‒425,609 kJ
3.      Hasil pengamatan pada reaksi 1 suhu awal t1=310 dan suhu akhir  t2=340
4.      Hasil pengamatan pada reaksi 2a suhu awal t1=310 dan suhu akhir  t2=330
5.      Hasil pengamatan pada reaksi 2a suhu awal t1=310 dan suhu akhir  t2=320
6.      Persamaan reaksi pada percobaan pertama
NaOH(s) + HCl(aq)                      NaCl(aq) + H2O(1)
7.      Persamaan reaksi pada percobaan kedua a
NaOH(s)                         NaOH(aq)
8.      Persamaan reaksi pada percobaan kedua b
NaOH(aq) + HCl(aq)                         NaCl(aq) + H2O(1)
9.      Reaksi Eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor atau menghasilkan energi. Entalpi sistem berkurang (hasil reaksi memiliki entalpi yang lebih rendah dari zat semula).
10.  Reaksi Endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor atau memerlukan energi. Entalpi sistem bertambah (hasil reaksi memiliki entalpi yang lebih tinggi dari zat semula).
11.  Diagram tingkat energy
   Pereaksi        Hawal                                                                                     Hasil reaksi           Hakhir





Text Box: entalpi


Text Box: entalpi

 
                                   H                                                                                 H

     Hasil reaksi                  Hakhir                                     pereaksi                       Hawal
 

Kordinasi reaksi (a).                                    kordinasi reasksi (b).

Gambar.Diagram tingkat energi
a. reaksi eksoterm b. reaksi endoterm

Daftar Pustaka
Budi, utami dkk.2009.KIMIA Program Ilmu Alam. Jakarta:CV. HaKa MJ.
Brescia,  Frank et. Al. 1980. Fundamental of Chemistry Laboratory Student. 4 th. Ed. New York : Academic Press, Inc.
Irvan, Permana. 2009. Memahami KIMIA.Bandung:Armico Bandung.
kartimi, 2013. PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 2.Cirebon : IAIN Press.
Michael, Purba.2009.Kimia 2.Jakarta:Erlangga
Sunarya, yayan. 2001. Praktikum kimia dasar. Bandung : kimia FPMIPA UPI.
Wikkipedia.org di akses oleh http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Hess
pada pukul 20.00/april/12/2013.





















lampiran

                          




Gb. Alat praktikum kimia
Gb. Larutan HCl
0,25 M
Gb. Larutan HCl 0,5 ml
Gb. Mengukur suhu awal reaksi 1
Gb. Memasukkan
1 gram NaOH
Gb. Mengocok larutan
Gb. Hasil reaksi pencampuran HCl dengan NaOH
Gb. Meletakkan kedua reaksi tersebut ke dalam bak hingga suhu kedua larutan tersebut sama
Gb. Pengisian air ke dalam bak
Gb. Reaksi 2b
Gb. Pengukuran suhu akhir reaksi 2b
Gb. Pengukuran suhu kedua reaksi dengan termometer
Gb. Mengukur suhu
Gb. Larutan air 25ml dalam  Tabung reaksi
Gb. Mengocok larutan
Yg ditambahkan dg
1 gram NaOH
Gb. Mengambil Air dari keran Sebanyak 25ml
Gb. Menuangkan Air ke dalam kalorimeter
Gb. Menuang kan larutan HCl ke dalam tabung reaksi
 



















































LAPORAN PRAKTIKUM
HUKUM HESS
Mata kuliah             : Kimia Dasar II
Dosen Pengampu    : Dr. Kartimi, M.Pd
Diajukan untuk memenuhi tugas laporan praktikum Kimia Dasar II
 






Disusun oleh :
Reiza Fitri Yulia
Nim : 14121610722
Kelas/semester : IPA-Biologi B/2
Asisten Praktikum : 1. Dewi Fortuna R
2. Diana Yuliyanti

PUSAT LABORATORIUM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2013
HUKUM HESS
I.     Tujuan
Untuk membuktikan hukum Hess itu sendiri
II.    Dasar Teori
Pada tahun 1848, Germain Hess dari Jerman melalui berbagai eksperimen mengemukakan bahwa setiap reaksi memiliki H yang tetap dan tidak tergantung pada jalan reaksi atau jumlah tahap reaksi (Gillespie dkk). Menurut Hukum Hess:
H1 = ∆H2 + ∆H3 atau x = y + z
Hukum Hess digunakan untuk menghitung H suatu reaksi berdasarkan H dari beberapa reaksi yang sudah diketahui. (Budi, Utami.2009:55).
Menurut hukum Hess, karena  entalpi adalah  fungsi, keadaan perubahan dari suatu  reaksi kimia adalah sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapainya.
Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan melakukan operasi aritmatika  pada beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya diketahui. Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu persamaan reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka, perubahan entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi -ΔH).
Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat diketahui dengan pengurangan pembentukan produk-produk dikurangi entalpi pembentukan reaktan. Secara matematis
.
Untuk reaksi-reaksi lainnya secara umum

.
Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi keseluruhan dari suatu proses hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi, dan tidak tergantung kepada rute atau langkah-langkah diantaranya. Dengan mengetahui ΔHf (perubahan entalpi pembentukan) dari reaktan dan produknya, dapat diramalkan perubahan entalpi reaksi apapun, dengan rumus
ΔH=ΔHfP-ΔHfR
Perubahan entalpi suatu reaksi juga dapat diramalkan dari perubahan entalpi pembakaran reaktan dan produk, dengan rumus
ΔH=-ΔHcP+ΔHcR       (idwikkipedia.org)

Perubahan suhu yang menyertai reaksi kimia menunjukkan adanya perubahan energy dalam bentuk kalor pada pereaksi dan hasil reaksi. Kalor yang diserap akan dibebaskan oleh system menyebabkan suhu system berubah. Secara sederhana kalor tersebut dapat dihitung dengan rumus:
Q = m. c. ∆t       Keterangan:
q = kalor reaksi (Q)
m= massa system (gram)
c = kalor jenis system (j/g.K)
∆t= perubahan suhu (0C, K)
Perubahan entalpi (∆H) reaksi adalah q untuk jumlah mol pereaksi/hasil reaksi sesuai persamaan reaksi, disertai tanda positif (reaksi endoterm) negative (reaksi eksoterm). (kartimi,2013:32)
Persamaan Termokimia adalah persamaan yang menggambarkan suatu reaksi yang disertai informasi tentang perubahan entalpi (kalor). Perubahan entalpi reaksi yang diukur pada temperatur 25oC (298 K) dan tekanan 1 atm disepakati sebagai perubahan entalpi standar, dinyatakan dengan simbol Ho. Jenis perubahan entalpi berdasarkan kondisi perubahan kimia yang terjadi yaitu Perubahan Entalpi Pembentukan Standar ( Hf o = st andard enthalpy of formation), Perubahan Entalpi Penguraian Standar ( Hdo = standard enthalpy of decomposition), dan Perubahan Entalpi Pembakaran Standar ( Hco =standard enthalpy of combustion). Berdasarkan arah perpindahan kalornya, reaksi yang terjadi pada termokimia terbagi menjadi dua yaitu reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. (irvan,2009:37)
Perubahan entalpi kadang sukar diukur atau ditentukan langsung dengan percobaan. Pada tahun 1840 Henry Hess dari Jerman menyatakan, perubahan entalpi reaksi hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir sistem, tidak bergantung pada jalannya reaksi.(irvan,2009:32)
Pada percobaan ini akan diperiksa berlakunya Hukum Hess yang menyatakan bahwa perubahan entalpi hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir system dan tidak bergantung pada jalannya reaksi.
Reaksi-reaksi:
1.      NaOH(s) + HCl(aq)              NaCl(aq) + H2O(1)
2.      a. NaOH(s)                 NaOH(aq)
b. NaOH(aq) + HCl(aq)                 NaCl(aq) + H2O(1)

III.      Eksperimen Hukum Hess
Pada percobaan ini natrium hidroksida direaksikan dengan larutan asam klorida melalui dua cara yaitu:
a.       Natrium hidroksida padat ditambahkan pada larutan asam klorida
b.      Natrium hidroksida padat dilarutkan dalam air kemudian larutan natrium hidroksida ditambahkan pada lartan asam klorida.

IV.      Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan
Jumlah
Gelas reaksi kimia
2
Neraca
1
kalorimeter
1
Pinset
1
Corong
1
Tabung ukur
1
termometer
2
2.      Bahan
Bahan yang digunakan
Ukuran
Jumlah
NaOH padat
p.a
1 gr
Larutan HCl
0,25 M
50 ml
Larutan HCl
0,5 M
25 ml
aquades
25 ml

V.         Cara Kerja
Reaksi 1
1.      50 ml larutan HCl 0,25 M dimasukkan ke dalam calorimeter dari bejana plastic dan catat suhu awal (t1).

 50 ml

 


HCl 0,25 M                                             

2.      1 gram NaOH padat ditimbang dengan menggunakan neraca dan catat massanya.
3.      NaOH padat dimasukkan ke dalam calorimeter.
4.      Kemudian diaduk hingga NaOH larut.
5.      Dicatat suhu akhir (t2).

Reaksi 2a
1.      25 ml air dimasukkan ke dalam gelas reaksi kimia dan dicatat suhu awalnya.
2.      1 gram NaOH padat ditimbang dengan menggunakan neraca dan catat massanya.
3.      NaOH padat dimasukkan ke dalam calorimeter.
4.      Kemudian diaduk hingga NaOH larut.
5.      Dicatat suhu akhirnya.

Reaksi 2b
1.      Larutan NaOH dari reaksi 2a dipindahkan ke dalam gelas reaksi kimia.
2.      25 ml larutan HCl 0,5 M dimasukkan ke dalam gelas reaksi kimia lain.
3.      Kemudian letakkan kedua gelas kimia di dalam bak yang berisi air, sampai suhu kedua larutan itu sama. Catat suhu itu sebagai suhu awal.
 








4.      Setelah itu kedua gelas reaksi kimia dituangkan ke dalam calorimeter.
5.      Dikocok campuran kedua reaksi tersebut dan catat suhu mantap yang dicapai sebagai suhu akhir.

VI.    Hasil Pengamatan
Table hasil pengamatan
percobaan
Sebelum reaksi
Sesudah reaksi
Persamaan reaksi
1
t1 = 310
t2 = 340
keluar asap
NaOH(s) + HCl(aq)              NaCl(aq) + H2O(1)
2
t1 =310
t2 = 330
NaOH(s)              NaOH(s)      
3
t1 =310
t2 = 320
NaOH(aq) + HCl(aq)
NaCl(aq) + H2O(1)

Reaksi ke
massa
Suhu awal
Suhu akhir
Reaksi ke 1
NaOH 1 gram
t1=310
t2=340
Reaksi ke 2a
Air &NaOH
t1=310
t2=330
Reaksi ke 2b
Air + NaOH
t1=310
t2=320


VII.       Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan di Laboratorium kimia, kami akan membahas hasil dari uji praktikum tentang Hukum Hess tersebut dan membuktikan berlakunya Hukum Hess sendiri. Adapun dasar teori menurut Henry Hess Pada tahun 1840 dari Jerman menyatakan, perubahan entalpi reaksi hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir sistem, tidak bergantung pada jalannya reaksi.(irvan,2009:32)
Menurut hukum Hess, karena  entalpi adalah  fungsi, keadaan perubahan dari suatu  reaksi kimia adalah sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapainya. (id.wikkipedia.org)
Awal percobaan pada reaksi pertama yaitu 50 ml HCl yang dimasukkan ke dalam calorimeter suhu awal yang didapat yaitu sebesar 310C, ketika dicampurkan dengan NaOH padat sebanyak 1 gram sambil dikocok suhu yang didapat sebesar 340C. hal ini sifat dari NaOH bisa menaikkan suhu pada reaksi tersebut dan mengeluarkan asap. Persamaan reaksinya yaitu:

NaOH(s) + HCl(aq)                              NaCl(aq) + H2O(1)

Sehingga Plastik merupakan bahan nonkonduktor, sehingga jumlah kalor yang diserap atau yang berpindah ke lingkungan dapat diabaikan. Jika suatu reaksi berlangsung secara eksoterm, maka kalor sepenuhnya akan diserap oleh larutan di dalam gelas. Sebaliknya, jika reaksi tergolong endoterm, maka kalor itu diserap dari larutan di dalam gelas. Jadi, kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau yang dilepaskan larutan di dalam gelas. Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan larutan dapat ditentukan dengan mengukur perubahan suhunya (Ted Lister and Janet Renshaw, 2000).
Percobaan pada reaksi kedua bagian a yaitu, 25 ml air yang dimasukkan ke dalam gelas reaksi kimia menghasilkan suhu sebesar 310C. setelah dicampur dengan 1 gram NaOH padat sambil dikocok mengalami kenaikan suhu sebesar 330C.
persamaan reaksi yang terjadi yaitu:
NaOH(s)                               NaOH(aq)

Setelah itu pada reaksi kedua bagian b yaitu, larutan hasil reaksi bagian a di pindahkan ke dalam gelas reaksi kimia dan 25 ml larutan HCl dimasukkan ke dalam gelas reaksi yang lain. Kedua larutan tersebut direndam di dalam bak yang berisi air sampai suhu kedua larutan sama, suhu awal kedua larutan tersebut sebesar 310C. kemudian kedua larutan tersebut dituangkan ke dalam calorimeter dengan mengocok kedua campuran larutan tersebut, sehingga suhu kedua campuran larutan tersebut dihasilkan sebesar 320C.
Reaksi kedua larutan tersebut yaitu:

NaOH(aq) + HCl(aq)                             NaCl(aq) + H2O(1)
Pada reaksi pencampuran HCl dengan NaOH larutan berubah warna menjadi coklat keruh. Pada masing-masing reaksi memiliki suhu yang sama, memiliki kenaikan yang sama.
Karena energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, maka:
qreaksi + qlarutan = 0 atau qreaksi = –qlarutan
q larutan = m · c · t
dengan: q = jumlah kalor (J)
m = massa campuran (gram)
c = kalor jenis larutan (J g–1 K–1)
t = kenaikan suhu (K)
Dan q kalorimeter = C Δt
dengan C = kapasitas kalor dari kalorimeter (JK–1). (budi,utami.2009:50)
Kalor merupakan salah satu bentuk dari energi. James Prescott Joule (1818-1889) merumuskan Asas Kekekalan Energi:
“Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari bentuk energi yang satu menjadi bentuk energi yang lain”. Jadi, energi yang menyertai suatu reaksi kimia, ataupun proses fisika, hanya merupakan perpindahan atau perubahan bentuk energi.
Untuk mempelajari perubahan kalor dari suatu proses perlu dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan:
• energi yang dimiliki oleh suatu zat
• bagaimana energi tersebut berubah
• bagaimana mengukur perubahan energi tersebut
• bagaimana hubungan energi dengan struktur zat.
            Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a.       Sitem Terbuka, suatu sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran kalor dan
b.      zat (materi) antara lingkungan dan sistem.
c.       Sistem Tertutup, suatu sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran kalor
d.      antara sistem dan lingkungannya, tetapi tidak terjadi pertukaran materi.
e.       Sistem Terisolasi (tersekat), suatu sistem yang tidak memungkinkan terjadinya
f.      pertukaran kalor dan materi antara sistem dan lingkungan.
Perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi dipengaruhi oleh:
• Jumlah zat
• Keadaan fisis zat
• Suhu (T)
• Tekanan (P)










VIII.     Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan di Laboratorium sesuai dengan Hukum Hess. Hal ini ditunjukkan dengan hasil reaksi, yaitu 2 larutan menghasilkan asap dan suhunya sama. Dalam pengertian suhunya tidak terlalu beda jauh, kemungkinan ketidakpastian eksperimental dalam pengocokkan dan pengukuran suhu dalam thermometer masih kurang tepat.
1.      HCl = ∆H = ‒167,159 kJ
2.      NaOH = ∆H = ‒425,609 kJ
3.      Hasil pengamatan pada reaksi 1 suhu awal t1=310 dan suhu akhir  t2=340
4.      Hasil pengamatan pada reaksi 2a suhu awal t1=310 dan suhu akhir  t2=330
5.      Hasil pengamatan pada reaksi 2a suhu awal t1=310 dan suhu akhir  t2=320
6.      Persamaan reaksi pada percobaan pertama
NaOH(s) + HCl(aq)                      NaCl(aq) + H2O(1)
7.      Persamaan reaksi pada percobaan kedua a
NaOH(s)                         NaOH(aq)
8.      Persamaan reaksi pada percobaan kedua b
NaOH(aq) + HCl(aq)                         NaCl(aq) + H2O(1)
9.      Reaksi Eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor atau menghasilkan energi. Entalpi sistem berkurang (hasil reaksi memiliki entalpi yang lebih rendah dari zat semula).
10.  Reaksi Endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor atau memerlukan energi. Entalpi sistem bertambah (hasil reaksi memiliki entalpi yang lebih tinggi dari zat semula).
11.  Diagram tingkat energy
   Pereaksi        Hawal                                                                                     Hasil reaksi           Hakhir





Text Box: entalpi


Text Box: entalpi

 
                                   H                                                                                 H

     Hasil reaksi                  Hakhir                                     pereaksi                       Hawal
 

Kordinasi reaksi (a).                                    kordinasi reasksi (b).

Gambar.Diagram tingkat energi
a. reaksi eksoterm b. reaksi endoterm

Daftar Pustaka
Budi, utami dkk.2009.KIMIA Program Ilmu Alam. Jakarta:CV. HaKa MJ.
Brescia,  Frank et. Al. 1980. Fundamental of Chemistry Laboratory Student. 4 th. Ed. New York : Academic Press, Inc.
Irvan, Permana. 2009. Memahami KIMIA.Bandung:Armico Bandung.
kartimi, 2013. PANDUAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 2.Cirebon : IAIN Press.
Michael, Purba.2009.Kimia 2.Jakarta:Erlangga
Sunarya, yayan. 2001. Praktikum kimia dasar. Bandung : kimia FPMIPA UPI.
Wikkipedia.org di akses oleh http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Hess
pada pukul 20.00/april/12/2013.





















lampiran

                          




Gb. Alat praktikum kimia
Gb. Larutan HCl
0,25 M
Gb. Larutan HCl 0,5 ml
Gb. Mengukur suhu awal reaksi 1
Gb. Memasukkan
1 gram NaOH
Gb. Mengocok larutan
Gb. Hasil reaksi pencampuran HCl dengan NaOH
Gb. Meletakkan kedua reaksi tersebut ke dalam bak hingga suhu kedua larutan tersebut sama
Gb. Pengisian air ke dalam bak
Gb. Reaksi 2b
Gb. Pengukuran suhu akhir reaksi 2b
Gb. Pengukuran suhu kedua reaksi dengan termometer
Gb. Mengukur suhu
Gb. Larutan air 25ml dalam  Tabung reaksi
Gb. Mengocok larutan
Yg ditambahkan dg
1 gram NaOH
Gb. Mengambil Air dari keran Sebanyak 25ml
Gb. Menuangkan Air ke dalam kalorimeter
Gb. Menuang kan larutan HCl ke dalam tabung reaksi
 

















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar