BAB IV
GERAKAN RENAISANS
1. Faktor Pendorong Lahirnya Gerakan Renaisans
Renaissance mempunyai arti penting dalam sejarah
kebudayaan Barat. Renaissance
adalah masa kekuasaan, kesadaran, keberanian, kepandaian yang luar biasa, kebebasan dan seringkali semua itu tidak ada batasnya.
adalah masa kekuasaan, kesadaran, keberanian, kepandaian yang luar biasa, kebebasan dan seringkali semua itu tidak ada batasnya.
Manusia Renaissance ditandai dengan pemilikan ilmu
pengetahuan lebih dari satu, maksudnya menguasai banyak ilmu pengetahuan. Agama
menjadi hal yang hanya mengenai individu, perhatian orang lebih banyak
ditujukan untuk dunia.
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi
kelahiran Renaisans, yaitu:
a) Implikasi yang sangat signifikan yang
ditimbulkan oleh gerakan keilmuan dan filsafat. Gerakan tersebut lahir sebagai
hasil dari penerjemahan ilmu-ilmu Islam ke dalam bahasa latin selama abad ke-13
dan 14.
b) Penaklukkan Konstantinopel menyebabkan migrasi
para pendeta dan sarjana ke Italia dan Negara Eropa sebagai pionir pengembangan
ilmu di Eropa.
c) Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang
mengajarkan beragam ilmu, seperti berdirinya Akademi Florensia dan College de
France di Paris, (Hakim A. & Saebani. 2008:
16-18).
Bila diuraikan faktor pendorong lahirnya
gerakan ini yang pertama, adalah adanya gerakan keilmuan dan filsafat dengan
diterjemahkannya kitab-kitab Arab yang memiliki kunci-kunci khazanah turas
klasik Yunani. Hal ini karena pada masa keemasan Baghdad sangat memperhatikan
kemajuan di bidang ilmu pengetahuan termasuk menerjemahkan ilmu-ilmu klasik
Yunani dan selanjutnya mengalami perkembangan dengan lahirnya para ilmuan Islam
pada saat itu.
Hasil penerjemahan karya-karya Muslim
menstimulasi perkembangan lebih lanjut teori dan praktek terutama di bidang
matematika, kedokteran, astronomi, fisika, kimia, geografi, sejarah, musik,
teologi, dan filsafat.
Yang kedua, adalah adanya migrasi para pendeta
dan sarjana yang menjadi pionir-pionir bagi pengembangan ilmu di Eropa pasca
penaklukan Konstantinopel oleh Turki Usmani. Dengan membawa teks atau manuskrip
yang belum dikenal sebelumnya, para pendeta dan sarjana saling bekerjasama
untuk menghidupkan turas klasik Yunani di Florensia.
Dan yang ketiga, adalah adanya pendirian
lembaga ilmiah seperti Akademi Florensia dan College de France di Paris. Pada
abad ke-12 dan abad ke-13, hampir sepenuhnya ilmu pengetahuan bertumpu pada
tulisan para penulis Muslim atau Yunani sebagai implikasi penerjemahan
sumber-sumber bahasa Arab dan Yunani.
Ilmu
pengetahuan Muslim Aristotelian menjadi inti kurikulum Universitas Paris hingga
abad ke-16 yang kemudian muncul Copernicus dalam astronomi, Paracelsus dalam
ilmu kedokteran telah membuka gerbang mengenai konsep baru tentang manusia dan
dunianya yang berdampak terhadap runtuhnya periode abad pertengahan.
Selain ketiga faktor tersebut, menurut Santoso
(dalam Mustansyir 2008: 134) ada beberapa faktor lain yang menimbulkan gerakan
renaisans, yaitu:
a) Hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung
Liberia dengan Prancis membuat para pendeta mendapat kesempatan belajar di
Spanyol kemudian mereka kembali ke Prancis untuk menyebarkan ilmu pengetahuan
yang mereka peroleh.
b) Perang Salib (1100-1300 M) yang terulang enam
kali, tidak hanya menjadi ajang peperangan fisik, namun juga menjadikan para
tentara atau serdadu Eropa yang berasal dari berbagai negara itu menyadari
kemajuan negara-negara Islam, sehingga mereka menyebarkan pengalaman mereka itu
sekembalinya di negara-negara masing-masing.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kedua
faktor ini memiliki indikator yang sama, yakni adanya kontribusi yang besar
dari para pendeta serta tentara Eropa dalam menyebarkan dan mengevaluasi setiap
aspek ilmu pengetahuan berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari berbagai
sumber untuk dijadikan tolak ukur kemajuan di berbagai bidang. Sehingga
mendorong lahirnya gerakan Renaisans.
a. Apa
Renaisans itu
Menurut
Ahmad Tafsir Renaisans berasal dari bahasa perancis dari kata re dan nasci yang berarti lahir kembali
(rebirth). Istiah ini biasanya digunakan oleh sejarahwan untuk menunjuk
berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di Eropa, dan
lebih khusus lagi di Italia, sepanjang abad ke 15 dan ke 16, (Tafsir. 2001:
124-125).
Istilah Renaissance berasal dari bahasa Perancis yang
berarti kebangkitan kembali, yang lahir kembali adalah kebudayaan Yunani dan
Romawi Kuno, setelah berabad-abad dikubur oleh masyarakat abad pertengahan
dibawah pimpinan gereja, (Hardiman. 2011:7).
Jadi
renaisans merupakan suatu gerakan yang meliputi suatu zaman dimana orang merasa
dilahirkan kembali dalam keadaban. Gerakan ini juga menunjuk pada zaman dimana
ditekankan otonomi dan kedaulatan manusia dalam berpikir, berkreasi serta
mengembangkan seni dan sastra dan ilmu pengetahuan.
Oleh
sejarawan, istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan berbagai periode
kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di Eropa. Orang yang pertama
kali menggunakan istilah tersebut ialah Jules Michelet, sejarawan Perancis
terkenal.
Menurutnya,
Renaissance adalah periode penemuan manusia dan dunia, bukan sekedar sebagai
kebangkitan kembali yang merupakan permulaan kebangkitan modern. Dan bila
dikaitkan dengan keadaan, Renaissance adalah masa antara zaman pertengahan dan
zaman modern yang dapat dipandang sebagai masa peralihan yang ditandai oleh
terjadinya sejumlah kekacauan dalam bidang pemikiran.
Awal
mula dari suatu masa baru ditandai oleh suatu usaha besar dari seorang tokoh
utama filsafat modern, yaitu Descartes (1596-1650 M) untuk memberikan kepada
filsafat suatu bangunan yang baru.
Dalam
bidang filsafat, zaman Reanissanse kurang menghasilkan karya penting bila
dibandingkan dengan bidang seni dan sains. Namun diantara perkembangan itu,
terjadi pula perkembangan dalam bidang filsafat, (Hakim & Saebani. 2008: 339).
Sejak
itu dan juga telah dimulai sebelumnya, yaitu sejak permulaan Renaissance,
sebenarnya Individualisme dan Humanisme telah dicanangkan. Humanisme dan
Individualisme merupakan ciri Renaissance yang penting. Humanisme adalah pandangan bahwa manusia mampu
mengatur dunia dan dirinya.
Ini
suatu pandangan yang tidak menyenangkan orang-orang beragama. Oleh karena itu,
zaman itu sering disebut juga sebagai zaman Humanisme, maksudnya manusia
diangkat dari abad pertengahan yang menganggap manusia kurang dihargai sebagai
manusia.
Jadi ciri utama Renaissance ialah humanisme,
individualisme, lepas dari agama (tidak mau diatur oleh agama), empirisme dan
rasionalisme. Hasil dari watak itu ialah berkembangnya pengetahuan rasional. Filsafat berkembang bukan pada zaman
Renaissance, akan tetapi filsafat berkembang pada zaman modern.
Pada
zaman modern, filsafat didahului oleh zaman Renaissance. Sebenarnya, secara
esensial zaman Renaissance dalam filsafat tidak berbeda dengan zaman modern
karena cirri-ciri filsafat Renaissance ada pada filsafat modern. Tokoh pertama
filsafat modern ialah Descartes.
Beliau
mengungkapkan bahwasannya dalam filsafat modern, kita akan menemukan ciri-ciri
Renaissance tersebut, yaitu menghidupkan kembali rasionalisme Yunani
(Renaissance), individualisme, humanisme dan lepas dari aturan-aturan agama.
Sekalipun demikian, para ahli lebih senang menyebut Descartes sebagai tokoh
rasionalisme.
b. Latar Belakang Terjadi Gerakan Renaisans
Middle
Age merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa
suram. Berbagai kreativitas sangat diatur dan dibatasi oleh gereja. Dominasai
gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan.
Agama
Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gerejalah yang mengatur
pemerintahan.
Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan
gereja, tetapi hal-hal yang merugikan gereja akan mendapat balasan yang sangat
kejam. Contohnya, pembunuhan Copernicus mengenai teori tata surya yang
menyebutkan bahwa matahari pusat dari tata surya, tetapi hal ini bertolak
belakang dengan gereja sehingga Copernicus dibunuhnya. (Udin. 2013)
Sedangkan
menurut latar belakang timbulnya Renaisans, jika dilihat dari beberapa aspek,
yaitu:
1)
Kondisi Social
Yaitu saat kehidupan masyarakat Eropa sangat
terikat pada doktrin gereja. Segala kegiatan kehidupan ditujukan untuk akhirat.
Masyarakat kehilangan kebebasan untuk menentukan pribadinya, dan kehilangan
harga dirinya. Kehidupan manusia tidak tenteram karena senantiasa diintip oleh
intelijen gereja, sehingga menimbulkan sikap saling mencurigai dalam masyarakat.
2)
Kondisi Budaya
Yaitu terjadi pembatasan kebebasan seni dalam arti bahwa seni hanya tentang
tokoh-tokoh Injil dan kehebatan gereja.
Semua kreasi seni ditujukan kepada kehidupan
akhirat sehingga budaya tidak berkembang. Demikian pula dalam bidang ilmu
pengetahuan karena segala kebenaran hanya kebenaran gereja.
3)
Kondisi Politik
Secara teoritis merupakan pusat kekuasaan
politik dalam negara, kenyataannya hanya menjadi juru damai. Kekuasaan politika ada pada kelompok
bangsawan dan kelompok gereja.
Keduanya memiliki pasukan militer yang sewaktu-waktu
dapat untuk melancarkan ambisinya. Adakalanya kekuatan militer kaum bangsawan
dan kaum gereja lebih kuat dari kekuatan militer milik raja.
4)
Kondisi Ekonomi
Abad pertengahan
berlaku sistem ekonomi tertutup, yang menguasai perekonomian hanya golongan
penguasa. Kondisi-kondisi diatas menyebabkan masyarakat Eropa terkungkung dan
tidak memiliki harga diri yang layak sebagai manusia. Oleh karena itu timbulah
upaya-upaya untuk keluar dari keadaan tersebut,
(Anonim.
2013)
Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini
mendapat doktrinasi dari gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan
akhir (ekstologi). Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh
Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan. Pemikiran tentang
ilmu pengetahuan banyak diarahkan kepada theologi.
Pemikiran filsafat yang berkembang pada masa
itu sanagat di pengaruhi oleh gereja sehingga lahir filsafat scholastik yaitu
suatu pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran
agama. Oleh karena itu disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan, (Hardiman. 2011:7)
Dengan adanya berbagai pembatasan yang
dilakukan pihak pemerintah atas saran dari gereja maka timbulah sebuah gerakan
kultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan,
kemasyarakatan, dan kegerejaan di Italia pada pertengahan abad XIV.
Sebelum gereja mempunyai peran penting dalam
pemerintahan, golongan ksatria hidup dalam kemewahan, kemegahan, keperkasaan
dan kemasyuran.
Namun,
ketika dominasi gereja mulai berpengaruh maka hal seperti itu tidak mereka
peroleh sehingga timbullah semangat renaissance.
Gerakan
ini juga merupakan keinginan ksatria untuk mengembalikan kejayaan mereka
seperti masa lalu, sehingga mereka dapat hidup dengan penuh kehormatan dan
kejayaaan.
Zaman Renaisans adalah zaman kelahiran-kembali
(Renaissance, bahasa Perancis)
kebudayaan Yunani-Romawi di Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 M. Sesudah mengalami
masa kebudayaan tradisional yang sepenuhnya diwarnai oleh ajaran kristiani, (
Hakim & Saebani. 2008 : 339)
Zaman renaisans ini sering juga di sebut sebagai zaman
humanisme. Maksudnya ungkapan ini adalah manusia diangkat dari abad
pertengahan. Zaman renaissance ini sering juga di sebut sebagai zaman
humanisme.
Maksud ungkapan ini adalah manusia diangkat dari abad
pertengahan. Pada abad pertengahan itu manusia dianggap kurang dihargai sebagai
manusia. Kebenaran diukur berdasarkan ukuran dari gereja (kristen), bukan
menurut ukuran yang dibuat oleh manusia.
Humanisme menghendaki ukuran haruslah dari manusia.
Karena manusia mempunyai kemampuan berfikir, maka humanisme
menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan dunia.
Jadi ciri utama renaissance adalah humanisme, individualisme lepas dari Agama (tidak mau di atur oleh
agama), empirisme (zaman kebebasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan) dan
rasionalisme (kebebasan dalam mengembangkan fikiran), (Surajiyo. 2010 : 86).
Menurut Ernst Gombrich dalam Hardiman (2011) munculnya renaissance sebagai suatu
gerakan kembali di dalam seni, artinya bahwa renaissance tidak dipengaruhi oleh
ide-ide baru.
Misalnya, gerakan Pra-Raphaelite atau Fauvist
merupakan gerakan kesederhanaan primitif setelah kekayaan gaya Gotik
Internasional yang penuh hiasan, (Hardiman. 2011:8).
Menurut Prancis Michel De Certeau dalam
Hardiman (2011) renaissance muncul karena bubarnya jaringan-jaringan sosial
lama dan pertumbuhan elite baru yang terspesialisasi sehingga gereja berusaha
untuk kembali mendesak kendali dan manyatukan kembali masyarakat lewat
pemakaian berbagai teknik visual dengan cara-cara mengadakan pameran untuk
mengilhami kepercayaan.
Dengan menggunakan citra-citra dan
teladan-teladan dan sebagainya yang diambil dari pemikiran budaya klasik
sehingga dapat mempersatukan kembali gereja yang terpecah-belah akibat skisma
(perang agama), (Hardiman. 2011:8).
Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota
dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad
Pertengahan) menjadi optimistis.
Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya sistem
stratifikasi sosial masyarakat agraris yang feodalistik. Maka kebebasan untuk
melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk
kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya
sendiri dan menjadi fokus pada kemajuan diri sendiri.
Antroposentrisme menjadi pandangan hidup dengan
humanisme menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu adanya dukungan dari
keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan semangat Renaissance sehingga
menyebar ke seluruh Italia dan Eropa, (Hardiman. 2011:8) .
c.
Riwayat Hidup Filosof,
1)
René Descartes atau Cartesius(1596-1650)
Dilahirkan di La Haye, sebuah kota kecil di
Touraine, Perancis tahun 1596. Di sekolah Jesuit, Descartes mendapatkan
pelajaran-pelajaran tentang filsafat, fisika
dan matematika. Selama di sekolah ini pula ia ikut merayakan ditemukannya
berbagai bulan yang ada pada planet Jupiter tahun 1611.
Setelah meninggalkan La Fleche, Descartes
melanjutkan pendidikannya ke sekolah hukum di Poitiers. Selanjutnya ia
berpergian di beberapa negara Eropa selama satu dekade, termasuk tiga tahun di
Paris, dimana ia menemukan Mersenne, yang kemudian menjadi mentornya.
Pada
tahun 1629, dalam pencariannya akan ketenangan dan kesunyian, ia menetap di
Belanda. Belanda di anggap sebagai tempat yang paling tepat karena iklim kebebasannya
yang terbaik di Eropa.
Descartes menetap di Belanda sampai dengan
1649. Pada rentang waktu tahun-tahun inilah ia menulis banyak karya
ilmiah. Pada Oktober 1649 pula ia pindah
ke Stochkholm, Swedia, namun pada Februari tahun berikutnya yakni 1650, ia
wafat karena penyakit pneumonia, (Kasim. 2009).
2)
Spinoza (1632
– 1677)
Nama lengkapnya adalah
Baruch de Spinoza. Dia adalah seorang yahudi yang di lahirkan di sebuah getto
di Amsterdam. Dia hidup antara tahun 1632 –1677 sebagai seorang ahli filsafat. Sebagai
anak seorang pedagang yang kaya, dia menempuh pendidikan yang baik di
sekolah yahudi di Amsterdam.
Dia belajar kerajinan
tangan sebagi seorang rabin, dan kemudian bekerja menjadi penggosok gelas
optic. Akhirnya dia belajar juga ilmu pengetahuan alam. Spinoza adalah
termasuk seorang pemikir filsafat yang bisa di katakana tidak
kurang minatnya terhadap riset alam, (Royatul.
2013).
Cara terbaik
mempelajari metafisika modern ialah mempelajari karya-karya metafisika para
filosofi. Mempelajarinya jangan terpisah-terpisah, misalnya kosmologi lebih
dahulu, kemudian ontology.
3)
Johann Gottlieb Fichte
Johann Gottlieb
Fichte adalah seorang filsuf Jerman yang turut menjadi
pionir dalam mengembangkan Mazhab Idelisme. Mazhab inilah yang memainkan peranan penting pada era
pasca-Kant. Fichte lahir di Saxony pada tahun 1762.
Ayahnya adalah seorang penyamak kulit di sebuah desa kecil.
Pada
tahun 1780, Fichte belajar teologi diJena dan Leipzig. Karena tidak memiliki uang, Fichte berhenti
dari studinya lalu bekerja sebagai guru pada beberapa keluarga kaya. Di
sinilah, Fichte kemudian berkenalan dengan filsafat Kant yang amat mempengaruhinya. Fichte
meninggal pada tahun 1814, (Wikipedia. 2010).
Ia
belajar teologi di Jena pada tahun 1780-1788. Berkenalan dengan filsafat Kant
di Leipzing pada tahun 1790. Berkelana ke Konigsberg untuk menemui Kant den
menulis Critique of Revelation pada zaman Kant.
Buku
ini dipesembahkan kepada Kant. Tahun 1810-1812 ia menjadirektor Universitas
Berlin. Menurut Ficthe, dasar realitas adalah kemauan, kemaun inilah things-in itself-nya
manusia.
Dasar kepribadian
kepribadian adalah kemauan, bukan kemauan irasional seperti pada Schopenhauer,
melainkan kemauan yang dikontrol oleh kesadaran bahwa kebebasan diperoleh hanya
dengan melalui kepatuhan kepada peraturan. Kehidupan moral adalah kehidupan
usaha, (Wikipedia. 2009).
4)
John Locke (1632-1704)
Jhon Locke adalah filosof Inggris. Ia lahir di
Wrington,Somersetshire, pada tahun 1632. Tahun 1647-1652 ia belajar di
Westminster. Tahun 1652 ia memasuki Universitas Oxford, mempelajari agama
Kristen. Sementara ia mempelajari vaknya, ia juga mempelajari pengetahuan
diluar tugas pokoknya.
Filsafat Locke dapat dikatakan antimetafiska. Ia
menerima keraguan sementara yang diajarkan oleh Descartes. Ia juga menolak
metode deduktif Descartes dan menggantinya dengan generalisasi berdasarkan
pengalaman, bahkan Jhon Locke menolak juga akal (reason). Ia hanya menerima
pemikiran matematis yang pasti dan cara penarikan dengan metode induksi,
(Wikipedia. 2007).
5)
David Hume
Hadjrah (1987) menyebutkan Hume sebagai ultimate skeptic, skeptic
timgkat tertinggi. Ia dibicarakan sebagai seorang skeptic dan terutama sebagai
seorang empirisme. Menurut Bertrand Russel, yang tidak dapat diragukan lagi
pada Hume ialah seorang skeptic, (Hadjrah.1987 :127).
Buku Hume, Treatise of Human Nature (1739),
ditulisanya tatkala ia masih muda, yaitu tatkala ia berumur dua puluh tahunan
bagian awal. Buku itu tidak banyak menarik perhatian orang, karenanya
Hume pindah ke subjek lain, lalu ia menjadi seorang yang terkenal sebagai
sejarahwan.
Pada tahun 1748
ia menulis buku yang memang terkenal, An Enquiry Concerning Human
Understanding. Baik buku Treatise mauun buku Enquiry keduanya menggunakan
metode empirisme.
Hume menyatakan bahwa semua pengetahuan dimulai dari
pengalaman indera sebagai dasar. Kesan (impression) baginya, sama dengan
penginderaan (sensation) pada Locke, adalah basis pengetahuan.
6)
William James (1842-1910)
William James
(lahir
di New York City, New York, Amerika Serikat, 11 Januari 1842
meninggal
di Tamworth, New Hampshire, Amerika Serikat, 26 Agustus 1910 pada umur 68 tahun)
adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang terkenal sebagai salah
seorang pendiri Mazhab Pragmatisme.
Selain sebagai filsuf, James juga
terkenal sebagai seorang psikolog. Ia dilahirkan di New York pada tahun 1842.
Setelah belajar ilmu kedokteran di Universitas Harvard, ia belajar psikologi di Jerman dan Perancis. Kemudian ia mengajar
di Universitas Havard untuk bidang anatomi, fisiologi, psikologi, dan filsafat,
hingga tahun 1907. Pada tahun 1910 ia meninggal dunia, (Wikipedia. 2010).
William James (1842-1910) adalah
tokoh yang paling bertanggung jawab yang membuat pragmatisme menjadi terkenal
diseluruh dunia. Lebih dari itu ia merupakan orang Amerika pertama yang
memberikan konstribusi dalam gelomang dahsyat pemikiran filsafat di Dunia
Barat. Karena terbit bukunya pragmatisme tahun (1907) dan The Meaning of Truth
tahun
(1909).
Sifat psikologis pragmatisme
James dapat dilihat melalui pembelajaran psikologi yang mempengaruhi filsafat.
Bagi james kepercayaan bukanlah sekedar aturan-aturan bertindak atau idea yang
denganya kita siap untuk bertindak. Kepercayaan adalah sesuatu yang berguna
didalam membuat sesuatu terjadi, dalam membuat sesuatu pasti benar.
d.
Ajaran dan Karya Kefilsafatan Gerakan Renaisans
1)
René Descartes atau Cartesius
Hasil karya dari Descartes yaitu bukunya yang
terpenting didalam filsafat murni ialah Discours de la Methode (1637) dan
Meditations (1642). Kedua buku ini saling melingkapi satu sama lain.
di dalam kedua buku inilah ia menuangkan metodenya yang terkenal itu, metode
keraguan Descartes (Cartesian Doubt). Metode ini sering juga disebut Cogito
Descartes, atau metode cogito saja, (Tafsir,
A. 2001: 129).
Descartes dianggap sebagai Bapak Filsafat.
Dialah orang yang membangun filsafat yang berdiri sendiri atas keyakinan diri
sendiri kuat yang dihasilkan oleh pengetahuan akliyah. Dialah orang pertama
diakhir Abad pertengahan yang menyusun argumentasi yang kuat,
yang distinct, yang menyimpulkan bahwa dasar filsafat haruslah akal, bukan
perasaan, bukan iman, bukan ayat suci, dan bukan yang lainnya.
2)
Baruch de Spinoza
Karya-karya dari Spinoza
yaitu Renati Descartes Principiorum Philosophiae, 1663 (Prinsip Filsafat
Descartes), Tractatus Theologico-Politicus, 1670 (Traktat Politis-Teologis),
Tractatus de intellectus emendatione, 1677 (Traktat tentang Perbaikan Pemahaman), dan Ethica more geometrico demonstrata, 1677 (Etika yang
dibuktikan secara geometris), (Wikipedia. 2009).
3)
Johann Gottlieb Fichte
Karya
yang
dihasilkan oleh Ficthe adalah dalam waktu empat minggu beliau telah berhasil
menulis bukunya: Versuch einer Kritik aller Offenbarung, atau “usaha suatu kritik atas segala
wahyu”(1792).
Pada tahun 1794, Fichte diangkat
sebagai filsuf di Universitas Jena, dan di sanalah ia mulai mengungkapkan
ide-ide transendentalnya. Pada tahun 1798, Fichte menerbitkan artikel berjudul
“The Basis of Our Belief in a Divine Government of the World”, yang kemudian membuatnya dituduh
sebagai atheis karena telah
mengkarakterisasikan Tuhan sebagai aturan moral di dunia.
Keahlian Fichte dalam bidang filsafat
dapat dilihat dari tiga jenis hasil karyanya, yaitu; Ucber die Bestimmung des Menschen (Tentang Tujuan Hidup), terbit tahun 1780, Grunlage der Gaseniten
Winssenchafslehre (Dasar Seluruh Epistemologi), terbit
tahun 1796, dan Das System der Sitterile, hre nach den Prinzipien der
Wissenschaftslehre (Sistem Etika menurut
Prinsip-prinsip Epistemologi), yang terbit pada tahun 1798, (Burhanuddin.
2013).
Fichte, fakta dasar dari alam
semesta adalah ego yang bebas atau roh yang bebas. Filsafatnya disebut
Wissenschaftslehre atau “ajaran Ilmu
Pengetahuan” yang di bagi menjadi 2 macam ajaran, yaitu: ajaran tentang
ilmu pengetahuan yang teoritis dan ajaran tentang ilmu pengetahuan yang
praktis, (Burhanuddin. 2013).
4)
John Locke
Buku Locke, Essay Concerning Human
Understanding (1689), ditulis berdasarkan premis yaitu semua pengetahuan
data dari pengalaman (Solomon 1689:108).
Ini berarti tidak ada yang dapat dijadikan idea tau
konsep tentang sesuatu yang berada di belakang pengalaman, tidak ad aide yang
ditunkan seperti yang diajarkan oleh plato. Dengan demikian Jhon Locke menolak
adanya pembawaan ide (innate idea).
5)
William James (1842-1910)
Saat berusia 35 tahun, dia
telah menjadi dosen di universitas ini. Dia menjadi instruktur fisiologi dan
anatomi selama 7 tahun, guru besar filsafat selama 9 tahun, dan menjadi guru
besar psikologi sampai 10 tahun terakhir dia mengajar, saat dia kembali lagi
mengajar filsafat.
James adalah penulis yang produktif
dan berbakat dibidang filsafat, psikologi dan pendidikan, dan pengaruhnya pada
kehidupan pendidikan di Amerika sangatlah mengesankan.
Karya terbesar dan paling berpengaruhnya, The
Principles Of Psychology (Dasar-dasar Psikologi), yang diterbitkan tahun
1980, nantinya akan menjadi materi pendidikan. Pemikirannya terhadap pendidikan
dan pandangannya terhadap cara kerja pengajar dapat dilihat di karyanya yang
terkenal Talks to Teacher.
Selain sangat terkenal, buku-buku ini
memberikan pengaruh yang besar terhadap pendidikan dan pengajarnya. Teori dan praktek
pendidikan, adalah hutang terbesar Amerika kepada “ Bapak Pendidikan Psikologi
Modern” ini, (Lestari. 2008).
William James mengatakan bahwa secara ringkas pragmatisme adalah realitas sebagimana
yang kita ketahui. Peirce lah yang membiasakan istilah ini dengan ungkapanya,
“tentukan apa akibatnya, apakah dapat dipahami secara focus atau tidak.
Kita akan mendapat pengertian tentang objek
itu, kemudian konsep kita tentang akibat itu, itulah keseluruhan konsep objek
tersebut” ia menambahkan
Untuk mengukur kebenaran
suatu konsep, kita harus mempertimbangkan apa konsekuensi logis penerapan
konsep tersebut. Sebenarnya istilah pragmatism lebih banyak berarti sebagai
metode untuk memperjelas suatu konsep ketimbang sebagai suatu doktrin
kefilsafatan, (Tafsir, A. 2001: 190).
e.
Sumbangan Filsafat Renaisans Terhadap Ilmu Pengetahuan Masa Kini
1)
René Descartes atau Cartesius
Sumbangan Descartes untuk masa kini adalah Ia juga
pernah menulis buku sekitar tahun 1629 yang berjudul Rules for the Direction of the Mind yang
memberikan garis-garis besar metodenya. Tetapi, buku ini tidak komplet dan
tampaknya ia tidak berniat menerbitkannya. Diterbitkan untuk pertama kalinya
lebih dari lima puluh tahun sesudah Descartes tiada.
Dari
tahun 1630 sampai 1634, Descartes menggunakan metodenya dalam penelitian
ilmiah. Untuk mempelajari lebih mendalam tentang anatomi dan fisiologi, dia
melakukan penjajakan secara terpisah- pisah. Dia bergumul dalam
bidang-bidang yang berdiri sendiri seperti optik, meteorologi, matematika, dan
pelbagai cabang ilmu lainnya.
Sedikitnya
ada lima ide Descartes yang punya pengaruh penting terhadap jalan pikiran
Eropa: (a) pandangan mekanisnya mengenai alam semesta; (b) sikapnya yang
positif terhadap penjajakan ilmiah; (c) tekanan yang, diletakkannya pada
penggunaan matematika dalam ilmu pengetahuan; (d) pembelaannya terhadap dasar
awal sikap skeptis; dan (e) penitikpusatan perhatian terhadap epistemologi,
(Wikipedia. 2009).
2)
Baruch de Spinoza
Kata
kunci ajaran Spinoza adalah Deus sive natur (Allah atau alam). Yang berbeda
dari ajaran ini hanyalah istilah dan sudut pandangnya saja. Sebagai Allah, alam adalah natura naturans (alam yang
melahirkan). Natura Naturans dipandang sebagai asal-usul, sebagai sumber
pemancaran, sebagai daya pencipta yang asli.
Sebagai dirinya sendiri, alam adalah natura
naturata (alam yang dilahirkan) yaitu sebuah nama untuk alam dan
Allah yang sama tetapi dipandang menurut perkembangannya yaitu alam yang kelihatan.
Dengan ini Spinoza membantah ajaran Descartes bahwa
realitas seluruhnya terdiri dari tiga substansi (Allah, jiwa, materi). Bagi
Spinoza hanya ada satu substansi saja, yakni Allah atau alam, (Royatul.
2013).
3)
Johann Gottlieb Fichte
Fichte, fakta dasar dari alam
semesta adalah ego yang bebas atau roh yang bebas. Filsafatnya disebut
Wissenschaftslehre atau “ajaran Ilmu
Pengetahuan” yang di bagi menjadi 2 macam ajaran, yaitu: ajaran tentang
ilmu pengetahuan yang teoritis dan ajaran tentang ilmu pengetahuan yang
praktis, (Burhanuddin. 2013).
Manusia dihadapkan kepada
rintangan-rintangan dan manusia digerakan oleh rasa wajib bahwa ia berutang
pada aturan moral umum yang memungkinkannya mampu memilih yang baik.
Idealisme etis Fichte adalah filsafat
hidup yang terletak pada pemilihan antara moral idealisme dan moral
materialism. Subtansi materialism menurut Fichte ialah naluri, kenikmatan tak
bertanggung jawab, bergantung pada diri sendiri.
Menurut Hadjrah
dan Intan Amran (1987) bagi seorang idealis, hukum moral ialah setiap tindakan
harus berupa langkah menuju kesempurnaan spiritual dan hanya dapat dicapai
dalam masyarakat yang anggota-anggotanya adalah pribadi yang bebas
merealisasikan diri mereka dalam kerja untuk masyarakat. Pada tingkat yang
lebih tinggi, keimanan dan harapan manusia muncul dalam kaih Tuhan, (Hadjrah
dan Intan, A. 1987).
4)
William James (1842-1910)
Pemikiran William James di bidang
psikologi agama juga menyanggah pandangan-pandangan tradisional terhadap agama.
Bahwa agama merupakan sesuatu yang objektif, disanggah dengan
pemikiran yang juga menginstrumentalisasikan agama.
Dengan demikian, konsep nengenai
Tuhan yang otonom dan Mahakuasa juga tertolak. Oleh karena keyakinan kepada Tuhan
juga dipandang sebagai alat semata-mata untuk meraih tujuan yang lain, (Anonim.
2010).
Wiliam James menentang pandangan
sebelum dia bahwa kesadaran tidak mewujudkan kesatuan lahiriah. Ia justru
menyatakan bahwa kesadaran adalaj suatu fungsi yang bersumber dari pengalaman
murni.
Pengalaman murni adalah
perubahan-perubahan yang terus dari kehidupan manusia dan akan menjadi bahan
refleksi manusia pada masa depan.
Oleh karena itu, James
menolak adanya kebenaran mutlak, yang berlaku umum, dan bersifat tetap serta
berdiri sendiri. Menurut James kebenaran selalu dapat diubah dan direvisi oleh
pengalaman murni, (Wikipedia. 2009).
2. Keunggulan dan Kekurangan Gerakan Renaisans
a. Keunggulan Gerakan Renaisans Bagi Kehidupan Masa Kini
1) Adanya perubahan dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan. Di mana terjadi pembagian dalam ilmu pengetahuan seperti ilmu lain mulai lepas dari ilmu agama dan falsafahnya, misalnya ilmu sosial : ilmu bumi, ilmu sejarah dll. Begitu juga dengan ilmu eksak seperti ilmu alam.
2) Kebangunan kembali dari peradaban. Zaman ini membongkar hasil peradaban Yunani-Romawi.
3) Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya maju. Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dan kekuasaan golongan gereja yang senantiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan masyarakat di Eropa.
4) Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan kemandirian individu.
5) Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh perubahan di Eropa. Antara lain tokoh perubahan terkenal itu adalah William Harvey yang telah memberi sumbangan dalam kajian peredaran darah.
Renaissance telah melahirkan masyarakat yang lebih progresif dan wujud semangat mandiri sehingga membawa kepada aktivitis penjelajahan dan kemajuan
6) Mendorong pencarian daerah baru sehingga berkobarlah era penjelajahan samudera, (Anonim. 2013).
b.
Kekurangan Gerakan Renaisans Bagi Kehidupan Masa Kini
1)
Eropa
pada priode ini bener-bener mendapat ancaman dari orang-orang arab. Pada
khalifah Umamyah telah meluaskan wilayah taklukannya hingga daerah-daerah
seputar pintu-pintu gerbang konstantinopel walaupun pada akhirnya pengepungan
yang di lakukan Arab gagal total.
2)
Munculnya suatu isu
yang di sebut Kontroversi Ikonoklastik yang berisi bahwa apakah imaji-imaji
tentang Tuhan, Kristus, dan sang perawan Maria serta orang-orang suci
baik dalam bentuk gambar maupun patung boleh dipergunakan di dalam misa atau
tidak.
3)
Pada masa ini selain
terjadi kebangunan kembali juga terjadi kebobrokan moral. Hal ini dikarenakan
tidak adanya suatu norma yang bisa mengatur kehidupan masyarakat. Sehingga bisa
dikatakan bahwa manusia renaissance merupakan manusia yang tidak mempunyai
pegangan (liar).
Keliaran ini
mengakibatkan terjadinya pelanggaran terhadap norma sehingga manusia mengalami
krisis aklak seperti mabuk-mabukan dll. (Anonim. 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar