Ini
merupakan reaksi kimia paling menakjubkan di dunia yang merupakan
bagian terindah yang dapat dihasilkan secara kimia. Kadang Kita kagum
pada bagaimana dua senyawa dapat membuat senyawa baru atau dapat
bereaksi dan membentuk unsur kimia baru.
Ada banyak hal menarik
dan reaksi kimia yang menakjubkan . Jadi silahkan menikmati, top 10
reaksi kimia yang paling menakjubkan di dunia ini.
1. Reaksi Sodium / Natrium (Na) dengan air (H2O)
Natrium adalah elemen yang sangat reaktif dan mudah meledak. Ketika
dicampur dengan air, akan segera menyebabkan ledakan. Na bereaksi dengan
air dalam memproduksi gas Cl cahaya kuning dan panas tinggi.
2. Reaksi antara Magnesium (Mg) dengan Dry Ice
Magnesium sangat mudah terbakar dan apinya akan menyala sangat terang. Magnesium terbakar di Dry Ice (CO2 beku).
3. Reaksi antara Kalium Klorat (KClO3) dengan Gummy Bear
Kalium Klorat biasanya digunakan untuk desinfektan dan kembang api.
Ketika Kalium Klorat direbus, apa pun yang ditambahkan ke dalamnya akan
meledak.
4. Meissner Effect
Ketika sebuah superkonduktor didinginkan di bawah temperatur transisi, maka karakter menjadi diamagnetik.
5. Kejenuhan Sodium Asetat
Natrium Asetat akan jadi jenuh ketika didinginkan atau dipanaskan. Jika ada kontak dengan objek lain kristalisasi akan terjadi.
6. Superabsorben Polymer
Suatu polimer dapat menyerap air sangat cepat dan banyak. Juga disebut Hydrogel.
7. Hexaflouride, belerang yang dapat membuat benda melayang
Gas Hexaflourode adalah tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak
beracun. Selain dapat membuat sesuatu mengambang, menghirup gas ini akan
menyebabkan suara Anda menjadi sangat rendah.
8. Superfluid Helium
Ketika helium didinginkan pada -271 derajat Celsius, helium akan
berubah menjadi Helium II, Ini disebut superfluida. Fluida sangat encer,
bahkan dapat mengalir melawan gravitasi bumi.
9. Reaksi Thermite dengan Nitrogen Cair
bagaimana Reaksi Thermite peledak dapat ditekan / didinginkan oleh Nitrogen Cair.
10. Briggs-Rauscher Reaction (Reaksi Osilasi)
Reaksi ini juga disebut Reaksi Osilasi. Cairan yang tidak memiliki
warna berubah warna ke warna kekuningan, dan kemudian tiba-tiba berubah
menjadi biru gelap, kemudian diubah lagi menjadi tidak berwarna. Proses
ini berulang sampai sekitar 10 kali, kemudian berakhir menjadi biru tua
dengan bau yodium yang kuat
semakin kita dewasa, semakin banyak tantangan hidup yang membuat kita harus kuat mengarungi kehidupan. jadilah dirimu sendiri yang terbaik untuk orang lain.
Senin, 01 Desember 2014
Lihatlah anak-anak itu
berlari mengejar kupu-kupu
bermimpi menjadi presiden
yang selalu beken dan keren
disenangi banyak orang
yang tak tanggung kepalang
Lihatlah anak-anak itu
berlari tersandung batu
tak tau arah dan tuju
menengadahkan tangan selalu
kepada para supir yang sedang melaju
Lihatlah anak-anak itu
Berharap mimpi menjadi nyata
menjadi presiden yang keren
tapi mereka sangat lugu
selugu pencuri masuk penjara
dan selugu koruptor di meja hijau
berlari mengejar kupu-kupu
bermimpi menjadi presiden
yang selalu beken dan keren
disenangi banyak orang
yang tak tanggung kepalang
Lihatlah anak-anak itu
berlari tersandung batu
tak tau arah dan tuju
menengadahkan tangan selalu
kepada para supir yang sedang melaju
Lihatlah anak-anak itu
Berharap mimpi menjadi nyata
menjadi presiden yang keren
tapi mereka sangat lugu
selugu pencuri masuk penjara
dan selugu koruptor di meja hijau
CINTA MASA KECIL
Aku
capek membaca dan menulis yang berat-berat. Kali ini biarkan lah aku
mencoba menulis tentang perasaanku malam ini. Di minggu-minggu tenang
sebelum pergi interview
"Aku sedikit merasakan ketakutan. Bukan takut pada interviuw. Tapi lebih dari itu. Tentang cinta..
Aku mungkin telah beberapa kali merasakan cinta. Dari cinta monyet sampai cinta mati (Tapi tidak semuanya). Setelah sekian lama hidup, baru aku sadari, ternyata cinta itu benar-benar suci adanya. Kalau cinta yang dicampur dengan perasaan lain, itu bukan cinta.
Sejauh ini perasaanku lelah. Cukup sering aku dilanda kegalauan. Tapi berkat motivasi diri, semua kembali seperti semula.
Kadang aku rindu kehidupan masa kecil, jauh dari kesemrawutan hidup sekarang. Memang benar, beruntung anak kecil yang tetap kecil. Tak ada beban didiri mereka. Aku cemburu pada mereka dan aku yang dulu.
Cinta masa kecil..
Cinta pada orang tua, teman, bahkan gadis kecil yang manis itu..
Masa kecil.."
"Aku sedikit merasakan ketakutan. Bukan takut pada interviuw. Tapi lebih dari itu. Tentang cinta..
Aku mungkin telah beberapa kali merasakan cinta. Dari cinta monyet sampai cinta mati (Tapi tidak semuanya). Setelah sekian lama hidup, baru aku sadari, ternyata cinta itu benar-benar suci adanya. Kalau cinta yang dicampur dengan perasaan lain, itu bukan cinta.
Sejauh ini perasaanku lelah. Cukup sering aku dilanda kegalauan. Tapi berkat motivasi diri, semua kembali seperti semula.
Kadang aku rindu kehidupan masa kecil, jauh dari kesemrawutan hidup sekarang. Memang benar, beruntung anak kecil yang tetap kecil. Tak ada beban didiri mereka. Aku cemburu pada mereka dan aku yang dulu.
Cinta masa kecil..
Cinta pada orang tua, teman, bahkan gadis kecil yang manis itu..
Masa kecil.."
Rabu, 26 November 2014
BANTU AKU MENULIS KATA CINTA
Bantu aku menulis kata cinta, sunyiku pada pena.
Sebingkai meja berwarna coklat kelu dan berdebu
seakan lautan kata yang beku dalam dingin suhu.
Sepucuk kertas membentuk perahu, di layarnya teruntuk namamu.
Pena itu kembali menggigil, menggoreskan kegelisahan:
Aku cinta padamu. Hanya genangan tinta terbentuk
seperti teluk
melayarkan katakataku
ke samudera peluk.
Bantu aku menulis kata cinta dengan sinar matamu
agar kutemukan nyala dalam unggun kata
atau jadilah rembulan di rantingranting aksara
mengganti tikaman gelap dengan romantika remang.
Biarkan kuikatkan samarsamar cahayamu
menyatukan sejuta kalimat dalam lembarlembar puisi.
Lalu senyummu kujadikan majas
Agar makna semakin jelas
membebaskan cinta dari pernyataan
yang tak pernah tuntas.
Atau, jadilah kamu laut yang dalam dan biru
mengganti kalimatku yang dangkal dan berbatu.
Kuseberangi selat bibirmu, mengembara
hingga palung jiwamu. Laguna yang teduh berangin
Sebuah jalan setapak membelah ombak.
Ombak di matamu.
Sebingkai meja berwarna coklat kelu dan berdebu
seakan lautan kata yang beku dalam dingin suhu.
Sepucuk kertas membentuk perahu, di layarnya teruntuk namamu.
Pena itu kembali menggigil, menggoreskan kegelisahan:
Aku cinta padamu. Hanya genangan tinta terbentuk
seperti teluk
melayarkan katakataku
ke samudera peluk.
Bantu aku menulis kata cinta dengan sinar matamu
agar kutemukan nyala dalam unggun kata
atau jadilah rembulan di rantingranting aksara
mengganti tikaman gelap dengan romantika remang.
Biarkan kuikatkan samarsamar cahayamu
menyatukan sejuta kalimat dalam lembarlembar puisi.
Lalu senyummu kujadikan majas
Agar makna semakin jelas
membebaskan cinta dari pernyataan
yang tak pernah tuntas.
Atau, jadilah kamu laut yang dalam dan biru
mengganti kalimatku yang dangkal dan berbatu.
Kuseberangi selat bibirmu, mengembara
hingga palung jiwamu. Laguna yang teduh berangin
Sebuah jalan setapak membelah ombak.
Ombak di matamu.
BODOHNYA PENDIDIKAN DI INDONESIA
Mau tahu kegilaan system
pembelajaran di Indonesia? Efek samping dari system pendidikan Indonesia
yang terpacu pada nilai dan biasanya disebut SKM. Saya sendiri gak
begitu inget itu singkatan dari apa. Lalu,apakah masalahnya dari system
pendidikan itu?
Bohong BESAR BANGET menurut saya kalau ada yang bilang system pendidikan di Indonesia udah baik. Sini, ketemu sama Saya dan adu bacot ma Saya (tapi lihat ukuran badan juga ya. Heheheehehe)
Oke, Saya emang emosi banget sama system pendidikan di Indonesia yang sebenernya justru ngebodohin anak-anaknya dan menyengsarakan banyak rakyat.
Apa faktanya?
Ada. BANYAK.
Dan ini adalah sebagian yang bisa Saya lihat dan entah Saya alami atau tidak.
System pendidikan di Indonesia itu bersifat Kompetisi.
*loh? Bukannya itu malah baik ya step?
Yak, baik sekali. Baik untuk tempat-tempat bibingan belajar non-formal yang memasang iklan sebanyak-banyaknya demi membuat siswa-siswa tertarik untuk mendaftar dengan UANG. Semakin besar UANG yang dimiliki, makin besar kesempatan untuk mendapatkan penanganan ilmu yang lebih baik dan jaminan masuk sekolah maupun perguruan tinggi terbaik. Kenapa akhirnya bisa begitu?
Apakah masyarakat kita begitu bodohnya sehingga termakan janji-janji serta iklan yang ditawarkan oleh para bimbel bimbel itu?
Jangan salahkan mereka yang pada dasarnya hanya mengambil kesempatan di tengah kebodohan kesempitan. Ya, bimbel-bimbel laris manis karena pola piker orang tua serta siswa yang lebih dahulu terdoktrin akan pentingnya sebuah pembelajaran efektif di luar sekolah.
Sekolah dianggap tidak memberi ilmu yang cukup karena satu guru-atau 2 guru dalam satu kelas harus mengajari sekitar 30-40 siswa. Ada apa dengan ilmu yang diberikan oleh guru itu? Karena jika sang siswa tidak memahami pelajaran, maka nantinya ketika ujian, dia bisa dapat nilai jelek, remedial, dan dianggap BODOH. Well, memang begitulah pentingnya angka di atas 7 untuk menjauhkan emosi orangtua ketika menerima rapor.
Bukankah akhirnya baik karena siswa belajar dengan sebaik mungkin?
Ya, dengan baik sampai akhirnya Memaksakan diri mereka. Sadar atau gak, yang mereka pelajari mati-matian kebanyakan hanyalah untuk meraih nilai baik ketika ujian. Kalau sudah begitu, masa depan tampaknya bagus. Benarkah itu?
Gue gak melihat hal itu di Thomas Alfa Edison, Bill Gates, atau Tom Cruise sekalipun.
Search aja di Google kalau gak percaya.
Sedih memang mengetahui system pendidikan di Indonesia akhirnya memaksa siswanya untuk punya ingatan dan memori yang kuat. Padahal, gak semua siswa memiliki kemampuan itu. Gak semua siswa jago menghafal tapi berbakat di music atau olahraga, gak semua siswa jago dan cepat menghitung dan menghafal rumus, tapi dia jago banget sama yang namanya berfikiran logis dan berbicara, dan masih banyak hal lain yang gue temui.
Saya akuin, Saya gak bodoh pas SMP. Saya bisa dapet nilai top cer di semua pelajaran tapi, tanyalah semua pelajaran SMP ke Saya(bukannya menyombongkan diri). Mungkin sekarang Saya Cuma akan Tanya ; emang ada pelajaran itu ya dulu? Heheheehe
Sedih memang apalagi siswa gak tahu tujuan mereka mempelajari dan menghafal itu semua buat apa. Karena jujur, sekarang Saya sepertinya tidak menggunakan semua ilmu yang udah Saya pelajari selama SMP-SMA. Saya hanya mengetahui beberapa pelajaran, tanpa benar-benar mengingat dan mengaplikasikan pelajaran-pelajaran tersebut dalam kehidupan ataupun pekerjaan Saya nanti.
Justru yang Saya dapat dan Saya aplikasikan lebih banyak ketika Saya berorganisasi, atau melakukan hobi Saya , atau berinteraksi dengan banyak orang dibandingkan duduk diam dan baca buku sambil mulut komat-kamit.
Bukankah itu juga bisa disebut belajar ?
Dari dulu, kalau bonyok udah teriak ; Belajar Kamu!!!
Pasti kebanyang buku pelajaran,.pulpen, duduk, ngafal, dan setres .
Tapi kalau sekarang, gue disuruh belajar, jangan coba-coba Saya akan langsung duduk diam dan baca buku.
Pertanyaannya; mau aku belajar apa?
Belajar menghormati orang lain? Men, teori di buku PKN gak ngaruh tuh ,kalau gak dipraktekin ke orang banyak.
Belajar presentasi? Gak cukup Cuma beli buku di bagian Relasi di took buku, coba dan asah terus-menerus, baru bisa bikin kita jago ngomong di depan umum.
Daaannnn masih banyak hal lain yang seharusnya kalian pahami arti sebenarnya dari BELAJAR.
Kalau Cuma berorientasi dengan sekolah/uneversitas bagus, lulus dapet gelar, kerja, dan tajir… lebih baik sekarang kalian tobat. Meeeennnnnnnn
Buat apa itu semua? Kalau ternyata, Tuhan pun gak pernah lihat seberapa pinter kita, seberapa kaya kita, atau seberapa hebat kita. Mati pun, itu semua gak kita bawa. Kecuali lo mau kaya untuk bantu orang lain, so far, Saya akan kasih semua jempol yang punya.
Akhirnya, balik lagi ke system pendidikan Indonesia yang mencetak banyak siswa dengan pola pikir seperti berikut. Akhirnya, kompetisi itupun berlanjut dengan berbagai cara yang dihalalkan.
Seperti apakah itu?
NYONTEK.
Dalam perkembangannya, nyontek udah gak lagi Cuma sekedar pas ujian. Gak Cuma nanya teman terdekat, atau lewat contekan yang kita simpen. Tapi nyontek udah menjadi kebiasaan yang gak kita sadari. Lenapa bisa begitu?
Ya demi nilai yang bagus dooooonnnggg. Dan mencegah dihukum guru.
Maka sekarang, nyontek bukan hanya sekedar mencuri jawaban teman, tapi juga kita berbohong. What?! Ya, kita(buat yang ngerasa aja. Saya berharap sih Saya gak gitu ya-termasuk anda yang baca) gak berbuat jujur dan berbuat gak adil dengan teman-teman yang lain berjuang keras.
Kalau gitu, inilah fakta penting tentang nyontek.
*Nyalin kerjaan (PR/PS) temen itu NYONTEK
*Copy-paste tugas temen itu NYONTEK
*DLL
Pikirkan sendiri aja perbuatan tidak jujur dan tidak fair yang udah kita lakukan selama “belajar” di sekolah/universitas.
Sedih memang karena kompetisi ini juga, relasi antar murid gak terjalin dengan baik. Apalagi, kalau ada anak yang terlalu berkompetisi dalam studinya dan belajar mati-matian. Yah, ending2nya dia sulit bergaul dan biasa kita sebut KUPER baca: kurang pergaulan. Sedih kalau Saya tahu ada orang yang terlalu ngejar nilai dan akhirnya, dia gak bisa nikmatin dunia luar.. my room is my world… hmmmmmm
Lalu, bagaimana solusinya?
SISTEM PENDIDIKAN KOMPETTITIF red: KERJA SAMA
Ya, dengan system pendidikan yang mengutamakan kerja sama, tentunya siswa akan lebih termotivasi untuk menjalin relasi demi mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan minat dan bakatnya dibandingkan mempelajari sesuatu yang tidak disenangi dan diketahui nya akan diapakan pelajarannya nanti. Yaaaahhh… begitulah…
Liaht ajalah tontonan di luar negeri. Seneng ngelihat siswanya “berkompetisi” bukan demi nilai atau sesuatu yang gak akan dipakainya nanti untuk masa depannya.
Sayang ya.. PEMERINTAH TAHU KALAU SISTEM PENDIDIKANNYA SALAH TAPI DIBIARIN AJA. Hehehehhee, (semoga aja ada pejabat pemerintah yang baca)
Iyalah, supaya mereka bisa terus-terusan rapat, ngubah system kurikulum, system ujian, SEENAK JIDAT MEREKA . kenapa? Rapat itu pake budget looohhh… makan pun dibayarin, rapatpun bisa dimanapun disuakin, dan ujung-unjungya, DUIT RAKYAT KOK. Duit yang bertitle”DEMI PENDIDIKAN PERUT BANGSA”
Lalu juga aka nada studi banding dengan Negara lain tapi, yaudah. YANG PENTING JALAN-JALANNYA.
Ada yang tersinggung? Lalu mau mengajukan saya atas tuduhan pencemaran nama baik? Lalu saya akan duduk di kursi panas?wuih takut
Well, ini Cuma pendapat orang yang tak berpendidikan yang selama ini memang melihat hal seperti itu. Kalau memang salah, ya ngomong baik-baik lah. Yang ngajuin ke meja hijau itu kan pasti orang-orang berduit pengen eksis. Kalau memang bisa dinasihati dan diomongin baik-baik, kenapa harus cepat tersulut emosi?
Yah,namanya juga jeleknya udah ketahuan.. harus segera ditutupi kan…
Ah,udah ah. Mending juga jalanin aja dengan senang hati.. makan hati akalu ngebahas system pendidikan di Indonesia dengan menter-menteri yang ngkunya berpendidikan tapi sebenernya ya itu tadi. Terlahir dari system pendidikan yang salah, maka para pejabatanya pun punya system pemikiran yang SALAH. Persis kayak yang saya tulis di atas. Dampak dari system pendidikan kompetisi adalah lulus,gelar,duit. Ngerti kan kenapa Indonesia banyak koruptor?
Hah, udahlah. Sakit hati doing nulis beginian. Lebih baik berdoa supaya pemerintah itu bisa masuk sorga. Karna doain pemerintah bisa berubah itu sama aja kayak berharap Bumi jadi bentuk segitiga. Yok, ba baiii
Okay, ini udah cukup banyak cuap-cuapnya…
Segini dulu mungkin..
NB yang merasa tersinggung jangan baca
Bohong BESAR BANGET menurut saya kalau ada yang bilang system pendidikan di Indonesia udah baik. Sini, ketemu sama Saya dan adu bacot ma Saya (tapi lihat ukuran badan juga ya. Heheheehehe)
Oke, Saya emang emosi banget sama system pendidikan di Indonesia yang sebenernya justru ngebodohin anak-anaknya dan menyengsarakan banyak rakyat.
Apa faktanya?
Ada. BANYAK.
Dan ini adalah sebagian yang bisa Saya lihat dan entah Saya alami atau tidak.
System pendidikan di Indonesia itu bersifat Kompetisi.
*loh? Bukannya itu malah baik ya step?
Yak, baik sekali. Baik untuk tempat-tempat bibingan belajar non-formal yang memasang iklan sebanyak-banyaknya demi membuat siswa-siswa tertarik untuk mendaftar dengan UANG. Semakin besar UANG yang dimiliki, makin besar kesempatan untuk mendapatkan penanganan ilmu yang lebih baik dan jaminan masuk sekolah maupun perguruan tinggi terbaik. Kenapa akhirnya bisa begitu?
Apakah masyarakat kita begitu bodohnya sehingga termakan janji-janji serta iklan yang ditawarkan oleh para bimbel bimbel itu?
Jangan salahkan mereka yang pada dasarnya hanya mengambil kesempatan di tengah kebodohan kesempitan. Ya, bimbel-bimbel laris manis karena pola piker orang tua serta siswa yang lebih dahulu terdoktrin akan pentingnya sebuah pembelajaran efektif di luar sekolah.
Sekolah dianggap tidak memberi ilmu yang cukup karena satu guru-atau 2 guru dalam satu kelas harus mengajari sekitar 30-40 siswa. Ada apa dengan ilmu yang diberikan oleh guru itu? Karena jika sang siswa tidak memahami pelajaran, maka nantinya ketika ujian, dia bisa dapat nilai jelek, remedial, dan dianggap BODOH. Well, memang begitulah pentingnya angka di atas 7 untuk menjauhkan emosi orangtua ketika menerima rapor.
Bukankah akhirnya baik karena siswa belajar dengan sebaik mungkin?
Ya, dengan baik sampai akhirnya Memaksakan diri mereka. Sadar atau gak, yang mereka pelajari mati-matian kebanyakan hanyalah untuk meraih nilai baik ketika ujian. Kalau sudah begitu, masa depan tampaknya bagus. Benarkah itu?
Gue gak melihat hal itu di Thomas Alfa Edison, Bill Gates, atau Tom Cruise sekalipun.
Search aja di Google kalau gak percaya.
Sedih memang mengetahui system pendidikan di Indonesia akhirnya memaksa siswanya untuk punya ingatan dan memori yang kuat. Padahal, gak semua siswa memiliki kemampuan itu. Gak semua siswa jago menghafal tapi berbakat di music atau olahraga, gak semua siswa jago dan cepat menghitung dan menghafal rumus, tapi dia jago banget sama yang namanya berfikiran logis dan berbicara, dan masih banyak hal lain yang gue temui.
Saya akuin, Saya gak bodoh pas SMP. Saya bisa dapet nilai top cer di semua pelajaran tapi, tanyalah semua pelajaran SMP ke Saya(bukannya menyombongkan diri). Mungkin sekarang Saya Cuma akan Tanya ; emang ada pelajaran itu ya dulu? Heheheehe
Sedih memang apalagi siswa gak tahu tujuan mereka mempelajari dan menghafal itu semua buat apa. Karena jujur, sekarang Saya sepertinya tidak menggunakan semua ilmu yang udah Saya pelajari selama SMP-SMA. Saya hanya mengetahui beberapa pelajaran, tanpa benar-benar mengingat dan mengaplikasikan pelajaran-pelajaran tersebut dalam kehidupan ataupun pekerjaan Saya nanti.
Justru yang Saya dapat dan Saya aplikasikan lebih banyak ketika Saya berorganisasi, atau melakukan hobi Saya , atau berinteraksi dengan banyak orang dibandingkan duduk diam dan baca buku sambil mulut komat-kamit.
Bukankah itu juga bisa disebut belajar ?
Dari dulu, kalau bonyok udah teriak ; Belajar Kamu!!!
Pasti kebanyang buku pelajaran,.pulpen, duduk, ngafal, dan setres .
Tapi kalau sekarang, gue disuruh belajar, jangan coba-coba Saya akan langsung duduk diam dan baca buku.
Pertanyaannya; mau aku belajar apa?
Belajar menghormati orang lain? Men, teori di buku PKN gak ngaruh tuh ,kalau gak dipraktekin ke orang banyak.
Belajar presentasi? Gak cukup Cuma beli buku di bagian Relasi di took buku, coba dan asah terus-menerus, baru bisa bikin kita jago ngomong di depan umum.
Daaannnn masih banyak hal lain yang seharusnya kalian pahami arti sebenarnya dari BELAJAR.
Kalau Cuma berorientasi dengan sekolah/uneversitas bagus, lulus dapet gelar, kerja, dan tajir… lebih baik sekarang kalian tobat. Meeeennnnnnnn
Buat apa itu semua? Kalau ternyata, Tuhan pun gak pernah lihat seberapa pinter kita, seberapa kaya kita, atau seberapa hebat kita. Mati pun, itu semua gak kita bawa. Kecuali lo mau kaya untuk bantu orang lain, so far, Saya akan kasih semua jempol yang punya.
Akhirnya, balik lagi ke system pendidikan Indonesia yang mencetak banyak siswa dengan pola pikir seperti berikut. Akhirnya, kompetisi itupun berlanjut dengan berbagai cara yang dihalalkan.
Seperti apakah itu?
NYONTEK.
Dalam perkembangannya, nyontek udah gak lagi Cuma sekedar pas ujian. Gak Cuma nanya teman terdekat, atau lewat contekan yang kita simpen. Tapi nyontek udah menjadi kebiasaan yang gak kita sadari. Lenapa bisa begitu?
Ya demi nilai yang bagus dooooonnnggg. Dan mencegah dihukum guru.
Maka sekarang, nyontek bukan hanya sekedar mencuri jawaban teman, tapi juga kita berbohong. What?! Ya, kita(buat yang ngerasa aja. Saya berharap sih Saya gak gitu ya-termasuk anda yang baca) gak berbuat jujur dan berbuat gak adil dengan teman-teman yang lain berjuang keras.
Kalau gitu, inilah fakta penting tentang nyontek.
*Nyalin kerjaan (PR/PS) temen itu NYONTEK
*Copy-paste tugas temen itu NYONTEK
*DLL
Pikirkan sendiri aja perbuatan tidak jujur dan tidak fair yang udah kita lakukan selama “belajar” di sekolah/universitas.
Sedih memang karena kompetisi ini juga, relasi antar murid gak terjalin dengan baik. Apalagi, kalau ada anak yang terlalu berkompetisi dalam studinya dan belajar mati-matian. Yah, ending2nya dia sulit bergaul dan biasa kita sebut KUPER baca: kurang pergaulan. Sedih kalau Saya tahu ada orang yang terlalu ngejar nilai dan akhirnya, dia gak bisa nikmatin dunia luar.. my room is my world… hmmmmmm
Lalu, bagaimana solusinya?
SISTEM PENDIDIKAN KOMPETTITIF red: KERJA SAMA
Ya, dengan system pendidikan yang mengutamakan kerja sama, tentunya siswa akan lebih termotivasi untuk menjalin relasi demi mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan minat dan bakatnya dibandingkan mempelajari sesuatu yang tidak disenangi dan diketahui nya akan diapakan pelajarannya nanti. Yaaaahhh… begitulah…
Liaht ajalah tontonan di luar negeri. Seneng ngelihat siswanya “berkompetisi” bukan demi nilai atau sesuatu yang gak akan dipakainya nanti untuk masa depannya.
Sayang ya.. PEMERINTAH TAHU KALAU SISTEM PENDIDIKANNYA SALAH TAPI DIBIARIN AJA. Hehehehhee, (semoga aja ada pejabat pemerintah yang baca)
Iyalah, supaya mereka bisa terus-terusan rapat, ngubah system kurikulum, system ujian, SEENAK JIDAT MEREKA . kenapa? Rapat itu pake budget looohhh… makan pun dibayarin, rapatpun bisa dimanapun disuakin, dan ujung-unjungya, DUIT RAKYAT KOK. Duit yang bertitle”DEMI PENDIDIKAN PERUT BANGSA”
Lalu juga aka nada studi banding dengan Negara lain tapi, yaudah. YANG PENTING JALAN-JALANNYA.
Ada yang tersinggung? Lalu mau mengajukan saya atas tuduhan pencemaran nama baik? Lalu saya akan duduk di kursi panas?wuih takut
Well, ini Cuma pendapat orang yang tak berpendidikan yang selama ini memang melihat hal seperti itu. Kalau memang salah, ya ngomong baik-baik lah. Yang ngajuin ke meja hijau itu kan pasti orang-orang berduit pengen eksis. Kalau memang bisa dinasihati dan diomongin baik-baik, kenapa harus cepat tersulut emosi?
Yah,namanya juga jeleknya udah ketahuan.. harus segera ditutupi kan…
Ah,udah ah. Mending juga jalanin aja dengan senang hati.. makan hati akalu ngebahas system pendidikan di Indonesia dengan menter-menteri yang ngkunya berpendidikan tapi sebenernya ya itu tadi. Terlahir dari system pendidikan yang salah, maka para pejabatanya pun punya system pemikiran yang SALAH. Persis kayak yang saya tulis di atas. Dampak dari system pendidikan kompetisi adalah lulus,gelar,duit. Ngerti kan kenapa Indonesia banyak koruptor?
Hah, udahlah. Sakit hati doing nulis beginian. Lebih baik berdoa supaya pemerintah itu bisa masuk sorga. Karna doain pemerintah bisa berubah itu sama aja kayak berharap Bumi jadi bentuk segitiga. Yok, ba baiii
Okay, ini udah cukup banyak cuap-cuapnya…
Segini dulu mungkin..
NB yang merasa tersinggung jangan baca
KITA BANGSA PENGHAFAL TEORI
Pernahkah kita sadari bahwa, sejak menempuh bangku sekolah dasar
hingga perguruan tinggi, kita manusia Indonesia, Sembilan puluh persen,
mungkin lebih, kita hanya jadi bangsa penghafal teori belaka, teori yang
tidak punya asas manfaat sama sekali dalam kehidupan secara nyata.
Apa yang saya alami mungkin juga dialam oleh seluruh orang Indonesia yang pernah bersekolah formal model negeri ini. Dulu ketika masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), saya masih ingat betul bagaimana guru-guru kami saat itu begitu teoritis dalam mengajar. Guru agama kami memaksa kami menghafal salah satu ayatr al-quran lengkap beserta maknanya dalam bahasa Indonesia, semua harus dihafal, tidak kurang satu ayat atau satu kata makna terjemahan pun yang terlewatkan, tiap minggunya istilahnya harus “disetor”. lain lagi guru sejarah, ia memaksa kami, murid-muridnya menghafal dengan detail tanggal-tanggal, tahun-tahun, tokoh, dan catatan-catatan sejarah peristiwa bersejarah setiap babnya.
Guru PPKN, atau yang sekarang disebut sebagai kewarganegaraan pun tak jauh beda, malah lebih parah, aku anggap mata pelajaran paling teoritis di antara yang lain. Bagaimana tidak disebut teoritis, semua pasal-pasal yang terkait bab yang sedang diajar harus dihafalkan, begitupun definisi-definisinyanya yang sangat kontekstual, ketika ujian pun model soal yang keluar mudah ditebak, apa yang dimaksud? Apa pengertian dari? Apa tujuan dari? Apa pasal tentang? Sebutkan minimal tiga? Tahun berapakah?
Lain lagi guru fisika, setiap bab minimal pasati ada minimal dua rumus, setiap rumus pastinya dihafalkan. Kita para murid terpaksa mengahafal rumus yang memang sudah dari sononya, tak dijelaskan bagaimana ada alfa, bagaimana bisa beta, bagaimana muncul satuan konstan, menghitung yang kita sendiri tidak tahu asalnya, ukuran newton, ukuran massa, ukuran grafitasi yang juga sudah pakem juga dari sononya yang mustahil kita ketahui, bahkan oleh si guru pun jangan-jangan sama bodohnya,
“sudah ! pokoknya hafalkan rumus yang ada di Lembar kerja Siswa atau yang popular disebut buku LKS”, begitu kata sang pahlawan tanpa tanda jasa ini. Siap-siaplah disebut dicap sebagai yahudi jika mengkritisi musabab rumus tersebut, seolah buku dan LKS adalah kitab suci yang turun dari langit dan mutlak diimani tanpa banyak bicara.
Pun sama halnya dengan mata pelajaran lainya, tersebutlah ada Biologi, geografi, Bahasa Indonesia, matematika, dan juga mata pelajaran yang punya tempat istimewa di system pendidikan kita, melebihi bahasa dunia sendiri, apalagi kalau bukan Bahasa Inggris. Memang sang guru tidak memaksa secara langsung para siswanya untuk menghafal, namun sistem yang dibuat para guru memaksa kita mengahafal teori-teori tersebut, semua guru seolah sepakat bahwa yang dihafalkan sudah pasti itulah yang keluar saat ujian, mutlak dan tak bisa ditawar.
Bahkan pelajaran seni yang harusnya otak kiri kita yang selayaknya diistirahatkan pun kini tak lepas dari apa yang disebut LKS. Otak kiri kita serasa diperas tiap hari dari jam 07.00 sampai jam 14.00 saat kelas berakhir. Mungkin hanya satu mata pelajaran yang tidak menggunakan otak kiri, dan mungkin hanya satu-satunya, apalagi kalau bukan olahraga. Namun mata pelajaran yang mungkin sebagai mata pelajaran paling ditunggu ini pun juga telah terkontaminasi dengan apa yang disebut LKS, syahdan, kini setelah para murid berkeringat, pilihan ganda di LKS harus sudah diisi untuk selanjutnya dikumpulkan untuk dibubuhi paraf.
Namun, apakah kita menyematkan perilaku hafal teori ini pada pundak sang guru.?Ternyata sang guru, meski tak semua guru berorientasi demikian, pun adalah bagian dari sebuah sistem pendidikan Indonesia yang salah kaprah, siapa yang menciptakan, tentulah orang-orang di kemendiknas. Sistem yang diformalkan dan dilanggengkan keberadaanya dengan ujian nasional yang jelas hanya menciptakan pendidikan berorientasi nilai raport dan ijazah.
Pendidikan yang menciptakan kemapanan fatamorgana dan kebanggaan jangka pendek. Hanya memproduksi ilmuwan teoritis, mungkin itu pula yang menyebabkan negeri ini banyak ditemui praktisi, professor, pejabat yang cuma pandai berwacana dan berteoritis namun tak punya implementasi kongkret. Menciptakn juara-juara olimpiade internasional, sebuah kewajaran mengingat ribuan rumus fisika dan kimia telah melekat di luar kepala mereka sejak SMP, teori rumus-rumus sejenis yang di negara sekelas Jepang saja diajarkan baru saat di perguruan tinggi. Sangat bermanfaat bagi mereka para juara dengan otak encer, bagi saya dan sebagian besar murid, lain perkaranya, teori-teori tersebut hilang tak berbekas sejam setelah ujian berakhir. Sangat mubadzir
Apa yang saya alami mungkin juga dialam oleh seluruh orang Indonesia yang pernah bersekolah formal model negeri ini. Dulu ketika masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), saya masih ingat betul bagaimana guru-guru kami saat itu begitu teoritis dalam mengajar. Guru agama kami memaksa kami menghafal salah satu ayatr al-quran lengkap beserta maknanya dalam bahasa Indonesia, semua harus dihafal, tidak kurang satu ayat atau satu kata makna terjemahan pun yang terlewatkan, tiap minggunya istilahnya harus “disetor”. lain lagi guru sejarah, ia memaksa kami, murid-muridnya menghafal dengan detail tanggal-tanggal, tahun-tahun, tokoh, dan catatan-catatan sejarah peristiwa bersejarah setiap babnya.
Guru PPKN, atau yang sekarang disebut sebagai kewarganegaraan pun tak jauh beda, malah lebih parah, aku anggap mata pelajaran paling teoritis di antara yang lain. Bagaimana tidak disebut teoritis, semua pasal-pasal yang terkait bab yang sedang diajar harus dihafalkan, begitupun definisi-definisinyanya yang sangat kontekstual, ketika ujian pun model soal yang keluar mudah ditebak, apa yang dimaksud? Apa pengertian dari? Apa tujuan dari? Apa pasal tentang? Sebutkan minimal tiga? Tahun berapakah?
Lain lagi guru fisika, setiap bab minimal pasati ada minimal dua rumus, setiap rumus pastinya dihafalkan. Kita para murid terpaksa mengahafal rumus yang memang sudah dari sononya, tak dijelaskan bagaimana ada alfa, bagaimana bisa beta, bagaimana muncul satuan konstan, menghitung yang kita sendiri tidak tahu asalnya, ukuran newton, ukuran massa, ukuran grafitasi yang juga sudah pakem juga dari sononya yang mustahil kita ketahui, bahkan oleh si guru pun jangan-jangan sama bodohnya,
“sudah ! pokoknya hafalkan rumus yang ada di Lembar kerja Siswa atau yang popular disebut buku LKS”, begitu kata sang pahlawan tanpa tanda jasa ini. Siap-siaplah disebut dicap sebagai yahudi jika mengkritisi musabab rumus tersebut, seolah buku dan LKS adalah kitab suci yang turun dari langit dan mutlak diimani tanpa banyak bicara.
Pun sama halnya dengan mata pelajaran lainya, tersebutlah ada Biologi, geografi, Bahasa Indonesia, matematika, dan juga mata pelajaran yang punya tempat istimewa di system pendidikan kita, melebihi bahasa dunia sendiri, apalagi kalau bukan Bahasa Inggris. Memang sang guru tidak memaksa secara langsung para siswanya untuk menghafal, namun sistem yang dibuat para guru memaksa kita mengahafal teori-teori tersebut, semua guru seolah sepakat bahwa yang dihafalkan sudah pasti itulah yang keluar saat ujian, mutlak dan tak bisa ditawar.
Bahkan pelajaran seni yang harusnya otak kiri kita yang selayaknya diistirahatkan pun kini tak lepas dari apa yang disebut LKS. Otak kiri kita serasa diperas tiap hari dari jam 07.00 sampai jam 14.00 saat kelas berakhir. Mungkin hanya satu mata pelajaran yang tidak menggunakan otak kiri, dan mungkin hanya satu-satunya, apalagi kalau bukan olahraga. Namun mata pelajaran yang mungkin sebagai mata pelajaran paling ditunggu ini pun juga telah terkontaminasi dengan apa yang disebut LKS, syahdan, kini setelah para murid berkeringat, pilihan ganda di LKS harus sudah diisi untuk selanjutnya dikumpulkan untuk dibubuhi paraf.
Namun, apakah kita menyematkan perilaku hafal teori ini pada pundak sang guru.?Ternyata sang guru, meski tak semua guru berorientasi demikian, pun adalah bagian dari sebuah sistem pendidikan Indonesia yang salah kaprah, siapa yang menciptakan, tentulah orang-orang di kemendiknas. Sistem yang diformalkan dan dilanggengkan keberadaanya dengan ujian nasional yang jelas hanya menciptakan pendidikan berorientasi nilai raport dan ijazah.
Pendidikan yang menciptakan kemapanan fatamorgana dan kebanggaan jangka pendek. Hanya memproduksi ilmuwan teoritis, mungkin itu pula yang menyebabkan negeri ini banyak ditemui praktisi, professor, pejabat yang cuma pandai berwacana dan berteoritis namun tak punya implementasi kongkret. Menciptakn juara-juara olimpiade internasional, sebuah kewajaran mengingat ribuan rumus fisika dan kimia telah melekat di luar kepala mereka sejak SMP, teori rumus-rumus sejenis yang di negara sekelas Jepang saja diajarkan baru saat di perguruan tinggi. Sangat bermanfaat bagi mereka para juara dengan otak encer, bagi saya dan sebagian besar murid, lain perkaranya, teori-teori tersebut hilang tak berbekas sejam setelah ujian berakhir. Sangat mubadzir
Puisi Cinta Patah Hati
Puisi cinta patah hati ini untuk kamu yang sedang merasakan patah hati, semoga jadi semangat kembali
Bukankah adam terlempar ke bumi,
Sebab birahi? Atau karena patah hati?
Apakah cinta telah musnah sebelum menginjak bumi.
Puisi Sederhana, Puisi Pembebas Hati
Puisi bukan gombalisasi
juga bukan buat tipsani
puisi bahasa hati bahasa nurani
walaupun ini cuma puisi patah hati
Puisi sederhana
Puisi yang mampu berbicara
tentang derita semesta
atau tentang rakusnya penguasa
aku ingin puisi sederhana
seperti chairil anwar, wiji thukul atau sabron aidit
yang tetap hidup abadi
hingga 1000 tahun lagi
aku ingin puisi sederhana
yang mampu menyadarkan
tentang keterbelakangan dan kemiskinan
atau penyeragaman dan keseragaman
Puisi mungkin bahasa hati
Puisi mungkin bahasa nurani
Tapi ini puisi patah hati
ada juga puisi yang mengisahkan diri
atau yang membela diri sendiri
sungguh, semuanya berarti, asal bukan gombalisasi
yang merugikan banyak insani
Biarkan saja puisi patah hati berbicara
biarkan saja puisi patah hati berkisah
walau sederhana
walau beriak
walau berurai air mata
karena puisi adalah kata hati
hanya bisa didengar oleh telinga hati
karena seni selalu menjadi pembebas hati
Puisi patah hati bukan gombalisasi
Puisi patah hati sekadar ekspresi jiwa
dari sebuah nyata … yang membuat terluka
yang terungkapkan dengan rasa
bukan sekedar kata dan imaji semata
Puisi patah hati tak berniat gombalisasi
Puisi patah hati cuma rangkaian kata
rima, nada, dan suasana
jadikannya indah terasa
Puisi patah hati bukan gombalisasi
Puisi patah hati sebuah kontemplasi
Puisi Patah Hati bukan hendak bunuh diri
dari hidup yang dijalani
Karena merasa tidak berarti
Puisi Patah Hati adalah …
ketika kelaparan tak lagi dirasakan
ketika bencana menjadi sebuah pesta ibadah
ketika banjir dan hujan menjadi berkah
Puisi Patah Hati adalah …
ketika kebohongan menjadi ritual harian
ketika kejujuran hanya ada dalam mimpi
ketika kita tak lagi dapat menerima kenyataan
ketika dunia ini makin sesak
Puisi Patah Hati adalah …
Saat cokelat serasa tai kucing
Dikala makan roti berasa duri
Diam dianggap makian
Ketidakpedulian dianggap serangan
Puisi Patah Hati adalah hujan bulan juni kata Sapardi Djoko Damono
Puisi Patah Hati adalah hujan dan ayam kata Sutardji CB
Puisi Patah Hati adalah tambur mainan anak-anak di negeri ajaib kata Rendra
Puisi Patah Hati adalah guci retak kata Goenawan Mohamad
Puisi Patah Hati adalah bayi mati tak mati mati mati kata Mira Sato
Puisi Patah Hati adalah cakrawala tanpa batas dan berdoa
dan menyatakan cinta kata Taufik Ismail
Puisi Patah Hati …tak akan pernah mati
Walau dibunuh seribu kali …
Bukankah adam terlempar ke bumi,
Sebab birahi? Atau karena patah hati?
Apakah cinta telah musnah sebelum menginjak bumi.
Puisi Sederhana, Puisi Pembebas Hati
Puisi bukan gombalisasi
juga bukan buat tipsani
puisi bahasa hati bahasa nurani
walaupun ini cuma puisi patah hati
Puisi sederhana
Puisi yang mampu berbicara
tentang derita semesta
atau tentang rakusnya penguasa
aku ingin puisi sederhana
seperti chairil anwar, wiji thukul atau sabron aidit
yang tetap hidup abadi
hingga 1000 tahun lagi
aku ingin puisi sederhana
yang mampu menyadarkan
tentang keterbelakangan dan kemiskinan
atau penyeragaman dan keseragaman
Puisi mungkin bahasa hati
Puisi mungkin bahasa nurani
Tapi ini puisi patah hati
ada juga puisi yang mengisahkan diri
atau yang membela diri sendiri
sungguh, semuanya berarti, asal bukan gombalisasi
yang merugikan banyak insani
Biarkan saja puisi patah hati berbicara
biarkan saja puisi patah hati berkisah
walau sederhana
walau beriak
walau berurai air mata
karena puisi adalah kata hati
hanya bisa didengar oleh telinga hati
karena seni selalu menjadi pembebas hati
Puisi patah hati bukan gombalisasi
Puisi patah hati sekadar ekspresi jiwa
dari sebuah nyata … yang membuat terluka
yang terungkapkan dengan rasa
bukan sekedar kata dan imaji semata
Puisi patah hati tak berniat gombalisasi
Puisi patah hati cuma rangkaian kata
rima, nada, dan suasana
jadikannya indah terasa
Puisi patah hati bukan gombalisasi
Puisi patah hati sebuah kontemplasi
Puisi Patah Hati bukan hendak bunuh diri
dari hidup yang dijalani
Karena merasa tidak berarti
Puisi Patah Hati adalah …
ketika kelaparan tak lagi dirasakan
ketika bencana menjadi sebuah pesta ibadah
ketika banjir dan hujan menjadi berkah
Puisi Patah Hati adalah …
ketika kebohongan menjadi ritual harian
ketika kejujuran hanya ada dalam mimpi
ketika kita tak lagi dapat menerima kenyataan
ketika dunia ini makin sesak
Puisi Patah Hati adalah …
Saat cokelat serasa tai kucing
Dikala makan roti berasa duri
Diam dianggap makian
Ketidakpedulian dianggap serangan
Puisi Patah Hati adalah hujan bulan juni kata Sapardi Djoko Damono
Puisi Patah Hati adalah hujan dan ayam kata Sutardji CB
Puisi Patah Hati adalah tambur mainan anak-anak di negeri ajaib kata Rendra
Puisi Patah Hati adalah guci retak kata Goenawan Mohamad
Puisi Patah Hati adalah bayi mati tak mati mati mati kata Mira Sato
Puisi Patah Hati adalah cakrawala tanpa batas dan berdoa
dan menyatakan cinta kata Taufik Ismail
Puisi Patah Hati …tak akan pernah mati
Walau dibunuh seribu kali …
TUKANG SAMPAH VS KORUPTOR
bandung dan berbagai kota besar lainnya di Indonesia setiap pagi kita
sudah disuguhi pemandangan yang membuat miris hati ini, bagaimana tidak
di zaman Milenium ini kita masih harus menyaksikan pemandangan yang
lebih layak terjadi di Zaman Batu, setiap pagi kita lihat tukang sampah
berlalu lalang hanya mengandalkan gerobak yang besar dan seutas tali
atau pegangan besi untuk menarik sampah yang beratnya entah berapa
puluh kilo hanya mengandalkan kekuatan badannya, terkadang mereka
melakukannya sendiri terkadang berdua, seorang lagi mendorong dari
belakang.
Tidak jarang dari mereka itu yang umurnya sudah tua, begitu beratnya hidup yang mereka jalani sehingga setua itu masih harus menarik gerobak sampah. Puluhan tahun Indonesia merdeka tampaknya pemerintah tidak peduli nasib mereka, kalau diperhatikan sedikit sekali truk-truk sampah yang digunakan. Entah apa maksud pemerintah daerah membiarkan pemandangan seperti itu terus berlangsung. Pemerintah sama sekali tidak berpikir untuk meringankan beban mereka, setidaknya sediakanlah gerobak-gerobak yang menggunakan mesin atau motor agar lebih manusiawi.
Tiap hari mereka bergelut dengan sampah demi menafkahi anak istri dengan resiko tertular berbagai penyakit dan dianggap rendah sebagian besar kalangan karena profesi mereka hanyalah Tukang sampah, tapi jika kita cermati dengan hati nurani, perjuangan hidup mereka itu sudah selayaknya dapat acungan dua jempol. Tanpa kehadiran mereka bagaimana kita bisa membuang sampah dari rumah kita yang berjibun tiap hari? Tanpa mereka bagaimana jalanan di kota ini bisa bersih? Dan yang pasti mereka bercucuran keingat demi mendapatkan uang halal walaupun jumlahnya tidak seberapa tetapi mereka mampu menafkahi keluarga, anak dan istri mereka dengan uang halal.
Disisi lain kita perhatikan para koruptor di negri ini yang sudah semakin tamak dan tidak peduli kesengsaraan Rakyat jelata. Kekayaan negara di kikis habis, korupsi semakin merajalela bahkan uang pajakpun disikat. Sungguh ironis apa yang terjadi di negri ini, seharusnya Indonesia itu tidak termasuk ke dalam jajaran negara termiskin di dunia. Kekayaan alam negri ini begitu berlimpah, negri ini subur makmur lohjinawi tapi mengapa sebagian besar rakyat tidak bisa menikmati kemakmuran itu. 65 Tahun Indonesia merdeka tapi rasanya masih hidup dalam suasana penjajahan. hanya segelintir kecil orang yang menuasai berbagai posisi penting perekonomian negri ini. Para Pejabat dan politisi lebih mementingkan uang, jabatan, kekuasaan dan partainya. Hanya sedikit sekali yang memperhatikan kondisi rakyat jelata. Sementara diatas, para penguasa juga pengusaha sibuk bertarung memperebutkan, kekuasan, jabatan dan kekayaan dengar berbagai cara yg terkotor sekalipun tapi disisi lain Dikalangan bawah kehidupan rakyat jelata semakin merana.
Mana yang lebih mulia derajatnya?? Seorang Kakek tua yang tertatih-tatih menarik gerobak yang penuh sampah dengan keringat bercucuran dibawah terik matahari berusaha mencari setiap sen Rupiah demi menafkahi keluarganya dengan uang halal atau seorang pejabat yang menyalahgunakan jabatannya, hidup bergelimang kemewahan, masih dihormati karena uangnya tapi menafkahi keluarganya dengan uang haram hasil korupsi, dengan uang curian yang mungkin didalam hartanya itu masih terdapat hak-hak kaum duafa.. Hanya hati nurani kita yang bisa menilai dan semoga Allah mengangkat derajat orang yang meneteskan keringat dan bekerja keras demi uang yang halal walaupun pekerjaannya itu hina dimata manusia tapi belum tentu hina dimata Allah…
Tidak jarang dari mereka itu yang umurnya sudah tua, begitu beratnya hidup yang mereka jalani sehingga setua itu masih harus menarik gerobak sampah. Puluhan tahun Indonesia merdeka tampaknya pemerintah tidak peduli nasib mereka, kalau diperhatikan sedikit sekali truk-truk sampah yang digunakan. Entah apa maksud pemerintah daerah membiarkan pemandangan seperti itu terus berlangsung. Pemerintah sama sekali tidak berpikir untuk meringankan beban mereka, setidaknya sediakanlah gerobak-gerobak yang menggunakan mesin atau motor agar lebih manusiawi.
Tiap hari mereka bergelut dengan sampah demi menafkahi anak istri dengan resiko tertular berbagai penyakit dan dianggap rendah sebagian besar kalangan karena profesi mereka hanyalah Tukang sampah, tapi jika kita cermati dengan hati nurani, perjuangan hidup mereka itu sudah selayaknya dapat acungan dua jempol. Tanpa kehadiran mereka bagaimana kita bisa membuang sampah dari rumah kita yang berjibun tiap hari? Tanpa mereka bagaimana jalanan di kota ini bisa bersih? Dan yang pasti mereka bercucuran keingat demi mendapatkan uang halal walaupun jumlahnya tidak seberapa tetapi mereka mampu menafkahi keluarga, anak dan istri mereka dengan uang halal.
Disisi lain kita perhatikan para koruptor di negri ini yang sudah semakin tamak dan tidak peduli kesengsaraan Rakyat jelata. Kekayaan negara di kikis habis, korupsi semakin merajalela bahkan uang pajakpun disikat. Sungguh ironis apa yang terjadi di negri ini, seharusnya Indonesia itu tidak termasuk ke dalam jajaran negara termiskin di dunia. Kekayaan alam negri ini begitu berlimpah, negri ini subur makmur lohjinawi tapi mengapa sebagian besar rakyat tidak bisa menikmati kemakmuran itu. 65 Tahun Indonesia merdeka tapi rasanya masih hidup dalam suasana penjajahan. hanya segelintir kecil orang yang menuasai berbagai posisi penting perekonomian negri ini. Para Pejabat dan politisi lebih mementingkan uang, jabatan, kekuasaan dan partainya. Hanya sedikit sekali yang memperhatikan kondisi rakyat jelata. Sementara diatas, para penguasa juga pengusaha sibuk bertarung memperebutkan, kekuasan, jabatan dan kekayaan dengar berbagai cara yg terkotor sekalipun tapi disisi lain Dikalangan bawah kehidupan rakyat jelata semakin merana.
Mana yang lebih mulia derajatnya?? Seorang Kakek tua yang tertatih-tatih menarik gerobak yang penuh sampah dengan keringat bercucuran dibawah terik matahari berusaha mencari setiap sen Rupiah demi menafkahi keluarganya dengan uang halal atau seorang pejabat yang menyalahgunakan jabatannya, hidup bergelimang kemewahan, masih dihormati karena uangnya tapi menafkahi keluarganya dengan uang haram hasil korupsi, dengan uang curian yang mungkin didalam hartanya itu masih terdapat hak-hak kaum duafa.. Hanya hati nurani kita yang bisa menilai dan semoga Allah mengangkat derajat orang yang meneteskan keringat dan bekerja keras demi uang yang halal walaupun pekerjaannya itu hina dimata manusia tapi belum tentu hina dimata Allah…
KEGELAPAN DAN CAHAYA DIM,ATA ORANG TIDAK WARAS
Hahahaha.. malam ini gelap. Satu lagi ketidaknormalan alam
ditunjukan. Kalian, boneka daging yang terbalut kulit tidak akan
mengerti, bahwa dunia ini terbentuk karena cahaya dan kegelapan, yang
nampak maupun yang tidak.
Kau bertanya apa yang dimaksud cahaya dan kegelapan? apa kalian bodoh? ataukah tolol? jangan bertanya padaku apa itu cahaya dan kegelapan karena kau bertanya pada orang yang salah. Walaupun kuceritakan, kau tidak akan mengerti -walaupun mengerti, kalian tidak akan setuju-
Siapa aku? banyak orang menyebutku "sialan", "tolol", "tidak waras", ataupun "gila". Tapi aku tidak menolak mereka berkata seperti itu, karena memang seperti itulah diriku.
Baiklah, aku akan ceritakan kalau kalian memaksa. Tetesan tinta kotor yang menodai kertas suci ini akan sia-sia jika aku berhenti di sini.
Mungkin mereka berkata bahwa cahaya adalah kehangatan, ataupun yang menyilaukan. Tapi menurutku cahaya adalah bayangan dari kegelapan. Makhluk ganas yang tercipta untuk memberi emosi buruk pada mahkluk lainnya. Sampah kotoran, namun makhluk lain begitu memujanya. Mereka dipuja, diagungkan, bahkan kadang kala mereka menjadi dewa.
Makhluk terindah yang merupakan inti dari alam ini adalah kegelapan. Kegelapan adalah kesunyian, kehampaan, batas keinginan, dan cinta yang dalam. Kegelapan memberi kehangatan yang sesunggunya. Ketenangan adalah kekosongan emosi pada setiap makhluk hidup, yang membuat mereka dapat merasakan cinta. Cinta itu memenuhi hati yang kosong, maka kegelapan dan cinta bersatu menjadi cinta yang ringan, dan ketika kegelapan memberi seluruh bagian dari hati pada cinta, terbentuklah cinta yang sejati. Namun, ketika cinta itu memenuhi hati makhluk nyata, hati itu memancarkan cahaya, dan menyilaukan cinta.
Cahaya memberi kehangatan palsu pada hati itu dan memberikan ribuan emosi yang tidak menentu. Dan makhluk bertulang putih itu tertelan ke dalam kolam emosi itu. Dan karena emosi yang berlebihan itu, mereka memulai perang, saling membunuh, menyakiti diri sendiri, merusak emosi makhluk lain, dan ketika mereka menyesal, mereka menyalahkan kegelapan.
Kegelapan tidak bisa apa-apa. Mereka menyebut bahwa kegelapan yang menaungi mereka yang membunuh, padahal yang menaungi mereka adalah emosi yang disebabkan cahaya.
Kegelapan tidak bisa apa-apa, kegelapan tidak bisa menaungi cahaya karena cahaya adalah bayangan kegelapan, sesuatu yang dihasilkan kegelapan, emosi dan keagungan makhluk buruk rupa.
Ketenangan dan batas keinginan manusia diabaikan. Mereka mencari dan terus mencari, ingin menempati dan memiliki suatu hal, seperti halnya cahaya, dan akhirnya mereka menjadi cahaya itu sendiri. Pada akhirnya, ketenangan itu hanya menjadi bayang-bayang dari keserakahan cahaya.
Namun, aku yakin kalian berpihak pada cahaya.
Kalian boleh berkata aku "sialan", "tolol", "tidak waras", ataupun "gila". Tapi aku tidak menolak kalian berkata seperti itu, karena memang seperti itulah diriku. Dan selamat, anda telah bergabung dengan makhluk sempurna lain yang berkata demikian.
Kau bertanya apa yang dimaksud cahaya dan kegelapan? apa kalian bodoh? ataukah tolol? jangan bertanya padaku apa itu cahaya dan kegelapan karena kau bertanya pada orang yang salah. Walaupun kuceritakan, kau tidak akan mengerti -walaupun mengerti, kalian tidak akan setuju-
Siapa aku? banyak orang menyebutku "sialan", "tolol", "tidak waras", ataupun "gila". Tapi aku tidak menolak mereka berkata seperti itu, karena memang seperti itulah diriku.
Baiklah, aku akan ceritakan kalau kalian memaksa. Tetesan tinta kotor yang menodai kertas suci ini akan sia-sia jika aku berhenti di sini.
Mungkin mereka berkata bahwa cahaya adalah kehangatan, ataupun yang menyilaukan. Tapi menurutku cahaya adalah bayangan dari kegelapan. Makhluk ganas yang tercipta untuk memberi emosi buruk pada mahkluk lainnya. Sampah kotoran, namun makhluk lain begitu memujanya. Mereka dipuja, diagungkan, bahkan kadang kala mereka menjadi dewa.
Makhluk terindah yang merupakan inti dari alam ini adalah kegelapan. Kegelapan adalah kesunyian, kehampaan, batas keinginan, dan cinta yang dalam. Kegelapan memberi kehangatan yang sesunggunya. Ketenangan adalah kekosongan emosi pada setiap makhluk hidup, yang membuat mereka dapat merasakan cinta. Cinta itu memenuhi hati yang kosong, maka kegelapan dan cinta bersatu menjadi cinta yang ringan, dan ketika kegelapan memberi seluruh bagian dari hati pada cinta, terbentuklah cinta yang sejati. Namun, ketika cinta itu memenuhi hati makhluk nyata, hati itu memancarkan cahaya, dan menyilaukan cinta.
Cahaya memberi kehangatan palsu pada hati itu dan memberikan ribuan emosi yang tidak menentu. Dan makhluk bertulang putih itu tertelan ke dalam kolam emosi itu. Dan karena emosi yang berlebihan itu, mereka memulai perang, saling membunuh, menyakiti diri sendiri, merusak emosi makhluk lain, dan ketika mereka menyesal, mereka menyalahkan kegelapan.
Kegelapan tidak bisa apa-apa. Mereka menyebut bahwa kegelapan yang menaungi mereka yang membunuh, padahal yang menaungi mereka adalah emosi yang disebabkan cahaya.
Kegelapan tidak bisa apa-apa, kegelapan tidak bisa menaungi cahaya karena cahaya adalah bayangan kegelapan, sesuatu yang dihasilkan kegelapan, emosi dan keagungan makhluk buruk rupa.
Ketenangan dan batas keinginan manusia diabaikan. Mereka mencari dan terus mencari, ingin menempati dan memiliki suatu hal, seperti halnya cahaya, dan akhirnya mereka menjadi cahaya itu sendiri. Pada akhirnya, ketenangan itu hanya menjadi bayang-bayang dari keserakahan cahaya.
Namun, aku yakin kalian berpihak pada cahaya.
Kalian boleh berkata aku "sialan", "tolol", "tidak waras", ataupun "gila". Tapi aku tidak menolak kalian berkata seperti itu, karena memang seperti itulah diriku. Dan selamat, anda telah bergabung dengan makhluk sempurna lain yang berkata demikian.
RANJAU DARAT DIMATA ORANG TIDAK WARAS
Jangan panggil aku "sinting" lagi! aku sudah bosan! mereka
selalu memanggilku demikian. Mereka, makhluk menjijikan yang merangkak,
mengerang, meratap di atas bola kotor yang kucintai.
Bahkan mereka tidak tahu apa yang membentuk gumpalan tanah yang mereka siksa ini.
OK, kau (mungkin) sudah mendengar cerita tentang materi pembentuk bumi, tapi kau tahukah kau? mereka yang mengolokku itu juga membentuk bumi ini juga?
Bahkan mereka tidak tahu apa yang membentuk gumpalan tanah yang mereka siksa ini.
OK, kau (mungkin) sudah mendengar cerita tentang materi pembentuk bumi, tapi kau tahukah kau? mereka yang mengolokku itu juga membentuk bumi ini juga?
Kotoran
coklat yang mereka sebut "Bumi" ini terbentuk karena satu lagu panjang
.... dan aku tidak yakin kalian tahu cerita ini. tapi itulah kenyataan
yang aku percaya sampai saat ini.
Planet ini begitu tenang sampai cahaya melahirkan emosi dalam diri makhluk suci yang mereka sebut "manusia", dan inilah yang aku rasakan, yang aku takutkan, bahkan aku ingin melarikan diri darinya.
Ketika bumi ini terlahir, satu nyanyian merdu selesai dinyanyikan, lalu para materi mengulang dan terus mengulang lagu itu, sampai Dia menciptakan makhluk sempurna di atas nyanyian itu.
Hatinya diisi kegelapan, kehampaan, ketenangan, dan kedamaian. Cahaya yang tidak tahan melihatnya, mengisi hati itu dengan emosi. Lalu makhluk itu mengambil sedikit hatinya, menaruhnya di dalam badan makhluk yang lain, dan akhirnya ribuan makhluk sempurna dengan emosi terlahir.
Di sepanjang lagu itu air mengalir dan menggoyang kerincing kedamaian. Api terus membara dan memainkan tuts-tuts piano kehangatan. Angin berlari dan memetik harpa kesegaran. Tanah bergetar dengan halus dan menabuh genderang ketenangan.
Semua begitu sempurna, lagu itu terus dimainkan berkali-kali dan berkali-kali, sampai akhirnya makhluk itu saling menggoreskan pedang mereka pada sesamanya. Lagu itu berubah, sedikit demi sedikit, tapi masih dalam satu alur yang sama.
Sampai pada suatu saat, lagu itu berubah drastis. Makhluk suci yang kotor itu menciptakan materi baru. Mereka menanamnya di atas bumi. Ia menggoncangkan tanah, menghentikan aliran air, mengacaukan gerak angin, merusak batas panas api.
Lagu itu kini berubah, satu lagu yang dahulu tenang dan penuh kedamaian, kini berubah menjadi satu lagu kasar dan tidak beraturan. Aku yang dahulu dapat mendengar lagu itu sebagai penenang, kini aku merasa jijik mendengarnya, hanya satu lagu dengan dengingan berbagai nada.
Api membakar piano yang dimainkannya, hanya suara terbakarnya piano itu-lah yang terdengar. Air menenggelamkan kerincing, sehingga ia berkarat, hanya suara gesekan karat dari kerincing itu yang terdengar. Angin memetik harpa dengan sembarangan, hanya terdengar seperti lengkingan yang memekakan telinga. Genderang bumi berlubang dan menjadi sumbang.
Dan, munculah materi buatan. Ia terus tertawa dan tertawa hingga kini. Memperburuk lagu yang terus berulang.
Planet ini begitu tenang sampai cahaya melahirkan emosi dalam diri makhluk suci yang mereka sebut "manusia", dan inilah yang aku rasakan, yang aku takutkan, bahkan aku ingin melarikan diri darinya.
Ketika bumi ini terlahir, satu nyanyian merdu selesai dinyanyikan, lalu para materi mengulang dan terus mengulang lagu itu, sampai Dia menciptakan makhluk sempurna di atas nyanyian itu.
Hatinya diisi kegelapan, kehampaan, ketenangan, dan kedamaian. Cahaya yang tidak tahan melihatnya, mengisi hati itu dengan emosi. Lalu makhluk itu mengambil sedikit hatinya, menaruhnya di dalam badan makhluk yang lain, dan akhirnya ribuan makhluk sempurna dengan emosi terlahir.
Di sepanjang lagu itu air mengalir dan menggoyang kerincing kedamaian. Api terus membara dan memainkan tuts-tuts piano kehangatan. Angin berlari dan memetik harpa kesegaran. Tanah bergetar dengan halus dan menabuh genderang ketenangan.
Semua begitu sempurna, lagu itu terus dimainkan berkali-kali dan berkali-kali, sampai akhirnya makhluk itu saling menggoreskan pedang mereka pada sesamanya. Lagu itu berubah, sedikit demi sedikit, tapi masih dalam satu alur yang sama.
Sampai pada suatu saat, lagu itu berubah drastis. Makhluk suci yang kotor itu menciptakan materi baru. Mereka menanamnya di atas bumi. Ia menggoncangkan tanah, menghentikan aliran air, mengacaukan gerak angin, merusak batas panas api.
Lagu itu kini berubah, satu lagu yang dahulu tenang dan penuh kedamaian, kini berubah menjadi satu lagu kasar dan tidak beraturan. Aku yang dahulu dapat mendengar lagu itu sebagai penenang, kini aku merasa jijik mendengarnya, hanya satu lagu dengan dengingan berbagai nada.
Api membakar piano yang dimainkannya, hanya suara terbakarnya piano itu-lah yang terdengar. Air menenggelamkan kerincing, sehingga ia berkarat, hanya suara gesekan karat dari kerincing itu yang terdengar. Angin memetik harpa dengan sembarangan, hanya terdengar seperti lengkingan yang memekakan telinga. Genderang bumi berlubang dan menjadi sumbang.
Dan, munculah materi buatan. Ia terus tertawa dan tertawa hingga kini. Memperburuk lagu yang terus berulang.
Mahasiswa dan Perubahan Sosial
mahasiswa-dan-perubahan-sosial -yang-digulirkannyaMahasiswa
dan perubahan sosial yang digulirkannya."Mahasiswa Dan Perubahan Sosial
Yang Digulirkannya.Mahasiswa,
Sekumpulan anak muda yang mengaku sebagai “agent of change” .Agen perubahan dari sebuah budaya. Jika kita melihat situasi sekarang ini, mahasiswa lebih banyak mendapat cap negatif , dari yang sukanya demo hingga memacetkan jalan, sambil bakar ban pula, bikin polusi udara, sudah gitu bikin roda ekonomi rakyat jadi tersendat. Kenyataan diatas tidak dapat kita ingkari , karena memang telah terjadi pergeseran sosiologis dinamika yang saat ini dari akarnya" Sejarah mencatat betapa heroiknya peran-peran mahasiswa pada beberapa dekade sebelum saat ini. Berbagai rezim di berbagai belahan bumi menjadi “korban” idealisme yang diusung oleh mereka, atas nama kepentingan dan kemashlahatan rakyat banyak. Di Indonesia kita kenal Soe Hok Gie , Soe Hok Gie merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pergerakan mahasiswa tahun 1960 an. Seorang aktivis yang selalu menyuarakan perlawanan terhadap tindakan pemerintah yang tidak memihak kepada rakyat, melakukan aksi demonstrasi di jalan ? jalan sebagai sebuah bentuk perlawanan beliau terhadap kebijakan pemerintah di zamannya, sayang Gie terperangkap gas beracun di sebuah puncak pegunungan dalam perjalanan alam yang menyebabkan beliau mati muda. Soe Hok Gie merupakan sebagian kecil dari sebuah bentuk peran mahasiswa/kaum terpelajar melawan realitas yang bertentangan dengan idealnya. Tetapi pada hari ini mulut yang menyuarakan kebenaran dan keberpihakan kepada rakyat hilang bagaikan di telan bumi seiring dengan pengaruh globalisasi dan makin timbulnya sifat induvidualistis manusia dalam berinteraksi, sehingga masyarakat bersifat apatis terhadap perubahan sosial yang terjadi.Saat ini di tiap kampus kita bisa mengidentifikasikan ada 5 tipe mahasiswa dalam menghadapai perubahan sosial .ekonomi , politik dan budaya yang ada disekitar lingkungannya. Pertama adalah kelompok rekreatif yang berorientasi pada gaya hidup yang glamaur ,dan suka menghambur-hamburkan uang orang tuanya ,dan kelompok ini terasa paling banyak pada komposisi mahasiswa saat ini, Kedua adalah kelompok profesional, yang lebih berorientasi pada belajar atau kita sering menyebutnya SO (study Oriented). Ketiga kelompok opurtunis adalah mahasiswa yang cenderung mendukung pemerintah yang berkuasa . Kempat ,kelompok idealis realistis adalah mahasiswa yang memilih cara moderat dalam berjuang menentang pemerintah dan yang terakhir adalah kelompok idealis konfrontatif (dimana mahasiswa tersebut aktif dalam perjuangannya menentang pemerintah yang menyiksa rakyatnya). Pertanyaannya sekarang adalah di kelompok mana kita bisa dimasukan?
Terlepas dari kondisi kampus kita saat ini. Mari kita songsong hari esok dengan secercah cahaya dan mimpi. Seperti kata Giring Nidji “ Mimpi adalah kunci “ maka bermimpilah jika ingin mendapat kunci keberhasilan. Sosok Gie ini dapat di jadikan sebagai inspirasi untuk melawan segala macam bentuk penindasan dan tidak keberpihakan birokrasi kepada rakyat. Reformasi 1998 adalah contoh usaha kongkrit mahasiswa untuk mencoba melakukan perubahan bangsa, banyak pelajaran yang bisa kita petik dari kondisi reformasi pada hari ini yang bisa dikatakan ‘gagal’ untuk membuat perubahan bangsa yang kita inginkan. Gerakan mahasiswa pada tahun 1998 merupakan sebuah gerakan yang didahului latar belakang krisis ekonomi yang berkepanjangan dan berlanjut menjadi krisis multi-dimensi, sebuah usaha perubahan sosial yang dimotori oleh gerakan mahasiswa yang didukung oleh kesadaran bersama dari para mahasiswa. Momen ini kemudian berkembang menjadi suatu gerakan bersama yang menuntut perubahan dibeberapa bidang, khususnya sistem pemerintahan. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana mahasiswa dalam mengusung perubahan sosial tersebut?Dalam ilmu politik dikenal beberapa pandangan mengenai perubahan sosial . Pandangan pertama menjelaskan bahwa gerakan sosial itu dilahirkan oleh kondisi yang memberikan kesempatan (political opportunity) bagi gerakan itu. Pemerintah yang moderat, misalnya, memberikan kesempatan yang lebih besar bagi timbulnya gerakan sosial ketimbang pemerintahan yang sangat otoriter. Kendala untuk membuat gerakan di negara yang represif (menindas) lebih besar dibandingkan dengan negara yang demokrat. Sebuah pemerintahan negara yang berubah dari represif menjadi moderat terhadap oposisi, menurut pandangan ini, akan diwarnai oleh lahirnya berbagai gerakan sosial yang selama ini terpendam di bawah permukaan.Pandangan kedua berpendapat bahwa gerakan sosial timbul karena meluasnya ketidak puasan atas situasi yang ada. Perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern, misalnya, dapat mengakibatkan kesenjangan ekonomi yang makin lebar untuk sementara antara yang kaya dan yang miskin. Perubahan ini dapat pula menyebabkan krisis identitas dan lunturnya nilai-nilai yang selama ini diagungkan. Perubahan ini akan menimbulkan gejolak di kalangan yang dirugikan dan kemudian meluas menjadi gerakan sosial. Pandangan ketiga beranggapan bahwa gerakan sosial adalah semata-mata masalah kemampuan (leadership capability) dari tokoh penggerak. Adalah sang tokoh penggerak yang mampu memberikan inspirasi, membuat jaringan, membangun organisasi, yang menyebabkan sekelompok orang termotivasi untuk terlibat dalam gerakan tersebut. Lalu bagaimana dengan reformasi ‘98?Sebelum masa reformasi sudah terbelit masalah ekonomi yang cukup pelik. Sehingga timbul ketidakpuasan atas situasi yang ada. Mahasiswa yang merasa sebagai garda depan rakyat, turun kejalan untuk melakukan aksi demonstrasi. Pada saat itu muncul conscience collective(kesadaran bersama) dimana mahasiswa merupakan satu kelompok yang harus bersatu padu. Dalam kondisi perilaku kolektif (menyimpang), terdapat kesadaran kolektif dimana sentimen dan ide-ide yang tadinya dimiliki oleh sekelompok mahasiswa yang menyebar dengan begitu cepat sehingga menjadi milik mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya. Kekecewaan dan ketidakpuasan mahasiswa terhadap pemerintah disambut oleh masyarakat yang menjadi korban dari sistem yang ada. Aksi dari mahasiswa kemudian direspon oleh masyarakat melalui secara sukarela memberikan bantuan kepada para mahasiswa yang sedang mengadakan demonstrasi.Setelah melihat paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa gerakan mahasiswa pada tahun 1998 adalah suatu peran mahasiswa dalam perubahan sosial . dimana perubahan sosial tersebut diwujudkan dalam reformasi yaitu gerakan yang hanya bertujuan untuk mengubah sebagian institusi dan nilai. Namun ada kritik terhadap peran mahasiswa setelah reformasi bergulir yaitu mahasiswa melupakan banyak bidang lainnya yang seharusnya digarap pasca reformasi. Mahasiswa hanya mereformasi bidang pemerintahan saja, padahal jika kita mau melihat tujuan awal .maka seharusnya bidang lain juga harus diperhatikan.
Sekumpulan anak muda yang mengaku sebagai “agent of change” .Agen perubahan dari sebuah budaya. Jika kita melihat situasi sekarang ini, mahasiswa lebih banyak mendapat cap negatif , dari yang sukanya demo hingga memacetkan jalan, sambil bakar ban pula, bikin polusi udara, sudah gitu bikin roda ekonomi rakyat jadi tersendat. Kenyataan diatas tidak dapat kita ingkari , karena memang telah terjadi pergeseran sosiologis dinamika yang saat ini dari akarnya" Sejarah mencatat betapa heroiknya peran-peran mahasiswa pada beberapa dekade sebelum saat ini. Berbagai rezim di berbagai belahan bumi menjadi “korban” idealisme yang diusung oleh mereka, atas nama kepentingan dan kemashlahatan rakyat banyak. Di Indonesia kita kenal Soe Hok Gie , Soe Hok Gie merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pergerakan mahasiswa tahun 1960 an. Seorang aktivis yang selalu menyuarakan perlawanan terhadap tindakan pemerintah yang tidak memihak kepada rakyat, melakukan aksi demonstrasi di jalan ? jalan sebagai sebuah bentuk perlawanan beliau terhadap kebijakan pemerintah di zamannya, sayang Gie terperangkap gas beracun di sebuah puncak pegunungan dalam perjalanan alam yang menyebabkan beliau mati muda. Soe Hok Gie merupakan sebagian kecil dari sebuah bentuk peran mahasiswa/kaum terpelajar melawan realitas yang bertentangan dengan idealnya. Tetapi pada hari ini mulut yang menyuarakan kebenaran dan keberpihakan kepada rakyat hilang bagaikan di telan bumi seiring dengan pengaruh globalisasi dan makin timbulnya sifat induvidualistis manusia dalam berinteraksi, sehingga masyarakat bersifat apatis terhadap perubahan sosial yang terjadi.Saat ini di tiap kampus kita bisa mengidentifikasikan ada 5 tipe mahasiswa dalam menghadapai perubahan sosial .ekonomi , politik dan budaya yang ada disekitar lingkungannya. Pertama adalah kelompok rekreatif yang berorientasi pada gaya hidup yang glamaur ,dan suka menghambur-hamburkan uang orang tuanya ,dan kelompok ini terasa paling banyak pada komposisi mahasiswa saat ini, Kedua adalah kelompok profesional, yang lebih berorientasi pada belajar atau kita sering menyebutnya SO (study Oriented). Ketiga kelompok opurtunis adalah mahasiswa yang cenderung mendukung pemerintah yang berkuasa . Kempat ,kelompok idealis realistis adalah mahasiswa yang memilih cara moderat dalam berjuang menentang pemerintah dan yang terakhir adalah kelompok idealis konfrontatif (dimana mahasiswa tersebut aktif dalam perjuangannya menentang pemerintah yang menyiksa rakyatnya). Pertanyaannya sekarang adalah di kelompok mana kita bisa dimasukan?
Terlepas dari kondisi kampus kita saat ini. Mari kita songsong hari esok dengan secercah cahaya dan mimpi. Seperti kata Giring Nidji “ Mimpi adalah kunci “ maka bermimpilah jika ingin mendapat kunci keberhasilan. Sosok Gie ini dapat di jadikan sebagai inspirasi untuk melawan segala macam bentuk penindasan dan tidak keberpihakan birokrasi kepada rakyat. Reformasi 1998 adalah contoh usaha kongkrit mahasiswa untuk mencoba melakukan perubahan bangsa, banyak pelajaran yang bisa kita petik dari kondisi reformasi pada hari ini yang bisa dikatakan ‘gagal’ untuk membuat perubahan bangsa yang kita inginkan. Gerakan mahasiswa pada tahun 1998 merupakan sebuah gerakan yang didahului latar belakang krisis ekonomi yang berkepanjangan dan berlanjut menjadi krisis multi-dimensi, sebuah usaha perubahan sosial yang dimotori oleh gerakan mahasiswa yang didukung oleh kesadaran bersama dari para mahasiswa. Momen ini kemudian berkembang menjadi suatu gerakan bersama yang menuntut perubahan dibeberapa bidang, khususnya sistem pemerintahan. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana mahasiswa dalam mengusung perubahan sosial tersebut?Dalam ilmu politik dikenal beberapa pandangan mengenai perubahan sosial . Pandangan pertama menjelaskan bahwa gerakan sosial itu dilahirkan oleh kondisi yang memberikan kesempatan (political opportunity) bagi gerakan itu. Pemerintah yang moderat, misalnya, memberikan kesempatan yang lebih besar bagi timbulnya gerakan sosial ketimbang pemerintahan yang sangat otoriter. Kendala untuk membuat gerakan di negara yang represif (menindas) lebih besar dibandingkan dengan negara yang demokrat. Sebuah pemerintahan negara yang berubah dari represif menjadi moderat terhadap oposisi, menurut pandangan ini, akan diwarnai oleh lahirnya berbagai gerakan sosial yang selama ini terpendam di bawah permukaan.Pandangan kedua berpendapat bahwa gerakan sosial timbul karena meluasnya ketidak puasan atas situasi yang ada. Perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern, misalnya, dapat mengakibatkan kesenjangan ekonomi yang makin lebar untuk sementara antara yang kaya dan yang miskin. Perubahan ini dapat pula menyebabkan krisis identitas dan lunturnya nilai-nilai yang selama ini diagungkan. Perubahan ini akan menimbulkan gejolak di kalangan yang dirugikan dan kemudian meluas menjadi gerakan sosial. Pandangan ketiga beranggapan bahwa gerakan sosial adalah semata-mata masalah kemampuan (leadership capability) dari tokoh penggerak. Adalah sang tokoh penggerak yang mampu memberikan inspirasi, membuat jaringan, membangun organisasi, yang menyebabkan sekelompok orang termotivasi untuk terlibat dalam gerakan tersebut. Lalu bagaimana dengan reformasi ‘98?Sebelum masa reformasi sudah terbelit masalah ekonomi yang cukup pelik. Sehingga timbul ketidakpuasan atas situasi yang ada. Mahasiswa yang merasa sebagai garda depan rakyat, turun kejalan untuk melakukan aksi demonstrasi. Pada saat itu muncul conscience collective(kesadaran bersama) dimana mahasiswa merupakan satu kelompok yang harus bersatu padu. Dalam kondisi perilaku kolektif (menyimpang), terdapat kesadaran kolektif dimana sentimen dan ide-ide yang tadinya dimiliki oleh sekelompok mahasiswa yang menyebar dengan begitu cepat sehingga menjadi milik mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya. Kekecewaan dan ketidakpuasan mahasiswa terhadap pemerintah disambut oleh masyarakat yang menjadi korban dari sistem yang ada. Aksi dari mahasiswa kemudian direspon oleh masyarakat melalui secara sukarela memberikan bantuan kepada para mahasiswa yang sedang mengadakan demonstrasi.Setelah melihat paparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa gerakan mahasiswa pada tahun 1998 adalah suatu peran mahasiswa dalam perubahan sosial . dimana perubahan sosial tersebut diwujudkan dalam reformasi yaitu gerakan yang hanya bertujuan untuk mengubah sebagian institusi dan nilai. Namun ada kritik terhadap peran mahasiswa setelah reformasi bergulir yaitu mahasiswa melupakan banyak bidang lainnya yang seharusnya digarap pasca reformasi. Mahasiswa hanya mereformasi bidang pemerintahan saja, padahal jika kita mau melihat tujuan awal .maka seharusnya bidang lain juga harus diperhatikan.
Tinta Yang Tidak Terlihat
Menulis pesan rahasia atau kata sandi sering dilakukan dalam
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh polisi intelegen atau agen-gen
rahasia negara seperti FBI " kata sandi biasanyua hanya diketahui oleh
dua orang atau hanya orang-orng tertentu saja. sandi yang digunakan
berupa huruf atau simbol-simbol tertentu sehingga orang lain mengetahui
Dengan buah lemon kita kita dapat membuat pesan rahasia atau kata sandi tanpa hatus menggunaka huruf atau simbol tertenu, tetapi kita cukup menggunakan huruf biasa yang sudah dikenal orang, untuk membut pesan rahasia tersebut diperlukan beberapa bahan sederhana yaitu sari lemon, kapas pembersih atau tusuk gigi yang ujungnya dibulatkandengan kapas, kertqs putih, lampu baterai.
cara pembuatannya, mula-mula larutan sari lemon dalam air celupkan kapas pembersih kedalamnya. kemudian gunakan kapas tersebut untuk pesan yang akan disampaikan, diatas sehelai kertas. misal menulis kata "RAHASIA" setelah kering tulisan tersebu dan tidak terlihatsehingga pesan yang kita tulis tidak terbaca. bila kita ingin membaca atau mengetahui pesan tersebut, panaskanlah kertas dengan memanggangnya kedekat lampu/baterai yang menyala. maka akan terjadi semul tidaka terlihat menjadi nakpak berwarna hitampada kertas, akibatnya kita dapat mebaca pesan "RAHASIA"
Terjadinya peristiwa "tinta yang tidak telihat" diatas disebabkan didalam sari lemon mengandung persenyawaan karbon. persenyawaan tersebut hampir tidak berwarna bila dilarutkan dalam air. tapi, bila dipanaskan persenyawaan karbon akan menghasilkan karbon yang berwarna hitam.
Dengan buah lemon kita kita dapat membuat pesan rahasia atau kata sandi tanpa hatus menggunaka huruf atau simbol tertenu, tetapi kita cukup menggunakan huruf biasa yang sudah dikenal orang, untuk membut pesan rahasia tersebut diperlukan beberapa bahan sederhana yaitu sari lemon, kapas pembersih atau tusuk gigi yang ujungnya dibulatkandengan kapas, kertqs putih, lampu baterai.
cara pembuatannya, mula-mula larutan sari lemon dalam air celupkan kapas pembersih kedalamnya. kemudian gunakan kapas tersebut untuk pesan yang akan disampaikan, diatas sehelai kertas. misal menulis kata "RAHASIA" setelah kering tulisan tersebu dan tidak terlihatsehingga pesan yang kita tulis tidak terbaca. bila kita ingin membaca atau mengetahui pesan tersebut, panaskanlah kertas dengan memanggangnya kedekat lampu/baterai yang menyala. maka akan terjadi semul tidaka terlihat menjadi nakpak berwarna hitampada kertas, akibatnya kita dapat mebaca pesan "RAHASIA"
Terjadinya peristiwa "tinta yang tidak telihat" diatas disebabkan didalam sari lemon mengandung persenyawaan karbon. persenyawaan tersebut hampir tidak berwarna bila dilarutkan dalam air. tapi, bila dipanaskan persenyawaan karbon akan menghasilkan karbon yang berwarna hitam.
Sekolah Mestinya Tidak Dirancang Untuk Menghasilkan Orang2 Gagal
Proses pembelajaran yang terjadi di sekolah selama ini sangat jauh dari
praktik pembelajaran yang manusiawi, yang sesuai dengan cara belajar
alamiah kita. Konsep ”belajar” yang diterapkan telah sangat usang dan
merupakan warisan dari jaman agraria dan industri.
Masalah utama yang ada dalam sistem pendidikan kita adalah sekolah memang dirancang untuk menghasilkan anak gagal. Ini semua sebagai akibat dari sistem pengujian kita yang menggunakan referensi norma, yang sangat mengagungkan penggunaan kurva distribusi normal atau kurva lonceng (Bell Curve). Kurva distribusi normal ini mengharuskan ada 10% anak yang prestasinya rendah, 80% rata-rata, dan 10% yang berprestasi cemerlang.
Ada sebuah dialog dengan sekelompok guru pada sebuah perkumpulan profesi Guru
A: ”Bapak/Ibu, jika anda punya 40 orang murid dalam satu kelas, dan saat ujian semua dapat nilai 100, anda sukses atau gagal?”
Layaknya paduan suara yang sangat kompak, serentak jawaban Guru-guru, ”Gagal...”
A: ”Lho, koq gagal?”.
Jawaban Guru :”Ya, kalau semua dapat 100 maka pasti soalnya terlalu mudah, atau gurunya yang tidak bisa membuat soal,”.
A: ”Bapak dan Ibu, misalnya anda diminta mengajar 40 orang anak memasak nasi goreng sea-food spesial. Kalau semua belum bisa (tidak digunakan kata ”tidak bisa” ) memasak nasi goreng seperti yang anda inginkan, apa yang akan anda lakukan?”
Jawaban Guru: ”Ya, kita akan mengulangi lagi sampai si anak benar-benar bisa,”
A: ”Sekarang, kalau semuanya berhasil memasak nasi goreng yang sangat enak, anda berhasil atau gagal?”
Jawabn Guru: ”Wah, kalau semuanya bisa, ini berarti kita sangat berhasil Pak”,
A : ”Kalau begitu apa bedanya antara mengajar anak memasak nasi goreng dengan mengajar anak suatu pelajaran, misalnya matematika atau bahasa Inggris?”
Kali ini semua Guru diam dan tidak bisa berkomentar.
Perlu ada penjelasan mengenai kurva distribusi normal yang sebenarnya, kalau menurut pendapat guru-guru tidak normal, karena mereka terikat pada aturan main (baca: sistem pendidikan). Mereka merasa tak berdaya karena bila mereka bersikeras untuk tidak mau mengikuti arus maka mereka akan mendapat kesulitan.
Ada ilustrasi cerita keberhasilan guru, saat mengajar mata kuliah Dasar Filsafat di satu universitas ternama di Surabaya. Ada 3 kelas pararel, masing-masing berisi 40-an mahasiswa, dengan dosen yang berbeda. Saat ujian, 95% dari murid di kelas Pak Danang mendapatkan nilai A, sisanya yang 5% dapat nilai B dan C. Hal ini sangat mengejutkan pihak universitas dan dosen lainnya. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Bukankah ini menyalahi kurva distribusi normal? Dan yang lebih ciamik lagi, soal yang diujikan bukan disusun oleh guru itu, tapi disusun oleh tim tersendiri.
Tujuan anak diajar adalah agar anak bisa menguasai apa yang diajarkan, dengan berbagai cara yang digunakan. Intinya agar anak bisa menguasai dengan baik apa yang diajarkan.
Jika ada timbul masalah tentang belajar biasanya kita hanya melihat pada sisi anak. Jarang sekali kita melihat dan mencari tahu peran yang dimainkan oleh sekolah dan sistem pendidikan kita hingga masalah muncul.
Sistem ujian kita menggunakan sistem closed-book atau buku tertutup. Praktek ini didasari oleh asumsi bahwa kemampuan mengingat suatu pengetahuan jauh lebih berharga dari pada kemampuan untuk mencari sumber pengetahuan. Bukan berarti kita setuju bila anak nyontek.
Anak yang sangat pintar dalam hal aplikasi akan mendapat nilai jelek bila ia lupa rumus atau definisi. Bila kita mengacu pada hirarki kognisi seseorang, sesuai dengan taksonomi Bloom, maka cara ujian seperti ini hanya mengajarkan anak untuk berpikir pada level yang rendah, level menghapal saja. Kita tidak mengajar anak berpikir pada level yang lebih tinggi yaitu analisa, sintesa dan evaluasi.
Otak kita, yang memiliki kemampuan yang sangat luar biasa, dirancang untuk berpikir namun sistem pendidikan telah mereduksi fungsi otak hanya sebagai mesin foto kopi karena itu tidak salah jika muncul generasi copy-paste.
Kita musti mengubah sistem pendidikan kita menjadi suatu sistem yang benar-benar mampu memberdayakan anak kita. Hal ini untuk bisa membantu mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh anak-anak kita, melalui proses pendidikan yang memanusiakan anak manusia.
Masalah utama yang ada dalam sistem pendidikan kita adalah sekolah memang dirancang untuk menghasilkan anak gagal. Ini semua sebagai akibat dari sistem pengujian kita yang menggunakan referensi norma, yang sangat mengagungkan penggunaan kurva distribusi normal atau kurva lonceng (Bell Curve). Kurva distribusi normal ini mengharuskan ada 10% anak yang prestasinya rendah, 80% rata-rata, dan 10% yang berprestasi cemerlang.
Ada sebuah dialog dengan sekelompok guru pada sebuah perkumpulan profesi Guru
A: ”Bapak/Ibu, jika anda punya 40 orang murid dalam satu kelas, dan saat ujian semua dapat nilai 100, anda sukses atau gagal?”
Layaknya paduan suara yang sangat kompak, serentak jawaban Guru-guru, ”Gagal...”
A: ”Lho, koq gagal?”.
Jawaban Guru :”Ya, kalau semua dapat 100 maka pasti soalnya terlalu mudah, atau gurunya yang tidak bisa membuat soal,”.
A: ”Bapak dan Ibu, misalnya anda diminta mengajar 40 orang anak memasak nasi goreng sea-food spesial. Kalau semua belum bisa (tidak digunakan kata ”tidak bisa” ) memasak nasi goreng seperti yang anda inginkan, apa yang akan anda lakukan?”
Jawaban Guru: ”Ya, kita akan mengulangi lagi sampai si anak benar-benar bisa,”
A: ”Sekarang, kalau semuanya berhasil memasak nasi goreng yang sangat enak, anda berhasil atau gagal?”
Jawabn Guru: ”Wah, kalau semuanya bisa, ini berarti kita sangat berhasil Pak”,
A : ”Kalau begitu apa bedanya antara mengajar anak memasak nasi goreng dengan mengajar anak suatu pelajaran, misalnya matematika atau bahasa Inggris?”
Kali ini semua Guru diam dan tidak bisa berkomentar.
Perlu ada penjelasan mengenai kurva distribusi normal yang sebenarnya, kalau menurut pendapat guru-guru tidak normal, karena mereka terikat pada aturan main (baca: sistem pendidikan). Mereka merasa tak berdaya karena bila mereka bersikeras untuk tidak mau mengikuti arus maka mereka akan mendapat kesulitan.
Ada ilustrasi cerita keberhasilan guru, saat mengajar mata kuliah Dasar Filsafat di satu universitas ternama di Surabaya. Ada 3 kelas pararel, masing-masing berisi 40-an mahasiswa, dengan dosen yang berbeda. Saat ujian, 95% dari murid di kelas Pak Danang mendapatkan nilai A, sisanya yang 5% dapat nilai B dan C. Hal ini sangat mengejutkan pihak universitas dan dosen lainnya. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Bukankah ini menyalahi kurva distribusi normal? Dan yang lebih ciamik lagi, soal yang diujikan bukan disusun oleh guru itu, tapi disusun oleh tim tersendiri.
Tujuan anak diajar adalah agar anak bisa menguasai apa yang diajarkan, dengan berbagai cara yang digunakan. Intinya agar anak bisa menguasai dengan baik apa yang diajarkan.
Jika ada timbul masalah tentang belajar biasanya kita hanya melihat pada sisi anak. Jarang sekali kita melihat dan mencari tahu peran yang dimainkan oleh sekolah dan sistem pendidikan kita hingga masalah muncul.
Sistem ujian kita menggunakan sistem closed-book atau buku tertutup. Praktek ini didasari oleh asumsi bahwa kemampuan mengingat suatu pengetahuan jauh lebih berharga dari pada kemampuan untuk mencari sumber pengetahuan. Bukan berarti kita setuju bila anak nyontek.
Anak yang sangat pintar dalam hal aplikasi akan mendapat nilai jelek bila ia lupa rumus atau definisi. Bila kita mengacu pada hirarki kognisi seseorang, sesuai dengan taksonomi Bloom, maka cara ujian seperti ini hanya mengajarkan anak untuk berpikir pada level yang rendah, level menghapal saja. Kita tidak mengajar anak berpikir pada level yang lebih tinggi yaitu analisa, sintesa dan evaluasi.
Otak kita, yang memiliki kemampuan yang sangat luar biasa, dirancang untuk berpikir namun sistem pendidikan telah mereduksi fungsi otak hanya sebagai mesin foto kopi karena itu tidak salah jika muncul generasi copy-paste.
Kita musti mengubah sistem pendidikan kita menjadi suatu sistem yang benar-benar mampu memberdayakan anak kita. Hal ini untuk bisa membantu mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh anak-anak kita, melalui proses pendidikan yang memanusiakan anak manusia.
EQ vs IQ: Mengapa Orang Cerdas Gagal?
Mengapa orang yang lebih sosial berhasil sedangkan yang IQ-nya sedang
banyak yang gagal? Pertama-tama kita perlu pahami dulu bahwa kecerdasan
emosi (EQ) bukanlah lawan dari kosien kecerdasan (IQ). EQ justeru
melengkapi IQ seperti halnya kecerdasan akademik dan ketrampilan
kognitif. Penelitian menunjukkan bahwa sebenarnya kondisi emosi
mempengaruhi fungsi otak dan kecepatan kerjanya (Cryer dalam Kemper).
Penelitian bahkan juga menunjukkan bahwa kemampuan intelektual Albert
Einstein yang luar biasa itu mungkin berhubungan dengan bagian otak
yang mendukung fungsi psikologis, yang disebut amygdala. Meskipun
demikian, EQ dan IQ berbeda dalam hal mempelajari dan mengembangkannya.
IQ merupakan potensi genetik yang terbentuk saat lahir dan menjadi
mantap pada usia tertentu saat pra-pubertas, dan sesudah itu tidak
dapat lagi dikembangkan atau ditingkatkan. Sebaliknya, EQ bisa
dipelajari, dikembangkan dan ditingkatkan pada segala umur. Penelitian
justeru menunjukkan bahwa kemampuan kita untuk mempelajari EQ meningkat
dengan bertambahnya usia. Perbedaan lain, IQ merupakan kemampuan ambang
yang hanya bisa menunjukkan jalan bagi karir kita atau membuat kita
bekerja di bidang tertentu; sedangkan EQ berjalan di jalan itu dan
mempromosikan kita di bidang itu. Oleh karena itu, keseimbangan antara
IQ dan EQ merupakan unsur penting dalam keberhasilan manajerial. Sampai
tingkat tertentu, IQ mendorong kinerja produktif; tapi kompetensi
berbasis-IQ dianggap "kemampuan ambang", artinya kemampuan yang
diperlukan untuk pekerjaan rata-rata. Sebaliknya, kompetensi dan
ketrampilan berbasis-EQ jauh lebih efektif, terutama pada tingkat
organisasi yang lebih tinggi ketika perbedaan IQ dapat diabaikan. Dalam
studi perbandingan antara orang yang kinerjanya cemerlang dan yang
biasa-biasa saja pada organisasi tingkat tinggi, perbedaannya 85%
disebabkan oleh kompetensi berbasis-EQ, bukan IQ. Dr Goleman mengatakan
bahwa walaupun organisasinya berbeda, kebutuhannya berbeda, ternyata EQ
menyumbangkan 80-90% untuk memprediksikan keberhasilan dalam organisasi
secara umum. Kami merujuk kepada studi kasus yang dilakukan oleh Dr.
Goleman dan dua peneliti EQ terkenal lain untuk menganalisis bagaimana
kompetensi EQ berkontribusi bagi laba yang didapatkan sebuah firma
akuntansi yang besar. Pertama, IQ dan EQ para partisipan diuji dan
dianalisis secara mendalam; kemudian mereka diorganisasi ke dalam
beberapa kelompok kerja, dan masing-masing kelompok diberi pelatihan
mengenai satu bentuk kompetensi EQ, seperti manajemen-diri dan
ketrampilan sosial; sebagai kontrol adalah satu kelompok yang terdiri
atas orang-orang ber-IQ tinggi. Ketika dilakukan evaluasi nilai-tambah
ekonomi yang diberikan kompetensi EQ dan IQ, hasilnya sangat
mencengangkan. Kelompok dengan ketrampilan sosial tinggi menghasilkan
skor peningkatan laba 110% , sementara yang dibekali manajemen-diri
mencatat peningkatan laba 390%, peningkatan $ 1.465.000 per tahun.
Sebaliknya, kelompok dengan kemampuan kognitif dan analitik tinggi,
yang mencerminkan IQ, hanya menambah laba 50%; artinya, IQ memang
meningkatkan kinerja, tapi secara terbatas karena hanya merupakan
kemampuan ambang. Kompetensi berbasis EQ jelas jauh lebih mendorong
kinerja. Penulis Mohamed El-Kamony adalah mahasiswa yunior American
University di Cairo yang mengambil bidang utama Administrasi Bisnis
dengan konsentrasi ganda dalam pemasaran dan keuangan.
banyak yang gagal? Pertama-tama kita perlu pahami dulu bahwa kecerdasan
emosi (EQ) bukanlah lawan dari kosien kecerdasan (IQ). EQ justeru
melengkapi IQ seperti halnya kecerdasan akademik dan ketrampilan
kognitif. Penelitian menunjukkan bahwa sebenarnya kondisi emosi
mempengaruhi fungsi otak dan kecepatan kerjanya (Cryer dalam Kemper).
Penelitian bahkan juga menunjukkan bahwa kemampuan intelektual Albert
Einstein yang luar biasa itu mungkin berhubungan dengan bagian otak
yang mendukung fungsi psikologis, yang disebut amygdala. Meskipun
demikian, EQ dan IQ berbeda dalam hal mempelajari dan mengembangkannya.
IQ merupakan potensi genetik yang terbentuk saat lahir dan menjadi
mantap pada usia tertentu saat pra-pubertas, dan sesudah itu tidak
dapat lagi dikembangkan atau ditingkatkan. Sebaliknya, EQ bisa
dipelajari, dikembangkan dan ditingkatkan pada segala umur. Penelitian
justeru menunjukkan bahwa kemampuan kita untuk mempelajari EQ meningkat
dengan bertambahnya usia. Perbedaan lain, IQ merupakan kemampuan ambang
yang hanya bisa menunjukkan jalan bagi karir kita atau membuat kita
bekerja di bidang tertentu; sedangkan EQ berjalan di jalan itu dan
mempromosikan kita di bidang itu. Oleh karena itu, keseimbangan antara
IQ dan EQ merupakan unsur penting dalam keberhasilan manajerial. Sampai
tingkat tertentu, IQ mendorong kinerja produktif; tapi kompetensi
berbasis-IQ dianggap "kemampuan ambang", artinya kemampuan yang
diperlukan untuk pekerjaan rata-rata. Sebaliknya, kompetensi dan
ketrampilan berbasis-EQ jauh lebih efektif, terutama pada tingkat
organisasi yang lebih tinggi ketika perbedaan IQ dapat diabaikan. Dalam
studi perbandingan antara orang yang kinerjanya cemerlang dan yang
biasa-biasa saja pada organisasi tingkat tinggi, perbedaannya 85%
disebabkan oleh kompetensi berbasis-EQ, bukan IQ. Dr Goleman mengatakan
bahwa walaupun organisasinya berbeda, kebutuhannya berbeda, ternyata EQ
menyumbangkan 80-90% untuk memprediksikan keberhasilan dalam organisasi
secara umum. Kami merujuk kepada studi kasus yang dilakukan oleh Dr.
Goleman dan dua peneliti EQ terkenal lain untuk menganalisis bagaimana
kompetensi EQ berkontribusi bagi laba yang didapatkan sebuah firma
akuntansi yang besar. Pertama, IQ dan EQ para partisipan diuji dan
dianalisis secara mendalam; kemudian mereka diorganisasi ke dalam
beberapa kelompok kerja, dan masing-masing kelompok diberi pelatihan
mengenai satu bentuk kompetensi EQ, seperti manajemen-diri dan
ketrampilan sosial; sebagai kontrol adalah satu kelompok yang terdiri
atas orang-orang ber-IQ tinggi. Ketika dilakukan evaluasi nilai-tambah
ekonomi yang diberikan kompetensi EQ dan IQ, hasilnya sangat
mencengangkan. Kelompok dengan ketrampilan sosial tinggi menghasilkan
skor peningkatan laba 110% , sementara yang dibekali manajemen-diri
mencatat peningkatan laba 390%, peningkatan $ 1.465.000 per tahun.
Sebaliknya, kelompok dengan kemampuan kognitif dan analitik tinggi,
yang mencerminkan IQ, hanya menambah laba 50%; artinya, IQ memang
meningkatkan kinerja, tapi secara terbatas karena hanya merupakan
kemampuan ambang. Kompetensi berbasis EQ jelas jauh lebih mendorong
kinerja. Penulis Mohamed El-Kamony adalah mahasiswa yunior American
University di Cairo yang mengambil bidang utama Administrasi Bisnis
dengan konsentrasi ganda dalam pemasaran dan keuangan.
6 Langkah yang Harus Dilakukan Pergerakan Mahasiswa Dalam Era Globalisasi
Tebar Keshalehan Sosial dan Kreatifitas Maya.
Ini adalah sumbangan besar mahasiswa plus sebagai solusi nyata untuk masyarakat. Efek langsungnya mungkin ke pengguna Internet, tapi efek tidak langsungnya bisa ke masyarakat yang bahkan tidak mengenal Internet. Misalnya, download materi Ilmu Komputer.Com mungkin hanya bisa dilakukan oleh pengguna Internet. Tapi ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya dapat dimanfaatkan oleh dosen dan guru untuk mengajar anak didik yang berada di berbagai pelosok tanak air.
* Lakukan Image Branding Lewat Dunia Maya.
Dengan 20-28 juta penguna internet diindonesia, Internet adalah media massa yang paling efisien dan efektif untuk melakukan marketing dan branding baik untuk personal maupun organisasi.
* Webpreneurship.
Arah entrepreneurship yang sudah kita pupuk sebelumnya, mungkin bisa dikembangkan ke arah technopreneurship, khususnya webpreneurship. Organisasi pergerakan mahasiswa bisa membangun lini bisnis yang memikirkan berbagai bisnis model yang menarik, dan dari sinilah operasional organisasi dibiayai. Kemandirian finansial ini adalah teladan yang baik bagi masyarakat, membuat teriakan lantang kita tentang pembebasan kemiskinan dan kemandirian bangsa menjadi bermakna. Mengemis dana dari para pejabat, mentri maupun institusi pemerintah atau swasta, sebenarnya membuat rantai ikatan yang mengakibatkan organisasi kita tidak independen lagi.
* Tebar Pengaruh Lewat Tulisan di Blog. Lanjutkan influence tactic yang sudah kita lakukan di media massa cetak, ke arah blogging di Internet. Bahkan ketika objek yang kita bidik adalah pelajar di level SMA dan kebawah, gunakan layanan social networking semacam Facebook yang pengguna di level itu sangat besar. Ingat, Indonesia pengguna Facebook nomor tiga sedunia.
* Fokus di Core Competence. Ini yang mahasiswa kita sering lupakan. Jurusan yang kita pilih di kampus seolah-olah bagaikan bidang garapan sampingan. Jurusan computing yang kita pilih, tidak membuat kita fasih berbicara tentang statistik pornografi di Internet ketika kita beraudiensi tentang RUU Antipornografi. Jurusan ilmu kehutanan yang kita geluti, juga seolah-olah tidak bermakna karena kita malah mengkritik sisi lain, ketika berteriak lantang tentang masalah kerusakan hutan kita, penebangan hutan yang liar atau monopoli pemanfaatan hutan oleh perusahaan. Jurusan sosial politik yang kita geluti, juga kadang tidak membuat kita fasih berbicara tentang teoritika dan strategi politik atau komparasi sistem politik kita dengan negara lain. Wahai aktifis mahasiswa, konsisten di kompetensi inti adalah jalan yang luruk, bijak dan bertanggungjawab. Jangan pernah mengatakan hal yang tidak kita kuasai permasalahannya, karena itu membuat kita dan segala sesuatu yang kita sampaikan terasa hampa.
* Leadership di Komunitas Maya. Buktikan bahwa leadership kita di dunia nyata juga terbukti di dunia maya. Bangun komunitas, pimpin pergerakan komunitas maya, sebagai penambah dukungan pergerakan kita di dunia nyata.
Ini adalah sumbangan besar mahasiswa plus sebagai solusi nyata untuk masyarakat. Efek langsungnya mungkin ke pengguna Internet, tapi efek tidak langsungnya bisa ke masyarakat yang bahkan tidak mengenal Internet. Misalnya, download materi Ilmu Komputer.Com mungkin hanya bisa dilakukan oleh pengguna Internet. Tapi ilmu pengetahuan yang ada di dalamnya dapat dimanfaatkan oleh dosen dan guru untuk mengajar anak didik yang berada di berbagai pelosok tanak air.
* Lakukan Image Branding Lewat Dunia Maya.
Dengan 20-28 juta penguna internet diindonesia, Internet adalah media massa yang paling efisien dan efektif untuk melakukan marketing dan branding baik untuk personal maupun organisasi.
* Webpreneurship.
Arah entrepreneurship yang sudah kita pupuk sebelumnya, mungkin bisa dikembangkan ke arah technopreneurship, khususnya webpreneurship. Organisasi pergerakan mahasiswa bisa membangun lini bisnis yang memikirkan berbagai bisnis model yang menarik, dan dari sinilah operasional organisasi dibiayai. Kemandirian finansial ini adalah teladan yang baik bagi masyarakat, membuat teriakan lantang kita tentang pembebasan kemiskinan dan kemandirian bangsa menjadi bermakna. Mengemis dana dari para pejabat, mentri maupun institusi pemerintah atau swasta, sebenarnya membuat rantai ikatan yang mengakibatkan organisasi kita tidak independen lagi.
* Tebar Pengaruh Lewat Tulisan di Blog. Lanjutkan influence tactic yang sudah kita lakukan di media massa cetak, ke arah blogging di Internet. Bahkan ketika objek yang kita bidik adalah pelajar di level SMA dan kebawah, gunakan layanan social networking semacam Facebook yang pengguna di level itu sangat besar. Ingat, Indonesia pengguna Facebook nomor tiga sedunia.
* Fokus di Core Competence. Ini yang mahasiswa kita sering lupakan. Jurusan yang kita pilih di kampus seolah-olah bagaikan bidang garapan sampingan. Jurusan computing yang kita pilih, tidak membuat kita fasih berbicara tentang statistik pornografi di Internet ketika kita beraudiensi tentang RUU Antipornografi. Jurusan ilmu kehutanan yang kita geluti, juga seolah-olah tidak bermakna karena kita malah mengkritik sisi lain, ketika berteriak lantang tentang masalah kerusakan hutan kita, penebangan hutan yang liar atau monopoli pemanfaatan hutan oleh perusahaan. Jurusan sosial politik yang kita geluti, juga kadang tidak membuat kita fasih berbicara tentang teoritika dan strategi politik atau komparasi sistem politik kita dengan negara lain. Wahai aktifis mahasiswa, konsisten di kompetensi inti adalah jalan yang luruk, bijak dan bertanggungjawab. Jangan pernah mengatakan hal yang tidak kita kuasai permasalahannya, karena itu membuat kita dan segala sesuatu yang kita sampaikan terasa hampa.
* Leadership di Komunitas Maya. Buktikan bahwa leadership kita di dunia nyata juga terbukti di dunia maya. Bangun komunitas, pimpin pergerakan komunitas maya, sebagai penambah dukungan pergerakan kita di dunia nyata.
Guru yang Baik adalah Guru yang Tidak Baik
cerita ni di ilhamai dari cerita teman saya yang kuliah di universitas
ternama di ponegoro, awal cerita dimulia ketika program belajar mengajar
yang dilakukan disebuah universitas ternama diponogeoro, yaitu dimana
semua mahasiswa komplain atas seorang dosen yang mereka anggap kurang
baik dalam proses belajar mengajar.
bahkan ada mahasiswa yang mengatakan bahwa indeksnya rendah karena telah mengikuti mata kuliah sang dosen selama satu semester.
Namun tidak ada sama sekali mahasiswa yang mengeluhkan sistem pengajaran salah satu kolega sang dosen yang notabene juga tidak mengajar dengan baik. Hal ini diakibatkan karena di akhir semester hampir semua mahasiswa mendapatkan nilai A
melihat dari cerita teman saya , saya jadi teringat dengan sebuah filem Mandarin yang berjudul pendekar dewa mabuk yang dibintangi oleh Jackie Chan. Dalam film ini, atas perintah orangtuanya, Jackie digambarkan menjadi seorang murid dari seorang guru silat dewa mabuk yang sangat disegani. Sang murid merasa pelajaran silat tersebut sama sekali tidak menarik dan sang guru benar-benar membosankan, bahkan menjengkelkan. Contohnya, digambarkan bagaimana ia harus menimba air dengan menggunakan sendok sambil melakukan sit-up, sementara ia melihat sang guru “ngorok” sehabis mabuk.
Tak tahan dengan sistem pendidikan ini sang murid melarikan diri. Dalam perjalanannya ia bertemu dengan tokoh penjahat utama. Singkat cerita ia dihajar habis-habisan dan dipermalukan karena terpaksa terbirit-birit dengan hanya menggunakan pakaian dalam. Di sini sang murid baru sadar bahwa ia belum memiliki cukup ilmu untuk menghadapi dunia nyata. Ia merasa harus kembali ke gurunya, meski hal ini bukan merupakan perkara mudah karena sang guru sudah terlanjur kecewa. Film ini berakhir seperti sudah diduga, dengan pengertian sang murid dan kerja keras kedua pihak, ia kemudian dapat mengalahkan tokoh kejahatan terhebat sekalipun
entah kenapa sampai-sampai teman saya mati-matian mempertahankan sang dosen tersebut untuk tetap mengajar. padahal cara atau sistem pengajarannya kurang baik dipandang dari mata mahasiswa atau pun dari mata dosen yang lain, satu lagi yang menjadi pertanyaan besar kenapa semua mahasiswa yang mengikuti mata kuliahnya mendpatkan nilai A diakhir semester dan hal itu telah dibuktikan dengan serentetan ujian baik tertulis maupun tidak tertulis.
hal inilah yang harus kita contoh apabila kelak nanti kita menjadi seorang pengajar kita harus bisa membuat anak didik kita yang berada dibawah kita bisa mengerty dan mampu menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi. ya walaupun cara pengajaran kita kurang baik tentunya.
jadi kesimpulan dari cerita adalah apa????????????????simpulkan sendiri aza deh untuk para pembaca.
bahkan ada mahasiswa yang mengatakan bahwa indeksnya rendah karena telah mengikuti mata kuliah sang dosen selama satu semester.
Namun tidak ada sama sekali mahasiswa yang mengeluhkan sistem pengajaran salah satu kolega sang dosen yang notabene juga tidak mengajar dengan baik. Hal ini diakibatkan karena di akhir semester hampir semua mahasiswa mendapatkan nilai A
melihat dari cerita teman saya , saya jadi teringat dengan sebuah filem Mandarin yang berjudul pendekar dewa mabuk yang dibintangi oleh Jackie Chan. Dalam film ini, atas perintah orangtuanya, Jackie digambarkan menjadi seorang murid dari seorang guru silat dewa mabuk yang sangat disegani. Sang murid merasa pelajaran silat tersebut sama sekali tidak menarik dan sang guru benar-benar membosankan, bahkan menjengkelkan. Contohnya, digambarkan bagaimana ia harus menimba air dengan menggunakan sendok sambil melakukan sit-up, sementara ia melihat sang guru “ngorok” sehabis mabuk.
Tak tahan dengan sistem pendidikan ini sang murid melarikan diri. Dalam perjalanannya ia bertemu dengan tokoh penjahat utama. Singkat cerita ia dihajar habis-habisan dan dipermalukan karena terpaksa terbirit-birit dengan hanya menggunakan pakaian dalam. Di sini sang murid baru sadar bahwa ia belum memiliki cukup ilmu untuk menghadapi dunia nyata. Ia merasa harus kembali ke gurunya, meski hal ini bukan merupakan perkara mudah karena sang guru sudah terlanjur kecewa. Film ini berakhir seperti sudah diduga, dengan pengertian sang murid dan kerja keras kedua pihak, ia kemudian dapat mengalahkan tokoh kejahatan terhebat sekalipun
entah kenapa sampai-sampai teman saya mati-matian mempertahankan sang dosen tersebut untuk tetap mengajar. padahal cara atau sistem pengajarannya kurang baik dipandang dari mata mahasiswa atau pun dari mata dosen yang lain, satu lagi yang menjadi pertanyaan besar kenapa semua mahasiswa yang mengikuti mata kuliahnya mendpatkan nilai A diakhir semester dan hal itu telah dibuktikan dengan serentetan ujian baik tertulis maupun tidak tertulis.
hal inilah yang harus kita contoh apabila kelak nanti kita menjadi seorang pengajar kita harus bisa membuat anak didik kita yang berada dibawah kita bisa mengerty dan mampu menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi. ya walaupun cara pengajaran kita kurang baik tentunya.
jadi kesimpulan dari cerita adalah apa????????????????simpulkan sendiri aza deh untuk para pembaca.
Minum Air Putih Saat Perut Kosong
Sekarang ini di Jepang trend minum air segera setelah bangun pagi sangat
populer sekali. Apalagi, test ilmiah telah membuktikan keampuhannya.
Kami memberikan deskripsi penggunaan air kepada pembaca kami dibawah
ini. Oleh perkumpulan pengobatan tradisional Jepang terapi air ini telah
dibuktikan berhasil, baik untuk penyakit lama dan serius, juga untuk
penyakit moderen. Penyakit-penyakit tersebut adalah sebagai berikut:
sakit kepala, sakit badan, jantung, arthritis, detak jantung cepat, epilepsi, kelebihan berat badan, asma bronchitis, penyakit ginjal dan urin, muntah-muntah, asam lambung, diare, diabetes, susah buang air besar, semua penyakit mata, rahim, kanker, datang bulan lancar, dan penyakit telinga, hidung dan kerongkongan.
METODA TERAPI
1. Setelah anda bangun pagi dan sebelum mengosok gigi, minumlah 4 gelas air @ 160ml.
2. Gosok dan bersihkan mulut tetapi jangan makan ataupun minum apapun selama 45 menit sesudahnya.
3. Setelah 45 menit kemudian, anda boleh makan dan minum seperti biasa.
4. Lima belas menit setelah sarapan, atau makan siang, atau makan malam, jangan makan ataupun minum apapun selama 2 jam sesudahnya.
5. Untuk yang berusia lanjut ataupun yang sedang sakit dan tidak dapat minum 4 gelas air sekaligus, dapat digantikan dengan meminum sedikit air terlebih dahulu dan secara bertahap ditingkatkan sedikit demi sedikit hingga mampu meminum 4 gelas air sekaligus.
6. Metode diatas adalah terapi untuk mengobati orang yang sedang sakit, selain juga bagi orang yang sedang tidak sakit dapat menikmati hidup yang lebih sehat.
Daftar berikut adalah jumlah hari yang dibutuhkan untuk terapi pengobatan/control/ mengurangi penyakit utama:
1. Tekanan darah tinggi – 30 har.)
2. Maag – 10 hari.
3. Diabetes – 30 hari.
4. Susahbuang air besar/konstipasi – 10 hari.
5. Kanker – 180 hari.
6. Tuberculosis – 90 hari.
Pasien arthritis disarankan untuk mengikuti terapi diatas hanya 3 hari pada minggu pertama, kemudian mulai minggu kedua dan seterusnya – setiap hari
Metode pengobatan ini tidak mempunyai efek samping, tetapi pada saat pelaksanaan pengobatan ini anda mungkin akan sering buang air kecil.
Adalah lebih baik jika kita terus melanjutkan terapi ini dan menjadikan prosedur ini sebagai kegiatan rutin dalam kehidupan kita. Minum air, serta tetap sehat dan aktif.
Hal ini masuk akal…. Orang Cina dan Jepang minum teh hangat pada saat makan ….. bukan air dingin. Mungkin sudah waktunya kita mengadopsi kebiasaan minum mereka sewaktu makan !!!
Untuk yang suka minum air dingin, artikel ini mungkin berguna untuk anda. Adalah enak untuk minum minuman dingin setelah makan. Bagaimanapun, air dingin akan memadatkan minyak yang telah anda konsumsi. Ia akan memperlambat pencernaan.
Sekali “kotoran” ini bereaksi dengan asam, ia akan dipecah dan diserap oleh intestine lebih cepat daripada makanan padat. Ia akan berbaris dalam usus besar. Dengan cepat, ini akan berubah menjadi lemak dan menjadi pemicu kanker. Adalah sangat bagus untuk mereguk sup hangat ataupun air hangat setelah makan.
Pesan yang serius untuk serangan jantung:
· Wanita seharusnya tahu jika tidak semua simptom serangan jantung adalah sakit pada lengan kiri.
· Berhati-hatilah terhadap sakit yang sangat pada garis rahang
· Anda mungkin tidak pernah merasakan sakit pertama pada dada selama serangan jantung
· Pusing dan keringat berlebihan merupakan gejala umum penyakit jantung.
· 60% dari orang yang mengidap penyakit jantung mengalami serangan jantung ketika mereka sedang tidur dan tidak bangun lagi.
· Sakit pada rahang dapat membangunkan anda dari tidur yang lelap. Mari berhati-hati dan sadar. Makin banyak kita tahu, kesempatan bertahan hidup menjadi lebih besar
Seorang ahli jantung berkata jika semua orang yang mendapatkan email ini melanjutkan pengiriman kepada semua orang yang mereka kenal, anda akan bisa pastikan kita akan menyelamatkan setidaknya satu nyawa
sakit kepala, sakit badan, jantung, arthritis, detak jantung cepat, epilepsi, kelebihan berat badan, asma bronchitis, penyakit ginjal dan urin, muntah-muntah, asam lambung, diare, diabetes, susah buang air besar, semua penyakit mata, rahim, kanker, datang bulan lancar, dan penyakit telinga, hidung dan kerongkongan.
METODA TERAPI
1. Setelah anda bangun pagi dan sebelum mengosok gigi, minumlah 4 gelas air @ 160ml.
2. Gosok dan bersihkan mulut tetapi jangan makan ataupun minum apapun selama 45 menit sesudahnya.
3. Setelah 45 menit kemudian, anda boleh makan dan minum seperti biasa.
4. Lima belas menit setelah sarapan, atau makan siang, atau makan malam, jangan makan ataupun minum apapun selama 2 jam sesudahnya.
5. Untuk yang berusia lanjut ataupun yang sedang sakit dan tidak dapat minum 4 gelas air sekaligus, dapat digantikan dengan meminum sedikit air terlebih dahulu dan secara bertahap ditingkatkan sedikit demi sedikit hingga mampu meminum 4 gelas air sekaligus.
6. Metode diatas adalah terapi untuk mengobati orang yang sedang sakit, selain juga bagi orang yang sedang tidak sakit dapat menikmati hidup yang lebih sehat.
Daftar berikut adalah jumlah hari yang dibutuhkan untuk terapi pengobatan/control/ mengurangi penyakit utama:
1. Tekanan darah tinggi – 30 har.)
2. Maag – 10 hari.
3. Diabetes – 30 hari.
4. Susahbuang air besar/konstipasi – 10 hari.
5. Kanker – 180 hari.
6. Tuberculosis – 90 hari.
Pasien arthritis disarankan untuk mengikuti terapi diatas hanya 3 hari pada minggu pertama, kemudian mulai minggu kedua dan seterusnya – setiap hari
Metode pengobatan ini tidak mempunyai efek samping, tetapi pada saat pelaksanaan pengobatan ini anda mungkin akan sering buang air kecil.
Adalah lebih baik jika kita terus melanjutkan terapi ini dan menjadikan prosedur ini sebagai kegiatan rutin dalam kehidupan kita. Minum air, serta tetap sehat dan aktif.
Hal ini masuk akal…. Orang Cina dan Jepang minum teh hangat pada saat makan ….. bukan air dingin. Mungkin sudah waktunya kita mengadopsi kebiasaan minum mereka sewaktu makan !!!
Untuk yang suka minum air dingin, artikel ini mungkin berguna untuk anda. Adalah enak untuk minum minuman dingin setelah makan. Bagaimanapun, air dingin akan memadatkan minyak yang telah anda konsumsi. Ia akan memperlambat pencernaan.
Sekali “kotoran” ini bereaksi dengan asam, ia akan dipecah dan diserap oleh intestine lebih cepat daripada makanan padat. Ia akan berbaris dalam usus besar. Dengan cepat, ini akan berubah menjadi lemak dan menjadi pemicu kanker. Adalah sangat bagus untuk mereguk sup hangat ataupun air hangat setelah makan.
Pesan yang serius untuk serangan jantung:
· Wanita seharusnya tahu jika tidak semua simptom serangan jantung adalah sakit pada lengan kiri.
· Berhati-hatilah terhadap sakit yang sangat pada garis rahang
· Anda mungkin tidak pernah merasakan sakit pertama pada dada selama serangan jantung
· Pusing dan keringat berlebihan merupakan gejala umum penyakit jantung.
· 60% dari orang yang mengidap penyakit jantung mengalami serangan jantung ketika mereka sedang tidur dan tidak bangun lagi.
· Sakit pada rahang dapat membangunkan anda dari tidur yang lelap. Mari berhati-hati dan sadar. Makin banyak kita tahu, kesempatan bertahan hidup menjadi lebih besar
Seorang ahli jantung berkata jika semua orang yang mendapatkan email ini melanjutkan pengiriman kepada semua orang yang mereka kenal, anda akan bisa pastikan kita akan menyelamatkan setidaknya satu nyawa
JIHAD BUKAN JAHAT
“Jika secara jujur kita harus mendefinisikan ‘musuh’ nomor satu umat
Islam, maka yang kita temukan bukan ‘orang lain’ atau ‘umat agama lain’,
tapi adalah ‘kelemahan menyeluruh dalam tubuh umat Islam sendiri’.
Dengan kata lain, merujuk pada sabda Rasulullah Saw, maka agenda jihad
akbar kita, sama sekali bukanlah memerangi ‘orang lain’, tapi memerangi
kelemahan yang ada dalam bangunan budaya dan peradaban umat Islam
sendiri”. Begitulah statement Kyai Masdar F. Mas’udi dalam hasil
wawancara di situs www.pondokpesantren.net
***
Setidaknya isu terorisme mulai menyeruak kepermukaan pasca peristiwa 11 September 2001, peristiwa tersebut menjadi tonggak penting dalam sejarah Amerika Serikat. Di situlah kita masih diingatkan kembali atas peristiwa penghancuran menara kembar World Trade Center (WTC) dan Pentagon di Amerika. Betapa dahsyatnya kejadian tersebut dengan korban jiwa yang mencapai sekitar 3.000 orang. Hingga tercatat sebagai tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah. Sedangkan terorisme di Indonesia dimulai tahun 2000 dengan terjadinya Bom Bursa Efek Jakarta (BEJ), diikuti dengan empat serangan besar lainnya, dan yang paling mematikan adalah Bom Bali I yang terjadi pada tahun 2002, tiga ledakan yang mengguncang Bali dengan 202 korban mayoritas warga negara Australia yang tewas dan 300 orang lainnya luka-luka. Kemudian Bom Bali II, terjadi pada 1 Oktober 2005. Sekurang-kurangnya 22 orang tewas dan 102 lainnya luka-luka akibat ledakan yang terjadi di R.AJA’s Bar dan Restaurant, Kuta Square, daerah Pantai Kuta dan di Nyoman Café Jimbaran. Paling mutakhir adalah terorisme dan slogan-slogan jihad yang mengesahkan pilihan kekerasan, sehingga terjadi Tragedi Jum’at Hitam (17/07), setelah beberapa tahun ‘istirahat’, bom itu meledak lagi di Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz-Carlton yang menewaskan sembilan orang dan melukai beberapa orang. Hal tersebut merupakan sebuah teror yang menguncang dunia dan orang yang melakukannya atas nama ‘Islamisasi’.
Adanya tragedi tersebut banyak asumsi yang dihadirkan, salah satunya adalah jihad, terorisme dan fenomena bom bunuh diri. Adapun yang melatarbelakangi terjadinya aksi tersebut yaitu, tidak terlepas dengan adanya sebuah tuntutan dari berbagai kalangan untuk memberlakukan tegaknya syari’at Islam ditengah-tengah masyarakat yang mayoritas muslim ini, disamping pemahaman kitab suci, hadits dan ajaran-ajaran agama Islam yang parsial. Seperti yang diungkapkan oleh Ustadz Yassir Arafat pengajar Madrasah Mu’alimin Mu’alimat Darut Taqwa, “Sebenarnya, terorisme yang mengatasnamakan jihad itu bermula dari cara memahami Islam, dengan pemahaman yang parsial atau tidak utuh yang kemudian Islam itu dianggap sesuai dengan apa yang dia asumsikan. Dan acuan sumber yang dia pahami adalah ayat-ayat al-Qur’an atau hadits yang menjelaskan tentang kondisi perang, asumsinya dari sebagian kelompok bahwa Islam itu bisa jaya apabila dengan jalan kekerasan dan menganggap non muslim itu adalah musyrik, serta anggapana bahwa Islam itu adalah benar dan non Islam itu adalah salah”. Jika demikian kondisinya, tidak heran akan memunculkan berbagai macam sentiment agama.
Sentimen agama sering melahirkan stigma negative pada organisasi sosial keagamaan Islam, seperti pondok pesantren, para pemuka agama dan berbagai macam ormas yang pada akhimya Islam itu sendiri juga ikut tertuduh. Agama Islam dituduh sebagai agama kekerasan dan agama yang tidak mendukung terhadap proses jalannya demokrasi. Padahal dalam Islam tidak mengajarkan kekerasan dan perbuatan anarkis yang merugikan banyak orang. Islam adalah agama “rahmatan lil alamin”, rahmat bagi seluruh alam, agama perdamaian, menegakkan keadilan, saling pengertian, menjalin hubungan baik antar sesama, sebagaimana yang telah diperlihatkan dalam kehidupan Rasulullah Saw.
Masih menurut pak Yassir, “Sebenarnya hampir semua kejadian terorisme itu tidak lepas dari politik internasional, maksudnya adalah perang pemikiran antara Islam dan Barat, namun hal itu berujung kepada permasalahan ekonomi, bukan sekedar perang pemikiran an sich. Seperti fenomena peperangan di Timur Tengah, setelah diketahui, ternyata semua mengarah terhadap permasalahan perekonomian, yaitu penguasaan minyak tanah. Hanya saja baground mereka yang dipakai adalah agama dan memerangi terorisme, sehingga tidak heran jika terorisme akan memunculkan sentiment kepada salah satu agama”.
Memaknai Jihad
Jihad berasal dari kata kerja jaahada yujaahidu, secara harfiah jihad artinya “berusaha dengan sungguh-sungguh”, “sepenuh hati dan all out”. Demikian pula, kata-kata serumpun yang juga cukup populer, ijtihad
dan mujahadah. Bedanya, kalau ijtihad bersungguh-sungguh untuk menemukan sabda kebenaran; mujahadah bersungguh-sungguh dalam menghayati hakikat kebenaran. Maka jihad bersungguh-sungguh dalam mengimplementasikan dan menegakkan pesan kebenaran. Dalam bahasa populernya, jihad adalah berjuang, dan mujaahid artinya pejuang. Ketiga konsep serumpun tersebut (ijtihad, mujahadah, jihad) dalam proses keberagamaan sama-sama penting dan saling melengkapi.
Ketiga hal ini mestinya harus berjalan secara seimbang dan saling melengkapi. Orang secara intelektual bagus, tetapi tidak ada penghayatan, juga timpang. Jika seandainya sudah ada penghayatan tetapi tidak ada perjuangan untuk menegakkannya, juga lumpuh. Begitu juga dengan jihad. Jihad ini tidak bisa dilakukan secara sendiri. Jihad yang benar pastilah jihad yang didasarkan pada pemikiran yang serius. Jadi, kalau orang yang melakukan jihad tetapi tidak pernah menggunakan ijtihad, akal budinya, terlebih dahulu, itu bisa ngawur. Jangan-jangan yang terjadi sekarang ini adalah memang tidak adanya keseimbangan antara semangat jihad dengan kemampuan berijtihad sehingga akhirnya terjadi distorsi yang luar biasa, jihad yang tadinya dimaksudkan untuk menjunjung tinggi nama Islam, tetapi karena didukung oleh ijtihad, maka justru berakibat mencoreng nama baik Islam.
Hal ini disinyalir oleh Ustadz M. Mufid selaku Kepala Pondok Pesantren Ngalah, yang menyebutkan, “Dalam arti luas Jihad adalah berjuang demi tegaknya agama Allah. Sedangkan berjuang tidak harus melalui peperangan apalagi bom bunuh diri, masih banyak jalan yang bisa kita tempuh. Cara berpikir Islam fundamentalis dan radikalisme dengan Islam kentongan (baca; Islam ahlussunnah waljama’ah atau tradisionalisme) itu sudah berbeda. Kalau Islam radikal dan fundamental kemungkinan konsep yang diambil, adalah hadits yang berbunyi “Jika kamu melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tanganmu, jika tidak mampu maka ubahlah dengan mulutmu, jika tidak mampu ubahlah dengan hatimu. Sesungguhnya hal yang demikian itu adalah lemah-lemahnya iman”, sehingga mereka berpikir kalau bom bunuh diri itu benar. Dan kalau Islam ‘kentongan’ mereka berprinsip “…ajaklah mereka itu dengan penuh hikmah”, sekiranya mereka tidak berbuat onar, dan mau mengikuti apa yang kita inginkan, kita beri penceramahan, kalau masih belum bisa, kita ajak mereka duduk berdialog untuk menemukan titik temu”.
Jihad Tidak Membunuh Secara Fisik
Kedua Ustadz tersebut di atas (Yassir Arafat dan M. Mufid. Red) sepakat bahwa tidak ada alasan untuk menjustifikasi jihad dilakukan dengan perang secara begitu saja. Hal ini senada dengan pernyataan Kyai Masdar, “Untuk perang, al-Qur’an memiliki termanya sendiri, yakni qital yang secara harfiyah berarti membunuh, atau saling membunuh, alias perang”.
Dalam al-Qur’an terdapat sekurang-kurangnya 15 ayat yang menegaskan perintah atau ijin perang terhadap orang-orang kafir/munafik. Ayat-ayat ini diturunkan setelah Nabi mengungsi ke Madinah, dan sikap permusuhan dari kaum kafir Makkah semakin tak tertahankan. Yang harus dipahami, bahwa tidak satu ayat pun yang menegaskan perintah perang untuk mendahului (pre-emptive strike) seperti yang didoktrinkan oleh Presiden Amerika Geroge W. Bush ketika hendak menyerang Irak.
Artinya, perintah jihad yang utama haruslah berarti perjuangan menegakkan kebenaran dan nilai-nilai keluhuran universal dan perennial yang mengatasi kepentingan semua golongan agama, ideologi, etnik, dan sejenisnya. Sebagaimana kita yakini bahwa Allah senantiasa berkenan merahmati seluruh makhluknya, siapa pun mereka. Sasaran utama jihad fi sabilillah, dengan demikian, perlu dipahami bukan lagi berupa orang atau sekelompok orang secara fisik melainkan lebih terhadap sistem atau tatanan kehidupan yang secara hakiki melawan nilai-nilai universal dan perennial tadi, yakni keadilan. Dalam bahasa inklusifnya, sasaran jihad yang paling mendasar dan universal adalah kezaliman, atau lawan dari keadilan.
Jihad sebagai strategi mengontrol lawan, dengan demikian ada tiga kategori: Pertama jihad yang paling primitive, yakni jihad bil yad aw bis saif (jihad secara fisik. Red). Yakni Jihad untuk mengontrol lawan dengan kekeraan fisik atau senjata. Untuk ini sudah barang tentu memerlukan keunggulan kita dalam hal fisik persenjatan sampai pada tingkat dimana kita dapat mengungguli kekuatan lawan secara meyakinkan. Dalam kontek persenjataan modern, jihad jenis ini sangatlah mahal biayanya, dan sungguh-sungguh merupakan kebodohan nyata. Karena jika saja masing-masing pihak telah merasa kuat, maka sekali jihad kategori ini dikobarkan, yang terjadi adalah kehancuran semua pihak. Bukan hanya yang secara langsung terlibat peperangan yang akan hancur, tapi pihak-pihak lain yang mungkin tidak tahu menahu pun ikut menanggung akibatnya.
Kedua, adalah Jihad bil Ilmi (jihad nalar. Red). Dimaksud jihad pemikiran ini bukanlah perang kata-kata kosong, melainkan perang dalam bentuk lomba kekuatan dan kemajuan daya cipta nalar, keilmuan dan
kecanggihan teknologi. Jihad ini tentu lebih sesuai dengan kemartabatan manusia dibanding dengan jihad kategori pertama, Jihad Fisik, yang bernuansa kebinatangan. Jihad nalar ini, jika dilaksanan dengan sungguh-sungguh tidak akan mengakibatkan apa-apa selain kemajuan dan kemakmuran hidup, bukan hanya bagi si pelaku akan tetapi bagi seluruh umat manusia yang mau mengambil manfaat dari yang memenangkannya. Siapa pun yang berhasil menjadi pemenangnya, dipastikan tidak akan menimbulkan perasaan terhina bagi yang kalah, melainkan apresiasai dan penghargaan. Benar, adakalanya kemenangan “Jihad bil Ilmi” bisa membawa yang bersangkutan pada kesombongan dan atau kerakusan berlebihan untuk mengekspolitir pihak lain.
Lha, Harusnya Jihad Sing Piye?
Bapak Heri Pudjiono, Kapolsek Purwosari menyebutkan, “Bahwa jihad ala terorisme (Noordin M. Top, dkk. Red) adalah salah, hanya dari ajaran mereka (Jamaah Islamiyah. Red) itu sendiri yang membenarkan”. Bagi beliau jihad dalam bentuk perang harus jelas pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam peperangan dan permasalahan apa yang melatarbelakangi jihad berupa perang tersebut.
Oleh sebab itu, jihad harus dilakukan dengan keluhuran hati dan kemuliaan akhlak. Karena jihad yang demikian itu adalah sebagai jihad paripurna yang mampu memberikan kemenangan sejati, sehingga pihak lawan yang terkalahkan pun akan merasa senyum penuh hormat dan pujian kepada yang ‘mengalahkan’ dirinya. Jihad kategori ini bukanlah jihad dengan pedang untuk menumpahkan darah orang lain. Tapi jihad dengan kemulian hati, keunggulan ilmu dan kekuatan amal. Atau, dalam kontek antar umat, adalah jihad dengan keunggulan peradaban. Jihad seperti ini mempersyaratkan kualitas kemanusiaan umat Islam yang tinggi. Inilah yang seringkali dikiaskan oleh Kyai Sholeh Bahruddin dengan mengutip pendapat Imam Junaidi al-Bagdadi, “Seorang sufi itu bagaikan bumi yang bila dilempari keburukan, maka ia akan selalu membalasnya dengan kebaikan. Seorang sufi itu bagaikan bumi yang mana di atasnya bertempat atau bermukim segala sesuatu yang baik maupun yang buruk (semua diterimanya). Seorang sufi juga bagaikan langit atau mendung yang menaungi semua yang ada di bawahnya, dan seperti hujan yang menyirami segala sesuatu tanpa memilah dan memilih (yang baik maupun yang buruk, semuanya diayomi)”.
Namun, seperti yang kita ketahui, dan semua orang di dunia ini tahu, bahwa tingkat kesehatan fisik umat Islam secara keseluruhan masih jauh dari baik; busung lapar karena kekurangan gizi, penyakit dunia ketiga karena buruknya nutrisi dan lingkungan masih terus menghantui.
Dengan demikian, jika secara jujur kita harus mendefinisikan “musuh” nomor satu umat Islam, maka yang kita temukan bukan “orang lain atau umat agama lain”, tapi adalah “kelemahan menyeluruh dalam tubuh umat Islam sendiri. Dengan kata lain, merujuk pada sabda Rasulullah Saw, maka agenda jihad akbar kita, sama sekali bukanlah memerangi “orang lain”, tapi memerangi kelemahan yang ada dalam bangunan budaya dan peradaban umat Islam sendiri”, ungkap Kyai Masdar dalam situs www.pondokpesantren.net.
Memang jihad melawan orang lain, meskipun Rasulullah menyebutnya sebagai jihad kecil, tapi terasa lebih heroic dan sensasional. Meski kecil, tapi jihad ini terasa lebih memuaskan nafsu amarah dan emosi umat yang menyala-nyala. Sementara jihad memerangi kelemahan pada diri sendiri, yang Rasulullah menyebutnya sebagai jihad akbar, justru terasa sebagai perkara yang biasa-biasa saja dan sama sekali tidak menarik minat umat dan juga para pemimpinnya.
Barangkali karena syndrome kemunduran dan keterbelakangan yang akut, maka umat Islam menjadi begitu emosional, gampang uring-uringan, dan terasa lebih Islami dengan memperlihatkan amarah dan kegarangan kepada orang lain.
Ingat, Jihad! Bukan Jaha(d)!!
Nasir Abas (mantan anggota JI. Red) dalam bukunya “Membongkar Jama’ah Islamiyyah”, menuturkan bahwa Bom Bali dan serangkaian bom lainnya, adalah bukan aksi jihad fi sabilillah, melainkan murni tindakan terorisme Imam Samudera dan kawan-kawannya yang mengatas-namakan Islam, yang justru dapat mencoreng-moreng keindahan Islam yang rahmatan li alalamin.
Jihad dalam pandangan Imam Samudera lebih dipahami dalam kerangka balas dendam. Karena kafir telah memerangi muslim tanpa batas, maka muslim wajib membalasnya dengan memerangi kafir secara tanpa batas pula. Latar pemikiran demikian yang melahirkan konsep jihad balas dendam ala Imam Samudera dalam aksi-aksi jihadnya; perang dibalas perang, darah dibalas darah, pembantaian dibalas pembantaian dan arogansi melampaui batas dibalas dengan yang setimpal. Maka muncullah serangkaian upaya pengeboman.
Pendapat Nasir Abas di atas berbanding lurus dengan dawuh kyai Sholeh, “Kelakuane sing ngebom Bali karo Nurdin M. Top lan kanca-kancane ngunu iku dudu jihad, tapi jahat!”, (Tindakan orang yang mengebom Bali dan Nurdin M. Top serta teman-teman pengikutnya itu bukan merupakan tindakan jihad, melainkan jahat!. Red). Statement kyai Sholeh memakai tendensi salah satu sabda Nabi Muhammad Saw. yang tidak memperbolehkan memakai kekerasan (anarkisme) dalam kehidupan sehari-hari. “Barang siapa yang menyakiti non muslim (yang berdamai dengan muslim), maka akulah musuhnya, dan orang yang memusuhinya (memusuhi non muslim), maka dihari kiamat kelak dia bermusuhan denganku” (HR. Ibnu Mas’ud). Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa jihad tidaklah bertindak jahat apalagi sampai membunuh.
Maka dari itu, dalam kehidupan yang kita rasakan, hidup dalam lingkungan yang plural dan majemuk, untuk berjihad kita harus mengambil sasaran jihad yang tepat. Karena jihad adalah usaha untuk menegakkan kebenaran secara sungguh-sungguh yang disepakati oleh semua orang dan kelompok. Maka dalam konteks keindonesiaan, apa yang dianggap benar oleh masyarakat Indonesia itulah yang harus diperjuangkan dan ditegakkan. Sehingga jihad yang demikian tidak akan lagi dipakai dan ‘dibajak’ oleh kepentingan kelompok untuk kepentingannya sendiri.
Achmad Thoifur mahasiswa Administrasi Publik Universitas Yudharta Pasuruan, menyebutkan, “Bahwa sasaran-sasaran jihad adalah hal-hal apa yang disepakati oleh publik? Ini bisa bersifat cultural maupun politic, misalnya jihad yang paling relevan bagi bangsa Indonesia adalah mengentas kemiskinan, melawan KKN dan probelmatika sosial lainnya. Maka itulah jihad yang universal, penuh makna dan harus didukung oleh kita semua. Sehingga hal ini mencerminkan kepada kita, bahwa jihad tidak jahat!”.
***
Setidaknya isu terorisme mulai menyeruak kepermukaan pasca peristiwa 11 September 2001, peristiwa tersebut menjadi tonggak penting dalam sejarah Amerika Serikat. Di situlah kita masih diingatkan kembali atas peristiwa penghancuran menara kembar World Trade Center (WTC) dan Pentagon di Amerika. Betapa dahsyatnya kejadian tersebut dengan korban jiwa yang mencapai sekitar 3.000 orang. Hingga tercatat sebagai tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah. Sedangkan terorisme di Indonesia dimulai tahun 2000 dengan terjadinya Bom Bursa Efek Jakarta (BEJ), diikuti dengan empat serangan besar lainnya, dan yang paling mematikan adalah Bom Bali I yang terjadi pada tahun 2002, tiga ledakan yang mengguncang Bali dengan 202 korban mayoritas warga negara Australia yang tewas dan 300 orang lainnya luka-luka. Kemudian Bom Bali II, terjadi pada 1 Oktober 2005. Sekurang-kurangnya 22 orang tewas dan 102 lainnya luka-luka akibat ledakan yang terjadi di R.AJA’s Bar dan Restaurant, Kuta Square, daerah Pantai Kuta dan di Nyoman Café Jimbaran. Paling mutakhir adalah terorisme dan slogan-slogan jihad yang mengesahkan pilihan kekerasan, sehingga terjadi Tragedi Jum’at Hitam (17/07), setelah beberapa tahun ‘istirahat’, bom itu meledak lagi di Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz-Carlton yang menewaskan sembilan orang dan melukai beberapa orang. Hal tersebut merupakan sebuah teror yang menguncang dunia dan orang yang melakukannya atas nama ‘Islamisasi’.
Adanya tragedi tersebut banyak asumsi yang dihadirkan, salah satunya adalah jihad, terorisme dan fenomena bom bunuh diri. Adapun yang melatarbelakangi terjadinya aksi tersebut yaitu, tidak terlepas dengan adanya sebuah tuntutan dari berbagai kalangan untuk memberlakukan tegaknya syari’at Islam ditengah-tengah masyarakat yang mayoritas muslim ini, disamping pemahaman kitab suci, hadits dan ajaran-ajaran agama Islam yang parsial. Seperti yang diungkapkan oleh Ustadz Yassir Arafat pengajar Madrasah Mu’alimin Mu’alimat Darut Taqwa, “Sebenarnya, terorisme yang mengatasnamakan jihad itu bermula dari cara memahami Islam, dengan pemahaman yang parsial atau tidak utuh yang kemudian Islam itu dianggap sesuai dengan apa yang dia asumsikan. Dan acuan sumber yang dia pahami adalah ayat-ayat al-Qur’an atau hadits yang menjelaskan tentang kondisi perang, asumsinya dari sebagian kelompok bahwa Islam itu bisa jaya apabila dengan jalan kekerasan dan menganggap non muslim itu adalah musyrik, serta anggapana bahwa Islam itu adalah benar dan non Islam itu adalah salah”. Jika demikian kondisinya, tidak heran akan memunculkan berbagai macam sentiment agama.
Sentimen agama sering melahirkan stigma negative pada organisasi sosial keagamaan Islam, seperti pondok pesantren, para pemuka agama dan berbagai macam ormas yang pada akhimya Islam itu sendiri juga ikut tertuduh. Agama Islam dituduh sebagai agama kekerasan dan agama yang tidak mendukung terhadap proses jalannya demokrasi. Padahal dalam Islam tidak mengajarkan kekerasan dan perbuatan anarkis yang merugikan banyak orang. Islam adalah agama “rahmatan lil alamin”, rahmat bagi seluruh alam, agama perdamaian, menegakkan keadilan, saling pengertian, menjalin hubungan baik antar sesama, sebagaimana yang telah diperlihatkan dalam kehidupan Rasulullah Saw.
Masih menurut pak Yassir, “Sebenarnya hampir semua kejadian terorisme itu tidak lepas dari politik internasional, maksudnya adalah perang pemikiran antara Islam dan Barat, namun hal itu berujung kepada permasalahan ekonomi, bukan sekedar perang pemikiran an sich. Seperti fenomena peperangan di Timur Tengah, setelah diketahui, ternyata semua mengarah terhadap permasalahan perekonomian, yaitu penguasaan minyak tanah. Hanya saja baground mereka yang dipakai adalah agama dan memerangi terorisme, sehingga tidak heran jika terorisme akan memunculkan sentiment kepada salah satu agama”.
Memaknai Jihad
Jihad berasal dari kata kerja jaahada yujaahidu, secara harfiah jihad artinya “berusaha dengan sungguh-sungguh”, “sepenuh hati dan all out”. Demikian pula, kata-kata serumpun yang juga cukup populer, ijtihad
dan mujahadah. Bedanya, kalau ijtihad bersungguh-sungguh untuk menemukan sabda kebenaran; mujahadah bersungguh-sungguh dalam menghayati hakikat kebenaran. Maka jihad bersungguh-sungguh dalam mengimplementasikan dan menegakkan pesan kebenaran. Dalam bahasa populernya, jihad adalah berjuang, dan mujaahid artinya pejuang. Ketiga konsep serumpun tersebut (ijtihad, mujahadah, jihad) dalam proses keberagamaan sama-sama penting dan saling melengkapi.
Ketiga hal ini mestinya harus berjalan secara seimbang dan saling melengkapi. Orang secara intelektual bagus, tetapi tidak ada penghayatan, juga timpang. Jika seandainya sudah ada penghayatan tetapi tidak ada perjuangan untuk menegakkannya, juga lumpuh. Begitu juga dengan jihad. Jihad ini tidak bisa dilakukan secara sendiri. Jihad yang benar pastilah jihad yang didasarkan pada pemikiran yang serius. Jadi, kalau orang yang melakukan jihad tetapi tidak pernah menggunakan ijtihad, akal budinya, terlebih dahulu, itu bisa ngawur. Jangan-jangan yang terjadi sekarang ini adalah memang tidak adanya keseimbangan antara semangat jihad dengan kemampuan berijtihad sehingga akhirnya terjadi distorsi yang luar biasa, jihad yang tadinya dimaksudkan untuk menjunjung tinggi nama Islam, tetapi karena didukung oleh ijtihad, maka justru berakibat mencoreng nama baik Islam.
Hal ini disinyalir oleh Ustadz M. Mufid selaku Kepala Pondok Pesantren Ngalah, yang menyebutkan, “Dalam arti luas Jihad adalah berjuang demi tegaknya agama Allah. Sedangkan berjuang tidak harus melalui peperangan apalagi bom bunuh diri, masih banyak jalan yang bisa kita tempuh. Cara berpikir Islam fundamentalis dan radikalisme dengan Islam kentongan (baca; Islam ahlussunnah waljama’ah atau tradisionalisme) itu sudah berbeda. Kalau Islam radikal dan fundamental kemungkinan konsep yang diambil, adalah hadits yang berbunyi “Jika kamu melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tanganmu, jika tidak mampu maka ubahlah dengan mulutmu, jika tidak mampu ubahlah dengan hatimu. Sesungguhnya hal yang demikian itu adalah lemah-lemahnya iman”, sehingga mereka berpikir kalau bom bunuh diri itu benar. Dan kalau Islam ‘kentongan’ mereka berprinsip “…ajaklah mereka itu dengan penuh hikmah”, sekiranya mereka tidak berbuat onar, dan mau mengikuti apa yang kita inginkan, kita beri penceramahan, kalau masih belum bisa, kita ajak mereka duduk berdialog untuk menemukan titik temu”.
Jihad Tidak Membunuh Secara Fisik
Kedua Ustadz tersebut di atas (Yassir Arafat dan M. Mufid. Red) sepakat bahwa tidak ada alasan untuk menjustifikasi jihad dilakukan dengan perang secara begitu saja. Hal ini senada dengan pernyataan Kyai Masdar, “Untuk perang, al-Qur’an memiliki termanya sendiri, yakni qital yang secara harfiyah berarti membunuh, atau saling membunuh, alias perang”.
Dalam al-Qur’an terdapat sekurang-kurangnya 15 ayat yang menegaskan perintah atau ijin perang terhadap orang-orang kafir/munafik. Ayat-ayat ini diturunkan setelah Nabi mengungsi ke Madinah, dan sikap permusuhan dari kaum kafir Makkah semakin tak tertahankan. Yang harus dipahami, bahwa tidak satu ayat pun yang menegaskan perintah perang untuk mendahului (pre-emptive strike) seperti yang didoktrinkan oleh Presiden Amerika Geroge W. Bush ketika hendak menyerang Irak.
Artinya, perintah jihad yang utama haruslah berarti perjuangan menegakkan kebenaran dan nilai-nilai keluhuran universal dan perennial yang mengatasi kepentingan semua golongan agama, ideologi, etnik, dan sejenisnya. Sebagaimana kita yakini bahwa Allah senantiasa berkenan merahmati seluruh makhluknya, siapa pun mereka. Sasaran utama jihad fi sabilillah, dengan demikian, perlu dipahami bukan lagi berupa orang atau sekelompok orang secara fisik melainkan lebih terhadap sistem atau tatanan kehidupan yang secara hakiki melawan nilai-nilai universal dan perennial tadi, yakni keadilan. Dalam bahasa inklusifnya, sasaran jihad yang paling mendasar dan universal adalah kezaliman, atau lawan dari keadilan.
Jihad sebagai strategi mengontrol lawan, dengan demikian ada tiga kategori: Pertama jihad yang paling primitive, yakni jihad bil yad aw bis saif (jihad secara fisik. Red). Yakni Jihad untuk mengontrol lawan dengan kekeraan fisik atau senjata. Untuk ini sudah barang tentu memerlukan keunggulan kita dalam hal fisik persenjatan sampai pada tingkat dimana kita dapat mengungguli kekuatan lawan secara meyakinkan. Dalam kontek persenjataan modern, jihad jenis ini sangatlah mahal biayanya, dan sungguh-sungguh merupakan kebodohan nyata. Karena jika saja masing-masing pihak telah merasa kuat, maka sekali jihad kategori ini dikobarkan, yang terjadi adalah kehancuran semua pihak. Bukan hanya yang secara langsung terlibat peperangan yang akan hancur, tapi pihak-pihak lain yang mungkin tidak tahu menahu pun ikut menanggung akibatnya.
Kedua, adalah Jihad bil Ilmi (jihad nalar. Red). Dimaksud jihad pemikiran ini bukanlah perang kata-kata kosong, melainkan perang dalam bentuk lomba kekuatan dan kemajuan daya cipta nalar, keilmuan dan
kecanggihan teknologi. Jihad ini tentu lebih sesuai dengan kemartabatan manusia dibanding dengan jihad kategori pertama, Jihad Fisik, yang bernuansa kebinatangan. Jihad nalar ini, jika dilaksanan dengan sungguh-sungguh tidak akan mengakibatkan apa-apa selain kemajuan dan kemakmuran hidup, bukan hanya bagi si pelaku akan tetapi bagi seluruh umat manusia yang mau mengambil manfaat dari yang memenangkannya. Siapa pun yang berhasil menjadi pemenangnya, dipastikan tidak akan menimbulkan perasaan terhina bagi yang kalah, melainkan apresiasai dan penghargaan. Benar, adakalanya kemenangan “Jihad bil Ilmi” bisa membawa yang bersangkutan pada kesombongan dan atau kerakusan berlebihan untuk mengekspolitir pihak lain.
Lha, Harusnya Jihad Sing Piye?
Bapak Heri Pudjiono, Kapolsek Purwosari menyebutkan, “Bahwa jihad ala terorisme (Noordin M. Top, dkk. Red) adalah salah, hanya dari ajaran mereka (Jamaah Islamiyah. Red) itu sendiri yang membenarkan”. Bagi beliau jihad dalam bentuk perang harus jelas pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam peperangan dan permasalahan apa yang melatarbelakangi jihad berupa perang tersebut.
Oleh sebab itu, jihad harus dilakukan dengan keluhuran hati dan kemuliaan akhlak. Karena jihad yang demikian itu adalah sebagai jihad paripurna yang mampu memberikan kemenangan sejati, sehingga pihak lawan yang terkalahkan pun akan merasa senyum penuh hormat dan pujian kepada yang ‘mengalahkan’ dirinya. Jihad kategori ini bukanlah jihad dengan pedang untuk menumpahkan darah orang lain. Tapi jihad dengan kemulian hati, keunggulan ilmu dan kekuatan amal. Atau, dalam kontek antar umat, adalah jihad dengan keunggulan peradaban. Jihad seperti ini mempersyaratkan kualitas kemanusiaan umat Islam yang tinggi. Inilah yang seringkali dikiaskan oleh Kyai Sholeh Bahruddin dengan mengutip pendapat Imam Junaidi al-Bagdadi, “Seorang sufi itu bagaikan bumi yang bila dilempari keburukan, maka ia akan selalu membalasnya dengan kebaikan. Seorang sufi itu bagaikan bumi yang mana di atasnya bertempat atau bermukim segala sesuatu yang baik maupun yang buruk (semua diterimanya). Seorang sufi juga bagaikan langit atau mendung yang menaungi semua yang ada di bawahnya, dan seperti hujan yang menyirami segala sesuatu tanpa memilah dan memilih (yang baik maupun yang buruk, semuanya diayomi)”.
Namun, seperti yang kita ketahui, dan semua orang di dunia ini tahu, bahwa tingkat kesehatan fisik umat Islam secara keseluruhan masih jauh dari baik; busung lapar karena kekurangan gizi, penyakit dunia ketiga karena buruknya nutrisi dan lingkungan masih terus menghantui.
Dengan demikian, jika secara jujur kita harus mendefinisikan “musuh” nomor satu umat Islam, maka yang kita temukan bukan “orang lain atau umat agama lain”, tapi adalah “kelemahan menyeluruh dalam tubuh umat Islam sendiri. Dengan kata lain, merujuk pada sabda Rasulullah Saw, maka agenda jihad akbar kita, sama sekali bukanlah memerangi “orang lain”, tapi memerangi kelemahan yang ada dalam bangunan budaya dan peradaban umat Islam sendiri”, ungkap Kyai Masdar dalam situs www.pondokpesantren.net.
Memang jihad melawan orang lain, meskipun Rasulullah menyebutnya sebagai jihad kecil, tapi terasa lebih heroic dan sensasional. Meski kecil, tapi jihad ini terasa lebih memuaskan nafsu amarah dan emosi umat yang menyala-nyala. Sementara jihad memerangi kelemahan pada diri sendiri, yang Rasulullah menyebutnya sebagai jihad akbar, justru terasa sebagai perkara yang biasa-biasa saja dan sama sekali tidak menarik minat umat dan juga para pemimpinnya.
Barangkali karena syndrome kemunduran dan keterbelakangan yang akut, maka umat Islam menjadi begitu emosional, gampang uring-uringan, dan terasa lebih Islami dengan memperlihatkan amarah dan kegarangan kepada orang lain.
Ingat, Jihad! Bukan Jaha(d)!!
Nasir Abas (mantan anggota JI. Red) dalam bukunya “Membongkar Jama’ah Islamiyyah”, menuturkan bahwa Bom Bali dan serangkaian bom lainnya, adalah bukan aksi jihad fi sabilillah, melainkan murni tindakan terorisme Imam Samudera dan kawan-kawannya yang mengatas-namakan Islam, yang justru dapat mencoreng-moreng keindahan Islam yang rahmatan li alalamin.
Jihad dalam pandangan Imam Samudera lebih dipahami dalam kerangka balas dendam. Karena kafir telah memerangi muslim tanpa batas, maka muslim wajib membalasnya dengan memerangi kafir secara tanpa batas pula. Latar pemikiran demikian yang melahirkan konsep jihad balas dendam ala Imam Samudera dalam aksi-aksi jihadnya; perang dibalas perang, darah dibalas darah, pembantaian dibalas pembantaian dan arogansi melampaui batas dibalas dengan yang setimpal. Maka muncullah serangkaian upaya pengeboman.
Pendapat Nasir Abas di atas berbanding lurus dengan dawuh kyai Sholeh, “Kelakuane sing ngebom Bali karo Nurdin M. Top lan kanca-kancane ngunu iku dudu jihad, tapi jahat!”, (Tindakan orang yang mengebom Bali dan Nurdin M. Top serta teman-teman pengikutnya itu bukan merupakan tindakan jihad, melainkan jahat!. Red). Statement kyai Sholeh memakai tendensi salah satu sabda Nabi Muhammad Saw. yang tidak memperbolehkan memakai kekerasan (anarkisme) dalam kehidupan sehari-hari. “Barang siapa yang menyakiti non muslim (yang berdamai dengan muslim), maka akulah musuhnya, dan orang yang memusuhinya (memusuhi non muslim), maka dihari kiamat kelak dia bermusuhan denganku” (HR. Ibnu Mas’ud). Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa jihad tidaklah bertindak jahat apalagi sampai membunuh.
Maka dari itu, dalam kehidupan yang kita rasakan, hidup dalam lingkungan yang plural dan majemuk, untuk berjihad kita harus mengambil sasaran jihad yang tepat. Karena jihad adalah usaha untuk menegakkan kebenaran secara sungguh-sungguh yang disepakati oleh semua orang dan kelompok. Maka dalam konteks keindonesiaan, apa yang dianggap benar oleh masyarakat Indonesia itulah yang harus diperjuangkan dan ditegakkan. Sehingga jihad yang demikian tidak akan lagi dipakai dan ‘dibajak’ oleh kepentingan kelompok untuk kepentingannya sendiri.
Achmad Thoifur mahasiswa Administrasi Publik Universitas Yudharta Pasuruan, menyebutkan, “Bahwa sasaran-sasaran jihad adalah hal-hal apa yang disepakati oleh publik? Ini bisa bersifat cultural maupun politic, misalnya jihad yang paling relevan bagi bangsa Indonesia adalah mengentas kemiskinan, melawan KKN dan probelmatika sosial lainnya. Maka itulah jihad yang universal, penuh makna dan harus didukung oleh kita semua. Sehingga hal ini mencerminkan kepada kita, bahwa jihad tidak jahat!”.
Minggu, 23 November 2014
MAKALAH MUNAKAHAT
MAKALAH
MUNAKAHAT
Mata kuliah :
Fiqih/Ushul Fiqih
Dosen pengampu : DR. H. Wawan
Ahmad Ridwan, M.Ag
Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur
Disusun oleh:
1.
Reiza
Fitri Yulia
2.
Siti
Humaeroh
3.
Vina
Yulia
TADRIS IPA BIOLOGI-B/ SEMESTER 3
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SYEKH NURJATI CIREBON 2013/2014
Jl.Perjuangan By Pass Sunyaragi
Cirebon Telp. 0231489926. 45132
PENDAHULUAN
Nikah adalah
MAKALAH TAKHRIJ HADIS
MAKALAH
TAKHRIJ HADIS
Diajukuan
untuk memenuhi tugas tersetruktur
Mata
kuliah : Pengantar Studi Hadis
Dosen
Pengampu : Jajang aisul mujakki
Disusun oleh :
1.
Nia
Ramadhania Putri
2.
Rika
Ikramatul Atiyah
3.
Usfatul’
ai’ni
IPA-BIOLOGI B-2-TARBIYAH
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim…
Puji syukur
marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat,
hidayah serta inayah –Nya. Sehingga, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pengantar
studi Hadis yang berjudul “ Tahkrij Hadis”. Sholawat serta salam tak lupa juga
kita limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Dengan rasa
kesungguhan, penyusunan makalah ini dihadapkan pada pengetahuan dan kemampuan
serta waktu terbatas, sehingga kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini
jauh dari kesempurnaan.
Berhasilnya
penyusunan ini tentunya berkat kerja sama dan terima kasih khususnya kepada
bapa Jajang aisul mujakki selaku dosen
Pengantar Studi Hadis (PSH) yang telah membimbing kami.
Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
dengan senang hati menerima segala saran dan masukkan yang bersifat membangun.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah ilmu
pengetahuan.
Cirebon, 22 Maret 2013
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Dalam kajian keislaman, yaitu mengenai
penjelasan tentang pengertian tahkrij hadis. Takhrij menurut istilah adalah
penunjukan terhadap tempat hadist didalam sumber aslinya yang dijelaskan sanad
dan martabatnya sesuai keperluan.
Ilmu takhrij merupakan bagian dari ilmu
agama yang harus mendapat perhatian serius karena didalamnya dibicarakan
berbagai kaidah untuk mengetahui sumber hadis itu berasal. Di samping itu, di
dalamnya ditemukan banyak kegunaan dan hasil yang diperoleh, khususnya dalam
menentukan kualitas sanad hadis.
Takhrij hadis bertujuan mengetahui
sumber asal hadis yang di takhrij.
Tujuan lainnya adalah mengetahui di tolak atau diterimanya hadis-hadis
tersebut. Dengan cara ini, kita akan mengetahui hadis-hadis yang pengutipannya
memerhatikan kaidah-kaidah ulumul hadis yang berlaku sehingga hadis tersebut
menjadi jelas, baik asal-usul maupun kualitasnya.
Penguasaan para ulama dahulu terhadap sumber-sumber
hadis begitu luas sehingga jika disebutkan suatu hadis mereka tidak merasa
kesulitan untuk mengetahui sumber hadis tersebut. Ketika semangat belajar mulai
melemah, mereka kesulitan untuk mengetahui tempat-tempat hadis yang dijadikan .
Sebagian ulama bangkit dan memperlihatkan hadis-hadis yang ada pada sebagian
kitab dan menjelaskan sumbernya dari kitab hadis yang asli, menjelaskan
metodenya, dan menerangkan kualitasnya, apakah hadis tersebut shahih atau
dhaif, lalu muncullah apa yang dinamakan dengan kutub at-takhrij. Para muhaditsin
mengartikan tahkrij hadist sebagai
Mengemukakan hadis pada orang banyak dengan menyebutkan para periwayatnya dalam
sanad yang telah menyampaikan hadis itu dengan metode periwayatan yang mereka
tempuh.
Ulama mengemukakan berbagai hadis yang
telah dikemukakan oleh para guru hadis, atau berbagai kitab lain yang
susunannya dikemukakan berdasarkan riwayat sendiri, atau para gurunya, siapa
periwayatnya dari para penyusun kitab atau karya tulis yang dijadikan sumber
pengambilan.
B.
Rumusan
masalah
Berdasarkan
pada indicator-indikar masalah yang dikemukakan di latar belakang masalah,
rumusan yang kami tetapkan adalah:
a)
Apa
itu Pengertian takhrij?
b)
Bagaimana
para muhaditsin mengemukakan takhrij?
c)
Apa
uraian definis takhrij?
d)
Apa
tujuan takhrij hadis?
e)
Apa sejarah
takhrij?
f)
Apa
itumetode takhrij hadis?
C.
Tujuan
makalah
a)
Mengatahui
arti tentang tahkrij hadis.
b)
Mengetahui
tujuan tentang tahkrij.
c)
Mangatahui
sejarah tentang tahkrij hadis.
d)
Mengetahui
metode tahkrij hadis.
e)
Mengetahui
kitab-kitab yang diperlukan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
TAKHRIJ HADITS
Takhrij menurut lughat berasal dari
kata , yang berarti ‘tampak’ atau ‘jelas’. Takhrij
secara bahasa berarti juga berkumpulnya dua perkara yang saling berlawanan
dalam satu persoalan, namun secara mutlak, ia diartikan pleh para ahli bahasa
dengan arti ‘mengeluarkan’ (al-istinbath),
‘melatih’ atau ‘membiasakan’ (at-tadrib).
dan ‘menghadapkan’ (at-taujih).1
Takhrij menurut istilah adalah
penunjukan terhadap tempat hadist didalam sumber aslinya yang dijelaskan sanad
dan martabatnya sesuai keperluan.2
Ø Para
muhaditsin mengartikan tahkrij hadist sebagai berikut. 3
1. Mengemukakan
hadis pada orang banyak dengan menyebutkan para periwayatnya dalam sanad yang
telah menyampaikan hadis itu dengan metode periwayatan yang mereka tempuh.
2. Ulama
mengemukakan berbagai hadis yang telah dikemukakan oleh para guru hadis, atau
berbagai kitab lain yang susunannya dikemukakan berdasarkan riwayat sendiri,
atau para gurunya, siapa periwayatnya dari para penyusun kitab atau karya tulis
yang dijadikan sumber pengambilan.
3. ‘Mengeluarkan’,
yaitu mengeluarkan hadis dari dalam kitab dan meriwayatkannya. Al-sakhawy
mengatakan dalam kitab fathul mughits sebagai berikut, “takhrij adalah seorang
muhadits mengeluarkan hadis-hadis dari dalam ajza’, al-masikhat, atau
kitab-kitab lainnya. Kemudian, hadis tersebut disusun gurunya atau
teman-temannya dan sebagainya, dan dibicarakan kemudian disandarkan kepada
pengarang atau penyusun kitab itu”.
4. Dalalah,
yaitu menunujukan pada sumber hadis asli
dan menyandarkan hadist tersebut pada kitab sumber asli dengan menyebutkan
perawi penyusunnya.
1. Abu Muhammad Al-Mahdi Ibn Abd Al-Qadir Al-Hadi. Darul Ikhtisham: Thariqu Takhrij Hadits Rasullulah ‘Alaihi wasallam, t.t. hlm.6.
2.
Mahmud
Ath-Thahhan. Ushul At-Takhrij wa Dirasah As-Sanid. Riyad:Maktabah
Rosyad.t.t.hlm.12.
3.
Syuhudi
Ismail.Metode Penelitian Sanad Hadis.Jakarta:Bulan Bintang.1992.hlm.41-42.
|
5. Menunjukan
atau mengemukaka letak asal hadis pada sumbernya yang asli, yakni kitab yang
didalamnya dikemukakan secara lengkap dengan sanadnya masing-masing, lalu untuk
kepentingan penelitian, dijelaskan kualitas sanad hadis tersebut.
Ø Dari
uraian definisi diatas, tahkrij dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Mengemukakan
hadis pada orang banyak dengan menyebutkan para rawinya yang ada dalam sanad
hadis itu.
2. Mengemukakan
asal- usul hadis sambil dijelaskan sumber pengambilannya dari berbagai kitab
hadis, yang rangkaian sanadnya berdasarkan riwayat yang telah diterimanya
sendiri atau berdasarkan riwayat yang telah diterimanya sendiri atau
berdasarkan rangkaian sanad gurunya, dan yang lainnya.
3. Mengemukakan
hadis-hadis berdasarkan sumber pengambilannya dari kitab-kitab yang di dalamnya
dijelaskan metode periwayatannya dan sanad hadis-hadis tersebut, dengan metode
dan kualitas para rawi sekaligus hadisnya. Dengan demikian, pentahkrij-an hadis
penelusuran atau pencarian hadis dalam berbagai kitab hadis (sebagai sumber
asli dari hadis yang bersangkutan), baik menyangkut materi atau isi (matan),
maupun jalur periwayatan (sanad) hadis yang dikemukakan.
B.
TUJUAN
DAN FAEDAH TAKHRIJ HADIS
Ilmu
takhrij merupakan bagian dari ilmu agama yang harus mendapat perhatian serius
karena didalamnya dibicarakan berbagai kaidah untuk mengetahui sumber hadis itu
berasal. Di samping itu, di dalamnya ditemukan banyak kegunaan dan hasil yang
diperoleh, khususnya dalam menentukan kualitas sanad hadis.4
Takhrij
hadis bertujuan mengetahui sumber asal hadis yang di takhrij. Tujuan lainnya adalah mengetahui di tolak atau diterimanya
hadis-hadis tersebut. Dengan cara ini, kita akan mengetahui hadis-hadis yang
pengutipannya memerhatikan kaidah-kaidah ulumul hadis yang berlaku sehingga
hadis tersebut menjadi jelas, baik asal-usul maupun kualitasnya.
Adapun faedah
takhrij hadis ini antara lain :
1. Dapat
diketahui banyak – sedikitnya jalur periwayatan suatu hadis yang sedang menjadi
topik kajian.
2. Dapat
diketahui kuat dan tidaknya periwayatan akan menambah kekuatan riwayat. Sebaliknya,
tanpa dukungan periwayatan lain, kekuatan periwayatan tidak bertambah.
3.
Dapat ditemukan status
hadis Shahih li dzatih atau shahih li ghairih, hasan li dzatih, atau
hasan li ghairih. Demikian juga, akan
dapat diketahui istilah hadis mutawatir,
masyhur, aziz, dan gharib-nya.5
4.
Memberikan kemudahan
bagi orang yang hendak mengamalkan setelah mengetahui bahwa hadis tersebut
adalah makbul ( dapat diterima).
Sebaliknya, orang tidak akan mengamalkannya apabila mengetahui bahwa hadis
tersebut mardud (ditolak).
5.
Menguatkan keyakinan
bahwa suatu hadis adalah benar-benar berasal dari Rasullullah SAW. Yang harus
diikuti karena adanya bukti-bukti yang kuat tentang kebenaran hadis tersebut,
baik dari segi sanad maupun matan.
4. Utang Ranuwijaya.Ilmu Hadis.Jakarta:Gaya Media Pratama.1996
5.
Ahmad
ZarkasyiChumaidy.Takhrij Al-Hadis:Mengkaji dan Meneliti Al-Hadis.
Bandung:IAIN sunan gunung Djati.1990 hlm.7
6.
Syaikh Manna
Al-Qaththan.Mabahits fi ‘Ulum AL-Hadis.terj.Muhammad Ihsan.Jakarta:Pustaka
Al-Kausar.2005.hlm.189.
|
C.
SEJARAH
TAKHRIJ HADIS
Penguasaan para ulama dahulu
terhadap sumber-sumber hadis begitu luas sehingga jika disebutkan suatu hadis
mereka tidak merasa kesulitan untuk mengetahui sumber hadis tersebut. Ketika
semangat belajar mulai melemah, mereka kesulitan untuk mengetahui tempat-tempat
hadis yang dijadikan . Sebagian ulama bangkit dan memperlihatkan hadis-hadis
yang ada pada sebagian kitab dan menjelaskan sumbernya dari kitab hadis yang asli,
menjelaskan metodenya, dan menerangkan kualitasnya, apakah hadis tersebut
shahih atau dhaif, lalu muncullah apa yang dinamakan dengan kutub at-takhrij (buku-buku takhrij).6
Ulama yang pertama kali melakukan
takhrij menurut mahmud Ath-Thahhan
adalah Al-Khathtib Al-Baghdadi (w.
436 H). Kemudian, dilakukan pula oleh Muhammad bin Musa Al-Hazimi (w.584 H)
dengan karyanya yang berjudul Takhrij Ahadits Al-Muhadzdzab. Ia men-takhrij
kitab fiqh syafi’ah karya Abu Iahaq Asy-Syirazi. Ada juga ulama lainnya,
seperti Abu Al-Qasimi Al-Husaini dan Abu Al-Qasim Al-Mahrawani. Karya kedua
ulama ini hanya beberapa mahthuthah (manuskrip)
saja. Pada perkembangan selanjutnya, cukup banyak kemunculan kitab yang
berupaya men-takhrij kitab-kitab dalam berbagai ilmu agama.7
Di
antara kitab-kitab takhrij tersebut, adalah sebagai berikut 8 :
1. Takhrij Ahadits
Al-Muhadzdzabi, karya Muhammad bin Musa Al-Hazimi Asy-Syafi’I (w.548 H).
2. Takhrij Ahadits
Al-Mukhtashar Al-Kabir li Ibni Al-Hajib,
karya muhammad bin Ahmad Abdul Hadi
Al-maqdisi (w.744 H).
7. Ranuwijaya.Op.cit.hlm.115
8.
Al-Qathathan.op.cit.hlm.190.
|
3. Nasbhu Ar-Rayah li
Ahadits Al-Hidayah li Al-Marghinani, karya
Abdullah bin yusuf Az-Zaila’I (w.762 H).
4. Takhrij Ahadits
Al-Kasysyaf li Az-Zamaksyari, karya
Al-Hafidz Az-Zaila’i.
5. Al-Badru al-Munir fi
Takhrij Al-atsar Al-Waqi’ah fi Asy-Syarhi Al-Kabir li Ar-Rafi’I, karya
Umar bin Ali bin Ali bin al-Mulaqqin (w.
804 H).
6. Al-Mughni’an Hamli
Al-Asfar fi Al-Asfar fi Takhriji ma fi Al-Ihya’min Al-akhbar, karya
Abdurrahman bin Al-Husaini Al ‘Iraqi (w.806 H).
7. Takrij Al-Ahadits
allati Yusyiiru iliahi At-Tirmidzi fi Kulli Bab, karya
Al-Hafizh Al-Iraqi.
8. At-Talkhish Al-Habir fi
Takhrij Ahaditsi syarh Al-Wajiz Al-Kabir li Ar-Rafi’I, karya
Ahmad bin Ali Hajar Al-Asqalani (w.852 H).
9. Ad-Dirayah fi Takhrij
Ahadits Al-Hidayah, karya Al-Hafizh ibnu
Hajar.
10. Tuhfatu Ar-Rawi fi
Takhrij Ahaditsi Al-Baidhawi, karya Abdurauf
Ali Al-Manawi (w.1031 H).
D.
KITAB
– KITAB YANG DIPERLUKAN
Dalam melakukan Takhrij hadis, kita memerlukan
kitab-kitab yang berkaitan dengan takhrij hadis ini. Adapun kitab-kitab
tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Hidayatul
bari’ila tartibi Ahadisil Bukhari
Penyusun kitab ini adalah Abdur Rahman
Ambar Al-Misri At-Tahtawi. Kitab ini disusun khusus untuk mencari hadis-hadis
yang termuat dalam Shahih Al-Bukhari. Lafazh hadis disusun menurut aturan
urutan huruf abjad Arab. Namun, hadis-hadis yang dikemukakan secara berulang
dalam Shahih Bukhari tidak dimuat secara berulang dalam kamus di atas. Dengan
demikian, perbedaan lafazh dalam matan hadis riwayat Al-Bukhari tidak dapat
diketahui melalui kamus tersebut.
2. Mu’jam
Al-fadzi wala Siyyama Al-Gariibu Minha atau Fuhris litartibi Ahaditsi Shahihi
Muslim.
Kitab tersebut merupakan salah satu
juz, yakni juz ke-5 dari kitab Shahih Muslim yang di sunting oleh Muhammad Abdul Baqi. Juz ke-5 ini merupakan
kamus terhadap juz ke-1-4 yang bertisi :
a. Daftar
urusan judul kitab, nomor hadis, dan juz yang memuatnya.
b. Daftar
nama para sahabat Nabi yang meriwayatkan hadis yang termuat dalam Shahih Muslim.
c. Daftar
awal matan hadis dalam bentuk sabda yang tersusun menurut abjad serta
menerangkan nomor-nomor hadis yang di riwayatkan oleh Bukhari bila kebetulan
hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Bukhari.
3. Miftahus
Sahihain
Kitab ini disusn oleh Muhammad
Syarif bin Mustafa Al-Tauqiah. Kitab ini dapat digunakan untu mencari hadis-hadis
yang diriwayatkan oleh Muslim. Akan tetapi, hadis-hadis yang dimuat dalam kitab
ini hanyalah hadis-hadis yang berupa sabda (qauliyah) saja. Hadis tersebut
disusun menurut abjad dari awal lafazh matan hadis.
4. Al-Bugyatu
fi Tartibi Ahaditsi Al-Hilyah
Kitab ini disusun oleh Sayyid Abdul
Aziz bin Al-Sayyid Muhammad bin Sayyid Siddiq Al-Qammari. Kitab hadis tersebut memuat
dan menerangkan hadis-hadis yang tercantum dalam kitab yang disusun Abu Nuaim
Al-Asabuni (w.430 H) yang berjudul Hilyatul
Auliyai wathabaqatul Asfiyai.
Sejenis dengan kitab tersebut
adalah kitab Miftahut Tartibi li Ahaditsi Tarikhil Khatib yang disusun oleh
sayyid Ahmad bin sayyid Muhammad bin sayyid As-Siddiq Al-Qammari yang memuat
dan menerangkan hadis-hadis yang tercantum dalam kitab sejarah yang disusun
oleh Abu Bakar bin Ali bin Subit bin Ahmad Al-Bagdadi yang dikenal dengan
Al-kitab Al-Bagdadi (w.463 H). Kitabnya diberi judul Tarikhu Bagdadi yang terdiri atas 4 jilid.
5. Al-Jami’us
Shagir
Kitab
ini disusun oleh imam Jalaludin Abdurahman As-Suyuthi (w.91 H). Kitab kamus
hadis ini membuat hadis-hadis yang terhimpun dalam kitab himpunan kutipan hadis
yang disusun oleh As-Suyuthi juga, yakni Jam’ul
Jawami’i.
Hadis
yang dimuat dalam kitab ini disusun berdasarkan urutan abjad dari awal lafazh
matan hadis. Sebagian dari hadis-hadis itu ada yang ditulis secara lengkap dan
adapula yang ditulis sebagian-sebagian saja, namun telah megandung pengertian
yang cukup.
Kitab
hadis tersebut juga menerangkan nama-nama sahabat nabi yang meriwayatkan hadis
yang bersangkutan dan nama-nama mukharij-nya
(periwayat hadis yang menghimpun hadis dalam kitabnya). Selain itu, hampir
setiap hadis yang dikutip dijelaskan kualitasnya menurut penelitian yang
dilakukan atau disetujui oleh As-suyuthi.
6. Al-Mu’jam
Al-Mufahras li Alfadzil Hadis Nabawi
Penyusunan kitab ini adalah sebuah
tim dari kalangan orientalis. Di antara anggota tim yang paling aktif dalam
kegiatan proses penyusunan adalah Dr.Arnold John Wensinck (w.939 M), seorang profesor
bahasa – bahasa semit, termasuk bahasa Arab di Universitas Leiden, negri
Belanda.
Kitab ini dimasukkan untk mencari
hadis berdasarkan petunjuk lafazh matan hadis. Berbagai lafazh yang disajikan
tidak dibatasi hanya lafazh-lafazh yang berada ditengah dan bagian-bagian lain
dari matan hadis. Dengan demikian, kitab Mu’jam mampu memberikan informasi
kepada pencari matan dan sanad hadis selama sebagian dari lafazh matan yang
dicarinya itu telah diketahuinya.
Kitab Mu’jam ini terdiri dari tujuh
juz dan dapat digunakan untuk mencari hadis-hadis yang terdapat dalam sembilan
kitab hadis, yakni Shahih Bukhari, Shahih
Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Tirmidzi, sunan Nasa’I, sunan Majah , sunan
Darimi, Mutawatta Malik, dan Musnad
Ahmad. 9
E.
METODE
TAKHRIJ HADIS
Secara garis besar, ada dua cara men-takhrij hadis (takhrijul hadis) dengan menggunakan kitab-kitab sebagaimana telah
disebutkan di atas. Adapun dua macam cara takhrijul
hadis yaitu :
1.
Metode
Takhrij Hadis menurut lafazh pertama
Metode takhrij hadis menurut lafazh
pertama, yaitu suatu metode yang berdasarkan pada lafazh pertama matan hadis,
sesuai dengan urutan huruf-huruf hijaiyah dan alfabetis, sehingga metode ini
mempermudah pencarian hadis yang dimaksud.
Adapun kitab yang menggunakan
metode ini, di antaranya kitab Al-fami
As-Shaghir fi Ahadits Al-Basyir An-Nazir, yang disusun oleh jalaludin Abu
Fadhil Abd Ar-Rohman Ibn Abi Bakar Muhammad Al-Khudri As-Suyuthi. Dalam ini,
hadis-hadis disusun berdasarkan urutan huruf hijaiyah sehingga pencarian hadis
yang dimaksud sangat mudah. Juga di dalamnya dimuat petunjuk para Mukharij
hadis yang bersangkutan (dalam Mashdar Al-Ashli) dan pernyataan kualitas hadis
yang bersangkutan.
contohnya hadis nabi berikut ni,
Untuk mengetahui lafazh lengkap
dari penggalan matan tersebut, langah yang harus dilakukan adalah menelusuri
penggalan matan itu pada urutan awal matan yang memuat penggalan matan yang
dimaksud. Dalam kamus yang disusun oleh Muhammad Faud Abdul Baqi, penggalan
hadis tersebut terdapat dihalaman 2014. Berarti, lafazh yang dicari berada
berada pada halaman 2014 juz IV. Setelah diperiksa, bunyi lengkap matan hadis
yang dicari adalah .
Dari Abu
Hurairah bahwa Rasullullah SAW. bersabda, “(Ukuran) orang yang kuat (perkasa) itu
bukanlah dari kekuatan orang itu dalam berkelahi, tetapi yang disebut sebagai
orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya tatkala dia marah.”
2.
Metode
Takhrij menurut Lafazh-Lafazh yang Terdapat dalam Hadis
Metode takhrij hadis menurut lafazh
yang terdapat dalam hadis, yaitu suatu metode yang berlandaskan pada kata-kata
yang terdapat dalam matan hadis, baik berupa kata benda ataupun kata kerja.
Dalam metode ini tidak digunakan huruf-huruf, tetapi yang dicantumkan adalah
bagian hadisnya sehingga pencarian hadis-hadis yang dimaksud dapat diperoleh
lebih cepat.
Kitab yang berdasarkan metode ini
di antaranya adalah kitab Al-Mu’jam Al-Mufahras
li Al-Fazh Al-Hadis An-Nabawi, yang disusun oleh A.J.Wensink dan
kawan-kawan, yang kemudian diterjemahkan oleh Muhammad Fuad Abd Al-Baqi. Kitab
yang menjadi rujukan kitab kamus tersebut adalah shahih Abu Daud , Sunan An-Nasa’I, Sunan At-Tirmidzi, Sunan Ad-Darimi,
Muawatha Imam Malik, dan Musnad Ahmad
Ibn Hanbal.
Contohnya Hadis berikut ini :
Dalam mencari hadis tersebut, kita
bisa menggunakan kitab Al-Mu’jam Al-Mufahras li Al-Fazh An-Nabawi, berdasarkan
kata kunci , ,
dan
Kata kunci dicari pada juz yang
memuat huruf awal (dalam hal ini juz II), kata dicari pada juz yang memuat huruf
qaf (dalam hal ini juz V), dan kata dicari
pada juz yang memuat huruf tsa (dalam hal ini juz I).
Setelah masing-masing juz
diperiksa, yakni untuk tiap-tiap penggalan matan yang dimaksud, data yang
disajikan oleh kitab-kitab Al-Mu’jam Al-Mufahros li Al-fadz Al-Hadis An-Nabawi,
adalah sebagai berikut :
Juz
|
Halaman
|
Lambang
yang Dikemukakan
|
I
|
298
|
17
ﻭﺩ ﺣﺩ
|
II
|
280
|
, 22 ﻭﺩ ﺣﺩ ﺝ
|
V
|
465
|
|
3.
Mencari
Hadis Berdasarkan Tema
Upaya mencari hadis terkadang tidak
didasarkan pada lafazh matan (materi) hadis, tetapi berdasarkan pada topik
masalah. Pencarian matan hadis berdasarkan topik masalah sangat menolong
pengkaji hadis yang ingin memahami petunjuk-petunjuk hadis dalam segala
konteksnya.
Pencarian matan hadis berdasarkan
topik masalah tertentu dapat ditempuh dengan cara membaca berbagai kitab itu
biasanya tidak menunjukan teks hadis menurut para periwayatnya masing-masing.
Padahal, untuk memahami topik tertentu tentang petunjuk hadis, diperlukan
pengkajian terhadap teks-teks hadis menurut periwayatnya masing-masing. Dengan
bantuan kamus hadis tertentu, pengkajian teks dan konteks hadis menurut riwayat
dari berbagai periwayat akan mudah dilakukan. Salah satu kamus hadis itu adalah
kitab Miftahu Al-Qunuz As-Sunnah
(Untuk empat belas kitab hadis dan kitab tarikh nabi).
Kitab tersebut merupakan kamus
hadis yang disusun berdasarkan topik masalah. Pengarang asli kamus hadis
tersebut adalah Dr.A.J.Wensinck (w.1939 M), seorang orientalis yang besar
jasadnya dalam dunia perkamusan hadis. Sebagaimana telah dibahas dalam uraian
terdahulu.
Naskah yang berbahasa Inggris
diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 1927 dan terjemahannya pada tahun
1934.
Dalam kamus hadis tersebut
dikemukakan berbagai topik, baik yang berkenaan dengan masalah-masalah yang
berkaitan dengan petunjuk nabi maupun yang berkenaan dengan masalah-masalah
yang berkaitan dengan nama. Setiap topik biasanya disertakan beberapa subtopik
dan untuk setiap subtopik dikemukakan data hadis dan kitab yang menjelaskannya.
F.
LANGKAH-LANGKAH
PRAKTIS PENELITIAN HADIS
Langkah-langkah penelitian hadis
meliputi penelitian sanad dan penelitian matan.
1. Penelitian
sanad dan Rawi Hadis
a. Meneliti
sanad dan rawi adalah takhrij.
b. Itibar,
yaitu menyertakan sanad-sanad yang lain untuk suatu hadis tertentu, dan hadis
tersebut pada bagian sanadnya tampak hanya terdapat seorang perawi saja, dan
dengan menyertakan sanad-sanad yang lain tersebut untuk bagian sanad dari sanad
yang dimaksud.
c.
Meneliti namun para
rawi yang tercantum dalam skema sanad (penelitian asma ar-ruwat). Langkah ini dilakuakan dengan mencari nama secara
lengkap yang mencakup nama, nisbat, kunyah, dan laqab setiap rawi dalam
kitab-kitab Rijal Al-Hadis, seperti
kitab Tahdzib At-Tahdzib.
d.
Meneliti tarikh ar-ruwat, yaitu meneliti al-masyayikh wa al-talamidz (guru dan
murid) dan al-mawalid wa al-wafayat
(tahun kelahiran dan kematian). Dengan langkah ini dapat diketahui bersambung
atau tidaknya sanad.
e.
Meneliti al-jarh wa at-ta’dil untuk mengetahui
karakteristik rawi yang bersangkutan, baik dari segi aspek moral maupun aspek
intelektualnya (keadilan dan ke-dhabit-an).
G.
PENELITIAN
MATAN
Sebagai langkah terakhir adalah
penelitian terhadap matan hadis, yaitu menganalisis matan untuk mengetahui
kemungkinan adanya ‘illat dan syudzudz padanya. Langkah itu dapat dikatakan sebagai langkah yang paling
berat dalam penelitian suatu hadis, baik tehknik pelaksanaanya maupun aspek
tanggung jawabnya. Hal itu karena kebanyakan pengalaman suatu hadis justru
lebih tergantung pada hasil analisis matanya dari pada penelitian sanad.
Langkah ini memerlukan wawasan yang
luas dan mendalam. Untuk itu, seorang peneliti dituntut untuk menguaai bahasa
arab dengan baik, menguasai kaidah-kaidah yang bersangkutan dengan tema matan
hadis, memahami isi al-Qur’an, baik tekstual maupun konstektual, memahami
prinsip-prinsip ajaran islam, mengetahui metode istinbath, dan sebagainya.
H.
SYARAT-SYARAT
BAGI ORANG MENTAHKRIJKAN
Kita tidak boleh menerima begitu
saja penelitian seorang Ulama terhadap ulama lainnya, melainkan harus jelas
dulu sebab-sebab penilaian tersebut. Terkadang, orang yang menganggap orang
lain cacat, malah ia sendiri juga cacat. Dibawah merupakan syarat bagi orang
yang mentahkrijkan hadis , diantaranya :
a. Berilmu
pengetahuan
b. Takwa’
c. wara’
(orang yang selalu menjauhi perbuatan maksiat, syubhat, dosa-dosa kecil, dan
makruhat-makruhat).
d. jujut,menjahui
fanatik golongan,
e. mengetahui
sebab-sebab untuk mentahkrijkan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Takhrij
hadis bertujuan mengetahui sumber asal hadis yang di takhrij. Tujuan lainnya adalah mengetahui di tolak atau diterimanya
hadis-hadis tersebut. Dengan cara ini, kita akan mengetahui hadis-hadis yang
pengutipannya memerhatikan kaidah-kaidah ulumul hadis yang berlaku sehingga
hadis tersebut menjadi jelas, baik asal-usul maupun kualitasnya.
2. Takhrij
menurut istilah adalah penunjukan terhadap tempat hadist didalam sumber aslinya
yang dijelaskan sanad dan martabatnya sesuai keperluan.
3. Dapat
diketahui banyak – sedikitnya jalur periwayatan suatu hadis yang sedang menjadi
topik kajian.
4. Dapat
diketahui kuat dan tidaknya periwayatan akan menambah kekuatan riwayat. Sebaliknya,
tanpa dukungan periwayatan lain, kekuatan periwayatan tidak bertambah.
5. Dapat
ditemukan status hadis Shahih li dzatih
atau shahih li ghairih, hasan li dzatih,
atau hasan li ghairih. Demikian juga,
akan dapat diketahui istilah hadis mutawatir,
masyhur, aziz, dan gharib-nya
B.
Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca, khususnya untuk penyusun. Dan penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu penyusun mengharapkan kritik dan sarannya agar makalah yang kami
susun kedepannya jauh lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad Zarkasyi Chumaidy.”Takhrij Al-Hadis:Mengkaji dan Meneliti
Al-Hadis”.Bandung:IAIN Sunan Gunung Djati.1990.hlm.7.
Drs.M.Solahudin Agus.Ulumul Hadis.Bandung:Pustaka Setia.2008.
Utang Ranuwijaya. Ilmu Hadis.Jakarta:Gaya Media Pratama.1996.
Syuhudi Ismail.Metode Penelitian Sanad Hadis.Jakarta:Bulan Bintang.1992.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN.........................................................................
A.
Latar
Belakang.................................................................................
B.
Rumusan
Masalah............................................................................
C.
Tujuan..............................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN...........................................................................
A.
Pengertian
Tahkrij Hadis .................................................................
1.
pengertian
Tahkrij Hadis......................................................
2.
Tujuan
dan Faedah Takhrij Hadis........................................
3.
Sejarah
Takrij Hadis.............................................................
4.
Kitab-kitab
yang diperlukan................................................
5.
Metode
Tahrij Hadis............................................................
6.
Langkah-Langkah
Praktis Penelitian Hadis.........................
7.
Penelitian
Matan..................................................................
8.
Syarat-syarat
Bagi Orang mentahkjihkan............................
BAB
III PENUTUP...................................................................................
A.
Kesimpulan......................................................................................
B.
Saran................................................................................................
C.
Daftar
Pustaka.................................................................................
Langganan:
Postingan (Atom)