bandung dan berbagai kota besar lainnya di Indonesia setiap pagi kita
sudah disuguhi pemandangan yang membuat miris hati ini, bagaimana tidak
di zaman Milenium ini kita masih harus menyaksikan pemandangan yang
lebih layak terjadi di Zaman Batu, setiap pagi kita lihat tukang sampah
berlalu lalang hanya mengandalkan gerobak yang besar dan seutas tali
atau pegangan besi untuk menarik sampah yang beratnya entah berapa
puluh kilo hanya mengandalkan kekuatan badannya, terkadang mereka
melakukannya sendiri terkadang berdua, seorang lagi mendorong dari
belakang.
Tidak jarang dari
mereka itu yang umurnya sudah tua, begitu beratnya hidup yang mereka
jalani sehingga setua itu masih harus menarik gerobak sampah. Puluhan
tahun Indonesia merdeka tampaknya pemerintah tidak peduli nasib mereka,
kalau diperhatikan sedikit sekali truk-truk sampah yang digunakan. Entah
apa maksud pemerintah daerah membiarkan pemandangan seperti itu terus
berlangsung. Pemerintah sama sekali tidak berpikir untuk meringankan
beban mereka, setidaknya sediakanlah gerobak-gerobak yang menggunakan
mesin atau motor agar lebih manusiawi.
Tiap hari mereka bergelut
dengan sampah demi menafkahi anak istri dengan resiko tertular berbagai
penyakit dan dianggap rendah sebagian besar kalangan karena profesi
mereka hanyalah Tukang sampah, tapi jika kita cermati dengan hati
nurani, perjuangan hidup mereka itu sudah selayaknya dapat acungan dua
jempol. Tanpa kehadiran mereka bagaimana kita bisa membuang sampah dari
rumah kita yang berjibun tiap hari? Tanpa mereka bagaimana jalanan di
kota ini bisa bersih? Dan yang pasti mereka bercucuran keingat demi
mendapatkan uang halal walaupun jumlahnya tidak seberapa tetapi mereka
mampu menafkahi keluarga, anak dan istri mereka dengan uang halal.
Disisi
lain kita perhatikan para koruptor di negri ini yang sudah semakin
tamak dan tidak peduli kesengsaraan Rakyat jelata. Kekayaan negara di
kikis habis, korupsi semakin merajalela bahkan uang pajakpun disikat.
Sungguh ironis apa yang terjadi di negri ini, seharusnya Indonesia itu
tidak termasuk ke dalam jajaran negara termiskin di dunia. Kekayaan alam
negri ini begitu berlimpah, negri ini subur makmur lohjinawi tapi
mengapa sebagian besar rakyat tidak bisa menikmati kemakmuran itu. 65
Tahun Indonesia merdeka tapi rasanya masih hidup dalam suasana
penjajahan. hanya segelintir kecil orang yang menuasai berbagai posisi
penting perekonomian negri ini. Para Pejabat dan politisi lebih
mementingkan uang, jabatan, kekuasaan dan partainya. Hanya sedikit
sekali yang memperhatikan kondisi rakyat jelata. Sementara diatas, para
penguasa juga pengusaha sibuk bertarung memperebutkan, kekuasan, jabatan
dan kekayaan dengar berbagai cara yg terkotor sekalipun tapi disisi
lain Dikalangan bawah kehidupan rakyat jelata semakin merana.
Mana
yang lebih mulia derajatnya?? Seorang Kakek tua yang tertatih-tatih
menarik gerobak yang penuh sampah dengan keringat bercucuran dibawah
terik matahari berusaha mencari setiap sen Rupiah demi menafkahi
keluarganya dengan uang halal atau seorang pejabat yang menyalahgunakan
jabatannya, hidup bergelimang kemewahan, masih dihormati karena uangnya
tapi menafkahi keluarganya dengan uang haram hasil korupsi, dengan uang
curian yang mungkin didalam hartanya itu masih terdapat hak-hak kaum
duafa.. Hanya hati nurani kita yang bisa menilai dan semoga Allah
mengangkat derajat orang yang meneteskan keringat dan bekerja keras demi
uang yang halal walaupun pekerjaannya itu hina dimata manusia tapi
belum tentu hina dimata Allah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar