Rabu, 26 November 2014

TUKANG SAMPAH VS KORUPTOR

bandung dan berbagai kota besar lainnya di Indonesia setiap pagi kita sudah disuguhi pemandangan yang membuat miris hati ini, bagaimana tidak di zaman Milenium ini kita masih harus menyaksikan pemandangan yang lebih layak terjadi di Zaman Batu, setiap pagi kita lihat tukang sampah berlalu lalang hanya mengandalkan gerobak yang besar dan seutas tali atau pegangan besi untuk menarik sampah yang beratnya entah berapa puluh kilo hanya mengandalkan kekuatan badannya, terkadang mereka melakukannya sendiri terkadang berdua, seorang lagi mendorong dari belakang.
Tidak jarang dari mereka itu yang umurnya sudah tua, begitu beratnya hidup yang mereka jalani sehingga setua itu masih harus menarik gerobak sampah. Puluhan tahun Indonesia merdeka tampaknya pemerintah tidak peduli nasib mereka, kalau diperhatikan sedikit sekali truk-truk sampah yang digunakan. Entah apa maksud pemerintah daerah membiarkan pemandangan seperti itu terus berlangsung. Pemerintah sama sekali tidak berpikir untuk meringankan beban mereka, setidaknya sediakanlah gerobak-gerobak yang menggunakan mesin atau motor agar lebih manusiawi.
Tiap hari mereka bergelut dengan sampah demi menafkahi anak istri dengan resiko tertular berbagai penyakit dan dianggap rendah sebagian besar kalangan karena profesi mereka hanyalah Tukang sampah, tapi jika kita cermati dengan hati nurani, perjuangan hidup mereka itu sudah selayaknya dapat acungan dua jempol. Tanpa kehadiran mereka bagaimana kita bisa membuang sampah dari rumah kita yang berjibun tiap hari? Tanpa mereka bagaimana jalanan di kota ini bisa bersih? Dan yang pasti mereka bercucuran keingat demi mendapatkan uang halal walaupun jumlahnya tidak seberapa tetapi mereka mampu menafkahi keluarga, anak dan istri mereka dengan uang halal.
Disisi lain kita perhatikan para koruptor di negri ini yang sudah semakin tamak dan tidak peduli kesengsaraan Rakyat jelata. Kekayaan negara di kikis habis, korupsi semakin merajalela bahkan uang pajakpun disikat. Sungguh ironis apa yang terjadi di negri ini, seharusnya Indonesia itu tidak termasuk ke dalam jajaran negara termiskin di dunia. Kekayaan alam negri ini begitu berlimpah, negri ini subur makmur lohjinawi tapi mengapa sebagian besar rakyat tidak bisa menikmati kemakmuran itu. 65 Tahun Indonesia merdeka tapi rasanya masih hidup dalam suasana penjajahan. hanya segelintir kecil orang yang menuasai berbagai posisi penting perekonomian negri ini. Para Pejabat dan politisi lebih mementingkan uang, jabatan, kekuasaan dan partainya. Hanya sedikit sekali yang memperhatikan kondisi rakyat jelata. Sementara diatas, para penguasa juga pengusaha sibuk bertarung memperebutkan, kekuasan, jabatan dan kekayaan dengar berbagai cara yg terkotor sekalipun tapi disisi lain Dikalangan bawah kehidupan rakyat jelata semakin merana.
Mana yang lebih mulia derajatnya?? Seorang Kakek tua yang tertatih-tatih menarik gerobak yang penuh sampah dengan keringat bercucuran dibawah terik matahari berusaha mencari setiap sen Rupiah demi menafkahi keluarganya dengan uang halal atau seorang pejabat yang menyalahgunakan jabatannya, hidup bergelimang kemewahan, masih dihormati karena uangnya tapi menafkahi keluarganya dengan uang haram hasil korupsi, dengan uang curian yang mungkin didalam hartanya itu masih terdapat hak-hak kaum duafa.. Hanya hati nurani kita yang bisa menilai dan semoga Allah mengangkat derajat orang yang meneteskan keringat dan bekerja keras demi uang yang halal walaupun pekerjaannya itu hina dimata manusia tapi belum tentu hina dimata Allah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar