Rabu, 26 November 2014

Guru yang Baik adalah Guru yang Tidak Baik

cerita ni di ilhamai dari cerita teman saya yang kuliah di universitas ternama di ponegoro, awal cerita dimulia ketika program belajar mengajar yang dilakukan disebuah universitas ternama diponogeoro, yaitu dimana semua mahasiswa komplain atas seorang dosen yang mereka anggap kurang baik dalam proses belajar mengajar.
bahkan ada mahasiswa yang mengatakan bahwa indeksnya rendah karena telah mengikuti mata kuliah sang dosen selama satu semester.
Namun tidak ada sama sekali mahasiswa yang mengeluhkan sistem pengajaran salah satu kolega sang dosen yang notabene juga tidak mengajar dengan baik. Hal ini diakibatkan karena di akhir semester hampir semua mahasiswa mendapatkan nilai A
melihat dari cerita teman saya , saya jadi teringat dengan sebuah filem Mandarin yang berjudul pendekar dewa mabuk yang dibintangi oleh Jackie Chan. Dalam film ini, atas perintah orangtuanya, Jackie digambarkan menjadi seorang murid dari seorang guru silat dewa mabuk yang sangat disegani. Sang murid merasa pelajaran silat tersebut sama sekali tidak menarik dan sang guru benar-benar membosankan, bahkan menjengkelkan. Contohnya, digambarkan bagaimana ia harus menimba air dengan menggunakan sendok sambil melakukan sit-up, sementara ia melihat sang guru “ngorok” sehabis mabuk.
Tak tahan dengan sistem pendidikan ini sang murid melarikan diri. Dalam perjalanannya ia bertemu dengan tokoh penjahat utama. Singkat cerita ia dihajar habis-habisan dan dipermalukan karena terpaksa terbirit-birit dengan hanya menggunakan pakaian dalam. Di sini sang murid baru sadar bahwa ia belum memiliki cukup ilmu untuk menghadapi dunia nyata. Ia merasa harus kembali ke gurunya, meski hal ini bukan merupakan perkara mudah karena sang guru sudah terlanjur kecewa. Film ini berakhir seperti sudah diduga, dengan pengertian sang murid dan kerja keras kedua pihak, ia kemudian dapat mengalahkan tokoh kejahatan terhebat sekalipun
entah kenapa sampai-sampai teman saya mati-matian mempertahankan sang dosen tersebut untuk tetap mengajar. padahal cara atau sistem pengajarannya kurang baik dipandang dari mata mahasiswa atau pun dari mata dosen yang lain, satu lagi yang menjadi pertanyaan besar kenapa semua mahasiswa yang mengikuti mata kuliahnya mendpatkan nilai A diakhir semester dan hal itu telah dibuktikan dengan serentetan ujian baik tertulis maupun tidak tertulis.
hal inilah yang harus kita contoh apabila kelak nanti kita menjadi seorang pengajar kita harus bisa membuat anak didik kita yang berada dibawah kita bisa mengerty dan mampu menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi. ya walaupun cara pengajaran kita kurang baik tentunya.
jadi kesimpulan dari cerita adalah apa????????????????simpulkan sendiri aza deh untuk para pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar