IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN SPESIES TUMBUHAN DI KEBUN RAYA BOGOR
A.
Tujuan
1.
Mahasiswa mampu mengenali keanekaragaman
tumbuhan di Indonesia.
2.
Mahasiswa mampu mengidentifikasi kekhasan
berbagai spesies tumbuhan.
3.
Mahasiswa mampu mendeskripsikan struktu
rmorfologi setiap spesies tumbuhan.
4.
Mahasiswa mempunyai kesadaran akan pentingnya
pelestarian spesies tumbuhan yang telah langka.
B.
DasarTeori
Sejak 360 juta tahun
yang lalu tumbuhan berbiji (Spermatophyta) terdeteksi keberadaannya di muka bumi
ini. Tumbuhan berbiji diduga merupakan hasil evolusi dari tumbuhan paku (Pteridophyta).
Tumbuhan berbiji dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Gymnospermae dan Angiospermae.
Dalam system klasifikasi menurut Cronquist, Gymnospermae disebut Pinophyta,
sedangkan Angiospermae disebut Manoliophyta. Magnoliophyta dapat dibedakan menjadi
Magnoliopsida (Dikotil) dan Liliopsida (Monokotil).
Seiring dengan perkembangannya,
keaneragaman tumbuhan berbiji mengalami perkembangan yang cukup signifikan.Tumbuhan
daratan tersebut dapat berkembang dengan beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan
yang semakin beragam. Kemampuan adaptasi yang tinggi tersebut, membuat tumbuhan
berbiji dari masa ke masa mengalami perkembangan keanekaragaman yang tinggi.
Tumbuhan Magnoliophyta
mengalami perkembangan keanekaragaman yang cukup tinggi, karena tumbuhan tersebut
telah beradptasi dengan kondisi lingkungan salah satunya dengan mengembangkan struktur
reproduktif yang memudahkan bagi tumbuhan tersebut untuk tetap bisa suervive dalam
berbagai kondisi lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan, bahwa Manoliophyta
semakin berkembang baik dalam keanekaragaman spesies maupun populasinya dibandingkan
tumbuhan paku ataupun pinophyta sendiri.
C.
Setting Kegiatan
Bentuk
kegiatan : Observasi, identifikasi,
dan diskusi
Sasaran : keanekaragaman spesies
tumbuhan dikebun raya bogor
Tempat
: Kebun Raya Bogor
Waktu :
08.30-12.00 WIB
Tanggal
: 26 maret 2014
D.
Alat dan Bahan
1. Lembar
kerja Mahasiswa
2. Alat
tulis
3. Kamera
digital
E.
Petunjuk Kerja di lapangan
1. Siapkan
perlengkapan tulisan dan lembar kerja mahasiswa
2. Dengan
bantuan guide, amati dan identifikasi secara cermat keanekaragaman spesies
tumbuhan yang ditemui dikebunraya bogor
3. Isilah
lembar observasi yang terdapat pada lembar kerja mahasiswa, yang meliputi: nama
family, nama daerah, serta fitografi spesies tumbuhan, bila perlu gambar
struktur percabangan, daun, ataupun bunga sesuai dengan keperluan identifikasi
tumbuhan
4. Setiap
spesies tumbuhan diphoto, baik secara umum ataupun secara khusus meliputi
morfologi setiap bagian tumbuhan
5. Isilah
pertanyaan yang terdapat pada lembaran kerja mahasiswa
F.
Data Hasil Kegiatan
No
|
Nama family
|
Namailmiah
|
Nama Daerah
|
Keterangan
|
1.
|
Fabaceae
|
Koompassiaexcelsa
|
Kempas
|
Batangnya
memiliki kambium dengan daun yang tunggang, dan percabangan simpodial, dan
macam daun majemuk, pertulangan daun yang sejajar
|
2.
|
Fabaceae
|
Intsia bijuga
|
Merbau
|
Daun majemuk bersirip
genap dan berseling,stipule bertautan dipangkal,bunga berbentuk malai bercabang, biji pipih tanpa salu
tbiji, kulit kayu mengelupas, kayu sangat kuat.Asal Jawa Tengah- G. Merbabu, dominan di hutan Papua
|
3.
|
Fabaceae
|
Pterocarpus indicus
|
Angsana
|
Getah berwarna merah
yang lengket, sebagai tanaman peneduh, daun majemuk,Root grapting, daun berseling
majemuk bersirip ganjil.
|
4.
|
Fabaceae
|
Sindora siamensis
|
Sindur
|
Tidak berbanir, batang belang-belang,
kulit buah berduri dan ada getah yang
keluar dari kulit buah, tertinggi di family fabaceae ± 40 meter.
|
5.
|
Fabaceae
|
Samanea saman
|
Trembesi/kiHujan
|
Simpodial, tata daun
majemuk, tidak berbanir, sebagai.tanaman peneduh dan penyerap karbon tertinggi
|
6
|
Fabaceae
|
Parkia timoriana
|
Kedawung
|
Daun majemuk ganda satu, buahnya sebagai obat pencernaan, buahnya bisa
dijadikan kopi, makanan primata.
tumbuh di Taman
Nasional Meru Betiri, Jawa Timur, jumlah populasi tinggal sedikit.
|
7
|
Fabaceae
|
Adenatera monoliana
|
Saga
|
Mempunyai Berbiji merah dan kering, percabangannya simpodialdengan
macam daun majemuk ganda satu.
|
8
|
Myrtaceae
|
Eucalyptus alba
|
Ampupu
|
Ciri khasnya kulit pohonnya mengelupas,apabila
diremas daunnya berbau jambu dan batangnya
terpilin serta memiliki bentuk daun yang lonjong serta dengan ujung daun dan bentuk
dasar daun yang lancip atau akutus dengan percabangan simpodial komposisi daunnya majemuk, memiliki bagian pinatus
(daun menyirip).
|
9
|
Pandanaceae
|
Pandanus conoides
|
Pandan
|
Daun lanset, batang berduri, obat Kanker, HIV,
daunnya untuk tikar dan penyedap.Habitatnya Biasa tumbuh di pantai
|
10
|
Fabaceae
|
Inocarpus fagiferus
|
Gayam
|
Percabangan
merunduk, kulit batang bagian dalam mengandung cairan merah. Daun berseling,
tunggal, kaku menyerupai kulit, lonjong, berdaun penumpu kecil, daun muda berwarna
pink. Perbungaan aksiler, majemuk bulir, panjang sampai 17 cm, bunga kecil dan
berbau wangi. Buah polong dengan 1 biji yang gepeng, berbentuk ginjal dan tidak
pecah. Biji mencapai panjang 8 cm, kulit biji keras dengan endosperm putih.
|
11
|
DysoxylumcauliflorumHiern
|
|
Famili Meliaceae merupakan pohon-pohon tropis dan subtropics dan semak-semak
Daunnya terdiri dari 5 sampai 6 pasang. Selebaran yang lonjong -
elips. Buah soliter atau dalam kelompok
,bulat telur , kadang-kadang 3-4 –siku atau lemah bersayap.
|
|
12
|
Meliaceae
|
Lausiumdomesticum
|
Duku
|
Habitus berupa pohon
Batang berwarna abu-abu, berbentuk silindris, percabangan monopodial,
arah tumbuh batang tegak lurus dan arah tumbuh cabang condong keatas.Daun merupakan daun majemuk menyirip ganjil
(imparipinnatus)
|
13
|
Araucariaceae
|
Araucaria cunninghamii
|
|
Family Araucariaceae memiliki Ciri
khasnya daunnya seperti sisik ujungnya tajam daunnya termasuk daun majemuk menyirip
ganda (bipinatus), filotaksis berhadapan (oposita)
dan urat daun menyirip (peninervis).
|
14
|
Fabaceae
|
Saracathaipingensis
|
|
Bunga: Tumbuh secara langsung dari pada batangp okok,
dahan, atau ranting
|
16
|
Lauraceae
|
Eusideroxylonzwagerii
|
|
Ordo Lauraceae dengan
genus Eusideroxylon, Kayu
ulin ini memiliki ciri, yaitu batang coklat
kemerahan hingga coklat tua Fitografi habitusnya pohon dan tergolong komposis idaunnya tunggal,
dengan Tata daun Alternate serta mempunyai ciri khusus yang termasuk jenis langka,
ujung daun meruncing, ranting berwarna coklat
|
17
|
Apocynaceae
|
Cerberamanghas
|
Bintaro
|
Buah bintaro berbentuk bulat telur dengan panjang sekitar
5-10 cm,
Bunga Bintaro indah dan harum tapi beracun. Bintaro umumnya
mempunyai tinggi 4-6 meter meskipun terkadang mampu mencapai 12 m. Daunnya berwarna
hijau tua mengkilat berbentuk bulattelur
|
18
|
Sapindaceae
|
Nephelium lappaceumL
|
Rambutan
|
Habitusnya Pohon Daun majemuk menyirip ganda sempurna
(paripinnate) permukaan atas daun halus dan terkadang berrambut di bagian ibu
tulang daun, sedangkan permukaan bawah daun berrambut, ujung daun meruncing.
|
19
|
Sapindaceae
|
Litchi chinensisSonn
|
Leci
|
Habitusnya Pohon,
Leci memiliki daun yang
menyirip dan merupakan daun majemuk menyiripgenap
(abrutepinnatus), Helaian
daun terletak hampir berhadapan, berjajar pada tangkai daun dengan jumlah
2-8, berwarna hijau dan agak lemas. Tulang daun berwarna coklat kehijauan sampai coklat, ujung daun runcing dan tepi daun halus.
|
20
|
Sapindaceae
|
Pometia
pinnata
|
Matoa
|
Habitusnya pohon Batang silindris, percabangan simpodial, arah cabang miring
hingga datar, bercabang banyak sehingga membentuk pohon yang rindang. Daun majemuk,
tersusun berseling ujung meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus),
tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate).
|
21
|
Apocynaceae
|
Alstonia
scholaris
|
Pulai
|
Kayu berguna untuk kerajinan dan kedap air,
habitusnya pohon.
|
22
|
|
copsiaalbota
|
Melati
|
Tapal daun-daun dari beberapa jenis melati dipakai untuk mengobati bisul dan sakit kulit.
Daun-daun ini juga digunakan sebagai obat kumur
untuk mengobati seriawan dan pembengkakan gusi.
|
23
|
Myrtaceae
|
Syzygium polyanthum WighWalp
|
Daun Salam
|
Pohon salam berwarna coklat abu-abu, kayunya memecah
atau bersisik dan tingginya bisa mencapai 30 meter dengan diameter hingga 60
cm. Pohon ini memiliki bunga berupa
malai dengan banyak kuntum bunga, 2-8 cm. Sering
kali bunganya muncul di bawah daun atau di bawah ketiak ranting. Bunganya berwarna
harum dan gampang rontok.
|
24
|
Melaleuca cajuputi Powell
|
Kayu putih
|
(Myrtaceae) yang dimanfaatkan
sebagai sumber minyak kayu putih (cajuput oil). Minyak diekstrak (biasanya disuling
dengan uap) terutama dari daun
dan rantingnya.
|
|
25
|
Arecaceae
|
oil palm
|
Kelapa sawit
|
Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar
serabut tanaman kelapa sawit mengarah kebawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah kesamping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
|
26
|
Meliaceae
|
Lansium domesticum Corr
|
Duku
|
Pohon, tinggi
l5 – 20 cm, batang diameter 30 – 40 cm. Daun letaknya bergantian, majemuk bersirip
ganjil dengan jumlah anak daun 5 – 7, bertangkai, elliptis sampai memanjang,
dengan pangkal runcing dan ujung meruncing pendek, berbentuk bulat telur,
panjang l5 – 30 cm, permulaan daun bagian atas warna hijau tua dan mengilat,
permukaan daun bawah hijau muda dan kusam
|
G. Analisis
Data
Keanekaragaman tumbuhan
dapat terbentuk karena adanya keseragaman dan keanekaragaman untuk sifat
atau ciri makhluk hidup. Keanekaragam tumbuhan tersebut dapat terjadi pada
berbagai tingkat kehidupan. Berdasarkan dari kenekaragaman tumbuhan tersebut
adanya habitat yang tersebar dengan berbagai persebaranya didunia yang memiliki
kekhasan yang berdasarkan fitografi pada tumbuhan tersebut, dari kekhasan
fitografi tumbuhan tersebut dapat dijelaskan dibawah ini sebagai berikut :
1.
Klasifikasi ilmiah
Kingdom
: Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub
Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Cerbera
Spesies : Cerbera manghas L.
Ciri khas pada Bintaro pada umumnya mempunyai
tinggi 4-6 meter meskipun terkadang mampu mencapai 12 m. Daunnya berwarna hijau
tua mengkilat berbentuk bulat telur. Bunga Bintaro berbau harum, terdiri atas
lima petal dengan mahkota berbentuk terompet yang pangkalnya berwarna merah
muda. Buah bintaro berbentuk bulat telur dengan panjang sekitar 5-10 cm.
2.
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Nephelium
Spesies : Nephelium lappaceum L
Ciri khas pada Fitografi Nephelium lappaceum L habitusnya
pohon-pohon, Daun majemuk menyirip ganda sempurna (paripinnate) sampai 6 pasang
anak daun; anak-anak daun berbentuk bulat telur sampai bulat telur sungsang,
berukuran panjang 5-28 cm dan lebar 2-10.5 cm, permukaan atas daun halus dan
terkadang berrambut di bagian ibu tulang daun, sedangkan permukaan bawah daun
berrambut, ujung daun meruncing. Perbungaan umumnya terminal
3.
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom :. Plantae
Divisi :.Magnoliophyta
Kelas :.Magnoliopsida
Sub Kelas :.Rosidae
Ordo :.Sapindales
Famili :.Sapindaceae
Genus :.Litchi
Spesies : .Litchi chinensis Sonn
Kelas :.Magnoliopsida
Sub Kelas :.Rosidae
Ordo :.Sapindales
Famili :.Sapindaceae
Genus :.Litchi
Spesies : .Litchi chinensis Sonn
Ciri khas Leci memiliki daun yang menyirip dan merupakan daun majemuk
menyirip genap (abrute pinnatus). Biasanya pada daun menyirip genap terdapat
sejumlah anak daun yang berpasang-pasangan di kanan dan kiri ibu tulang daun,
oleh sebab itu biasanya lalu menjadi genap.
4. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Pometia
Spesies : Pometia
pinnata
Ciri khas Pometia pinnata habitusnya
pohon, tinggi 20–40 m. Akar tunggang. Batang silindris, tegak, warna putih
kotor, permukaan kasar, percabangan simpodial, arah cabang miring hingga datar,
bercabang banyak sehingga membentuk pohon yang rindang. Daun majemuk, tersusun
berseling, 4–12 pasang anak daun, saat muda berwarna merah cerah setelah dewasa
menjadi hijau, bentuk jorong, panjang 30– 40cm, lebar 8–15cm, helaian daun
tebal dan kaku, ujung meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus), tepi
rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus berlekuk
pada bagian pertulangan.
5.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo :
Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Lepisantlles
Spesies : Lepisantlles amoena
Langir
atau Lepisantlles amoena merupakantumbuhan
buah yang belum dikenal tetapi seperti anggota keluarga Sapindaceae yang
mempunyai daging buah manis. Pengamatan padafenologi bunga dianalisa dan sudut pandang waktu
pembungaan.perilaku bunga dan perubahan iklim mikro.
6.
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom :
Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub
Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Dysoxylum
Spesies : Dysoxylum cauliflorum Hiern
Famili Meliaceae merupakan pohon-pohon
tropis dan subtropis dan semak-semak. Buah soliter atau dalam kelompok , bulat
telur , kadang-kadang 3-4 -siku atau lemah bersayap, tumpul, tidak berbulu,
pematangan mawar merah, membelah menjadi empat katup dengan masing-masing katup
orange terang di dalam .
7. Klasifikasi
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Myrtales
Famili :
Myrtaceae
Genus : Eucalyptus
Spesies :
Eucalyptus alba
Famili
Myrtaceae ciri khasnya kulit pohonnya mengelupas, apabila diremas daunnya
berbau jambu dan batangnya terpilin serta memiliki bentuk daun yang lonjong
serta dengan ujung daun dan bentuk dasar daun yang lancip atau akutus dengan
percabangan simpodial yang kuncup terminal pada beberapa stadium dari siklus
hidupnya membawa perbungaan yang sudah tentu setelah berbuah akan mati
sementara itu hanya bisa dilakukan oleh kuncup aksilar, filotaksis Eucalyptus
alba berhadapan
(oposita), pada Eucalyptus albakomposisi daunnya majemuk yaitu terdiri
dari dua atau lebih helaian daun tetapi adanya oersendian daun kadang-kadang
hanya satu dengan ditunjukkan dengan adanya persendian pada dasar daun.
8. Klasifikasi
Kingdom:Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Magnoliopsida
SubKelas:Rosidae
Ordo:Sapindales
Famili: Meliaceae
Genus: Lansium
Spesies: Lansium domesticum
Famili: Meliaceae
Genus: Lansium
Spesies: Lansium domesticum
Pada
permukaan batang duku terdapat bintik-bintik berwarna coklat. Batang berwarna
abu-abu, berbentuk silindris, percabangan monopodial, arah tumbuh batang tegak
lurus dan arah tumbuh cabang condong ke atas.Daun merupakan daun majemuk
menyirip ganjil (imparipinnatus), dengan 9 anak daun yang tersusun
berseling, anak daun jorong (eliptis) , 9-21 cm × 5-10 cm, mengkilat di
sisi atas, dengan pangkal runcing dan ujung meluncip (meruncing) pendek,
anak daun bertangkai 5–12 cm. daging daun perkamenteus, tepi daun rata,
dan merupakan daun tidak lengkap.
9.
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Pinophyta
Class : Pinopsida
Ordo : Pinales
Family : Araucariaceae
Genus : Araucaria
Spesies :
Araucaria cunninghamii
Ciri
khasnya daunnya seperti sisik ujungnya tajam, biji bersatu dengan sisik kerucut
dan kulitnya mengelupas pada daunnya termasuk daun majemuk menyirip ganda
(bipinatus) karena daunnya dua kali menyirip sertavterdapat rakis primer dan
rakis sekunder yang membawa anak-anak daun, dengan filotaksis berhadapan
(oposita) dan urat daun menyirip (peninervis)
10. Klasifikasi
ilmiah
Kingdom : plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Familiy : fabaceae
Genus : saraca
Spesies : Saraca thaipingensis
Fitologi
pada Saraca thaipingensis yang lain adalah seperti berikut: Daun:
Besar, berwarna hijau
tua, dan dibahagikan menjadi daun-daun kecil. Bunga:
Tumbuh secara langsung dari pada batang pokok, dahan, atau ranting, dalam
bentuk rumpun yang besar.
11. Klasifikasi
Kingdom
: plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Familiy : Fabaceae
Genus : parkia
Spesies : Parkia timoriana
Ciri khasnya Batang:
Berkayu, tegak, perrnukaan licnopodial, diameter batang ± coklat setelah tua
putih kotor dengan daun
majemuk, tangkai daun berkelenjar, pada cabang pertama terdapat 15-42 pasang
anak daun, cabang kedua sampai 80 pasang, anak daun panjang 4-10 mm, lebar 1-2
mm, pangkal membulat, ujung meruncing, permukaan atas mengkilap hijau, parkia timorianaini memiliki BungaMajemuk.
12.
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom
: plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Familiy : Lauraceae
Genus : Eusideroxylon
Spesies : Eusideroxylon zwagerii
Fitografi habitusnya pohon dan tergolong komposisi
daunnya tunggal, dengan Tata daun Alternate serta mempunyai ciri khusus yang
termasuk jenis langka, ujung daun meruncing, ranting berwarna coklat kemera
han, tidak memiliki daun penumpu.
13. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ord : Caesalpiniaceae
Family : Fabaceae
Genus : Koompassia
Spesies : Koompassia excelsa
Komposisi daun majemuk
ganda 1, buah berbentuk legum, batang silindris, kulit batang mulus, sebagai
sarang lebah madu hutan, pohonnya tinggi besar, banirnya menyebar.
14.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Kingdom : Animalia
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Genus : Intsia
Spesies : Intsia bijuga
Ciri khas pada Intsia bijuga Daun
majemuk bersirip genap dan berseling, stipule bertautan di pangkal, bunga
berbentuk malai bercabang, biji pipih tanpa salut biji, kulit kayu mengelupas,
kayu sangat kuat.
15.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family :
Fabaceae
Genus : Pterocarpus
Spesies :
Pterocarpus indicus
Ciri
khasnya mempunyai Getah
berwarna merah yang lengket, sebagai tanaman peneduh, daun majemuk,Root
grapting, daun berseling majemuk bersirip ganjil.
16.
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family :
Fabaceae
Genus : Sindora
Spesies :
Sindora siamensi
Ciri khasnya Tidak berbanir, batang belang-belang, kulit
buah berduri dan ada getah yang keluar dari kulit buah, tertinggi di family
fabaceae ± 40 meter.
17. Klasifikasi
Kingdom :
Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Samanea
Spesies : Samanea saman
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Samanea
Spesies : Samanea saman
Ciri khas pada Samanea saman Simpodial,
tata daun majemuk, tidak berbanir, sebagai tanaman peneduh. penyerap karbon
tertinggi.
18. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Spesies : Adenanthera
pavonina L.
Ciri khasnya memiliki Daunnya
menyirip ganda, seperti kebanyakan anggota suku polong-polongan lainnya, pohon
yang buahnya menyerupai petai (tipe polong) dengan bijinya kecil berwarna
merah. Tumbuhan ini berasal dari Asia Selatan namun sekarang telah tersebar
pantropis.
19.
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Genus : Pandanus
Spesies : Pandanus conoideus
Ciri
khasnya memiliki Daun lanset, batang berduri, obat Kanker, HIV, daunnya untuk
tikar dan penyedap. Biasa tumbuh di pantai. Batang pohon buah merah berwarna coklat
dengan bercak putih, berbentuk bulat dan mempunyai hingga lima cabang.
20. Klasifikasi
Kingdom :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Spesies : Inocarpus fagiferus
Batang sering kali beralur tidak teratur, kadang-kadang berakar banir,
percabangan merunduk, kulit batang bagian dalam mengandung cairan merah. Daun
berseling, tunggal, kaku menyerupai kulit, lonjong, berdaun penumpu kecil, daun
muda berwarna pink. Perbungaan aksiler, majemuk bulir, panjang sampai 17 cm,
bunga kecil dan berbau wangi.
21. Klasifikasi
Kingdom :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Spesies : Inocarpus fagiferus
Memilki khas fitografi Daunnya berseling, tunggal, kaku
menyerupai kulit, lonjong, berdaun penumpu kecil, daun muda berwarna
pink.dengan Perbungaan aksiler, majemuk bulir, panjang sampai 17 cm, bunga
kecil dan berbau wangi putih.
22.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas :
Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies :
Syzygium polyanthum
Ciri khasnya pada Pohon ini memiliki
bunga berupa malai dengan banyak kuntum bunga, 2-8 cm. Sering kali bunganya
muncul di bawah daun atau di bawah ketiak ranting. Bunganya berwarna harum dan
gampang rontok.
23.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Kingdom : Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Spesies : Melaleuca cajuputi
Ciri khas Kayu putih merupakan pohon
anggota suku jambu-jambuan (Myrtaceae)
yang dimanfaatkan sebagai sumber minyak
kayu putih (cajuput oil). Minyak diekstrak (biasanya disuling
dengan uap)
terutama dari daun
dan rantingnya.
Namanya diambil dari warna batangnya
yang memang putih.
24.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class :
Liliopsida
Subclass : Arecidae
Order : Arecales
Family :
Arecaceae
Genus : Elaeis
Species : Elaeis
guineensis
Habitusnya pohon
dengan Tingginya dapat mencapai 24
meter. Akar
serabut tanaman
kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah
berwarna sedikit lebih muda. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga
umur 12 tahun.
25. Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Lansium
Spesies : Lansium domesticum
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Lansium
Spesies : Lansium domesticum
Memiliki
habitus pohon dengan batang berkayu . Pada permukaan
batang duku terdapat bintik bintik berwarna coklat. Batang berwarna abu-abu,
berbentuk silindris, percabangan monopodial, arah tumbuh batang tegak lurus dan
arah tumbuh cabang condong ke atas. Daun merupakan daun majemuk menyirip ganjil
(imparipinnatus).
H. Pembahasan
Hasil dari observasi pada kebun
raya bogor, yang menggamati keanekaragaman hayati pada spesies tumbuhan yang
berbagai macam family. Pada fieldtrip
tanggal 26 Maret 2014, kami telah
mengunjungi beberapa famili diantaranya, yaitu : Fabaceae, Myrtaceae,
Pandanaceae, Meliaceae, Araucariaceae, Lauraceae, Apocynaceae,
Sapindaceae, Dilleniaceae,
Ebenaceae.
Berikut berberapa spesies tanaman beserta familinya yang diamati pada saat fieldtrip.
Bintaro(Cerbera manghas)
Klasifikasi
ilmiah
Kerajaan : Plantae
Sub kerajaan : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Cerbera
Spesies : Cerbera manghas L.
Deskripsi:
Pohon Bintaro sering
disebut juga sebagai Mangga Laut, Buta Badak, Babuto, dan Kayu Gurita. Dalam
bahasa Inggris tanaman ini dikenal sebagai Sea Mango Sedangkan dalam
bahasa latin (ilmiah) Bintaro dinamai sebagai Cerbera manghas. Nama
Bintaro juga sering disematkan kepada kerabat dekatnya yang bernama ilmiah Cerbera
odollam. Kedua jenis tanaman
ini memang mempunyai kemiripan dalam berbagai hal.
Bunga Bintaro indah dan
harum tapi beracun. Bintaro umumnya mempunyai tinggi 4-6 meter meskipun
terkadang mampu mencapai 12 m. Daunnya berwarna hijau tua mengkilat berbentuk
bulat telur. Bunga Bintaro berbau harum, terdiri atas lima petal dengan mahkota
berbentuk terompet yang pangkalnya berwarna merah muda. Buah bintaro berbentuk
bulat telur dengan panjang sekitar 5-10 cm. Ketika masih muda berwarna hijau
pucat dan berubah menjadi merah cerah saat masak.
Habitat
dan Penyebaran:
Tanaman Bintaro tersebar luas
di kawasan tropis indo fasifik termasuk Indonesia.
Habitat aslinya adalah daerah pantai dan hutan mangrove (bakau). Namun kini
Bintaro banyak ditanam sebagai pohon penghijauan penyerap karbondioksida (CO2).
Manfaat:
Hampir seluruh bagian
tanaman Bintaro mengandung racun cerberin. Cerberin merupakan racun yang dapat
menghambat saluran ion kalsium di dalam otot jantung manusia, sehingga
mengganggu detak jantung dan dapat menyebabkan kematian. Bahkan asap dari
pembakaran kayunya pun dapat menyebabkan keracunan.
Namun di balik racun yang
dikandungnya, biji dari pohon
ini ternyata dapat diekstrak menjadi minyak yang dapat digunakan sebagai energi
alternatif (biofuel). Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
(IPB) berhasil mengembangkan minyak dari biji Bintaro (Cerbera manghas)
menjadi energi alternatif. Minyak hasil ekstrak dari biji Bintaro terbukti
dapat dimanfaatkan sebagai Bahan Bakar Nabati (biofuel).
Rambutan(Nephelium lappaceum L.)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Nephelium
Deskripsi:
Pohon berukuran cukup besar
di vegetasi alaminya, namun pohon-pohon hasil perbanyakan (clonal trees) hanya
memiliki tinggi sekitar 4-7 m. Daun majemuk menyirip ganda sempurna
(paripinnate) sampai 6 pasang anak daun; anak-anak daun berbentuk bulat telur
sampai bulat telur sungsang, berukuran panjang 5-28 cm dan lebar 2-10.5 cm,
permukaan atas daun halus dan terkadang berrambut di bagian ibu tulang daun,
sedangkan permukaan bawah daun berrambut, ujung daun meruncing. Perbungaan
umumnya terminal (terkadang pseudo-terminal); terdapat bunga jantan (pada pohon
berrumah dua, hanya benang sari yang berkembang baik) dan bunga hermafrodit
(pada pohon berrumah satu) dimana hanya bunga betina atau jantan saja yang
berkembang, bunga bersimetri banyak (actinomorphic), berwarna putih atau kuning
atau hijau; daun kelopak terdiri atas 4-5(-7) daun yang saling lepas; umumnya
tidak ada daun-daun mahkota, terkadang dari 4 daun mahkota terreduksi menjadi
satu daun saja dengan ukuran yang tidak lebih dari 0.7-2.1 mm; benang sari
(4-)5-8(-9); tangkai benang sari diselaputi rambut-rambut panjang khususnya di
bagian pangkalnya; posisi kepala sari terlungkup menghadap ke samping dan
tergolong dapat pecah (anther dehiscing latero-introrse); putik 2- atau
terkadang 3 ruang daun buah yang berrambut, berkembang dengan baik di bunga
hermafrodit; tangkai kepala putik berkembang dengan baik. Buah berbentuk samara
elips sampai semi globular, panjang 7 cm dan lebar 5 cm, umumnya terdiri atas
satu lembaga.
Distribusi/Penyebaran :
Nephelium
lappaceum L. tidak dapat dirunut karena antara daerah
budidaya dan daerah asalnya sudah bercampur atau samar. Spesies ini tersebar
mulai dari sebelah selatan Cina (Yunnan dan Hainan) lalu ke daerah Indo-Cina,
Malaysia, Indonesia (Sumatra, Java, Kalimantan, Sulawesi) hingga ke Filippina.
Tumbuhan ini dibudidayakan di seluruh kawasan tropis-lembap Asia (Sri Lanka
sampai New Guinea), dan dalam jumlah kecil dibudidayakan di kawasan
tropis-lembap Amerika, Afrika dan Australia.
Habitat :
Rambutan dapat tumbuh subur
pada daerah dataran rendah tropis lembap, pada ketinggian dari permukaan air
laut hingga 600 m dpl. Tumbuhan ini menyusun lapisan kanopi bawah dan tengah
hutan primer dan sekunder, yang tersebar dari daratan kering sampai berpaya.
Curah hujan yang berlangsung di habitat alaminya dapat mencapai 2500 mm per
tahun. Jenis ini menyukai tumbuh pada tanah subur berpasir yang kaya humus atau
tanah liat yang kaya humus, dengan pH tanah berkisar antara 4.5-6.5.
Perbanyakan :
Banyak pohon Nephelium
lappaceum yang diperbanyak dengan mengecambahkan bijinya. Namun perkebunan yang
memiliki tujuan komersil biasa memperbanyak tumbuhan ini dengan teknik okulasi
Forkert.
Manfaat tumbuhan :
Tujuan utama penanaman
pohon Rambutan adalah untuk mendapatkan buahnya. Buah dengan rasa manis ini
enak dimakan segar. Daging buahnya bisa dijadikan buah kalengan ataupun selai.
Akarnya dapat direbus untuk mengobati demam. Daunnya dapat digunakan sebagai
tapal untuk mengobati sakit kepala. Batang kayunya cocok untuk bahan bangunan.
Pohon dengan perakaran kuat ini, dapat ditanam untuk pemulihan kembali
lahan-lahan kritis.
Leci(Litchi
chinensis Sonn)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom :
Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Litchi
Spesies : Litchi chinensis Sonn
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Litchi
Spesies : Litchi chinensis Sonn
Deskripsi
Leci memiliki daun yang menyirip dan merupakan daun
majemuk menyirip genap (abrute pinnatus). Biasanya pada daun menyirip genap
terdapat sejumlah anak daun yang berpasang-pasangan di kanan dan kiri ibu
tulang daun, oleh sebab itu biasanya lalu menjadi genap.
Daun tanaman leci berupa daun majemuk, dengan bentuk
lonjong atau elips seperti daun kelengkeng namun agak keriting. Helaian daun
terletak hampir berhadapan, berjajar pada tangkai daun dengan jumlah 2-8,
berwarna hijau dan agak lemas. Tulang daun berwarna coklat kehijauan sampai
coklat, ujung daun runcing dan tepi daun halus. Pada saat daun masih muda warna
daunnya kemerahan dan setelah agak tua daunnya berwarana hijau mengkilap dan
cerah. Pohon leci ini memiliki dedaunan penuh dan bercabang-cabang.
Bunga leci ini kecil,dan bunga berwarna hijau kekuningan.
Bunga ini memiliki ranting tebal, bunga dengan 7-11 benang sari dalam kelompok
tetap, buah halus dengan tonjolan sampai dengan 1 mm. Merupakan bunga majemuk
dengan bentuk malai. dalam golongan malai ibu tangkainya mengadakan percabangan
secara monopodial, demikian pula cabang-cabangnya.
Panjang bunga inikurang lebih dapat mencapai 30cm
danmuncul atau tumbuh pada terminalis(ujung). Bunga Leci adalah pemandangan
yang indah di musim semi ketika begitu banyak bunga menghiasi pohon. Berbunga
jatuh tempo mendahului buah oleh sekitar 140 hari.
Bunga tanaman leci termasuk bunga majemuk yang tersusun
dalam tangkai (tandan). Tangkai bunga pangjangnya 6,5-30 cm tumbuh pada pucuk
cabang dan keluar dari ketiak daun. Tiap tangkai bunga berisi ratusan bunga
kecil yang berwarna putih atau kekuning-kuningan. Pada saat mekar aroma bunga
kurang enak. Bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu malai. Prosentase
penyerbukan termasuk kategori sedang sampai tinggi karena dipengaruhi atau
dibantu oleh serangga dan angin. Dari satu bunga dapat dihasilkan 1-40 butir
buah dewasa.
Buah leci tersusun dalam dompolan seperti rambutan.
Bentuk buah bulat telur sampai bulat lonjong dengan kulit luar yang tipis.
Permukaan kulitnya kasar, tidak berbulu, tetapi seperti terdapat sisa rambut.
Sewaktu masih muda kulit berwarna hijaus etelah masak berwarna merah cerah
bercampur unggu yang sepintas mirip stoberi. Bagian yang dimakan atau
arilus(salut biji) yaitu bagian kulit dalam (endotesta) yang biasanya
berasaldari pertumbuhan tali pusar berwarna putih, transparan,dan tebal.
Rasanya manis, harum dan lezat. Di dalam arilus terdapat biji yang ukurannya
bervariasi.
Varietas yang paling diinginkan mengandung biji atrophia
yang disebut “lidah ayam”. Mereka sangat kecil, hingga 1/2 inci panjangnya
benih yang lebih besar bervariasi antara 1/2 sampai 1 inci panjang dan gemuk
daripada lidah ayam. Ada juga perbedaan antara Lychee bahwa kebocoran jus saat
kulit rusak dan “kering dan bersih” varietas yang lebih diinginkan. Di beberapa
daerah leci cenderung pembawa alternatif. Buah membelah biasanya disebabkan
oleh fluktuasi tingkat kelembaban tanah.
Daging buah leci dan biji leci mirip dengan lengkeng.
Daging buah tebal berwarna putih transparan,berair, beraroma khas(spesifik),
berasa manis masam tapi enak dan menyegarkan. Keharuman buah leci menjadi ciri
khas tersendiri. Buah leci terdiri atas tiga bagian yaitu kulit 9,6%, daging
buah 78,2%, dan biji 15,9%.
Biji leci berbentuk oval juga dengan warna coklat tua dan
hampir sama dengan lengkeng. Tanaman leci merupakan berkeping dua. Dapat
dilihat dari jumlah daun lembaga pada biji yang merupakan salah satu ciri yang
penting dalam mengadakan tumbuhan biji.
Manfaat
Hal yang
sangat menarik perhatian dari komposisi mineral leci adalah perbandingan antara
potasium (K) dan sodium (Na) yang sangat tinggi, yaitu 171:1. Hal ini tentu
sangat menguntungkan karena makanan olahan yang kita konsumsi sehari-hari
umumnya mengandung Na tinggi, tetapi sangat rendah K. Kalium (disebut juga
sebagai potasium) sangat berperan penting dalam meningkatkan keteraturan denyut
jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat gizi lainnya ke
sel-sel tubuh, mengendalikan keseimbangan cairan pada jaringan sel tubuh, serta
menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Matoa(Pometia pinnata)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo :
Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Pometia
Spesies : Pometia pinnata
Deskripsi
Tumbuhan berbentuk pohon, tinggi
20–40 m. Akar tunggang. Batang silindris, tegak, warna putih kotor, permukaan
kasar, percabangan simpodial, arah cabang miring hingga datar, bercabang banyak
sehingga membentuk pohon yang rindang. Daun majemuk, tersusun berseling, 4–12
pasang anak daun, saat muda berwarna merah cerah setelah dewasa menjadi hijau,
bentuk jorong, panjang 30– 40cm, lebar 8–15cm, helaian daun tebal dan kaku,
ujung meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, pertulangan
menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus berlekuk pada bagian
pertulangan. Buah bulat atau lonjong, panjang 5 – 6 cm, buah berwarna hijau
kadang merah atau hitam (tergantung varietas), bentuk biji bulat berwarna
cokelat muda, daging buah lembek, berwarna putih kekuningan. Perbanyaan
generatif (biji).
Penyebaran
Penyebaran buah matoa di Papua hampir terdapat di seluruh
wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl. Tumbuh baik pada daerah
yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal.
Iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim dengan curah
hujan yang tinggi (>1200 mm/tahun).
Di Papua dikenal 2 (dua)
jenis matoa, yaitu Matoa Kelapa dan Matoa Papeda. Ciri yang membedakan keduanya
adalah terdapat pada tekstur buahnya, Matoa Kelapa dicirikan oleh daging buah
yang kenyal dan nglotok seperti rambutan aceh, diameter buah 2,2-2,9 cm dan
diameter biji 1,25-1,40 cm. Sedangkan Matoa Papeda dicirikan oleh daging
buahnya yang agak lembek dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0 cm. Dilihat
dari jenis warna buahnya, baik Matoa Kelapa mapun Matoa Papeda dapat dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu matoa merah, kuning, dan hijau.
Pulai(Alstonia scholaris)
Pulai (Alstonia scholaris (L.) R.Br.) atau biasa disebut pule
di beberapa daerah, termasuk ke dalam famili Apocynaceae. Tanaman ini bisa
tumbuh sangat tinggi dan besar. Tingginya bisa mencapai 15 meter dengan
diameter batang pohon mencapai 60 cm. Tanaman ini hidup baik di ketinggian
1.000 meter di atas permukaan laut.Pohon ini banyak tumbuh liar di hutan dan
ditanam di perkebunan untuk bahan baku pensil, seperti di Lubuk Linggau,
Sumatera Selatan.
Pulai banyak pula tumbuh di daerah Jambi,
Bengkulu, Kalimantan, dan daerah lainnya. Kayu Pulai termasuk kelompok kayu
ringan dengan berat jenis bervariasi antara 0,27 - 0,49. Dari segi kekuatannya
tergolong kayu kelas kuat IV-V. Dari sifat pengerjaannya, kayu pulai mudah
digergaji, diserut dan dibor, baik dalam keadaan segar maupun kering. Mudah diawetkan
dan dikeringkan, tingkat keawetannya termasuk kelas awet V (kayu yang mudah
diserang oleh mikroorganisme dan serangga (jamur biru dan bubuk kayu kering).
Langir (Lepisantlles
amoena.)
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom : plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo :
Fabales
Famili :
Fabaceae
Genus : Lepisantlles
Species : Lepisantlles amoena
deskripsi
Langir atau Lepisantlles amoena Ladalah merupakantumbuhan
buah yang belum dikenal tetapi seperti anggota keluargaSapindaceae yang
mempunyai daging buah manis. Pengamatan padafenologi bunga dianalisa dan sudut pandang waktu
pembungaan.perilaku bunga dan perubahan iklim mikro. Pengamatan pada perilakubunga
L. amoena menunjukkan protandri dan umumnya serbuk sendiri.
Pada permulaan berbunga adalah sistim bunganya hermafrodit dari,
berganti secara bertahap menjadi bunga berjenis kelamin tunggal pada individu
bunganya di musim hujan. Suhu dan curah hujan kemungkinan sebagai faktor utama
pergantian sistim bunga pada L amoena.
L. amoena atau dikenal dalam bahasa Sunda sebagai lengir adalah pohon
dengan tinggi sampai 10 m dan berdiameter batang 15 m atau semak dengan tinggi
sampai 6 m, daun dengan 15-31 helai daun; tangkai daun majemuk dengan panjang
hingga 90 cm, bunga majemuk tersusun dalam gandaran atau verticil/asters dan
pada setiap noda malai terdapat tiga bunga. Pada setiap tangkai malai
pembungaannya asynchronous (mekamya bunga dari bawah ke atas atau
ujung). Berbunga hermafrodit dan adapula yang berbunga jantan tersendiri atau
jarang bunga betina tersendiri. Berbunga tiga tahap yaitu pada bulan Juli,
bulan November-Desember dan bulan Januari.
Duku
hutan (Dysoxylum
cauliflorumHiern)
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo :
Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Dysoxylum
Spesies : Dysoxylum
cauliflorumHiern
Fitologi
Duku hutan
Famili Meliaceae
merupakan pohon-pohon tropis dan subtropis dan semak-semak. Ini mencakup
beberapa kayu - pohon yang paling sangat berharga di dunia. Dysoxylum Blume
merupakan salah satu genera di Meliaceae. Genus ini terdiri dari sekitar 80
spesies yang ada di India dan Sri Lanka ke Myanmar, Indo - Cina, Cina bagian
selatan, Thailand dan di seluruh wilayah Malaysian, timur menuju pulau-pulau
Pasifik dan selatan menuju Australia dan Selandia Baru
Dysoxylum cauliflorum
pertama kali dijelaskan pada tahun 1875 oleh Hiern di " Flora of British
India " didasarkan pada koleksi dari Malaka oleh Maingay . Nama spesies
berasal dari kata Latin berarti ' caulis ' batang dan ' flos ' berarti bunga
yang mengacu pada posisi bunga di batang. Dysoxylum cauliflorum ditandai
sebagai pohon berukuran hingga 30 m dan diameter 50 cm. Kulit abu-abu halus. Daunny
terdiri dari 5 sampai 6 pasang. Selebaran yang lonjong - elips. Buah soliter
atau dalam kelompok , bulat telur , kadang-kadang 3-4 -siku atau lemah bersayap
, tumpul , tidak berbulu , pematangan mawar merah , membelah menjadi empat
katup dengan masing-masing katup orange terang di dalam .
Fitologi Eucalyptus alba (Ampupu)
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub
Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Eucalyptus
Spesies : Eucalyptus alba
Deskripsi
famili Myrtaceae ciri khasnya kulit
pohonnya mengelupas, apabila diremas daunnya berbau jambu dan batangnya
terpilin serta memiliki bentuk daun yang lonjong serta dengan ujung daun dan
bentuk dasar daun yang lancip atau akutus dengan percabangan simpodial yang
kuncup terminal pada beberapa stadium dari siklus hidupnya membawa perbungaan
yang sudah tentu setelah berbuah akan mati sementara itu hanya bisa dilakukan
oleh kuncup aksilar, filotaksis Eucalyptus albaberhadapan (oposita), pada Eucalyptus albakomposisi
daunnya majemuk yaitu terdiri dari dua atau lebih helaian daun tetapi adanya
oersendian daun kadang-kadang hanya satu dengan ditunjukkan dengan adanya
persendian pada dasar daun. Pada Eucalyptus albadaunnya majemuk memiliki
bagian pinatus (daun menyirip). Kegunaannya yaitu sebagai penghasil miyak ekaliptus. Berdaun
tunggal, memliki tulang tepi daun, daun lanset, habitat koala, dan beraroma. Bagian bawah pohon bergelembung karena
karena infeksi yang menyebabkan tumbuh tidak lurus. Daunnya mengandung senyawa
minyak Eucalyptus yang aromanya seperti kayu putih. Pohon ini tumbuh di
daerah Nusa Tenggara dan Australia Utara.
DUKU(Lausium domesticum)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom:Plantae
Divisi:Magnoliophyta
Kelas:Magnoliopsida
SubKelas:Rosidae
Ordo:Sapindales
Famili: Meliaceae
Genus: Lansium
Spesies: Lansium domesticum
Famili: Meliaceae
Genus: Lansium
Spesies: Lansium domesticum
Deskripsi
Lansium domesticumtermasuk dalam family Meliaceae
sehingga tumbuhan
berupa pohon dengan batang berkayu . Pada permukaan batang
duku terdapat bintik-bintik berwarna coklat. Batang berwarna abu-abu, berbentuk
silindris, percabangan monopodial, arah tumbuh batang tegak lurus dan arah
tumbuh cabang condong ke atas.Daun merupakan daun majemuk menyirip ganjil (imparipinnatus),
dengan 9 anak daun yang tersusun berseling, anak daun jorong (eliptis) ,
9-21 cm × 5-10 cm, mengkilat di sisi atas, dengan pangkal runcing dan
ujung meluncip (meruncing) pendek, anak daun bertangkai 5–12 cm. daging
daun perkamenteus, tepi daun rata, dan merupakan daun tidak lengkap.Manfaat Lansium domesticum sebagian
besar buah duku hanya dimakan segar sebagai buah meja. Padahal kalau kita mau
sedikit berkreasi, duku dapat dijadikan beragam sajian lezat dan nikmat,
seperti untuk isi puding, campuran fruits cocktail atau sebagai bahan baku
selai. Dilihat dari komposisi zat gizinya, buah duku tidak terlalu
mengcewakan. Setiap 100 gr buah duku terkandung kalori 70 kal, protein 1.0 g,
lemak 0.2 g, karbohidrat 13 g, mineral 0.7 g, kalsium 18 mg, fosfor 9 mg dan
zat besi 0.9 mg. Untuk kandungan kalori, mineral dan zat besi duku setingkat
lebih tinggi dibandingkan dengan buah apel atau jeruk manis. Kandungan lain yang
bermanfaat adalah dietary fiber atau serat. Salah satu zat yang bermanfaat
untuk memperlancar sistem pencernaan, mencegah kanker kolon dan membersihkan
tubuh dari radikal bebas penyebab kanker. Selain daging buah yang segar
menyehatkan, bagian kulit buah dan bijinya juga bermanfaat untuk bahan baku
obat anti diare dan menurunkan demam. Kulit kayunya juga sering digunakan orang
untuk mengobati gigitan serangga berbisa dan obat disentri. Sebagian orang juga
percaya, benalu pohon duku dapat menghambat dan membasmi sel-sel kanker.
Araucaria cunninghamii
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Pinophyta
Class : Pinopsida
Ordo : Pinales
Family : Araucariaceae
Genus : Araucaria
Spesies :
Araucaria cunninghamii
Deskripsi
Ordo Araucaria dengan spesiesAraucaria cunninghamii, famili Araucariaceae memiliki Ciri khasnya daunnya seperti sisik ujungnya
tajam, biji bersatu dengan sisik kerucut dan kulitnya mengelupas pada daunnya
termasuk daun majemuk menyirip ganda (bipinatus) karena daunnya dua kali
menyirip sertavterdapat rakis primer dan rakis sekunder yang membawa anak-anak
daun, dengan filotaksis berhadapan (oposita) dan urat daun menyirip
(peninervis) yaitu berbentuk seperti bulu burung dengan satu urat daun tengah
yang bercabang-cabang menjadi urat daun lateral pada berbagai ketinggian. Kegunaannya
yaitu sebagai penghasil kayu. Dengan pohon tinggi besar, kulit batang
mengelupas, evergreen (tidak
augur daun), bersifat dimorfik
(daun muda lebih besar dan berbeda bentuk dengan daun tua), dan memiliki 2
marga yaitu marga Agathis dan Araucaria. Araucariaceae memiliki
tajuk kerucut. Tanaman damar/agatis sering menjadi sarang tempat kalong
bergelatungan. Hal
ini ternyata merusak bahkan mematikan pohon tersebut.
Saraca thaipingensis
Klasifikasi ilmiah
Kingdom
: plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Familiy : fabaceae
Genus : saraca
Spesies : Saraca thaipingensis
deskripsi
Pokok Gapis ialah satu spesiestumbuhan dalam familiFabaceae yang
berasal dari Semenanjung Malaysia, dan banyak terdapat di
sepanjang sungai di bahagian utara negara tersebut. Saraca thaipingensisakarnya biasa digunakan
untuk membuat pemegang parang. Pokok Gapis tumbuh sehingga 10 meter (33 kaki)
tingginya. Fitologi pada Saraca thaipingensis yang lain adalah seperti
berikut: Daun:
Besar, berwarna hijau
tua, dan dibahagikan menjadi daun-daun kecil. Bunga: Tumbuh secara
langsung dari pada batang pokok, dahan, atau ranting, dalam bentuk rumpun yang
besar. Warnanya kuningaprikot, dengan mata yang merah terang. Bagaimanapun,
struktur-struktur yang kelihatan seolah-olah kelopak sebenarnya adalah sepalnya. Bunga ini amat wangi, dan Pokok Gapis
kelihatan amat cantik pada waktu bunga berkembangan. Buah: Merupakan lenggai yang besar, leper, amat keras, dan
berwarna ungu. Buah
ini yang mengandungi banyak bijiperanghitam sering dimakan oleh monyet dan tupai.
Parkia timoriana
Klasifikasi ilmiah
Kingdom
: plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Familiy : Fabaceae
Genus : parkia
Spesies : Parkia timoriana
deskripsi
Fitografi pada Parkia
timoriana Habitusnya Pohon,
tinggi 20-40 m, dengan Batang:
Berkayu, tegak, perrnukaan licnopodial, diameter batang ± coklat setelah tua
putih kotor dengan daun majemuk,
tangkai daun berkelenjar, pada cabang pertama terdapat 15-42 pasang anak daun,
cabang kedua sampai 80 pasang, anak daun panjang 4-10 mm, lebar 1-2 mm, pangkal
membulat, ujung meruncing, permukaan atas mengkilap hijau, parkia timorianaini
memiliki BungaMajemuk, bentuk malai, bunga jantan, dengan benang sari sepuluh,
terletak dekat tangkai, bunga lainnya berkelamin dua dengan 10 benang sari dan
satu putik, kuning, serta mempunyai buah
polong, panjang 20-36 cm, lebar 3-4,5 cm, terdapat 15-21 biji, hitam, Biji: Bulat telur, pipih, panjang 1-2
cm, lebar ± 1,5 cm, keras, tebal 1,5-2 mm, bagian tengah berbintik-bintik,
bagian tepi halus, coklat tua sampai hitam, Akarnya tunggang, coklat. Manfaat dari parkia timoriana sendiri pada bagian daun, biji dan kulit batangnya
karena pada parkia timoriana mengandung
saponin dan flavonoida sedangkan daun dan kulit batangnya mengadung tanin.
Disamping itu biji kedawung berkhasiat untuk obat perut kembung, obat kolera
dan obat radang usus, sedang daunnya berkhasiat sebagai obat batuk dan obat
mulas.
Persebaran
persebaran parkia timoriana sendiriJawa,
Kalimantan, dan Sumatra (status jarang) Nama Lain parkia timoriana peundeuy (Sunda), sataw (Inggris), petai kerayung
(Melayu), karieng (Thailand), kupang, amarang (Filipina).
Eusideroxylon
zwagerii
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Familiy : Lauraceae
Genus : Eusideroxylon
Spesies : Eusideroxylon zwagerii
deskripsi
Kayu Ulin ( Eusideroxylon
zwageri ) termasuk ordo Lauraceae dengan genus Eusideroxylon, Kayu ulin ini memiliki ciri, yaitu batang coklat kemerahan
hingga coklat tua bahkan coklat kelabu dengan tebal 2-9 cm, tinggi pohon
mencapai 30 meter dengan diameter 100 cm, batang kuat. Pohon ini dapat bertahan
selama 80 tahun dalam ruang terbuka. Tumbuh bagus di Kalimantan dan Jambi di
dataran rendah berpasir. Biasanya batang pohon digunakan untuk atap sirap,
bantalan rel kereta api, dan kontruksi bawah air.Kegunaannya sebagai
penghasil kayu komersial. Fitografi habitusnya pohon dan tergolong komposisi
daunnya tunggal, dengan Tata daun Alternate serta mempunyai ciri khusus yang
termasuk jenis langka, ujung daun meruncing, ranting berwarna coklat kemera
han, tidak memiliki daun penumpu. Persebaran kayu ulin ini dikalimantan Pohon
Ulin memperbanyak diri dengan buah dan biji. Perkecambahan biji Ulin
membutuhkan waktu cukup lama sekitar 6-12 bulan dengan persentase keberhasilan
relatif rendah, produksi buah tiap pohon umumnya juga sedikit.
persebaran
Penyebaran permudaan alam
secara umum cenderung mengelompok. Ulin bisa tumbuh dengan baik pada tanah
berpasir. Meskipun menyukai udara lembab, ulin bisa tumbuh di daerah kering.
Hingga umur 3 tahun, ulin tidak memerlukan banyak cahaya. Kemudian, setelah
dewasa membutuhkan cahaya matahari penuh.
Koompassia excelsa
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caesalpiniaceae
Family : Fabaceae
Genus :
Koompassia
Spesies : Koompassia excelsa
Deskripsi
Komposisi daun majemuk ganda 1, buah berbentuk legum, batang
silindris, kulit batang mulus, sebagai sarang lebah madu hutan, pohonnya tinggi
besar, banirnya menyebar. Kegunaanya yaitu sebagai penghasil kayu dan tempat
Beruang Madu.
Pohon ini juga sering disebut sebagai Pohon Raya, karena memiliki
banir yang sangat besar. Ciri dari pohon kempas ini yaitu, tata daunnya
alternate distichous dengan komposisi daun majemuk menyirip ganda 1, memiliki
buah legum , pohon atau habitus yang tinggi besar dengan batang silindris
membulat, memiliki akar banir yang berbentuk pipih dan berliuk-liuk seperti
ular, kulit kayunya licin dan berkulit putih. Pohon yang mempunyai tinggi ± 50
meter ini berasal dari Kalimantan dan merupakan pohon yang sangat dilindungi
karena bermanfaat untuk masyarakat, dan sebagai tempat bersarangnya lebah
madu,serta jumlahnya yang mulai langka akibat adanya illegal loging.
Intsia bijuga (Merbau)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Genus :
Intsia
Spesies : Intsia bijuga
Deskripsi
Daun majemuk bersirip genap dan berseling,
stipule bertautan di pangkal, bunga berbentuk malai bercabang, biji pipih tanpa
salut biji, kulit kayu mengelupas, kayu sangat kuat.
Keterangan : Asal Jawa Tengah- G. Merbabu,
dominan di hutan Papua, strata B, tinggi ± 30 m. Penyebaran hutan dataran
rendah atau tepi pantai.
Intsia bijuga,(Colebr), biasa
dikenal dengan nama lokal Merbau. Tumbuhan ini memiliki ciri khas, dengan banir
(akar papan) yang tinggi dan tebal. Pepagan berwarna abu-abu terang atau coklat
pucat, halus dengan bintil-bintil kecil lentisel, mengelupas serupa sisik
bulat-bulat. Intsia bijuga kebanyakan tumbuh di daerah pantai, seringkali pada zona di
belakang hutan bakaukebanyakan di temukan di daerah Papua.
Kayu merbau termasuk ke dalam golongan kayu berat (BJ 0,63-1,04 pada kadar air 15%) dan kuat (kelas kuat I-II).
Pterocarpus
indicus
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus :
Pterocarpus
Spesies :
Pterocarpus indicus
Deskripsi
Getah berwarna merah yang lengket, sebagai
tanaman peneduh, daun majemuk,Root grapting, daun berseling
majemuk bersirip ganjil.Penyebaran banyak di Afrika tropika bagian barat,
Indopasifik dan Malesia. sejenis pohon penghasil kayu
berkualitas tinggi dari suku Fabaceae
(Leguminosae, polong-polongan). Kayunya keras, kemerah-merahan, dan cukup
berat. angsana menyukai lingkungan hutan hujan
tropika.
Secara alami, pohon ini ditemukan mulai dari Burma bagian selatan,
melewati Asia Tenggaradan Kepulauan Nusantara hingga ke Pasifik barat, termasuk di Cina selatan, Kep. Ryukyu, dan Kep. Solomon.
Sindora siamensis
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus :
Sindora
Spesies :
Sindora siamensi
Deskripsi
Tidak berbanir, batang belang-belang, kulit buah berduri dan ada
getah yang keluar dari kulit buah, tertinggi di family fabaceae ± 40 meter.
Samanea saman
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Samanea
Spesies : Samanea saman
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Samanea
Spesies : Samanea saman
Deskripsi
Simpodial, tata daun majemuk, tidak berbanir,
sebagai tanaman peneduh. penyerap karbon
tertinggi.
Ki hujan, pohon hujan, atau trembesi (Samanea saman (Jacq.} Merr.)
merupakan tumbuhan pohon besar, tinggi, dengan tajuk yang sangat melebar.
Tumbuhan ini pernah populer sebagai tumbuhan peneduh. Perakarannya yang sangat
meluas membuatnya kurang populer karena dapat merusak jalan dan bangunan di
sekitarnya. Namanya berasal dari air yang sering menetes dari tajuknya karena
kemampuannya menyerap air tanah yang kuat serta kotoran dari tonggeret yang
tinggal di pohon. Di beberapa tempat bahkan dianggap mengganggu karena tajuknya
menghambat tumbuhan lain untuk berkembang. Tingginya mencapai 25meter
,berbentuk melebar seperti payung (canopy), pohon yang masuk dalam sub famili
Mimosaceae dan famili Fabaceae ini biasa ditanam sebagai tumbuhan pembawa
keteduhan. Uniknya, daun pohon saman bisa mengerut di saat-saat tertentu, yaitu
1,5 jam sebelum matahari terbenam dan akan kembali mekar saat esok paginya
setelah matahari terbit. Jika hujan datang, daun-daunnya kembali menguncup.
Bentuk dahannya kecil kecil seperti dahan putri malu. Daun ini tumbuh melebar
seperti pohon beringin, tetapi tidak simetris alias tidak seimbang. Bijinya
mirip dengan biji kedelai, hanya warna cokelatnya lebih gelap. Bunganya
menyerupai bulu-bulu halus yang ujungnya berwarna kuning, sementara pada dasar
bunga berwarna merah. Buahnya memanjang, berwarna hitam kala masak dan biasa
gugur ketika sehabis matang dalam keadaan terpecah. Setiap panjang tangkainya
berukuran 7-10 sentimeter.
Adenanthera pavonina L.
Klasifikasi
Kingdom :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Spesies : Adenanthera
pavonina L.
Deskripsi
pohon yang buahnya menyerupai petai (tipe polong)
dengan bijinya kecil berwarna merah. Tumbuhan ini berasal dari Asia Selatan
namun sekarang telah tersebar pantropis. Tumbuhan ini juga mudah ditemui di
pantai. Daunnya menyirip ganda, seperti kebanyakan anggota suku polong-polongan
lainnya. Saga pohon (Adenanthera pavonina) berbeda dengan Saga rambat (Abrusprecatorius)
yang mengandung racun. Saga pohon memiliki biji yang lebih besar berwarna merah
terang, dengan batang pohon yang tinggi, dan daun yang lebih kecil. Bijinya
mengandung asam lemak sehingga dapat menjadi sumber energi alternatif
(biodiesel). Kayunya keras sehingga banyak dipakai sebagai bahan bangunan serta
mebel.Berbiji merah dan kering, simpodial,
daun majemuk ganda satu.
Eucalyptus alba
Klasifikasi
Kingdom :Plantae
Kingdom :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Spesies : Eucalyptus alba
Deskripsi
Arah
tumbuh kulit batang terpilin karena terserang penyakit kanker, mengelupas, daun
menghasilkan minyak yang berbau hangat seperti minyak kayu putih karena
mengandung banyak kelenjer minyak. Daun tersusun berseling. Buah berbentuk
kapsul, merekah di ujung
Penyebaran endemik di
Australia. Dapat beradaptasi pada habitat hutan dataran rendah dan hutan
pegunungan rendah pada ketinggian 1800 mdpl.
Habitus Pohon yang kokoh dan tidak menggugurkan daun
bertajuk bulat atau tidak beraturan, tinggi hingga 20 m dan gemang mencapai 90
cm. Berakar tunjang, kuat Batang Kadang-kadang berbatang bengkok, bercabang
rendah. Kulit batang kasar, hijau gelap pada batang bagian bawah sedang pada
batang dibagian atas halus dan berwarna abu-abu terang. Daun-daunnya terletak
berhadapan, bertangkai 1-3,5 cm. Helaian daun bundar telur terbalik agak jorong
sampai jorong lonjong, 5-25 x 2-10 cm, pangkal berbentuk pasak atau membundar,
ujung tumpul atau agak melancip, bertepi rata, menjangat tebal dengan tepi yang
tipis dan agak tembus pandang. Hijau tua berkilat di sebelah atas, daun
jamblang agak berbau terpentin apabila diremas. Daun yang muda berwarna merah
jambu.
Pandanus conoideus
Klasifikasi:
Kingdom :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Spesies : Pandanus conoideus
Deskripsi
Daun
lanset, batang berduri, obat Kanker, HIV, daunnya untuk tikar dan penyedap.
Biasa tumbuh di pantai. Pandanus
conoideus
merupakan anggota famili Pandanaceae (pandan-pandanan) dengan tinggi hingga
mencapai 15 meter. Hidup merumpun hingga belasan batang. Batang pohon buah
merah berwarna coklat dengan bercak putih, berbentuk bulat dan mempunyai hingga
lima cabang. Pada batangnya juga terdapat akar udara yang menggantung sampai
ketinggian 1 m dari pangkal batang.
Buah merah digunakan oleh masyarakat sebagai penyedap makanan yang
bernilai gizi tinggi karena mengandung beta-karoten, pewarna alami yang tidak
mengandung logam berat dan mikroorganisme berbahaya. Selain itu buah merah
difungsikan sebagai penunjang makanan pokok sehari-hari, dan obat berbagai penyakit
yaitu kanker, HIV, malaria, kolesterol, diabetes melitus, asam urat dan
osteoporosis. Ampas buah merah dapat pula dimanfaatkan sebagai pakan unggas
sedangkan bagian akarnya dapat dibuat tali, pengikat dan tikar kemudian
batangnya sebagai papan rumah
Inocarpus fagiferus
Klasifikasi
Kingdom :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Spesies : Inocarpus fagiferus
Deskripsi
Tinggi mencapai 30 m dengan garis tengah batang 65 cm. Batang sering kali
beralur tidak teratur, kadang-kadang berakar banir, percabangan merunduk, kulit
batang bagian dalam mengandung cairan merah. Daun berseling, tunggal, kaku
menyerupai kulit, lonjong, berdaun penumpu kecil, daun muda berwarna pink.
Perbungaan aksiler, majemuk bulir, panjang sampai 17 cm, bunga kecil dan berbau
wangi. Tabung kelopak dengan 2 - 5 gigi-gigi, daun mahkota 5 dan berwarna
kekuningan, benang sari 10. Buah polong dengan 1 biji yang gepeng, berbentuk
ginjal dan tidak pecah. Biji mencapai panjang 8 cm, kulit biji keras dengan
endosperm putih.
Tumbuh di daerah yang berawa-rawa
atau di paya-paya dan di pinggir-pinggir sungai. Buah bisa mengapung lebih dari
satu bulan di atas air laut tetapi viabilitas biji cepat hilang. Tumbuh mulai
dari ketinggian 0 – 500 mdpl.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar