Minggu, 23 November 2014

IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN SPESIES TUMBUHAN DI KEBUN RAYA BOGOR



IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN SPESIES TUMBUHAN DI KEBUN RAYA BOGOR
A.    Tujuan
1.    Mahasiswa mampu mengenali keanekaragaman tumbuhan di Indonesia.
2.    Mahasiswa mampu mengidentifikasi kekhasan berbagai spesies tumbuhan.
3.    Mahasiswa mampu mendeskripsikan struktu rmorfologi setiap spesies tumbuhan.
4.    Mahasiswa mempunyai kesadaran akan pentingnya pelestarian spesies tumbuhan yang telah langka.

B.     DasarTeori
Sejak 360 juta tahun yang lalu tumbuhan berbiji (Spermatophyta) terdeteksi keberadaannya di muka bumi ini. Tumbuhan berbiji diduga merupakan hasil evolusi dari tumbuhan paku (Pteridophyta). Tumbuhan berbiji dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Gymnospermae dan Angiospermae. Dalam system klasifikasi menurut Cronquist, Gymnospermae disebut Pinophyta, sedangkan Angiospermae disebut Manoliophyta. Magnoliophyta dapat dibedakan menjadi Magnoliopsida (Dikotil) dan Liliopsida (Monokotil).
Seiring dengan perkembangannya, keaneragaman tumbuhan berbiji mengalami perkembangan yang cukup signifikan.Tumbuhan daratan tersebut dapat berkembang dengan beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan yang semakin beragam. Kemampuan adaptasi yang tinggi tersebut, membuat tumbuhan berbiji dari masa ke masa mengalami perkembangan keanekaragaman yang tinggi.
Tumbuhan Magnoliophyta
mengalami perkembangan keanekaragaman yang cukup tinggi, karena tumbuhan tersebut telah beradptasi dengan kondisi lingkungan salah satunya dengan mengembangkan struktur reproduktif yang memudahkan bagi tumbuhan tersebut untuk tetap bisa suervive dalam berbagai kondisi lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan, bahwa Manoliophyta semakin berkembang baik dalam keanekaragaman spesies maupun populasinya dibandingkan tumbuhan paku ataupun pinophyta sendiri.

C.     Setting Kegiatan
Bentuk kegiatan     : Observasi, identifikasi, dan diskusi
Sasaran                   : keanekaragaman spesies tumbuhan dikebun raya bogor
Tempat            : Kebun Raya Bogor
Waktu             : 08.30-12.00 WIB
Tanggal           : 26 maret 2014

D.    Alat dan Bahan
1.      Lembar kerja Mahasiswa
2.      Alat tulis
3.      Kamera digital

E.     Petunjuk Kerja di lapangan
1.      Siapkan perlengkapan tulisan dan lembar kerja mahasiswa
2.      Dengan bantuan guide, amati dan identifikasi secara cermat keanekaragaman spesies tumbuhan yang ditemui  dikebunraya bogor
3.      Isilah lembar observasi yang terdapat pada lembar kerja mahasiswa, yang meliputi: nama family, nama daerah, serta fitografi spesies tumbuhan, bila perlu gambar struktur percabangan, daun, ataupun bunga sesuai dengan keperluan identifikasi tumbuhan
4.      Setiap spesies tumbuhan diphoto, baik secara umum ataupun secara khusus meliputi morfologi setiap bagian tumbuhan
5.      Isilah pertanyaan yang terdapat pada lembaran kerja mahasiswa



F.      Data Hasil Kegiatan
No
Nama family
Namailmiah
Nama Daerah
Keterangan
1.
Fabaceae
Koompassiaexcelsa
Kempas
Batangnya memiliki kambium dengan daun yang tunggang, dan percabangan simpodial, dan macam daun majemuk, pertulangan daun yang sejajar






2.
Fabaceae
Intsia bijuga
Merbau
Daun majemuk bersirip genap dan berseling,stipule bertautan dipangkal,bunga berbentuk malai bercabang, biji pipih tanpa salu tbiji, kulit kayu mengelupas, kayu sangat kuat.Asal Jawa Tengah- G. Merbabu, dominan di hutan Papua
 








3.
Fabaceae
Pterocarpus indicus
Angsana
Getah berwarna merah yang lengket, sebagai tanaman peneduh, daun majemuk,Root grapting, daun berseling majemuk bersirip ganjil.
 







4.
Fabaceae
Sindora siamensis
Sindur
Tidak berbanir, batang belang-belang, kulit buah berduri dan ada  getah yang keluar dari kulit buah, tertinggi di family fabaceae ± 40 meter.






5.
Fabaceae
Samanea saman
Trembesi/kiHujan
Simpodial, tata daun majemuk, tidak berbanir, sebagai.tanaman peneduh dan penyerap  karbon tertinggi






 







6
Fabaceae
Parkia timoriana
Kedawung
Daun majemuk ganda satu, buahnya sebagai obat pencernaan, buahnya bisa dijadikan kopi, makanan primata.
 tumbuh di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur, jumlah populasi tinggal sedikit.
 








7
Fabaceae
Adenatera monoliana
Saga
Mempunyai Berbiji merah   dan kering, percabangannya simpodialdengan macam daun majemuk ganda satu.
8
Myrtaceae
Eucalyptus  alba
Ampupu
Ciri khasnya kulit pohonnya mengelupas,apabila diremas daunnya berbau jambu dan  batangnya terpilin serta memiliki bentuk daun yang lonjong serta dengan ujung daun dan bentuk dasar daun yang lancip atau akutus dengan percabangan simpodial komposisi daunnya majemuk, memiliki bagian pinatus (daun menyirip).
 









9
Pandanaceae
Pandanus conoides
Pandan
Daun lanset, batang berduri, obat Kanker, HIV, daunnya untuk tikar dan penyedap.Habitatnya Biasa tumbuh di pantai
 








10
Fabaceae

Inocarpus fagiferus

Gayam
Percabangan merunduk, kulit batang bagian dalam mengandung cairan merah. Daun berseling, tunggal, kaku menyerupai kulit, lonjong, berdaun penumpu kecil, daun muda berwarna pink. Perbungaan aksiler, majemuk bulir, panjang sampai 17 cm, bunga kecil dan berbau wangi. Buah polong dengan 1 biji yang gepeng, berbentuk ginjal dan tidak pecah. Biji mencapai panjang 8 cm, kulit biji keras dengan endosperm putih.
 









11
DysoxylumcauliflorumHiern

Famili Meliaceae merupakan pohon-pohon tropis dan subtropics dan semak-semak
Daunnya terdiri dari 5 sampai 6 pasang. Selebaran yang lonjong - elips. Buah soliter atau  dalam kelompok ,bulat telur , kadang-kadang 3-4 –siku atau lemah bersayap.
 












12
Meliaceae
Lausiumdomesticum
Duku
Habitus berupa pohon 
Batang berwarna abu-abu, berbentuk silindris, percabangan monopodial, arah tumbuh batang tegak lurus dan arah tumbuh  cabang condong keatas.Daun merupakan daun majemuk menyirip ganjil (imparipinnatus)
 










13
Araucariaceae
Araucaria cunninghamii

Family Araucariaceae memiliki Ciri khasnya daunnya seperti sisik ujungnya tajam daunnya termasuk daun majemuk menyirip ganda (bipinatus), filotaksis berhadapan (oposita) dan urat daun menyirip (peninervis).
 










14
Fabaceae

Saracathaipingensis


Warnanya kuning aprikot, dengan mata yang merah terang
Bunga: Tumbuh secara langsung dari pada batangp okok, dahan, atau ranting
Daun: Besar, berwarna hijau tua
 






16
Lauraceae

Eusideroxylonzwagerii


Ordo Lauraceae dengan genus Eusideroxylon, Kayu ulin ini memiliki ciri, yaitu batang coklat kemerahan hingga coklat tua Fitografi habitusnya pohon dan tergolong komposis idaunnya tunggal, dengan Tata daun Alternate serta mempunyai ciri khusus yang termasuk jenis langka, ujung daun meruncing, ranting berwarna coklat
 







17
Apocynaceae
Cerberamanghas

Bintaro
Buah bintaro berbentuk bulat telur dengan panjang sekitar 5-10 cm, Bunga Bintaro indah dan harum tapi beracun. Bintaro umumnya mempunyai tinggi 4-6 meter meskipun terkadang mampu mencapai 12 m. Daunnya berwarna hijau tua mengkilat berbentuk bulattelur
 










18
Sapindaceae
Nephelium lappaceumL

Rambutan
Habitusnya Pohon Daun majemuk menyirip ganda sempurna (paripinnate) permukaan atas daun halus dan terkadang berrambut di bagian ibu tulang daun, sedangkan permukaan bawah daun berrambut, ujung daun meruncing.
 








19
Sapindaceae

Litchi chinensisSonn

Leci
Habitusnya Pohon, Leci memiliki daun yang menyirip dan merupakan daun majemuk  menyiripgenap (abrutepinnatus), Helaian daun terletak hampir berhadapan, berjajar pada tangkai daun dengan jumlah 2-8, berwarna hijau dan agak lemas. Tulang daun berwarna coklat kehijauan sampai coklat, ujung daun runcing dan tepi daun halus.
 










20
Sapindaceae
Pometia pinnata
Matoa
Habitusnya pohon Batang silindris, percabangan simpodial, arah cabang miring hingga datar, bercabang banyak sehingga membentuk pohon yang rindang. Daun majemuk, tersusun berseling ujung meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate).
 






21
Apocynaceae

Alstonia scholaris
Pulai
Kayu berguna untuk kerajinan dan kedap air, habitusnya pohon.
 






22

copsiaalbota
Melati
Tapal daun-daun dari beberapa jenis melati dipakai untuk mengobati bisul dan sakit kulit. Daun-daun ini juga digunakan sebagai obat kumur  untuk mengobati seriawan dan pembengkakan gusi.
23
Myrtaceae
Syzygium polyanthum WighWalp
Daun Salam
Pohon salam berwarna coklat abu-abu, kayunya memecah atau bersisik dan tingginya bisa mencapai 30 meter dengan diameter hingga 60 cm. Pohon ini memiliki bunga berupa malai dengan banyak kuntum bunga, 2-8 cm. Sering kali bunganya muncul di bawah daun atau di bawah ketiak ranting. Bunganya berwarna harum dan gampang rontok.
24
Melaleuca cajuputi Powell
Kayu putih
Kayu putih merupakan pohon anggota suku jambu-jambuan
(Myrtaceae) yang  dimanfaatkan sebagai sumber minyak kayu putih (cajuput oil). Minyak diekstrak (biasanya disuling dengan uap) terutama dari daun dan rantingnya.
25
Arecaceae 
oil palm
Kelapa sawit
Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah kebawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah kesamping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.

26
Meliaceae
Lansium domesticum Corr

Duku
Pohon, tinggi l5 – 20 cm, batang diameter 30 – 40 cm. Daun letaknya bergantian, majemuk bersirip ganjil dengan jumlah anak daun 5 – 7, bertangkai, elliptis sampai memanjang, dengan pangkal runcing dan ujung meruncing pendek, berbentuk bulat telur, panjang l5 – 30 cm, permulaan daun bagian atas warna hijau tua dan mengilat, permukaan daun bawah hijau muda dan kusam






G.    Analisis Data
Keanekaragaman tumbuhan dapat terbentuk karena adanya keseragaman dan keanekaragaman untuk sifat atau  ciri makhluk hidup. Keanekaragam tumbuhan tersebut dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan. Berdasarkan dari kenekaragaman tumbuhan tersebut adanya habitat yang tersebar dengan berbagai persebaranya didunia yang memiliki kekhasan yang berdasarkan fitografi pada tumbuhan tersebut, dari kekhasan fitografi tumbuhan tersebut dapat dijelaskan dibawah ini sebagai berikut :
1.      Klasifikasi ilmiah
Kingdom    : Plantae
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Sub Kelas   : Asteridae
Ordo          : Gentianales
Famili         : Apocynaceae
Genus        : Cerbera
Spesies       : Cerbera manghas L.

Ciri khas pada Bintaro pada umumnya mempunyai tinggi 4-6 meter meskipun terkadang mampu mencapai 12 m. Daunnya berwarna hijau tua mengkilat berbentuk bulat telur. Bunga Bintaro berbau harum, terdiri atas lima petal dengan mahkota berbentuk terompet yang pangkalnya berwarna merah muda. Buah bintaro berbentuk bulat telur dengan panjang sekitar 5-10 cm.
2.      Klasifikasi ilmiah
Kingdom     : Plantae
Divisi          : Magnoliophyta
Kelas           : Magnoliopsida
Sub Kelas    : Rosidae
Ordo            : Sapindales
Famili          : Sapindaceae
Genus          : Nephelium
Spesies        : Nephelium lappaceum L
Ciri khas pada Fitografi Nephelium lappaceum L habitusnya pohon-pohon, Daun majemuk menyirip ganda sempurna (paripinnate) sampai 6 pasang anak daun; anak-anak daun berbentuk bulat telur sampai bulat telur sungsang, berukuran panjang 5-28 cm dan lebar 2-10.5 cm, permukaan atas daun halus dan terkadang berrambut di bagian ibu tulang daun, sedangkan permukaan bawah daun berrambut, ujung daun meruncing. Perbungaan umumnya terminal
3.      Klasifikasi ilmiah
Kingdom      :. Plantae
Divisi              :.Magnoliophyta
Kelas              :
.Magnoliopsida
Sub Kelas     :
.Rosidae
Ordo              :
.Sapindales
Famili             :
.Sapindaceae
Genus           :
.Litchi
Spesies         :
.Litchi chinensis Sonn
Ciri khas Leci memiliki daun yang menyirip dan merupakan daun majemuk menyirip genap (abrute pinnatus). Biasanya pada daun menyirip genap terdapat sejumlah anak daun yang berpasang-pasangan di kanan dan kiri ibu tulang daun, oleh sebab itu biasanya lalu menjadi genap.
4.      Klasifikasi
Kingdom               : Plantae
Divisi                     : Magnoliophyta
Kelas                     : Magnoliopsida
Ordo                      : Sapindales
Famili                    : Sapindaceae
Genus                    : Pometia
Spesies                   Pometia pinnata


Ciri khas Pometia pinnata habitusnya pohon, tinggi 20–40 m. Akar tunggang. Batang silindris, tegak, warna putih kotor, permukaan kasar, percabangan simpodial, arah cabang miring hingga datar, bercabang banyak sehingga membentuk pohon yang rindang. Daun majemuk, tersusun berseling, 4–12 pasang anak daun, saat muda berwarna merah cerah setelah dewasa menjadi hijau, bentuk jorong, panjang 30– 40cm, lebar 8–15cm, helaian daun tebal dan kaku, ujung meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus berlekuk pada bagian pertulangan.

5.      Klasifikasi
Kingdom                : Plantae
Divisi                     : Magnoliophyta
Kelas                      : Magnoliopsida
Ordo                      :  Fabales
Famili                     :  Fabaceae
Genus                    : Lepisantlles
Spesies                   Lepisantlles amoena

Langir atau Lepisantlles amoena merupakantumbuhan buah yang belum dikenal tetapi seperti anggota keluarga Sapindaceae yang mempunyai daging buah manis. Pengamatan padafenologi bunga dianalisa dan sudut pandang waktu pembungaan.perilaku bunga dan perubahan iklim mikro.

6.      Klasifikasi ilmiah
Kingdom     : Plantae
Divisi           : Magnoliophyta
Kelas           : Magnoliopsida
Sub Kelas   : Rosidae
Ordo          : Sapindales
Famili         : Meliaceae
Genus        : Dysoxylum
Spesies       : Dysoxylum cauliflorum Hiern

Famili Meliaceae merupakan pohon-pohon tropis dan subtropis dan semak-semak. Buah soliter atau dalam kelompok , bulat telur , kadang-kadang 3-4 -siku atau lemah bersayap, tumpul, tidak berbulu, pematangan mawar merah, membelah menjadi empat katup dengan masing-masing katup orange terang di dalam .

7.      Klasifikasi
Kingdom    : Plantae
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Ordo          : Myrtales
Famili         : Myrtaceae
Genus         : Eucalyptus
Spesies       : Eucalyptus alba

Famili Myrtaceae ciri khasnya kulit pohonnya mengelupas, apabila diremas daunnya berbau jambu dan batangnya terpilin serta memiliki bentuk daun yang lonjong serta dengan ujung daun dan bentuk dasar daun yang lancip atau akutus dengan percabangan simpodial yang kuncup terminal pada beberapa stadium dari siklus hidupnya membawa perbungaan yang sudah tentu setelah berbuah akan mati sementara itu hanya bisa dilakukan oleh kuncup aksilar, filotaksis Eucalyptus alba berhadapan (oposita), pada Eucalyptus albakomposisi daunnya majemuk yaitu terdiri dari dua atau lebih helaian daun tetapi adanya oersendian daun kadang-kadang hanya satu dengan ditunjukkan dengan adanya persendian pada dasar daun.
8.      Klasifikasi
Kingdom:Plantae
Divisi:Magnoliophyta 
Kelas:Magnoliopsida
SubKelas:Rosidae
Ordo:Sapindales
Famili: Meliaceae
Genus: Lansium
Spesies: Lansium domesticum

Pada permukaan batang duku terdapat bintik-bintik berwarna coklat. Batang berwarna abu-abu, berbentuk silindris, percabangan monopodial, arah tumbuh batang tegak lurus dan arah tumbuh cabang condong ke atas.Daun merupakan daun majemuk menyirip ganjil (imparipinnatus), dengan 9 anak daun yang tersusun berseling, anak daun jorong (eliptis) , 9-21 cm × 5-10 cm, mengkilat di sisi atas,  dengan pangkal runcing dan ujung meluncip (meruncing) pendek, anak daun bertangkai 5–12 cm. daging daun perkamenteus, tepi daun rata, dan merupakan daun tidak lengkap.
9.      Klasifikasi ilmiah
Kingdom    : Plantae
Divisi          : Pinophyta
Class           : Pinopsida
Ordo            : Pinales
Family         : Araucariaceae
Genus          : Araucaria
Spesies        : Araucaria cunninghamii

Ciri khasnya daunnya seperti sisik ujungnya tajam, biji bersatu dengan sisik kerucut dan kulitnya mengelupas pada daunnya termasuk daun majemuk menyirip ganda (bipinatus) karena daunnya dua kali menyirip sertavterdapat rakis primer dan rakis sekunder yang membawa anak-anak daun, dengan filotaksis berhadapan (oposita) dan urat daun menyirip (peninervis)
10.  Klasifikasi ilmiah
Kingdom       : plantae
Divisi             : Magnoliophyta
Class              : Magnoliopsida
Ordo             : Fabales
Familiy          : fabaceae
Genus            : saraca
Spesies           : Saraca thaipingensis
                                         
Fitologi pada Saraca thaipingensis yang lain adalah seperti berikut: Daun: Besar, berwarna hijau tua, dan dibahagikan menjadi daun-daun kecil. Bunga: Tumbuh secara langsung dari pada batang pokok, dahan, atau ranting, dalam bentuk rumpun yang besar.

11.    Klasifikasi
Kingdom       : plantae
Divisi             : Magnoliophyta
Class              : Magnoliopsida
 Ordo             : Fabales
Familiy          : Fabaceae
Genus            : parkia
Spesies           : Parkia timoriana
Ciri khasnya Batang: Berkayu, tegak, perrnukaan licnopodial, diameter batang ± coklat setelah tua putih kotor dengan daun majemuk, tangkai daun berkelenjar, pada cabang pertama terdapat 15-42 pasang anak daun, cabang kedua sampai 80 pasang, anak daun panjang 4-10 mm, lebar 1-2 mm, pangkal membulat, ujung meruncing, permukaan atas mengkilap hijau, parkia timorianaini memiliki BungaMajemuk.
12.   Klasifikasi ilmiah
Kingdom       : plantae
Divisi             : Magnoliophyta
Class              : Magnoliopsida
 Ordo             : Laurales
Familiy          : Lauraceae
Genus            : Eusideroxylon
Spesies         : Eusideroxylon zwagerii

Fitografi habitusnya pohon dan tergolong komposisi daunnya tunggal, dengan Tata daun Alternate serta mempunyai ciri khusus yang termasuk jenis langka, ujung daun meruncing, ranting berwarna coklat kemera han, tidak memiliki daun penumpu.
13.  Klasifikasi
Kingdom    : Animalia
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Ord                        : Caesalpiniaceae
Family        : Fabaceae       
Genus        : Koompassia
Spesies       : Koompassia excelsa

Komposisi daun majemuk ganda 1, buah berbentuk legum, batang silindris, kulit batang mulus, sebagai sarang lebah madu hutan, pohonnya tinggi besar, banirnya menyebar.

14.  Klasifikasi
Kingdom    : Animalia
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Ordo          : Fabales
Family        : Fabaceae
Genus        : Intsia
Spesies       : Intsia bijuga

Ciri khas pada Intsia bijuga Daun majemuk bersirip genap dan berseling, stipule bertautan di pangkal, bunga berbentuk malai bercabang, biji pipih tanpa salut biji, kulit kayu mengelupas, kayu sangat kuat.
15.  Klasifikasi
Kingdom    : Plantae
Divisi         :Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Ordo          : Fabales
Family        : Fabaceae       
Genus        : Pterocarpus
Spesies       : Pterocarpus indicus

Ciri khasnya mempunyai Getah berwarna merah yang lengket, sebagai tanaman peneduh, daun majemuk,Root grapting, daun berseling majemuk bersirip ganjil.
16.  Klasifikasi:
Kingdom    : Plantae
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Ordo          : Fabales
Family        : Fabaceae       
Genus        : Sindora
Spesies       : Sindora siamensi
Ciri khasnya Tidak berbanir, batang belang-belang, kulit buah berduri dan ada getah yang keluar dari kulit buah, tertinggi di family fabaceae ± 40 meter.
17.  Klasifikasi
Kingdom    : Plantae
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Ordo          : Fabales
Famili         : Fabaceae
Genus        : Samanea
Spesies       : Samanea saman
Ciri khas pada Samanea saman Simpodial, tata daun majemuk, tidak berbanir, sebagai tanaman peneduh. penyerap karbon tertinggi.
18.  Klasifikasi
Kingdom    : Plantae
Divisi         :Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Ordo          : Fabales
Famili         : Fabaceae 
Genus        : Adenanthera
Spesies       : Adenanthera pavonina L.

Ciri khasnya memiliki Daunnya menyirip ganda, seperti kebanyakan anggota suku polong-polongan lainnya, pohon yang buahnya menyerupai petai (tipe polong) dengan bijinya kecil berwarna merah. Tumbuhan ini berasal dari Asia Selatan namun sekarang telah tersebar pantropis.

19.  Klasifikasi:
Kingdom    : Plantae
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Ordo          : Myrtales
Famili         : Myrtaceae     
Genus        : Pandanus 
Spesies       : Pandanus conoideus

Ciri khasnya memiliki Daun lanset, batang berduri, obat Kanker, HIV, daunnya untuk tikar dan penyedap. Biasa tumbuh di pantai. Batang pohon buah merah berwarna coklat dengan bercak putih, berbentuk bulat dan mempunyai hingga lima cabang.
20.  Klasifikasi
Kingdom    :Plantae
Divisi         :Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Ordo          : Myrtales
Famili         : Myrtaceae     
Genus        :
Inocarpus 
Spesies       : Inocarpus fagiferus

Batang sering kali beralur tidak teratur, kadang-kadang berakar banir, percabangan merunduk, kulit batang bagian dalam mengandung cairan merah. Daun berseling, tunggal, kaku menyerupai kulit, lonjong, berdaun penumpu kecil, daun muda berwarna pink. Perbungaan aksiler, majemuk bulir, panjang sampai 17 cm, bunga kecil dan berbau wangi.

21.  Klasifikasi

Kingdom    :Plantae
Divisi         :Magnoliophyta
Kelas          : Magnoliopsida
Ordo          : Myrtales
Famili         : Myrtaceae     
Genus        :
Inocarpus 
Spesies       : Inocarpus fagiferus

Memilki khas fitografi Daunnya berseling, tunggal, kaku menyerupai kulit, lonjong, berdaun penumpu kecil, daun muda berwarna pink.dengan Perbungaan aksiler, majemuk bulir, panjang sampai 17 cm, bunga kecil dan berbau wangi putih.
22.   Klasifikasi
Kingdom   : Plantae
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas         : Magnoliopsida
 Sub Kelas : Rosidae
Ordo          : Myrtales
Famili        : Myrtaceae
Genus        : Syzygium
 Spesies      : Syzygium polyanthum

Ciri khasnya pada Pohon ini memiliki bunga berupa malai dengan banyak kuntum bunga, 2-8 cm. Sering kali bunganya muncul di bawah daun atau di bawah ketiak ranting. Bunganya berwarna harum dan gampang rontok.

23.   Klasifikasi
Kingdom   : Plantae
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas         : Magnoliopsida
Sub Kelas  : Rosidae
Ordo          : Myrtales
Famili        :
Myrtaceae
Genus        :
Melaleuca
 Spesies      : Melaleuca cajuputi

Ciri khas Kayu putih merupakan pohon anggota suku jambu-jambuan (Myrtaceae) yang dimanfaatkan sebagai sumber minyak kayu putih (cajuput oil). Minyak diekstrak (biasanya disuling dengan uap) terutama dari daun dan rantingnya. Namanya diambil dari warna batangnya yang memang putih.
24.  Klasifikasi
Kingdom  :  Plantae
 Division    :  Magnoliophyta
 Class        :  Liliopsida
 Subclass   :  Arecidae
  Order      :  Arecales
  Family     :  Arecaceae 
  Genus     :  Elaeis
  Species    :  Elaeis guineensis

Habitusnya pohon dengan Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun.
25.  Kingdom   : Plantae
Divisi         : Magnoliophyta
Kelas         : Magnoliopsida
Sub Kelas  : Rosidae
Ordo          : Sapindales
Famili        : Meliaceae
Genus        : Lansium
Spesies       Lansium domesticum
Memiliki habitus pohon  dengan batang berkayu . Pada permukaan batang duku terdapat bintik bintik berwarna coklat. Batang berwarna abu-abu, berbentuk silindris, percabangan monopodial, arah tumbuh batang tegak lurus dan arah tumbuh cabang condong ke atas. Daun merupakan daun majemuk menyirip ganjil (imparipinnatus).

H.    Pembahasan
Hasil dari observasi pada kebun raya bogor, yang menggamati keanekaragaman hayati pada spesies tumbuhan yang berbagai macam family. Pada fieldtrip tanggal  26 Maret 2014, kami telah mengunjungi beberapa famili diantaranya, yaitu : Fabaceae, Myrtaceae, Pandanaceae, Meliaceae, Araucariaceae, Lauraceae, Apocynaceae, Sapindaceae, Dilleniaceae, Ebenaceae. Berikut berberapa spesies tanaman beserta familinya yang diamati pada saat fieldtrip.
Bintaro(Cerbera manghas)
                  Klasifikasi ilmiah
Kerajaan          : Plantae
Sub kerajaan    : Tracheobionta
Super Divisi     : Spermatophyta
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Asteridae
Ordo                : Gentianales
Famili  : Apocynaceae
Genus  : Cerbera
Spesies : Cerbera manghas L.
Deskripsi:
Pohon Bintaro sering disebut juga sebagai Mangga Laut, Buta Badak, Babuto, dan Kayu Gurita. Dalam bahasa Inggris tanaman ini dikenal sebagai Sea Mango Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) Bintaro dinamai sebagai Cerbera manghas. Nama Bintaro juga sering disematkan kepada kerabat dekatnya yang bernama ilmiah Cerbera odollam. Kedua jenis tanaman ini memang mempunyai kemiripan dalam berbagai hal.
Bunga Bintaro indah dan harum tapi beracun. Bintaro umumnya mempunyai tinggi 4-6 meter meskipun terkadang mampu mencapai 12 m. Daunnya berwarna hijau tua mengkilat berbentuk bulat telur. Bunga Bintaro berbau harum, terdiri atas lima petal dengan mahkota berbentuk terompet yang pangkalnya berwarna merah muda. Buah bintaro berbentuk bulat telur dengan panjang sekitar 5-10 cm. Ketika masih muda berwarna hijau pucat dan berubah menjadi merah cerah saat masak.

Habitat dan Penyebaran:
Tanaman Bintaro tersebar luas di kawasan tropis indo fasifik termasuk Indonesia. Habitat aslinya adalah daerah pantai dan hutan mangrove (bakau). Namun kini Bintaro banyak ditanam sebagai pohon penghijauan penyerap karbondioksida (CO2).
Manfaat:
Hampir seluruh bagian tanaman Bintaro mengandung racun cerberin. Cerberin merupakan racun yang dapat menghambat saluran ion kalsium di dalam otot jantung manusia, sehingga mengganggu detak jantung dan dapat menyebabkan kematian. Bahkan asap dari pembakaran kayunya pun dapat menyebabkan keracunan.
Namun di balik racun yang dikandungnya, biji dari pohon ini ternyata dapat diekstrak menjadi minyak yang dapat digunakan sebagai energi alternatif (biofuel). Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil mengembangkan minyak dari biji Bintaro (Cerbera manghas) menjadi energi alternatif. Minyak hasil ekstrak dari biji Bintaro terbukti dapat dimanfaatkan sebagai Bahan Bakar Nabati (biofuel).




Rambutan(Nephelium lappaceum L.)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo               : Sapindales
Famili             : Sapindaceae
Genus             : Nephelium
Spesies           : Nephelium lappaceum L.
Deskripsi:
Pohon berukuran cukup besar di vegetasi alaminya, namun pohon-pohon hasil perbanyakan (clonal trees) hanya memiliki tinggi sekitar 4-7 m. Daun majemuk menyirip ganda sempurna (paripinnate) sampai 6 pasang anak daun; anak-anak daun berbentuk bulat telur sampai bulat telur sungsang, berukuran panjang 5-28 cm dan lebar 2-10.5 cm, permukaan atas daun halus dan terkadang berrambut di bagian ibu tulang daun, sedangkan permukaan bawah daun berrambut, ujung daun meruncing. Perbungaan umumnya terminal (terkadang pseudo-terminal); terdapat bunga jantan (pada pohon berrumah dua, hanya benang sari yang berkembang baik) dan bunga hermafrodit (pada pohon berrumah satu) dimana hanya bunga betina atau jantan saja yang berkembang, bunga bersimetri banyak (actinomorphic), berwarna putih atau kuning atau hijau; daun kelopak terdiri atas 4-5(-7) daun yang saling lepas; umumnya tidak ada daun-daun mahkota, terkadang dari 4 daun mahkota terreduksi menjadi satu daun saja dengan ukuran yang tidak lebih dari 0.7-2.1 mm; benang sari (4-)5-8(-9); tangkai benang sari diselaputi rambut-rambut panjang khususnya di bagian pangkalnya; posisi kepala sari terlungkup menghadap ke samping dan tergolong dapat pecah (anther dehiscing latero-introrse); putik 2- atau terkadang 3 ruang daun buah yang berrambut, berkembang dengan baik di bunga hermafrodit; tangkai kepala putik berkembang dengan baik. Buah berbentuk samara elips sampai semi globular, panjang 7 cm dan lebar 5 cm, umumnya terdiri atas satu lembaga.
Distribusi/Penyebaran :
Nephelium lappaceum L. tidak dapat dirunut karena antara daerah budidaya dan daerah asalnya sudah bercampur atau samar. Spesies ini tersebar mulai dari sebelah selatan Cina (Yunnan dan Hainan) lalu ke daerah Indo-Cina, Malaysia, Indonesia (Sumatra, Java, Kalimantan, Sulawesi) hingga ke Filippina. Tumbuhan ini dibudidayakan di seluruh kawasan tropis-lembap Asia (Sri Lanka sampai New Guinea), dan dalam jumlah kecil dibudidayakan di kawasan tropis-lembap Amerika, Afrika dan Australia.
Habitat :
Rambutan dapat tumbuh subur pada daerah dataran rendah tropis lembap, pada ketinggian dari permukaan air laut hingga 600 m dpl. Tumbuhan ini menyusun lapisan kanopi bawah dan tengah hutan primer dan sekunder, yang tersebar dari daratan kering sampai berpaya. Curah hujan yang berlangsung di habitat alaminya dapat mencapai 2500 mm per tahun. Jenis ini menyukai tumbuh pada tanah subur berpasir yang kaya humus atau tanah liat yang kaya humus, dengan pH tanah berkisar antara 4.5-6.5.

Perbanyakan :
Banyak pohon Nephelium lappaceum yang diperbanyak dengan mengecambahkan bijinya. Namun perkebunan yang memiliki tujuan komersil biasa memperbanyak tumbuhan ini dengan teknik okulasi Forkert.
Manfaat tumbuhan :
Tujuan utama penanaman pohon Rambutan adalah untuk mendapatkan buahnya. Buah dengan rasa manis ini enak dimakan segar. Daging buahnya bisa dijadikan buah kalengan ataupun selai. Akarnya dapat direbus untuk mengobati demam. Daunnya dapat digunakan sebagai tapal untuk mengobati sakit kepala. Batang kayunya cocok untuk bahan bangunan. Pohon dengan perakaran kuat ini, dapat ditanam untuk pemulihan kembali lahan-lahan kritis.
Leci(Litchi chinensis Sonn)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom            : Plantae
Subkingdom       : Tracheobionta
Super Divisi        : Spermatophyta
Divisi                  : Magnoliophyta
Kelas                  : Magnoliopsida
Sub Kelas           : Rosidae
Ordo                   : Sapindales
Famili     : Sapindaceae
Genus     : Litchi
Spesies    : Litchi chinensis Sonn
Deskripsi
Leci memiliki daun yang menyirip dan merupakan daun majemuk menyirip genap (abrute pinnatus). Biasanya pada daun menyirip genap terdapat sejumlah anak daun yang berpasang-pasangan di kanan dan kiri ibu tulang daun, oleh sebab itu biasanya lalu menjadi genap.
Daun tanaman leci berupa daun majemuk, dengan bentuk lonjong atau elips seperti daun kelengkeng namun agak keriting. Helaian daun terletak hampir berhadapan, berjajar pada tangkai daun dengan jumlah 2-8, berwarna hijau dan agak lemas. Tulang daun berwarna coklat kehijauan sampai coklat, ujung daun runcing dan tepi daun halus. Pada saat daun masih muda warna daunnya kemerahan dan setelah agak tua daunnya berwarana hijau mengkilap dan cerah. Pohon leci ini memiliki dedaunan penuh dan bercabang-cabang.
Bunga leci ini kecil,dan bunga berwarna hijau kekuningan. Bunga ini memiliki ranting tebal, bunga dengan 7-11 benang sari dalam kelompok tetap, buah halus dengan tonjolan sampai dengan 1 mm. Merupakan bunga majemuk dengan bentuk malai. dalam golongan malai ibu tangkainya mengadakan percabangan secara monopodial, demikian pula cabang-cabangnya.
Panjang bunga inikurang lebih dapat mencapai 30cm danmuncul atau tumbuh pada terminalis(ujung). Bunga Leci adalah pemandangan yang indah di musim semi ketika begitu banyak bunga menghiasi pohon. Berbunga jatuh tempo mendahului buah oleh sekitar 140 hari.
Bunga tanaman leci termasuk bunga majemuk yang tersusun dalam tangkai (tandan). Tangkai bunga pangjangnya 6,5-30 cm tumbuh pada pucuk cabang dan keluar dari ketiak daun. Tiap tangkai bunga berisi ratusan bunga kecil yang berwarna putih atau kekuning-kuningan. Pada saat mekar aroma bunga kurang enak. Bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu malai. Prosentase penyerbukan termasuk kategori sedang sampai tinggi karena dipengaruhi atau dibantu oleh serangga dan angin. Dari satu bunga dapat dihasilkan 1-40 butir buah dewasa.
Buah leci tersusun dalam dompolan seperti rambutan. Bentuk buah bulat telur sampai bulat lonjong dengan kulit luar yang tipis. Permukaan kulitnya kasar, tidak berbulu, tetapi seperti terdapat sisa rambut. Sewaktu masih muda kulit berwarna hijaus etelah masak berwarna merah cerah bercampur unggu yang sepintas mirip stoberi. Bagian yang dimakan atau arilus(salut biji) yaitu bagian kulit dalam (endotesta) yang biasanya berasaldari pertumbuhan tali pusar berwarna putih, transparan,dan tebal. Rasanya manis, harum dan lezat. Di dalam arilus terdapat biji yang ukurannya bervariasi.
Varietas yang paling diinginkan mengandung biji atrophia yang disebut “lidah ayam”. Mereka sangat kecil, hingga 1/2 inci panjangnya benih yang lebih besar bervariasi antara 1/2 sampai 1 inci panjang dan gemuk daripada lidah ayam. Ada juga perbedaan antara Lychee bahwa kebocoran jus saat kulit rusak dan “kering dan bersih” varietas yang lebih diinginkan. Di beberapa daerah leci cenderung pembawa alternatif. Buah membelah biasanya disebabkan oleh fluktuasi tingkat kelembaban tanah.
Daging buah leci dan biji leci mirip dengan lengkeng. Daging buah tebal berwarna putih transparan,berair, beraroma khas(spesifik), berasa manis masam tapi enak dan menyegarkan. Keharuman buah leci menjadi ciri khas tersendiri. Buah leci terdiri atas tiga bagian yaitu kulit 9,6%, daging buah 78,2%, dan biji 15,9%.
Biji leci berbentuk oval juga dengan warna coklat tua dan hampir sama dengan lengkeng. Tanaman leci merupakan berkeping dua. Dapat dilihat dari jumlah daun lembaga pada biji yang merupakan salah satu ciri yang penting dalam mengadakan tumbuhan biji.
Manfaat
Hal yang sangat menarik perhatian dari komposisi mineral leci adalah perbandingan antara potasium (K) dan sodium (Na) yang sangat tinggi, yaitu 171:1. Hal ini tentu sangat menguntungkan karena makanan olahan yang kita konsumsi sehari-hari umumnya mengandung Na tinggi, tetapi sangat rendah K. Kalium (disebut juga sebagai potasium) sangat berperan penting dalam meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat gizi lainnya ke sel-sel tubuh, mengendalikan keseimbangan cairan pada jaringan sel tubuh, serta menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Matoa(Pometia pinnata)
Klasifikasi
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                    : Sapindales
Famili                  : Sapindaceae
Genus                  : Pometia
Spesies    Pometia pinnata
Deskripsi
Tumbuhan berbentuk pohon, tinggi 20–40 m. Akar tunggang. Batang silindris, tegak, warna putih kotor, permukaan kasar, percabangan simpodial, arah cabang miring hingga datar, bercabang banyak sehingga membentuk pohon yang rindang. Daun majemuk, tersusun berseling, 4–12 pasang anak daun, saat muda berwarna merah cerah setelah dewasa menjadi hijau, bentuk jorong, panjang 30– 40cm, lebar 8–15cm, helaian daun tebal dan kaku, ujung meruncing (acuminatus), pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan atas dan bawah halus berlekuk pada bagian pertulangan. Buah bulat atau lonjong, panjang 5 – 6 cm, buah berwarna hijau kadang merah atau hitam (tergantung varietas), bentuk biji bulat berwarna cokelat muda, daging buah lembek, berwarna putih kekuningan. Perbanyaan generatif (biji).
Penyebaran
Penyebaran buah matoa di Papua hampir terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl. Tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal. Iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim dengan curah hujan yang tinggi (>1200 mm/tahun).
Di Papua dikenal 2 (dua) jenis matoa, yaitu Matoa Kelapa dan Matoa Papeda. Ciri yang membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur buahnya, Matoa Kelapa dicirikan oleh daging buah yang kenyal dan nglotok seperti rambutan aceh, diameter buah 2,2-2,9 cm dan diameter biji 1,25-1,40 cm. Sedangkan Matoa Papeda dicirikan oleh daging buahnya yang agak lembek dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0 cm. Dilihat dari jenis warna buahnya, baik Matoa Kelapa mapun Matoa Papeda dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu matoa merah, kuning, dan hijau.






Pulai(Alstonia scholaris)

Pulai (Alstonia scholaris (L.) R.Br.) atau biasa disebut pule di beberapa daerah, termasuk ke dalam famili Apocynaceae. Tanaman ini bisa tumbuh sangat tinggi dan besar. Tingginya bisa mencapai 15 meter dengan diameter batang pohon mencapai 60 cm. Tanaman ini hidup baik di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.Pohon ini banyak tumbuh liar di hutan dan ditanam di perkebunan untuk bahan baku pensil, seperti di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan.
Pulai banyak pula tumbuh di daerah Jambi, Bengkulu, Kalimantan, dan daerah lainnya. Kayu Pulai termasuk kelompok kayu ringan dengan berat jenis bervariasi antara 0,27 - 0,49. Dari segi kekuatannya tergolong kayu kelas kuat IV-V. Dari sifat pengerjaannya, kayu pulai mudah digergaji, diserut dan dibor, baik dalam keadaan segar maupun kering. Mudah diawetkan dan dikeringkan, tingkat keawetannya termasuk kelas awet V (kayu yang mudah diserang oleh mikroorganisme dan serangga (jamur biru dan bubuk kayu kering).
Langir (Lepisantlles amoena.)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom          : plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Fabales
Famili              : Fabaceae
Genus              : Lepisantlles
Species            : Lepisantlles amoena

deskripsi
Langir atau Lepisantlles amoena Ladalah merupakantumbuhan buah yang belum dikenal tetapi seperti anggota keluargaSapindaceae yang mempunyai daging buah manis. Pengamatan padafenologi bunga dianalisa dan sudut pandang waktu pembungaan.perilaku bunga dan perubahan iklim mikro. Pengamatan pada perilakubunga L. amoena menunjukkan protandri dan umumnya serbuk sendiri.
Pada permulaan berbunga adalah sistim bunganya hermafrodit dari, berganti secara bertahap menjadi bunga berjenis kelamin tunggal pada individu bunganya di musim hujan. Suhu dan curah hujan kemungkinan sebagai faktor utama pergantian sistim bunga pada L amoena.
L. amoena atau dikenal dalam bahasa Sunda sebagai lengir adalah pohon dengan tinggi sampai 10 m dan berdiameter batang 15 m atau semak dengan tinggi sampai 6 m, daun dengan 15-31 helai daun; tangkai daun majemuk dengan panjang hingga 90 cm, bunga majemuk tersusun dalam gandaran atau verticil/asters dan pada setiap noda malai terdapat tiga bunga. Pada setiap tangkai malai pembungaannya asynchronous (mekamya bunga dari bawah ke atas atau ujung). Berbunga hermafrodit dan adapula yang berbunga jantan tersendiri atau jarang bunga betina tersendiri. Berbunga tiga tahap yaitu pada bulan Juli, bulan November-Desember dan bulan Januari.






Duku hutan (Dysoxylum cauliflorumHiern)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom        : Plantae
Divisi              : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Sapindales
Famili              : Meliaceae
Genus              : Dysoxylum
Spesies             : Dysoxylum cauliflorumHiern


Fitologi Duku hutan
Famili Meliaceae merupakan pohon-pohon tropis dan subtropis dan semak-semak. Ini mencakup beberapa kayu - pohon yang paling sangat berharga di dunia. Dysoxylum Blume merupakan salah satu genera di Meliaceae. Genus ini terdiri dari sekitar 80 spesies yang ada di India dan Sri Lanka ke Myanmar, Indo - Cina, Cina bagian selatan, Thailand dan di seluruh wilayah Malaysian, timur menuju pulau-pulau Pasifik dan selatan menuju Australia dan Selandia Baru
Dysoxylum cauliflorum pertama kali dijelaskan pada tahun 1875 oleh Hiern di " Flora of British India " didasarkan pada koleksi dari Malaka oleh Maingay . Nama spesies berasal dari kata Latin berarti ' caulis ' batang dan ' flos ' berarti bunga yang mengacu pada posisi bunga di batang. Dysoxylum cauliflorum ditandai sebagai pohon berukuran hingga 30 m dan diameter 50 cm. Kulit abu-abu halus. Daunny terdiri dari 5 sampai 6 pasang. Selebaran yang lonjong - elips. Buah soliter atau dalam kelompok , bulat telur , kadang-kadang 3-4 -siku atau lemah bersayap , tumpul , tidak berbulu , pematangan mawar merah , membelah menjadi empat katup dengan masing-masing katup orange terang di dalam .


Fitologi Eucalyptus alba (Ampupu)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom          : Plantae
 Subkingdom   : Tracheobionta
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Myrtales
Famili              : Myrtaceae
Genus                : Eucalyptus
Spesies             : Eucalyptus alba
Deskripsi
famili Myrtaceae ciri khasnya kulit pohonnya mengelupas, apabila diremas daunnya berbau jambu dan batangnya terpilin serta memiliki bentuk daun yang lonjong serta dengan ujung daun dan bentuk dasar daun yang lancip atau akutus dengan percabangan simpodial yang kuncup terminal pada beberapa stadium dari siklus hidupnya membawa perbungaan yang sudah tentu setelah berbuah akan mati sementara itu hanya bisa dilakukan oleh kuncup aksilar, filotaksis Eucalyptus albaberhadapan (oposita), pada Eucalyptus albakomposisi daunnya majemuk yaitu terdiri dari dua atau lebih helaian daun tetapi adanya oersendian daun kadang-kadang hanya satu dengan ditunjukkan dengan adanya persendian pada dasar daun. Pada Eucalyptus albadaunnya majemuk memiliki bagian pinatus (daun menyirip). Kegunaannya yaitu sebagai penghasil miyak ekaliptus. Berdaun tunggal, memliki tulang tepi daun, daun lanset, habitat koala, dan beraroma. Bagian bawah pohon bergelembung karena karena infeksi yang menyebabkan tumbuh tidak lurus. Daunnya mengandung senyawa minyak Eucalyptus yang aromanya seperti kayu putih. Pohon ini tumbuh di daerah Nusa Tenggara dan Australia Utara.






DUKU(Lausium domesticum)
Klasifikasi ilmiah
Kingdom:Plantae
Divisi:Magnoliophyta 
Kelas:Magnoliopsida
SubKelas:Rosidae
Ordo:Sapindales
Famili: Meliaceae
Genus: Lansium
Spesies: Lansium domesticum


Deskripsi
Lansium domesticumtermasuk dalam family Meliaceae sehingga tumbuhan berupa pohon  dengan batang berkayu . Pada permukaan batang duku terdapat bintik-bintik berwarna coklat. Batang berwarna abu-abu, berbentuk silindris, percabangan monopodial, arah tumbuh batang tegak lurus dan arah tumbuh cabang condong ke atas.Daun merupakan daun majemuk menyirip ganjil (imparipinnatus), dengan 9 anak daun yang tersusun berseling, anak daun jorong (eliptis) , 9-21 cm × 5-10 cm, mengkilat di sisi atas,  dengan pangkal runcing dan ujung meluncip (meruncing) pendek, anak daun bertangkai 5–12 cm. daging daun perkamenteus, tepi daun rata, dan merupakan daun tidak lengkap.Manfaat Lansium domesticum sebagian besar buah duku hanya dimakan segar sebagai buah meja. Padahal kalau kita mau sedikit berkreasi, duku dapat dijadikan beragam sajian lezat dan nikmat, seperti untuk isi puding, campuran fruits cocktail atau sebagai bahan baku selai. Dilihat dari komposisi zat gizinya, buah duku tidak terlalu mengcewakan. Setiap 100 gr buah duku terkandung kalori 70 kal, protein 1.0 g, lemak 0.2 g, karbohidrat 13 g, mineral 0.7 g, kalsium 18 mg, fosfor 9 mg dan zat besi 0.9 mg. Untuk kandungan kalori, mineral dan zat besi duku setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan buah apel atau jeruk manis. Kandungan lain yang bermanfaat adalah dietary fiber atau serat. Salah satu zat yang bermanfaat untuk memperlancar sistem pencernaan, mencegah kanker kolon dan membersihkan tubuh dari radikal bebas penyebab kanker. Selain daging buah yang segar menyehatkan, bagian kulit buah dan bijinya juga bermanfaat untuk bahan baku obat anti diare dan menurunkan demam. Kulit kayunya juga sering digunakan orang untuk mengobati gigitan serangga berbisa dan obat disentri. Sebagian orang juga percaya, benalu pohon duku dapat menghambat dan membasmi sel-sel kanker.

Araucaria cunninghamii
Klasifikasi ilmiah
Kingdom    : Plantae
Divisi          : Pinophyta
Class           : Pinopsida
Ordo            : Pinales
Family         : Araucariaceae
Genus          : Araucaria
Spesies         : Araucaria cunninghamii

Deskripsi
Ordo Araucaria dengan spesiesAraucaria cunninghamii, famili Araucariaceae memiliki  Ciri khasnya daunnya seperti sisik ujungnya tajam, biji bersatu dengan sisik kerucut dan kulitnya mengelupas pada daunnya termasuk daun majemuk menyirip ganda (bipinatus) karena daunnya dua kali menyirip sertavterdapat rakis primer dan rakis sekunder yang membawa anak-anak daun, dengan filotaksis berhadapan (oposita) dan urat daun menyirip (peninervis) yaitu berbentuk seperti bulu burung dengan satu urat daun tengah yang bercabang-cabang menjadi urat daun lateral pada berbagai ketinggian. Kegunaannya yaitu sebagai penghasil kayu. Dengan pohon tinggi besar, kulit batang mengelupas, evergreen (tidak augur daun), bersifat dimorfik (daun muda lebih besar dan berbeda bentuk dengan daun tua), dan memiliki 2 marga yaitu marga Agathis dan Araucaria. Araucariaceae memiliki tajuk kerucut. Tanaman damar/agatis sering menjadi sarang tempat kalong bergelatungan. Hal ini ternyata merusak bahkan mematikan pohon tersebut.


Saraca thaipingensis
Klasifikasi ilmiah
Kingdom       : plantae
Divisi             : Magnoliophyta
Class              : Magnoliopsida
 Ordo             : Fabales
Familiy          : fabaceae
Genus            : saraca
Spesies           : Saraca thaipingensis

deskripsi
Pokok Gapis ialah satu spesiestumbuhan dalam familiFabaceae yang berasal dari Semenanjung Malaysia, dan banyak terdapat di sepanjang sungai di bahagian utara negara tersebut. Saraca thaipingensisakarnya biasa digunakan untuk membuat pemegang parang. Pokok Gapis tumbuh sehingga 10 meter (33 kaki) tingginya. Fitologi pada Saraca thaipingensis yang lain adalah seperti berikut: Daun: Besar, berwarna hijau tua, dan dibahagikan menjadi daun-daun kecil. Bunga: Tumbuh secara langsung dari pada batang pokok, dahan, atau ranting, dalam bentuk rumpun yang besar. Warnanya kuningaprikot, dengan mata yang merah terang. Bagaimanapun, struktur-struktur yang kelihatan seolah-olah kelopak sebenarnya adalah sepalnya. Bunga ini amat wangi, dan Pokok Gapis kelihatan amat cantik pada waktu bunga berkembangan. Buah: Merupakan lenggai yang besar, leper, amat keras, dan berwarna ungu. Buah ini yang mengandungi banyak bijiperanghitam sering dimakan oleh monyet dan tupai.



Parkia timoriana
 Klasifikasi ilmiah
Kingdom       : plantae
Divisi             : Magnoliophyta
Class              : Magnoliopsida
 Ordo             : Fabales
Familiy          : Fabaceae
Genus            : parkia
Spesies           : Parkia timoriana

deskripsi
Fitografi pada Parkia timoriana Habitusnya Pohon, tinggi 20-40 m, dengan Batang: Berkayu, tegak, perrnukaan licnopodial, diameter batang ± coklat setelah tua putih kotor dengan daun majemuk, tangkai daun berkelenjar, pada cabang pertama terdapat 15-42 pasang anak daun, cabang kedua sampai 80 pasang, anak daun panjang 4-10 mm, lebar 1-2 mm, pangkal membulat, ujung meruncing, permukaan atas mengkilap hijau, parkia timorianaini memiliki BungaMajemuk, bentuk malai, bunga jantan, dengan benang sari sepuluh, terletak dekat tangkai, bunga lainnya berkelamin dua dengan 10 benang sari dan satu putik, kuning, serta mempunyai buah polong, panjang 20-36 cm, lebar 3-4,5 cm, terdapat 15-21 biji, hitam, Biji: Bulat telur, pipih, panjang 1-2 cm, lebar ± 1,5 cm, keras, tebal 1,5-2 mm, bagian tengah berbintik-bintik, bagian tepi halus, coklat tua sampai hitam, Akarnya tunggang, coklat. Manfaat dari parkia timoriana sendiri pada bagian daun, biji dan kulit batangnya karena pada parkia timoriana mengandung saponin dan flavonoida sedangkan daun dan kulit batangnya mengadung tanin. Disamping itu biji kedawung berkhasiat untuk obat perut kembung, obat kolera dan obat radang usus, sedang daunnya berkhasiat sebagai obat batuk dan obat mulas.
Persebaran
persebaran parkia timoriana sendiriJawa, Kalimantan, dan Sumatra (status jarang) Nama Lain parkia timoriana peundeuy (Sunda), sataw (Inggris), petai kerayung (Melayu), karieng (Thailand), kupang, amarang (Filipina).
Eusideroxylon zwagerii
Klasifikasi ilmiah
Kingdom       : plantae
Divisi             : Magnoliophyta
Class              : Magnoliopsida
 Ordo             : Laurales
Familiy          : Lauraceae
Genus            : Eusideroxylon
Spesies         : Eusideroxylon zwagerii

deskripsi
Kayu Ulin ( Eusideroxylon zwageri ) termasuk ordo Lauraceae dengan genus Eusideroxylon, Kayu ulin ini memiliki ciri, yaitu batang coklat kemerahan hingga coklat tua bahkan coklat kelabu dengan tebal 2-9 cm, tinggi pohon mencapai 30 meter dengan diameter 100 cm, batang kuat. Pohon ini dapat bertahan selama 80 tahun dalam ruang terbuka. Tumbuh bagus di Kalimantan dan Jambi di dataran rendah berpasir. Biasanya batang pohon digunakan untuk atap sirap, bantalan rel kereta api, dan kontruksi bawah air.Kegunaannya sebagai penghasil kayu komersial. Fitografi habitusnya pohon dan tergolong komposisi daunnya tunggal, dengan Tata daun Alternate serta mempunyai ciri khusus yang termasuk jenis langka, ujung daun meruncing, ranting berwarna coklat kemera han, tidak memiliki daun penumpu. Persebaran kayu ulin ini dikalimantan Pohon Ulin memperbanyak diri dengan buah dan biji. Perkecambahan biji Ulin membutuhkan waktu cukup lama sekitar 6-12 bulan dengan persentase keberhasilan relatif rendah, produksi buah tiap pohon umumnya juga sedikit.
persebaran
Penyebaran permudaan alam secara umum cenderung mengelompok. Ulin bisa tumbuh dengan baik pada tanah berpasir. Meskipun menyukai udara lembab, ulin bisa tumbuh di daerah kering. Hingga umur 3 tahun, ulin tidak memerlukan banyak cahaya. Kemudian, setelah dewasa membutuhkan cahaya matahari penuh.


Koompassia excelsa
Klasifikasi
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Caesalpiniaceae
Family             : Fabaceae       
Genus              : Koompassia
Spesies             : Koompassia excelsa


Deskripsi
Komposisi daun majemuk ganda 1, buah berbentuk legum, batang silindris, kulit batang mulus, sebagai sarang lebah madu hutan, pohonnya tinggi besar, banirnya menyebar. Kegunaanya yaitu sebagai penghasil kayu dan tempat Beruang Madu.
Pohon ini juga sering disebut sebagai Pohon Raya, karena memiliki banir yang sangat besar. Ciri dari pohon kempas ini yaitu, tata daunnya alternate distichous dengan komposisi daun majemuk menyirip ganda 1, memiliki buah legum , pohon atau habitus yang tinggi besar dengan batang silindris membulat, memiliki akar banir yang berbentuk pipih dan berliuk-liuk seperti ular, kulit kayunya licin dan berkulit putih. Pohon yang mempunyai tinggi ± 50 meter ini berasal dari Kalimantan dan merupakan pohon yang sangat dilindungi karena bermanfaat untuk masyarakat, dan sebagai tempat bersarangnya lebah madu,serta jumlahnya yang mulai langka akibat adanya illegal loging.

Intsia bijuga (Merbau)
      Klasifikasi
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Fabales
Family             : Fabaceae
Genus              : Intsia
Spesies             : Intsia bijuga

Deskripsi              
Daun majemuk bersirip genap dan berseling, stipule bertautan di pangkal, bunga berbentuk malai bercabang, biji pipih tanpa salut biji, kulit kayu mengelupas, kayu sangat kuat.
Keterangan : Asal Jawa Tengah- G. Merbabu, dominan di hutan Papua, strata B, tinggi ± 30 m. Penyebaran hutan dataran rendah atau tepi pantai.
                        Intsia bijuga,(Colebr), biasa dikenal dengan nama lokal Merbau. Tumbuhan ini memiliki ciri khas, dengan banir (akar papan) yang tinggi dan tebal. Pepagan berwarna abu-abu terang atau coklat pucat, halus dengan bintil-bintil kecil lentisel, mengelupas serupa sisik bulat-bulat. Intsia bijuga kebanyakan tumbuh di daerah pantai, seringkali pada zona di belakang hutan bakaukebanyakan di temukan di  daerah Papua. Kayu merbau termasuk ke dalam golongan kayu berat (BJ 0,63-1,04 pada kadar air 15%) dan kuat (kelas kuat I-II).



Pterocarpus indicus
Klasifikasi
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Fabales
Family             : Fabaceae        
Genus              : Pterocarpus
Spesies             : Pterocarpus indicus

Deskripsi
Getah berwarna merah yang lengket, sebagai tanaman peneduh, daun majemuk,Root grapting, daun berseling majemuk bersirip ganjil.Penyebaran banyak di Afrika tropika bagian barat, Indopasifik dan Malesia. sejenis pohon penghasil kayu berkualitas tinggi dari suku Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan). Kayunya keras, kemerah-merahan, dan cukup berat. angsana menyukai lingkungan hutan hujan tropika. Secara alami, pohon ini ditemukan mulai dari Burma bagian selatan, melewati Asia Tenggaradan Kepulauan Nusantara hingga ke Pasifik barat, termasuk di Cina selatan, Kep. Ryukyu, dan Kep. Solomon.
Sindora siamensis
Klasifikasi:
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Fabales
Family             : Fabaceae        
Genus              : Sindora
Spesies             : Sindora siamensi
Deskripsi                                  
Tidak berbanir, batang belang-belang, kulit buah berduri dan ada getah yang keluar dari kulit buah, tertinggi di family fabaceae ± 40 meter.
Samanea saman
Klasifikasi:
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Fabales
Famili              : Fabaceae
Genus              : Samanea
Spesies            : Samanea saman

Deskripsi
 Simpodial, tata daun majemuk, tidak berbanir, sebagai tanaman peneduh. penyerap karbon tertinggi.
Ki hujan, pohon hujan, atau trembesi (Samanea saman (Jacq.} Merr.) merupakan tumbuhan pohon besar, tinggi, dengan tajuk yang sangat melebar. Tumbuhan ini pernah populer sebagai tumbuhan peneduh. Perakarannya yang sangat meluas membuatnya kurang populer karena dapat merusak jalan dan bangunan di sekitarnya. Namanya berasal dari air yang sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat serta kotoran dari tonggeret yang tinggal di pohon. Di beberapa tempat bahkan dianggap mengganggu karena tajuknya menghambat tumbuhan lain untuk berkembang. Tingginya mencapai 25meter ,berbentuk melebar seperti payung (canopy), pohon yang masuk dalam sub famili Mimosaceae dan famili Fabaceae ini biasa ditanam sebagai tumbuhan pembawa keteduhan. Uniknya, daun pohon saman bisa mengerut di saat-saat tertentu, yaitu 1,5 jam sebelum matahari terbenam dan akan kembali mekar saat esok paginya setelah matahari terbit. Jika hujan datang, daun-daunnya kembali menguncup. Bentuk dahannya kecil kecil seperti dahan putri malu. Daun ini tumbuh melebar seperti pohon beringin, tetapi tidak simetris alias tidak seimbang. Bijinya mirip dengan biji kedelai, hanya warna cokelatnya lebih gelap. Bunganya menyerupai bulu-bulu halus yang ujungnya berwarna kuning, sementara pada dasar bunga berwarna merah. Buahnya memanjang, berwarna hitam kala masak dan biasa gugur ketika sehabis matang dalam keadaan terpecah. Setiap panjang tangkainya berukuran 7-10 sentimeter.
Adenanthera pavonina L.
 Klasifikasi
Kingdom         :Plantae
Divisi               :Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Fabales
Famili              : Fabaceae 
Genus              : Adenanthera
Spesies            : Adenanthera pavonina L.

Deskripsi
    pohon yang buahnya menyerupai petai (tipe polong) dengan bijinya kecil berwarna merah. Tumbuhan ini berasal dari Asia Selatan namun sekarang telah tersebar pantropis. Tumbuhan ini juga mudah ditemui di pantai. Daunnya menyirip ganda, seperti kebanyakan anggota suku polong-polongan lainnya. Saga pohon (Adenanthera pavonina) berbeda dengan Saga rambat (Abrusprecatorius) yang mengandung racun. Saga pohon memiliki biji yang lebih besar berwarna merah terang, dengan batang pohon yang tinggi, dan daun yang lebih kecil. Bijinya mengandung asam lemak sehingga dapat menjadi sumber energi alternatif (biodiesel). Kayunya keras sehingga banyak dipakai sebagai bahan bangunan serta mebel.Berbiji merah dan kering, simpodial, daun majemuk ganda satu.
Eucalyptus  alba
Klasifikasi
Kingdom          :Plantae
Divisi               :Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Fabales
Famili              : Fabaceae 
Genus              :
Eucalyptus 
Spesies             : Eucalyptus  alba
           
Deskripsi
            Arah tumbuh kulit batang terpilin karena terserang penyakit kanker, mengelupas, daun menghasilkan minyak yang berbau hangat seperti minyak kayu putih karena mengandung banyak kelenjer minyak. Daun tersusun berseling. Buah berbentuk kapsul, merekah di ujung      
Penyebaran endemik di Australia. Dapat beradaptasi pada habitat hutan dataran rendah dan hutan pegunungan rendah pada ketinggian 1800 mdpl.
Habitus Pohon yang kokoh dan tidak menggugurkan daun bertajuk bulat atau tidak beraturan, tinggi hingga 20 m dan gemang mencapai 90 cm. Berakar tunjang, kuat Batang Kadang-kadang berbatang bengkok, bercabang rendah. Kulit batang kasar, hijau gelap pada batang bagian bawah sedang pada batang dibagian atas halus dan berwarna abu-abu terang. Daun-daunnya terletak berhadapan, bertangkai 1-3,5 cm. Helaian daun bundar telur terbalik agak jorong sampai jorong lonjong, 5-25 x 2-10 cm, pangkal berbentuk pasak atau membundar, ujung tumpul atau agak melancip, bertepi rata, menjangat tebal dengan tepi yang tipis dan agak tembus pandang. Hijau tua berkilat di sebelah atas, daun jamblang agak berbau terpentin apabila diremas. Daun yang muda berwarna merah jambu.
Pandanus conoideus
Klasifikasi:
Kingdom          :Plantae
Divisi               :Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Myrtales
Famili              : Myrtaceae         
Genus              :
Pandanus 
Spesies             : Pandanus conoideus       
Deskripsi
            Daun lanset, batang berduri, obat Kanker, HIV, daunnya untuk tikar dan penyedap. Biasa tumbuh di pantai. Pandanus conoideus merupakan anggota famili Pandanaceae (pandan-pandanan) dengan tinggi hingga mencapai 15 meter. Hidup merumpun hingga belasan batang. Batang pohon buah merah berwarna coklat dengan bercak putih, berbentuk bulat dan mempunyai hingga lima cabang. Pada batangnya juga terdapat akar udara yang menggantung sampai ketinggian 1 m dari pangkal batang.
Buah merah digunakan oleh masyarakat sebagai penyedap makanan yang bernilai gizi tinggi karena mengandung beta-karoten, pewarna alami yang tidak mengandung logam berat dan mikroorganisme berbahaya. Selain itu buah merah difungsikan sebagai penunjang makanan pokok sehari-hari, dan obat berbagai penyakit yaitu kanker, HIV, malaria, kolesterol, diabetes melitus, asam urat dan osteoporosis. Ampas buah merah dapat pula dimanfaatkan sebagai pakan unggas sedangkan bagian akarnya dapat dibuat tali, pengikat dan tikar kemudian batangnya sebagai papan rumah
Inocarpus fagiferus
Klasifikasi
Kingdom          :Plantae
Divisi               :Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Myrtales
Famili              : Myrtaceae         
Genus              :
Inocarpus 
Spesies             : Inocarpus fagiferus


Deskripsi
 Tinggi mencapai 30 m dengan garis tengah batang 65 cm. Batang sering kali beralur tidak teratur, kadang-kadang berakar banir, percabangan merunduk, kulit batang bagian dalam mengandung cairan merah. Daun berseling, tunggal, kaku menyerupai kulit, lonjong, berdaun penumpu kecil, daun muda berwarna pink. Perbungaan aksiler, majemuk bulir, panjang sampai 17 cm, bunga kecil dan berbau wangi. Tabung kelopak dengan 2 - 5 gigi-gigi, daun mahkota 5 dan berwarna kekuningan, benang sari 10. Buah polong dengan 1 biji yang gepeng, berbentuk ginjal dan tidak pecah. Biji mencapai panjang 8 cm, kulit biji keras dengan endosperm putih.
Tumbuh di daerah yang berawa-rawa atau di paya-paya dan di pinggir-pinggir sungai. Buah bisa mengapung lebih dari satu bulan di atas air laut tetapi viabilitas biji cepat hilang. Tumbuh mulai dari ketinggian 0 – 500 mdpl.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar