BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sekolah tinggi suatu
organisasi didalamnya terhimpun kelompok–kelompok manusia yang masing-masing
baik secara perorangan maupun kelompok saling mendahulukan kerja sama untuk mendahulukan pencapaian tujuan. Kelompok-kelompok manusia yang dimaksud
adalah sumber daya manusia yang terdiri dari : Kepala sekolah, guru-guru, dan
tenaga administrasi / staff, peserta didik, dari kelompok orang tua siswa.
Administrasi berasal dari kata
bahasa inggris yaitu
ad yang artinya intensif, sedangkan minidrasi adalah
melayani, membantu atau mengerahkan secara intensif (terus menerus).
sedangkan administrasi dalam arti sempit merupakan setiap menyusun keterangan-keterangan
secara sistematis dan pencatetanya secara tertulis, dan dalam arti luas
administrasi merupakan kegiatan atau
rangkaian kegiatan yang merupakan suatu proses pengelola dari rangkaian yang
menyeluruh dan yang bersifat dinamis.
Sekolah
merupakan instansi pendidikan yang berintregitas antara komponen yang satu dengan
yang lain. Salah satu komponen pendukung yang penting dalam instansi
pendidikan, dalam hal ini sekolah adalah tenaga administrasi. Peran dari tenaga
administrasi sekolah sangatlah penting dalam mendukung kesuksesan dan
kelancaran tata administrasi sekolah. Di dalam menangani tata adminsitrasi
sekolah dibutuhkan suatu keahlian dan kemampuan yang cukup dalam bidang
administrasi. Oleh karena itu sumber daya manusia dalam hal ini tenaga
administrasi menjadi komponen yang penting dalam suatu sekolah.
Kelas adalah
sebuah ruang dilembaga pendidikan yang merupakan wadah tempat terjadinya proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan mentransfer ilmu pengetahuan dan
keterampilan kepada siswa sehingga terjadilah perubahan tingkah laku. Agar
pelaksanaan kegiatannya berjalan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan
pendataan terhadap seluruh komponen pembelajaran untuk diolah, dan dilaporkan
hasilnya kepada kepala sekolah yaitu berupa administrasi kelas. Dengan
administrasi / pengelolaan kelas yang baik dan menarik dapat mendorong siswa
untuk belajar dengan baik, yang memungkinkan tercapainya hasil yang baik pula,
dan pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan secara maksimal.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
administrasi kelas?
2.
Apa perbedaan kurikulum 2013 dengan
KTSP?
3.
Apa peran guru dalam administrasi?
4.
Bagaimana langkah-langkah
pelaksanaan evaluasi pembelajaran?
5.
Bagaimana fungsi admnistrasi?
6.
Apa faktor-faktor yang mempengaruhi administrasi kelas?
C. Tujuan
1.
Agar memahami pengertian
administrasi
2.
Untuk mengetahui perbedaan kurikulum
2013 dengan KTSP
3.
Untuk mengetahui peran guru dalam administrasi
4.
Dapat memahami langkah-langkah pelaksanaan evaluasi
pem-belajaran
5.
Dapat memahami fungsi administrasi kelas
6.
Dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
administrasi kelas
D. Tempat Observasi
Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Cirebon
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Administrasi
Administrasi dapat dipandang sebagai
proses dan dapat pula dipandang sebagai tugas (kewajiban). Administrasi sebagai
proses sama dengan administrasi dalam arti luas. Administrasi sebagai tugas
(kewajiban) dalam konteks pendidikan disebut juga administrasi sekolah yang
antara lain meliputi enam hal, yaitu:
1)
administrasi peserta didik
2)
administrasi tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan, serta struktur organisasinya,
3)
administrasi keuangan
4)
administrasi sarana prasarana
5)
administrasi hubungan sekolah dengan
masyarakat
6)
administrasi layanan khusus (bimbingan
konseling, unit kesehatan siswa, unit koperasi sekolah, dan kegiatan ekstra
kurikuler)
(
Husaini,Usman:2006 ).
Adapun dasar
administrasi adalah sebagai berikut;
1.
Efesiensi, seorang administrasi akan
berhasil dalam tugasnya bilamana dia efesien dalam menggunakan semua
sumber tenaga dana dan fasilitas yang ada.
2.
Prinsip pengelolaan, administrator
akan memperoleh yang paling efektif dan efesien melalui orang lain dengan jalan
melakukan pekerjaan menejemen yakni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan
dan mengontrol.
3.
Prinsip mengutamakan tugas
pengelolaan, maksudnya adalah sebagai petugas seorang administrator harus
mengutamakan tugas pokonya ketimbang tugas lain yang sifatnya penunjang.
4.
Prinsip kepemimpinan yang efektif
yakni memperhatikan dimensi-dimensi hubungan antar manusia
(human relationship), dimensi pelaksanaan tugas dan dimensi situasi (sikon)
yang ada.
5.
Prinsip kerja sama, seorang
administrator akan berhasil baik dalam tugasnya bila ia mampu mengemban kerja
sama di antara orang-orang yang terlibat, baik secara horixontal maupun secara
vertical.
B. Pengertian
Administrasi Kelas
Administrasi kelas adalah segala usaha yang
diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan
menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai
dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha
sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha
sadar itu mengarah pada pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/kondisi
proses belajar, mengajar dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan
dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai (Dirjen PUOD dan Dirjen
Dikdasmen 1996).
Kelas adalah
sebuah ruang dilembaga pendidikan yang merupakan wadah tempat terjadinya proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan mentransfer ilmu pengetahuan dan
keterampilan kepada siswa sehingga terjadilah perubahan tingkah laku. Agar
pelaksanaan kegiatannya berjalan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan
pendataan terhadap seluruh komponen pembelajaran untuk diolah, dan dilaporkan
hasilnya kepada kepala sekolah yaitu berupa administrasi kelas. Dengan
administrasi/pengelolaan kelas yang baik dan menarik dapat mendorong siswa
untuk belajar dengan baik, yang memungkinkan tercapainya hasil yang baik pula,
dan pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan secara maksimal.
C. Aspek dalam Administrasi
kelas
Aspek-aspek yang perlu
diperhatikan dalam manajemen kelas yang baik adalah meliputi sifat kelas,
pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan efektif dan kreatif. (Maman
Rachman :1999)
Secara lebih
terperinci kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan guru dalam memanajemen
kelas sebagai aspek-aspek manajemen kelas yang tertuang dalam petunjuk
pengelolaan kelas adalah:
·
Mengecek
kehadiran sisiwa.
·
Mengumpulkan
hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut.
·
pendistribusian
bahan dan alat secara adil dan proporsional kepada setiap siswa untuk melakukan
praktik atau menggunakan alat dan bahan dalam proses belajarnya.
·
Mengumpulkan
informasi dari siswa.
·
Mencatat
data-data siswa yang menyangkut individu maupun maupun pekerjaan.
·
Pemeliharaan arsip tentang kegiatan
dalam kelas sebagai tanggungjawab bersama sehingga dapat memberikan informasi
baik bagi guru maupun bagi siswa.
·
Memberikan
tugas/PR.
Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi :
·
Denah tempat duduk siswa
·
Papan absensi siswa
·
Daftar pelajaran kelas
·
Daftar piket kelas
·
Buku absensi siswa
·
Buku kegiatan pembelajaran / buku
kelas
·
Tata tertib siswa
D. Ruang
Lingkup Administrasi
kelas
·
Pengaturan
Orang (Siswa)
Pengaturan orang atau siswa adalah
bagaimana mengatur dan menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi
intelektual dan perkembangan emosionalnya.
·
Pengaturan Fasilitas
Pengaturan fasilitas adalah kegiatan
pengaturan fisik kelas sehingga seluruh siswa dapat terfasilitasi dalam
aktivitasnya didalam kelasdan siswa merasa nyaman, senang, aman serta belajar
dengan baik.
Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan kami di salah satu sekolah yang ada dikabupaten
cirebon yaitu SMP MUHAMADIYAH 2 CIREBON yang berada di daerah kedawung. Menurut
bapak Sofi Azhari menjelaskan bahwa aspek-aspek Administrasi Kelas sebagai
berikut ;
1. Evaluasi Pembelajaran
Nurgiyantoro (1988:5) menyebutkan bahwa
evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut
menjelaskan bahwa evaluasi yang bersinonim dengan penilaian tidak sama
konsepnya dengan pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep
ini sering didapatkan ketika masalah evaluasi pendidikan dibicarakan.
Dikatakannya bahwa penilaian berkaitan dengan aspek kuantitatif dan
kualitatif, pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif, sedangkan tes hanya
merupakan salah satu instrumen penilaian. Meskipun berbeda, ketiga konsep ini
merupakan satu kesatuan dan saling memerlukan. Hal senada juga disampaikan oleh
Nurgiyantoro (1988) dan Sudijono (2006).
Menurut bapak Sofi bahwa aturan baku
tergantung dari tiap guru mengembangkan, diterapkan juga evaluasi lisan.
Evaluasi lisan itu seperti guru yang memberikan ulangan harian tapi tidak
dengan menggunakan kerta jadi sistemnya secara langsung dan dijawab oleh
siswanya secara langsung. Uts tergantung setiap sekolahnya menerapkan atau
tidaknya. Setiap sekolah mempunyai cara tersendiri dalam menerapkan suatu
evaluasi pembelajaran, di smp muhammadiyah sendiri diterapkan tes pekan
kreatif, tes pekan kreatif itu sama seperti pentas seni jadi guru bisa
menilainya dengan adanya pekan kreatif tersebut karena setiap siswanya
diwajibkan untuk ikut dalam pekan kreatif tersebut.
Kegiatan
evaluasi tentu saja tak dapat dilakukan tanpa prosedur yang jelas. Ada
prinsip-prinsip evaluasi yang sepatutnya diterapkan oleh peserta didik. Tanpa
mengikuti prinsip ini dikhawatirkan hasil evaluasi tidak akan valid, tidak
reliabilitas, tidak objektif, dan tidak praktis menggambarkan kemampuan belajar
peserta didik.
Secara umum, kegunaan data evaluasi adalah sebagai dasar untuk mengambil
sebuah keputusan dan secara khusus dapat dirinci sebagai berikut:
a.
Administratif:
Administrator menggunakan hasil evaluasi untuk pengelompokkan kelas, melengkapi
laporan-laporan untuk wali murid, memberikan informasi untuk menempatkan siswa
jika dia pindah sekolah, dan melengkapi laporan kemajuan sekolah kepada
instansi yang lebih tinggi.
b.
Instruksional:
Supervisor dan guru menggunakan hasil evaluasi untuk membantu meningkatkan cara
mengajar guru agar lebih baik.
c.
Bimbingan dan
Penyuluhan: Hasil yang diperoleh dari berbagai teknik evaluasi seperti tes
intelegensi, achievement test, attitude test, catatan observasi, catatan
harian, interest inventories, dan catatan kumulatif dapat digunakan.
d.
Penyelidikan: Hasil
yang diperoleh digunakan untuk menyelidiki apakah ada ketidaksesuaian atau
ketidakberesan dalam program, baik dari segi siswa, guru, kurikulum, ataupun
lainnya.
Adapun langkah-langkah
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran yaitu :
1) Langkah Perencanaan
Tidak akan berlebihan kiranya kalau diketahui di sini
bahwa, sukses yang akan dapat dicapai oleh suatu program evaluasi telah turut
ditentukan oleh memadai atau tidaknya langkah-langkah yang dilaksanakan dalam
perencanaan ini. Sukses atau tidaknya suatu program evaluasi pada hakikatnya
turut menentukan oleh baik tidaknya perencanaan. Makin sempurna kita melakukan
langkah pokok perencanaan ini makin sedikitlah kesulitan-kesulitan yang akan
kita jumpai dalam melaksanakan langkah-langkah berikutnya.
2)
Langkah
Pengumpulan Data
Soal pertama yang kita hadapi dalam melakukan langkah
ini ialah menentukandata apa saja yang kita butuhkan untuk melakukan tugas
evaluasi yang kita butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi yang kita hadapi
dengan baik. Kalau kita rangkumkan kembali uraiannya maka kita dapat jalan
pikiran yaitu rumusan tentang tugas kita sebagai seorang pengajar dalam suatu
usaha pendidikan menghasilkan ketentuan-ketentuan tentang tujuan yang harus
kita capai dengan materi yang kita ajarkan.
3) Langkah Penelitian Data
Data yang telah terkumpul harus disaring lebih dahulu
sebelum diolah lebih lanjut, proses penyaringan ini kita sebut penelitian data
atau verifikasi data dan maksudnya ialah untuk memisahkan data yang “baik” yang
akan dapat memperjelas gambaran yang akan kita peroleh mengenai individu yang
sedang kita evaluasi, dari data yang kurang baik yang hanya akan merusak atau
mengaburkan gambaran yang akan kita peroleh apa bila turut kita olah juga. Oleh
karna itu kita selalu menyadari baik buruknya setiap data yang kita
pergunakan untuk memperoleh data langsung dari orang yang bersangkutan oleh
karena itu dalam evaluasi yang baik, kkita selalu berusaha untuk hanya
mempergunakan alat-alat yang sebaik-baiknya yang tersedia bagi kita.
4) Langkah-Langkah Pengolahan Data
Langkah pengolahan data dilakukan untuk memberikan
“makna” terhadap data yang pada kita. Jadi hal ini berarti bakwa tanpa kita
olah, dan diatur lebih dulu data itu sebenarnya tidak dapat menceritakan suatu
apapun kepada kita. Sering sekali seorang memiliki data yang cukup lengkap
tentang seorang murid atau sekelompok murid yang sedang dievalusinya tetapi karena
ia kurang pandai mengolah data yang dimilikinya tadi tidak banyaklah arti atau
makna yang dapat dikeluarkannya dari datanya. Fungsi pengolahan data dalam
proses evaluasi yang perlu disadari benar-benar pada tarafmemperoleh gambaran
yang selengkap-lengkapnya tentang diri orang yang sedang di evaluasi.
5) Langkah Penafsiran Data
Kalau kita perhatikan segenap uraian yang telah di
sajikan mengenai langkah data tadi akan segera tampak pada kita bahwa
memisahkan langkah penafsiran dari langkah pengolahan sebenarnya merupakan
suatu pemisahan yang terlalu dibuat-buat. Memang dalam praktek kedua langkah
ini tidak dipisah-pisahkan kalau kita melakukan suatu pengolahan terhadap
sekumpulan data, dengan sendirinya kita akan memperoleh “tafsir” makna data
yang kita hadapi.
6) Langkah Meningkatkan Daya Serap Peserta Didik
Hasil
pemikiran memiliki fungsi utama untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta
didik. Hasil pengukuran secara umum dapat dikatakan bisa membantu, memperjelas
tujuan instruksional, menentukan kebutuhan peserta didik, dan menentukan
keberhasilan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran.
7) Laporan Hasil Penelitian
Pada akhir penggal waktu proses pembelajaran, antara
lain akhir catur wulan, akhir semester, akhir tahun ajaran, akhir jenjang per
sekolahan, diperlukan suatu laporan kemajuan peserta didik, yang selanjutnya
merupakan laporan kemajuan sekolah. Laporan ini akan memberikan bukti sejauh
mana pendidikan yang diharapkan oleh anggota masyarakat khususnya orang tua
peserta didik dapat tercapai.
2. Kurikulum KTSP dengan KURTILAS
Dalam pelaksanaan kurikulum, tugas guru adalah
mengkaji kurikulum tersebut melalui kegiatan perseorangan atau kelompok (dapat
dengan sesama guru disekolah, dengan guru di sekolah lain atau dengan kepala
sekolah personel pendidikan lain seperti pengawas). Dengan demikian, guru dan
kepala sekolah memahami kurikulum tersebut sebelum dilaksanakan.
Perencanaan dan pengembangan kurikulum di sekolah
antara lain meliputi: (a)penyusunan kalender pendidikan untuk tingkat sekolah
berdasarkan kalender pendidikan yang disusun pada tingkat kanwil dan (b)
menyusun jadwal pelajaran untuk disekolah.
Adapun komponen kurikulum yaitu;
a.
Tujuan
institusional sekolah menengah
b.
Struktur
program kurikulum sekolah menengah
c.
Garis-garis
besar program pengajaran (GBPP)
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP
secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah
dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang
diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor
22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang
dikeluarkan oleh BSNP. Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar
sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur
dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan
silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan SI dan SKL.
Kurikulum
2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam Rintisan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tetapi belum terselesaikan karena
desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
2006. Rumusannya berdasarkan sudut pandang yang berbeda dengan kurikulum berbasis
materi
Kurikulum
2013 ini merupakan Kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan oleh
Pemerintah, karena ini merupakan
perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan karena
banyaknya masalah dan salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum yang kurang
tepat.
Menurut
bapak Sofi mengemukakan bahwa di SMP Muhammadiyah 2 cirebon saat ini belum
diterapkan sistem kurikulum 2013, tetapi masih menggunakan kurikulum KTSP. Dikarenakan
baru beberapa sekolah yang ada di kabupaten cirebon yang baru menerapkan
KURTILAS, kemungkinan tahun ajaran baru semua sekolah menengah pertama akan
menerapkan KURTILAS. Menurut Bapak Sofi sendiri KURTILAS itu lebih rumit
dibandingkan dengan KTSP dikarenakan KURTILAS lebih menerapkan prakteknya
dengan hasilnya dibandingkan dengan teori. Didalam KURTILAS sendiri setiap guru
wajib mempunyai keahlian tersendiri agar sesuai dengan KURTILASnya sendiri.
KURTILAS lebih lengkap dibandingkan dengan KTSP. Dalam KURTILAS juga setiap
guru itu diwajibkan hafal dengan semua siswanya agar memberikan penilaian tidak
hanya diliat dari angkanya saja tetapi sikap psikomotor, motorik dan afektif.
Kurikulum
2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada
sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi
pada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan
yang lama. Begitu pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP. Berikut
ini adalah perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP.
No.
|
Kurikulum
2013
|
KTSP
|
1
|
SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan
terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru
ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang
dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013
|
Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui
Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi
Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006
|
2
|
Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft
skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan
|
lebih menekankan pada aspek pengetahuan
|
3
|
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI
|
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
|
4
|
Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan
jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP
|
Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata
pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013
|
5
|
Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan
semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan
ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri
dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
|
Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari
Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
|
6
|
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan
sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran
|
TIK sebagai mata pelajaran
|
7
|
Standar penilaian menggunakan penilaian otentik,
yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil.
|
Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan
|
8
|
Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
|
Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
|
9
|
Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang
SMA/MA
|
Penjurusan mulai kelas XI
|
10
|
BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa
|
BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa
|
3. Absen, Pembayaran SPP, Uang Tabungan
dan Uang Kas
Hasil wawancara dengan Bapak Sofi mengatakan
bahwa absen yang ada di smp muhammadiyah sendiri persentasenya 85% dengan
aturan, 3hari berturut-turut tidak masuk wali kelas mencari informasi dengan
tahapan-tahapan, tahapan pertama wali kelas kepada guru BK, tahapan kedua guru
BK kepada kesiswaan dan tahap yang terakhir itu sumber dengan siswa itu
sendiri. Selain itu ada aturan yang diperbolehkan meminta ijin melalui via sms
atau via tlpn kepada wali kelasnya tetapi harus orang tuanya yang berbicara
kepada wali kelasnya.
Dalam suatu
lembaga pendidikan, biaya pendidikan merupakan salah satu komponen penunjang
yang penting, yang sifatnya melengkapi akan tetapi tidak dapat ditinggalkan.
Dalam kondisi yang sangat terpaksa, pendidikan masih akan dapat berlangsung tanpa
adanya biaya. Akan tetapi, setiap usaha peningkatan kualitas pendidikan selalu
mempunyai akibat keuangan. Penanggung jawab administras biaya pendidikan adalah
kepala sekolah. Administrasi keuangan meliputi kegiatan perencanaan,
penggunaan, pencatatan, pelapoaran, dan pertanggungjawaban dana yang
dialokasikan untuk penyelenggaraan sekolah. Tujuan administrasi ini adalah
untuk mewujudkan suatu tertib administrasi keuangan, sehingga pengurusnya dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Keuangan
sekolah menengah dapat diperoleh dari dana Anggaran Penerimaan dan Belanja
Negara (APBN), bantuan (kalau ada) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD), serta bantuan masyarakat. Dana APBN terdiri dari dana rutin dan dana
pembangunan. Dana APBD dapat berasal dari Pemerintah Tingkat I atau Tingkat II.
Dana dari masyarakat diperoleh dari dana yang dikumpulkan oleh Badan Pembantu
Penyelenggara Pendidikan (BP3), serta bantuan masyarakat lainnya.
Dalam
pembayaran spp sekolah ini tidak memungut biaya sedikitpun tetapi mempunyai
cara tersendiri dengan menggunakan uang tabungan yang siswanya diwajibkan tiap
bulan membayar uang tabungan sebesar 22 ribu rupiah dengan rincian 11 ribu
untuk study tour yang akan dilaksanakan ketika siswa tersebut kelas 3, dan 11
ribunya lagi digunakan untuk pembayaran ujian . Sistem pembayarannya bisa
dilakukan setiap bulannya atau siswa bisa membayar sekaligus.
Menurut bapa
sofi yang menjadi wali kelas 7B dengan jumlah siswa 36 dalam setiap minggunya
membayar uang kas dua kali dalam satu minggu sebesar seribu rupiah yang
nantinya uang tersebut akan digunakan untuk acara kelas tersebut setelah
pembagian raport.
4. Inventaris kelas dan Uang Gedung
Sarana
dan prasarana pendidikan yang ada disekolah atau lembaga pendidikan lainnya ada
yang berasal dari pemerintah ada juga yang berasal dari usaha sendiri, seperti:
membeli, membuat sendiri, sumbangan, dan sebagainya. Semua barang yang ada
tersebut hendaknya diinventarisir, melalui inventarisasi memungkinkan dapat diketahui
jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan, ukuran, harga dan sebagainya.
Khususnya untuk sarana dan prasarana yang berasal dari pemarintah (milik
Negara) wajib diadakan inventarisasi secara cermat, dengan menggunakan
format-format yang telah ditetapkan, atau mencatat semua barang
inventarisasinya di dalam Buku Induk Barang Inventaris dan Buku Golongan Barang
Inventaris.
Dalam
sekolah SMP Muhammadiyah sendiri tidak memungut pembayaran uang gedung
melainkan sekolah ini memberikan bonus kepada siswa yang mendaftar menjadi
murid baru di sekolah ini.
Seperti yang
di ungkapkan bapak sofi mengatakan inventaris kelas apabila sekolah mempunyai
dana untuk mengganti inventaris kelas maka inventaris kelas tersebut akan
diganti tetapi apabila tidak mempunyai dana yang rusak hanya diperbaiki.
Pemeliharaan
merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang,
sehingga barang tersebut selalu dalam kondisi baik dan siap pakai.
Pelaksanaan barang inventaris meliputi:
a)
Perawatan
b)
Pencegahan kerusakan
c)
Penggantian
ringan
Melaksanakan
Administrasi Inventarisasi dan Kelengkapan sekolah bertanggung jawab kepada
Kepala Tata Usaha, dengan rincian tugas sebagai berikut:
a.
Mencatat Penerimaan Barang
Inventaris dan Non Inventaris
b.
Mengisi Buku Induk Inventaris
c.
Mengisi Buku Golongan Inventaris
d.
Membuat Buku Penerimaan dan
Pengeluaran Barang Non Inventaris
e.
Membuat Buku Pengeluaran /
Penggunaan Barang Inventaris
f.
Membuat Kode / Sandi pada Barang
Inventaris
g.
Membuat Laporan Keadaan Barang
Inventaris
h.
Mengisi Kartu Barang
i.
Membuat Berita Acara Penghapusan
Barang Inventaris
j.
Menyimpan Dokumen Kepemilikan
Barang-barang Inventaris dan dokumen lainnya
k.
Membuat Daftar kebutuhan Sarana atau
Prasarana atau ruang
l.
Membuat Daftar Pengumuman Barang
Inventaris pada setiap ruangan
Adapun tujuan dari administrasi sarana dan prasarana itu adalah :
1)
mewujudkan situasi dan kondisi
sekolah yang baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar
,yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2)
Menghilangkan
berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi dalam
pembelajaran
3)
Menyediakan
dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan
siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa
dalam proses pembelajaran
4)
Membina dan
membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta
sifat- sifat individunya.
E.
Faktor yang mempengaruhi Administrasi
kelas
1. Kondisi fisik
·
Ruangan tempat berlangsungnya proses
belajar mengajar.
·
Pengaturan tempat duduk.
·
Ventilasi dan pengaturan cahaya.
·
Pengaturan penyimpanan
barang-barang.
2. Kondisi
Sosio-Emosional
·
Tipe kepemimpinan.
·
Sikap guru.
·
Suara guru.
· Pembinaan
hubungan baik (raport).
3. Kondisi
Organisasional
Dengan kegiatan rutin yang secara organisasional telah diatur secara
jelasdan telah dikomunikasikan kepada semua siswa secara terbuka sehingga jelas
bagi mereka, akan menyebabkan tertanamnya pada diri setiap siswa kebiasaan yang
baik. Kegiatan rutinitas tersebut antara lain:
·
Pergantian
pelajaran
·
Guru
berhalangan hadir
·
Masalah
antar siswa
·
Upacara
bendera
·
Kegiatan
lain.
F.
Peran Guru dalam Administrasi
Guru merupakan salah satu
pelaku dalam kegiatan sekolah. Oleh karena itu ia dituntut untuk mengenal
tempat bekerjanya itu. Pemahaman tentang apa yang terjadi di sekolah akan
banyak membantu mereka memperlancar tugasnya sebagai pengelola langsung proses
belajar mengajar. Guru perlu memahami faktor-faktor yang langsung dan
tidak langsung menunjang proses belajar mengajar.
Di
bawah ini, kegiatan administrasi kelas sekaligus peranan guru dalam
pelaksanaan administrasi kelas itu meliputi :
1. Mengecek absensi siswa
2. Melaksanakan
kurikulum
3. Mengembangkan
kurikulum
4. Mengembangkan
RPP
5. Mengelola
keuangan kelas
6. Mengevaluasi
pembelajaran
G.
Fungsi Administrasi Kelas
1.
Merencanakan
Merencanakan
dalah membuat suatu target-target yang akan dicapai atau diraih dimasa depan.
2.
Mengorganisasikan
Mengorganisasikan
berarti: (1) menetukan sumberdaya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan organisai (2) mampu membawa organisasi pada tujuan, (3) menugaskan
seseorang atau kelompok orang dalam suatu tanggung jawab tugas dan fungsi
tertentu, (4) mendelegasikan wewenang kepada individu yang behubungan dengan
keleluwasaan melaksanakantugas.
3. Memimpin
4. Mengendalikan
Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas yang
direncanakan.
H.
Tujuan Administrasi
kelas
Administrasi
kelas pada umumnya untuk
meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam pencapaian tujuan belajar.
Ketercapaian tujuan
pengelolaan kelas seperti dikemukakan oleh a.c.wragg dapat dilihat dari:
·
Anak-anak
memberikan respon yang setimpal terhadap perlakuan yang sopan dan penuh
perhatian dari guru.
·
Mereka akan
bekerja dengan rajin dan penih konsentrasi dalam melakukan tugas-tugas yang
sesuai dengan kemampuannya.
BAB
III
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil uraian dan penjelasan hasil observasi pengelolaan pembelajaran tersebut
dapat disimpulkan bahwa:
1. Administrasi
dapat dipandang sebagai proses dan dapat pula dipandang sebagai tugas.
2.
Administrasi kelas adalah segala
usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan
menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai
dengan kemampuan.
3.
Aspek dalam Administrasi kelas
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas yang baik adalah
meliputi sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan efektif
dan kreatif.
4.
Ruang
Lingkup Administrasi kelas
·
Pengaturan orang (siswa)
·
Pengaturan fasilitas
5. Kurikulum
2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam Rintisan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tetapi belum terselesaikan karena
desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
2006.
6. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia.
7.
Faktor yang
mempengaruhi Administrasi kelas
·
Kondisi
fisik
·
Kondisi
Sosio-Emosional
·
Kondisi
Organisasional
8.
Fungsi
Administrasi Kelas
·
Merencanakan
·
Mengorganisasikan
·
Memimpin
·
Mengendalikan
DAFTAR PUSTAKA
Anas Sudijono (2006). Pengantar
evaluasi pendidikan. Jakarta: Grafindo
Depdiknas. 1995.
Pedoman Pengembangan Siiabus dan Sistem Pengujian.Jakarta: Direktorat
Pendidikan Menengah Umum.
Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen. 1996. Pengelolaan
Kelas. Seri Peningkatan Mutu 2. Jakarta : Depdagri dan Depdikbud.
Husaini,
usman. 2006. Manajemen:
Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Maman,
Rachman. 1999. Manajemen Kelas,
Jakarta: Depdiknas.
Supandi. 1996. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Departemen
Agama Universitas Terbuka.
Winarno,
Hamiseno. 1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar