Minggu, 23 November 2014

makalah administrasi kelas



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sekolah tinggi suatu organisasi didalamnya terhimpun kelompok–kelompok manusia yang masing-masing baik secara perorangan maupun kelompok saling mendahulukan kerja sama untuk mendahulukan pencapaian tujuan. Kelompok-kelompok manusia yang dimaksud adalah sumber daya manusia yang terdiri dari : Kepala sekolah, guru-guru, dan tenaga administrasi / staff, peserta didik, dari kelompok orang tua siswa.
Administrasi berasal dari kata bahasa inggris yaitu
ad yang artinya intensif, sedangkan minidrasi adalah melayani, membantu atau mengerahkan secara intensif (terus menerus).
            sedangkan administrasi dalam arti sempit merupakan setiap menyusun keterangan-keterangan secara sistematis dan pencatetanya secara tertulis, dan dalam arti luas administrasi  merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan yang merupakan suatu proses pengelola dari rangkaian yang menyeluruh dan yang bersifat dinamis.
Sekolah merupakan instansi pendidikan yang berintregitas antara komponen yang satu dengan yang lain. Salah satu komponen pendukung yang penting dalam instansi pendidikan, dalam hal ini sekolah adalah tenaga administrasi. Peran dari tenaga administrasi sekolah sangatlah penting dalam mendukung kesuksesan dan kelancaran tata administrasi sekolah. Di dalam menangani tata adminsitrasi sekolah dibutuhkan suatu keahlian dan kemampuan yang cukup dalam bidang administrasi. Oleh karena itu sumber daya manusia dalam hal ini tenaga administrasi menjadi komponen yang penting dalam suatu sekolah.
Kelas adalah sebuah ruang dilembaga pendidikan yang merupakan wadah tempat terjadinya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada siswa sehingga terjadilah perubahan tingkah laku. Agar pelaksanaan kegiatannya berjalan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan pendataan terhadap seluruh komponen pembelajaran untuk diolah, dan dilaporkan hasilnya kepada kepala sekolah yaitu berupa administrasi kelas. Dengan administrasi / pengelolaan kelas yang baik dan menarik dapat mendorong siswa untuk belajar dengan baik, yang memungkinkan tercapainya hasil yang baik pula, dan pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan secara maksimal.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan administrasi kelas?
2.      Apa perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP?
3.      Apa peran guru dalam administrasi?
4.      Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan evaluasi pembelajaran?
5.      Bagaimana fungsi admnistrasi?
6.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi administrasi kelas?
C.    Tujuan
1.      Agar memahami pengertian administrasi
2.      Untuk mengetahui perbedaan kurikulum 2013 dengan KTSP
3.      Untuk mengetahui peran guru dalam administrasi
4.      Dapat memahami langkah-langkah pelaksanaan evaluasi pem-belajaran
5.      Dapat memahami fungsi administrasi kelas
6.      Dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi administrasi kelas
D.    Tempat Observasi
Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Cirebon












BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Administrasi
Administrasi dapat dipandang sebagai proses dan dapat pula dipandang sebagai tugas (kewajiban). Administrasi sebagai proses sama dengan administrasi dalam arti luas. Administrasi sebagai tugas (kewajiban) dalam konteks pendidikan disebut juga administrasi sekolah yang antara lain meliputi enam hal, yaitu:
1)      administrasi peserta didik
2)      administrasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, serta struktur organisasinya,
3)      administrasi keuangan
4)      administrasi sarana prasarana
5)      administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat
6)      administrasi layanan khusus (bimbingan konseling, unit kesehatan siswa, unit koperasi sekolah, dan kegiatan ekstra kurikuler)
( Husaini,Usman:2006 ).
Adapun dasar administrasi adalah sebagai berikut;
1.      Efesiensi, seorang administrasi akan berhasil dalam tugasnya bilamana dia efesien dalam menggunakan semua sumber tenaga dana dan fasilitas yang  ada.
2.      Prinsip pengelolaan, administrator akan memperoleh yang paling efektif dan efesien melalui orang lain dengan jalan melakukan pekerjaan menejemen yakni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengontrol.
3.      Prinsip mengutamakan tugas pengelolaan, maksudnya adalah sebagai petugas seorang administrator harus mengutamakan tugas pokonya ketimbang tugas  lain yang sifatnya penunjang.
4.      Prinsip kepemimpinan yang efektif yakni memperhatikan dimensi-dimensi   hubungan antar manusia (human  relationship), dimensi pelaksanaan tugas dan dimensi situasi (sikon) yang ada.
5.      Prinsip kerja sama, seorang administrator akan berhasil baik dalam tugasnya bila ia mampu mengemban kerja sama di antara orang-orang yang terlibat, baik secara horixontal maupun secara vertical.
B.     Pengertian Administrasi Kelas
   Administrasi kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan. Atau dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah pada pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar, mengajar dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen 1996).
Kelas adalah sebuah ruang dilembaga pendidikan yang merupakan wadah tempat terjadinya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada siswa sehingga terjadilah perubahan tingkah laku. Agar pelaksanaan kegiatannya berjalan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan pendataan terhadap seluruh komponen pembelajaran untuk diolah, dan dilaporkan hasilnya kepada kepala sekolah yaitu berupa administrasi kelas. Dengan administrasi/pengelolaan kelas yang baik dan menarik dapat mendorong siswa untuk belajar dengan baik, yang memungkinkan tercapainya hasil yang baik pula, dan pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan secara maksimal.
C.    Aspek dalam Administrasi kelas
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas yang baik adalah meliputi sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan efektif dan kreatif. (Maman Rachman :1999)
Secara lebih terperinci kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan guru dalam memanajemen kelas sebagai aspek-aspek manajemen kelas yang tertuang dalam petunjuk pengelolaan kelas adalah:
·         Mengecek kehadiran sisiwa.
·         Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut.
·         pendistribusian bahan dan alat secara adil dan proporsional kepada setiap siswa untuk melakukan praktik atau menggunakan alat dan bahan dalam proses belajarnya.
·         Mengumpulkan informasi dari siswa.
·         Mencatat data-data siswa yang menyangkut individu maupun maupun pekerjaan.
·         Pemeliharaan arsip tentang kegiatan dalam kelas sebagai tanggungjawab bersama sehingga dapat memberikan informasi baik bagi guru maupun bagi siswa.
·         Memberikan tugas/PR.

Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi :
·         Denah tempat duduk siswa
·         Papan absensi siswa
·         Daftar pelajaran kelas
·         Daftar piket kelas
·         Buku absensi siswa
·         Buku kegiatan pembelajaran / buku kelas
·         Tata tertib siswa
D.    Ruang Lingkup Administrasi kelas
·         Pengaturan Orang (Siswa)
Pengaturan orang atau siswa adalah bagaimana mengatur dan menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan emosionalnya.
·         Pengaturan Fasilitas
Pengaturan fasilitas adalah kegiatan pengaturan fisik kelas sehingga seluruh siswa dapat terfasilitasi dalam aktivitasnya didalam kelasdan siswa merasa nyaman, senang, aman serta belajar dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kami di salah satu sekolah yang ada dikabupaten cirebon yaitu SMP MUHAMADIYAH 2 CIREBON yang berada di daerah kedawung. Menurut bapak Sofi Azhari menjelaskan bahwa aspek-aspek Administrasi Kelas sebagai berikut ;
1.      Evaluasi Pembelajaran
Nurgiyantoro (1988:5) menyebutkan bahwa evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa evaluasi yang bersinonim dengan penilaian tidak sama konsepnya dengan pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering didapatkan ketika masalah evaluasi pendidikan dibicarakan. Dikatakannya bahwa penilaian berkaitan dengan aspek kuantitatif dan kualitatif, pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif, sedangkan tes hanya merupakan salah satu instrumen penilaian. Meskipun berbeda, ketiga konsep ini merupakan satu kesatuan dan saling memerlukan. Hal senada juga disampaikan oleh Nurgiyantoro (1988) dan Sudijono (2006).
Menurut bapak Sofi bahwa aturan baku tergantung dari tiap guru mengembangkan, diterapkan juga evaluasi lisan. Evaluasi lisan itu seperti guru yang memberikan ulangan harian tapi tidak dengan menggunakan kerta jadi sistemnya secara langsung dan dijawab oleh siswanya secara langsung. Uts tergantung setiap sekolahnya menerapkan atau tidaknya. Setiap sekolah mempunyai cara tersendiri dalam menerapkan suatu evaluasi pembelajaran, di smp muhammadiyah sendiri diterapkan tes pekan kreatif, tes pekan kreatif itu sama seperti pentas seni jadi guru bisa menilainya dengan adanya pekan kreatif tersebut karena setiap siswanya diwajibkan untuk ikut dalam pekan kreatif tersebut.
Kegiatan evaluasi tentu saja tak dapat dilakukan tanpa prosedur yang jelas. Ada prinsip-prinsip evaluasi yang sepatutnya diterapkan oleh peserta didik. Tanpa mengikuti prinsip ini dikhawatirkan hasil evaluasi tidak akan valid, tidak reliabilitas, tidak objektif, dan tidak praktis menggambarkan kemampuan belajar peserta didik.
Secara umum, kegunaan data evaluasi adalah sebagai dasar untuk mengambil sebuah keputusan dan secara khusus dapat dirinci sebagai berikut:
a.       Administratif: Administrator menggunakan hasil evaluasi untuk pengelompokkan kelas, melengkapi laporan-laporan untuk wali murid, memberikan informasi untuk menempatkan siswa jika dia pindah sekolah, dan melengkapi laporan kemajuan sekolah kepada instansi yang lebih tinggi.
b.      Instruksional: Supervisor dan guru menggunakan hasil evaluasi untuk membantu meningkatkan cara mengajar guru agar lebih baik.
c.       Bimbingan dan Penyuluhan: Hasil yang diperoleh dari berbagai teknik evaluasi seperti tes intelegensi, achievement test, attitude test, catatan observasi, catatan harian, interest inventories, dan catatan kumulatif dapat digunakan.
d.      Penyelidikan: Hasil yang diperoleh digunakan untuk menyelidiki apakah ada ketidaksesuaian atau ketidakberesan dalam program, baik dari segi siswa, guru, kurikulum, ataupun lainnya.

Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran yaitu :
1)      Langkah Perencanaan 
Tidak akan berlebihan kiranya kalau diketahui di sini bahwa, sukses yang akan dapat dicapai oleh suatu program evaluasi telah turut ditentukan oleh memadai atau tidaknya langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan ini. Sukses atau tidaknya suatu program evaluasi pada hakikatnya turut menentukan oleh baik tidaknya perencanaan. Makin sempurna kita melakukan langkah pokok perencanaan ini makin sedikitlah kesulitan-kesulitan yang akan kita jumpai dalam melaksanakan langkah-langkah berikutnya.
2)      Langkah Pengumpulan Data
Soal pertama yang kita hadapi dalam melakukan langkah ini ialah menentukandata apa saja yang kita butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi yang kita butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi yang kita hadapi dengan baik. Kalau kita rangkumkan kembali uraiannya maka kita dapat jalan pikiran yaitu rumusan tentang tugas kita sebagai seorang pengajar dalam suatu usaha pendidikan menghasilkan ketentuan-ketentuan tentang tujuan yang harus kita capai dengan materi yang kita ajarkan.
3)      Langkah Penelitian Data 
Data yang telah terkumpul harus disaring lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut, proses penyaringan ini kita sebut penelitian data atau verifikasi data dan maksudnya ialah untuk memisahkan data yang “baik” yang akan dapat memperjelas gambaran yang akan kita peroleh mengenai individu yang sedang kita evaluasi, dari data yang kurang baik yang hanya akan merusak atau mengaburkan gambaran yang akan kita peroleh apa bila turut kita olah juga. Oleh karna itu  kita selalu menyadari baik buruknya setiap data yang kita pergunakan untuk memperoleh data langsung dari orang yang bersangkutan oleh karena itu dalam evaluasi yang baik, kkita selalu berusaha untuk hanya mempergunakan alat-alat yang sebaik-baiknya yang tersedia bagi kita.
4)      Langkah-Langkah Pengolahan Data
Langkah pengolahan data dilakukan untuk memberikan “makna” terhadap data yang pada kita. Jadi hal ini berarti bakwa tanpa kita olah, dan diatur lebih dulu data itu sebenarnya tidak dapat menceritakan suatu apapun kepada kita. Sering sekali seorang memiliki data yang cukup lengkap tentang seorang murid atau sekelompok murid yang sedang dievalusinya tetapi karena ia kurang pandai mengolah data yang dimilikinya tadi tidak banyaklah arti atau makna yang dapat dikeluarkannya dari datanya. Fungsi pengolahan data dalam proses evaluasi yang perlu disadari benar-benar pada tarafmemperoleh gambaran yang selengkap-lengkapnya tentang diri orang yang sedang di evaluasi.
5)      Langkah Penafsiran Data
Kalau kita perhatikan segenap uraian yang telah di sajikan mengenai langkah data tadi akan segera tampak pada kita bahwa memisahkan langkah penafsiran dari langkah pengolahan sebenarnya merupakan suatu pemisahan yang terlalu dibuat-buat. Memang dalam praktek kedua langkah ini tidak dipisah-pisahkan kalau kita melakukan suatu pengolahan terhadap sekumpulan data, dengan sendirinya kita akan memperoleh “tafsir” makna data yang kita hadapi.
6)      Langkah Meningkatkan Daya Serap Peserta Didik
Hasil pemikiran memiliki fungsi utama untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik. Hasil pengukuran secara umum dapat dikatakan bisa membantu, memperjelas tujuan instruksional, menentukan kebutuhan peserta didik, dan menentukan keberhasilan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran.
7)      Laporan Hasil Penelitian
Pada akhir penggal waktu proses pembelajaran, antara lain akhir catur wulan, akhir semester, akhir tahun ajaran, akhir jenjang per sekolahan, diperlukan suatu laporan kemajuan peserta didik, yang selanjutnya merupakan laporan kemajuan sekolah. Laporan ini akan memberikan bukti sejauh mana pendidikan yang diharapkan oleh anggota masyarakat khususnya orang tua peserta didik dapat tercapai.

2.      Kurikulum KTSP dengan KURTILAS
Dalam pelaksanaan kurikulum, tugas guru adalah mengkaji kurikulum tersebut melalui kegiatan perseorangan atau kelompok (dapat dengan sesama guru disekolah, dengan guru di sekolah lain atau dengan kepala sekolah personel pendidikan lain seperti pengawas). Dengan demikian, guru dan kepala sekolah memahami kurikulum tersebut sebelum dilaksanakan.
Perencanaan dan pengembangan kurikulum di sekolah antara lain meliputi: (a)penyusunan kalender pendidikan untuk tingkat sekolah berdasarkan kalender pendidikan yang disusun pada tingkat kanwil dan (b) menyusun jadwal pelajaran untuk disekolah.
Adapun komponen kurikulum yaitu;
a.       Tujuan institusional sekolah menengah
b.      Struktur program kurikulum sekolah menengah
c.       Garis-garis besar program pengajaran (GBPP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP. Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tetapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Rumusannya berdasarkan sudut pandang yang berbeda dengan kurikulum berbasis materi
Kurikulum 2013 ini merupakan Kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan oleh Pemerintah, karena ini  merupakan perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan karena banyaknya masalah dan salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum yang kurang tepat.
Menurut bapak Sofi mengemukakan bahwa di SMP Muhammadiyah 2 cirebon saat ini belum diterapkan sistem kurikulum 2013, tetapi masih menggunakan kurikulum KTSP. Dikarenakan baru beberapa sekolah yang ada di kabupaten cirebon yang baru menerapkan KURTILAS, kemungkinan tahun ajaran baru semua sekolah menengah pertama akan menerapkan KURTILAS. Menurut Bapak Sofi sendiri KURTILAS itu lebih rumit dibandingkan dengan KTSP dikarenakan KURTILAS lebih menerapkan prakteknya dengan hasilnya dibandingkan dengan teori. Didalam KURTILAS sendiri setiap guru wajib mempunyai keahlian tersendiri agar sesuai dengan KURTILASnya sendiri. KURTILAS lebih lengkap dibandingkan dengan KTSP. Dalam KURTILAS juga setiap guru itu diwajibkan hafal dengan semua siswanya agar memberikan penilaian tidak hanya diliat dari angkanya saja tetapi sikap psikomotor, motorik dan afektif.
Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP. Berikut ini adalah perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP.
No.
Kurikulum 2013
KTSP
1
SKL  (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013
Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006
2
Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
lebih menekankan pada aspek pengetahuan
3
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
4
Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP
Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013
5
Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
6
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran
TIK sebagai mata pelajaran
7
Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan
8
Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
9
Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA
Penjurusan mulai kelas XI
10
BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa
BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa

3.      Absen, Pembayaran SPP, Uang Tabungan dan Uang Kas
 Hasil wawancara dengan Bapak Sofi mengatakan bahwa absen yang ada di smp muhammadiyah sendiri persentasenya 85% dengan aturan, 3hari berturut-turut tidak masuk wali kelas mencari informasi dengan tahapan-tahapan, tahapan pertama wali kelas kepada guru BK, tahapan kedua guru BK kepada kesiswaan dan tahap yang terakhir itu sumber dengan siswa itu sendiri. Selain itu ada aturan yang diperbolehkan meminta ijin melalui via sms atau via tlpn kepada wali kelasnya tetapi harus orang tuanya yang berbicara kepada wali kelasnya.
Dalam suatu lembaga pendidikan, biaya pendidikan merupakan salah satu komponen penunjang yang penting, yang sifatnya melengkapi akan tetapi tidak dapat ditinggalkan. Dalam kondisi yang sangat terpaksa, pendidikan masih akan dapat berlangsung tanpa adanya biaya. Akan tetapi, setiap usaha peningkatan kualitas pendidikan selalu mempunyai akibat keuangan. Penanggung jawab administras biaya pendidikan adalah kepala sekolah. Administrasi keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan, pelapoaran, dan pertanggungjawaban dana yang dialokasikan untuk penyelenggaraan sekolah. Tujuan administrasi ini adalah untuk mewujudkan suatu tertib administrasi keuangan, sehingga pengurusnya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Keuangan sekolah menengah dapat diperoleh dari dana Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN), bantuan (kalau ada) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta bantuan masyarakat. Dana APBN terdiri dari dana rutin dan dana pembangunan. Dana APBD dapat berasal dari Pemerintah Tingkat I atau Tingkat II. Dana dari masyarakat diperoleh dari dana yang dikumpulkan oleh Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3), serta bantuan masyarakat lainnya.
Dalam pembayaran spp sekolah ini tidak memungut biaya sedikitpun tetapi mempunyai cara tersendiri dengan menggunakan uang tabungan yang siswanya diwajibkan tiap bulan membayar uang tabungan sebesar 22 ribu rupiah dengan rincian 11 ribu untuk study tour yang akan dilaksanakan ketika siswa tersebut kelas 3, dan 11 ribunya lagi digunakan untuk pembayaran ujian . Sistem pembayarannya bisa dilakukan setiap bulannya atau siswa bisa membayar sekaligus.
Menurut bapa sofi yang menjadi wali kelas 7B dengan jumlah siswa 36 dalam setiap minggunya membayar uang kas dua kali dalam satu minggu sebesar seribu rupiah yang nantinya uang tersebut akan digunakan untuk acara kelas tersebut setelah pembagian raport.



4.      Inventaris kelas dan Uang Gedung
Sarana dan prasarana pendidikan yang ada disekolah atau lembaga pendidikan lainnya ada yang berasal dari pemerintah ada juga yang berasal dari usaha sendiri, seperti: membeli, membuat sendiri, sumbangan, dan sebagainya. Semua barang yang ada tersebut hendaknya diinventarisir, melalui inventarisasi memungkinkan dapat diketahui jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan, ukuran, harga dan sebagainya. Khususnya untuk sarana dan prasarana yang berasal dari pemarintah (milik Negara) wajib diadakan inventarisasi secara cermat, dengan menggunakan format-format yang telah ditetapkan, atau mencatat semua barang inventarisasinya di dalam Buku Induk Barang Inventaris dan Buku Golongan Barang Inventaris.
Dalam sekolah SMP Muhammadiyah sendiri tidak memungut pembayaran uang gedung melainkan sekolah ini memberikan bonus kepada siswa yang mendaftar menjadi murid baru di sekolah ini.
Seperti yang di ungkapkan bapak sofi mengatakan inventaris kelas apabila sekolah mempunyai dana untuk mengganti inventaris kelas maka inventaris kelas tersebut akan diganti tetapi apabila tidak mempunyai dana yang rusak hanya diperbaiki.
Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut selalu dalam kondisi baik dan siap pakai.
Pelaksanaan barang inventaris meliputi:
a)         Perawatan
b)        Pencegahan kerusakan
c)         Penggantian ringan

Melaksanakan Administrasi Inventarisasi dan Kelengkapan sekolah bertanggung jawab kepada Kepala Tata Usaha, dengan rincian tugas sebagai berikut:
a.        Mencatat Penerimaan Barang Inventaris dan Non Inventaris
b.        Mengisi Buku Induk Inventaris
c.        Mengisi Buku Golongan Inventaris
d.       Membuat Buku Penerimaan dan Pengeluaran Barang Non Inventaris
e.        Membuat Buku Pengeluaran / Penggunaan Barang Inventaris
f.         Membuat Kode / Sandi pada Barang Inventaris
g.        Membuat Laporan Keadaan Barang Inventaris
h.        Mengisi Kartu Barang
i.          Membuat Berita Acara Penghapusan Barang Inventaris
j.          Menyimpan Dokumen Kepemilikan Barang-barang Inventaris dan dokumen lainnya
k.        Membuat Daftar kebutuhan Sarana atau Prasarana atau ruang
l.          Membuat Daftar Pengumuman Barang Inventaris pada setiap ruangan

Adapun tujuan dari administrasi sarana dan prasarana itu adalah :
1)      mewujudkan situasi dan kondisi sekolah yang baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar ,yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2)      Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi dalam pembelajaran
3)      Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam proses pembelajaran
4)      Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat- sifat individunya.

E.     Faktor yang mempengaruhi Administrasi kelas
1.       Kondisi fisik
·      Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
·      Pengaturan tempat duduk.
·      Ventilasi dan pengaturan cahaya.
·      Pengaturan penyimpanan barang-barang.
2.      Kondisi Sosio-Emosional
·      Tipe kepemimpinan.
·      Sikap guru.
·      Suara guru.
·      Pembinaan hubungan baik (raport).
3.      Kondisi Organisasional
Dengan kegiatan rutin yang secara organisasional telah diatur secara jelasdan telah dikomunikasikan kepada semua siswa secara terbuka sehingga jelas bagi mereka, akan menyebabkan tertanamnya pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik. Kegiatan rutinitas tersebut antara lain:
·         Pergantian pelajaran
·         Guru berhalangan hadir
·         Masalah antar siswa
·         Upacara bendera
·         Kegiatan lain.

F.     Peran Guru dalam Administrasi
Guru merupakan salah satu pelaku dalam kegiatan sekolah. Oleh karena itu ia dituntut untuk mengenal tempat bekerjanya itu. Pemahaman tentang apa yang terjadi di sekolah akan banyak membantu mereka memperlancar tugasnya sebagai pengelola langsung proses belajar mengajar. Guru perlu memahami faktor-faktor yang langsung dan tidak langsung menunjang proses belajar mengajar.
Di bawah ini, kegiatan administrasi kelas sekaligus peranan guru dalam pelaksanaan administrasi kelas itu meliputi :
1.      Mengecek absensi siswa
2.      Melaksanakan kurikulum
3.      Mengembangkan kurikulum
4.      Mengembangkan RPP
5.      Mengelola keuangan kelas
6.      Mengevaluasi pembelajaran

G.    Fungsi Administrasi Kelas
1.      Merencanakan
Merencanakan dalah membuat suatu target-target yang akan dicapai atau diraih dimasa depan.
2.      Mengorganisasikan
Mengorganisasikan berarti: (1) menetukan sumberdaya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisai (2) mampu membawa organisasi pada tujuan, (3) menugaskan seseorang atau kelompok orang dalam suatu tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu, (4) mendelegasikan wewenang kepada individu yang behubungan dengan keleluwasaan melaksanakantugas.
3.      Memimpin
4.      Mengendalikan
Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas yang direncanakan.
H.    Tujuan Administrasi kelas
Administrasi kelas pada umumnya untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam pencapaian tujuan belajar.
Ketercapaian tujuan pengelolaan kelas seperti dikemukakan oleh a.c.wragg dapat dilihat dari:
·         Anak-anak memberikan respon yang setimpal terhadap perlakuan yang sopan dan penuh perhatian dari guru.
·         Mereka akan bekerja dengan rajin dan penih konsentrasi dalam melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuannya.










BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uraian dan penjelasan hasil observasi pengelolaan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1.      Administrasi dapat dipandang sebagai proses dan dapat pula dipandang sebagai tugas.
2.      Administrasi kelas adalah segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan.
3.      Aspek dalam Administrasi kelas
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas yang baik adalah meliputi sifat kelas, pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan efektif dan kreatif.
4.      Ruang Lingkup Administrasi kelas
·         Pengaturan orang (siswa)
·         Pengaturan fasilitas
5.      Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tetapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006.
6.      Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia.
7.      Faktor yang mempengaruhi Administrasi kelas
·         Kondisi fisik
·         Kondisi Sosio-Emosional
·         Kondisi Organisasional
8.      Fungsi Administrasi Kelas
·         Merencanakan
·         Mengorganisasikan
·         Memimpin
·         Mengendalikan

DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudijono (2006). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Grafindo
Depdiknas. 1995. Pedoman Pengembangan Siiabus dan Sistem Pengujian.Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen. 1996. Pengelolaan Kelas. Seri Peningkatan Mutu 2. Jakarta : Depdagri dan Depdikbud.
Husaini, usman. 2006. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Maman, Rachman. 1999. Manajemen Kelas, Jakarta: Depdiknas.
Supandi. 1996. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama Universitas Terbuka.
Winarno, Hamiseno. 1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar