MAGNOLIOPHYTA
SUBCLASSIS
CARYOPHYLLIDAE DAN SUBCLASSIS DILLENIDAE
Selasa
15 April pukul 13.00 s/d 14.30
Disusun
oleh
Reiza
Fitri Yulia
14121610722
Biologi-B/4
Kelompok:
4
Asisten
praktikum: 1. Ali Nurdin
2. Rini Sulastri
PUSAT LABORATORIUM
(PUSLAB) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2014
ACARA PRAKTIKUM 3
MAGNOLIOPHYTA
(SUBCLASSIS
CARYOPHYLLIDAE DAN SUBCLASSIS DILLENIDAE)
I.
TUJUAN
1. Menemukan
ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada Divisi Magnoliophyta
khususnya subclassis Caryiophyllidae dan subclassis Dillenidae.
2. Menemukan
ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada famili-famili yang ada dalam
subclassis Caryiophyllidae dan subclassis Dillenidae.
II.
DASAR
TEORI
Magnoliophyta
atau angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang alat perkembangbiakan
generatifnya berupa bunga. Pada umumnya bunga mempunyai perhiasan yang terdiri
atas kelopak (Calyx) dan mahkota (Corolla). Alat reproduksi jantan dihasilkan
dalam stamen yang berjumlah satu atau banyak sedangkan alat reproduksi betina
berupa putik (pistilum). putik ada yang hanya tersusun dari satu daun buah
(karpel) tetapi ada juga yang terbentuk dari karpel. Ovarium mungkin hanya
terbentuk dari satu karpel atau beberapa karpel yang bersatu. biji terdapat di
dalam ovarium. Divisio magnoliophyta terdiri atas atas dua kelas yaitu
magnoliopsida (dicotiledonae) dan liliopsida (monokotiledonae). Magnoliopsida
mempunyai 64 ordo, 318 familia, dan kurang lebih 165.000 species sedangkan
liliopsida mempunyai 19 ordo, 65 familia, kurang lebih 50.000 species.
(Sudarsono, 2005: 20).
Subkelas
Caryophyllidae merupakan dikotiledone dengan polen trinukleatus dan jarang
binukleatus. Ovulum bitegmik dengan plasenta sentralis atau basalis. Subkelas
Caryophyllidae terdiri atas 3 ordo, 14 familia, dan kurang lebih 11.000 spesies
dan hampir 90% adalah anggota ordo Caryophyllales. Dua ordo lainnya adalah
Polygonales dan Plumbaginales (Conqruist, 1981 : 231).
Ordo
Caryophyllales terdiri atas 12 familia, yaitu : Phytolacaceae, Nyctaginaceae,
Achatocarpaceae, Didieraceae, Aizoaceae, Cactaceae, Chenopodiaceae,
Amaranthaceae, Portulacaceae, Basellaceae, Molluginaceae, dan
Caryophyllaceae.
Familia-familia
dari ordo Caryophyllales :
a.
Familia Nyctaginaceae
Deskripsi
umum familia ini adalah herba atau tumbuhan berkayu, daun berhadapan atau
tersebar, tanpa daun penumpu, tunggal tanpa lekuk. Bunga bersiri sendiri atau
tidak, dengan tenda bunga, beraturan, berkelamin 1 atau 2, pada pangkalnya
terdapat daun pelindung hijau atau berwarna, yang kadang-kadang membentuk
kelopak semu. Tenda bunga bersatu hijau atau berwarna. Benang sari 1-10,
tertancap pada dasar bunga, pada pangkalnya bersatu. Kepala sari beruang 2,
bakal buah menumpang duduk atau bertangkai pendek beruang 1. Buah diselubungi oleh
pangkal tenda bunga (yang mengeras), bersama-sama membentuk buah semu, tidak
pecah. (Steenis, 1978). Genus dari familia Nyctaginaceae adalah Bougainvillea
dan Mirabilis.
b.
Famili Amaranthaceae
Ciri umum dari kelas ini adalah
habitusnya berupa herba, sehingga sudah termasuk maju dalam segi habitusnya.
Daunnya merupakan daun tunggal, dengan letaknya tersebar atau berhadapan.
Bunganya tidak begitu menarik, bunganya kecil, tungal, sering diliputi oleh
braktea, atau brakteola. Setiap bunganya memiliki simetri aktinomorf, bi-
atau uniseksual, periantium 3-5 helai, sepaloid kering berbentuk selaput, lepas
atau bersatu bagian di bagian dasarnya. Stamen sebanyak perianthiumnya dengan
letak berhadapan dengan helaian perianthium. Perianthium lepas-lepas atau bersatu
dibawah membentuk tabung. Ovarium superum, 2-3 karpel, 1 ruangan dengan atu
atau beberapa ovulum.
c.
Famili Portulacaceae
Habitus umumnya semak smpai herba,
umur semusim. Batang bulat, beruas, atau tidak beruas warna hijau atau merah
kecoklatan. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan 'pangkal tumpul, tepi rata,
berdaging, duduk daun tersebar, panjang 1-3 cm, lebar 1-2 cm, warnanya hijau.
Bunga umumnya majemuk, terletak di ujung cabang, bunganya kecil, kelopak hijau,
dan umumnya bertaju dan bersayap, mahkota bentuk jantung, kepala putik tiga
sampai dengan lima, warnyana bunga putih, kuning, merah muda. Menghasilkan buah
tunggal, berbentuk kotak, berbiji banyak, dan berwarna hijau. Biji umunya:
Bulat, kecil, mengkilat, hitam. Akar, Tunggang, dengan warna putih kotor.
Manfaat : Herba dari tanaman yang
termasuk dalam famili ini berkhasiat sebagai obat mencret, obat penurun panas
dan obat radang lambung.
d.
Famili Caryophyllaceae
Tumbuhan yang termasuk dalam famili
ini memiliki Habitus Herba, dengan pola percabangan simpodial, dan umur
tumbuhan 1 tahun. Daun merupakan daun tunggal, dengan duduk daun brseling
berhadapan. Pola pertulangan daun Brachidodromous.
Bunganya merupakan bunga majemuk, dengan kelamin biseksual (kelamin jantan dan betina berada dalam 1 pohon). Calix korolnya salah satu bersatu, stamen lepas, dan pistillumnya bercabang 3. Simetri bunganya merupakan simetri syncarp, dengan tipe plasenta centralis. Menghasilkan buah tunggal.
Bunganya merupakan bunga majemuk, dengan kelamin biseksual (kelamin jantan dan betina berada dalam 1 pohon). Calix korolnya salah satu bersatu, stamen lepas, dan pistillumnya bercabang 3. Simetri bunganya merupakan simetri syncarp, dengan tipe plasenta centralis. Menghasilkan buah tunggal.
e.
Famili Cactaceae
Tumbuhan yang termasuk dalam famili
ini memiliki Habitus berupa herba, dengan pola percabagan simpodial, dan umur
tumbuhan 2 tahun. Daunnya merupakan daun tunggal, dengan pola duduk daun
berkarang, namun belum memiliki pola pertulangan daun, daunnya tereduksi
menjadi bentuk duri.
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan biseksual, dimana alat perkembang biakan jantan dan betinanya terdapat dalam satu pohon. Bungannya merupakan bunga tunggal, dan termasuk bunga perigonium (tidak bisa dibedakan kalix corola), dan simetri bunga actinomorph. Stamennya lepes-lepas, dan stigma bercabang 5. Kedudukan Ovariumnya inferum, dengan tipe plasenta parietalis, dan menghasilkan buah tunggal. Tumbuhan dalam famili ini biasanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias.
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan biseksual, dimana alat perkembang biakan jantan dan betinanya terdapat dalam satu pohon. Bungannya merupakan bunga tunggal, dan termasuk bunga perigonium (tidak bisa dibedakan kalix corola), dan simetri bunga actinomorph. Stamennya lepes-lepas, dan stigma bercabang 5. Kedudukan Ovariumnya inferum, dengan tipe plasenta parietalis, dan menghasilkan buah tunggal. Tumbuhan dalam famili ini biasanya dimanfaatkan sebagai tanaman hias.
Subkelas
Dilleniidae merupakan dikotiledonae dengan bentuk habitus herba atau berkayu,
daun kebanyakan tunggal dan beberapa saja daunnya yang majemuk, bunga polypetal
jarang apetal, gynoecium synkarp, kecuali pada ordo Dillenidae ada beberapa
apokarp, ovarium pada umumnya superum kecuali pada Lecythidales dan beberapa
anggota Violales, plasenta beragam ada yang aksilaris, ada yang basalis, dan
ada juga yang parietal.
Dillenidae
tampak jelas berkembang dari Magnoliidae, tipe karpel yang apokarp pada
Dilleniales merupakan penghubung antara subkelas Magnoliidae dan Dillenidae,
dari subkelas Magnoliidae, merupakan Familia Lilliaceae diduga merupakan
Familia yang paling dekat hubungannya dengan Dillenidae, dalam subkelas
Dillenidae, Familia Theales sentral sebab semua ordo (kecuali Dilleniales)
dalam subkelas Dillenidae berkembang dari Theales.
Subkelas Dillenidae terdiri atas 13 ordo , 78 Familia, kurang lebih 25.000 species. Tiga per empat dari sejumlah species tersebut berasal dari 5 ordo, yaitu Violales (5000 species), Capparales (4000 species), Ericales (4000 species), Theales (3500 species), dan Malvales ( 3000-3500 species ) , dan ordo-ordo yang lain antara lain yaitu Dilleniales, Lecythidales, Nepenthales, Salicales, Batales, Diapensales, Ebenales dan Primunales (Conqruist, 1981 : 289).
Subkelas Dillenidae terdiri atas 13 ordo , 78 Familia, kurang lebih 25.000 species. Tiga per empat dari sejumlah species tersebut berasal dari 5 ordo, yaitu Violales (5000 species), Capparales (4000 species), Ericales (4000 species), Theales (3500 species), dan Malvales ( 3000-3500 species ) , dan ordo-ordo yang lain antara lain yaitu Dilleniales, Lecythidales, Nepenthales, Salicales, Batales, Diapensales, Ebenales dan Primunales (Conqruist, 1981 : 289).
III.
ALAT DAN BAHAN
A.
Alat
1.
Lup
2.
Lembar pengamatan
3.
Alat tulis
B.
Bahan
1.
Ginseng jawa (Talinum paniculatum)
2.
Jawer Ayam (Celosia argentea)
3.
Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa)
4.
Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis)
5.
Pepaya (Carica papaya)
7. Labu Air atau labu putih (Lagenaria Siceraria)
8. Bayam duri (Amaranthus spinosus L)
IV.
PROSEDUR
KERJA
1.
Diamati tumbuhan yang ada dalam hal
habitus, pola percabangan, dan bentuk/segi penampang melintangnya.
2.
Kemudian diamati bagian daunnya
dalam hal filotakasis, komposisi, pertulangan, bentuk dan tepian daunnya.
3.
Lalu diamati pula dan dibandingkan
bunganya, yaitu: komposisi, jenis karangan bunga, dan simetri bunganya.
4.
Kemudian diamati perhiasan dan alat
kelamin bunga, yaitu: corolla, calyx, perigonium, stamen dan pistilum.
5.
Hasil pengamatan kemudian digambar
bagian-bagian tumbuhan, yaitu meliputi: percabangan tumbuhan, penampang
memanjang bunga serta braktea, stamen dan pistilum, serta diberi nama
bagian-bagian tumbuhan tersebut.
V.
HASIL
PENGAMATAN
VI.
PEMBAHASAN
Berdasarkan
praktikum kali ini membahas tentang Magnoliophyta dari subclassis
Caryophyllidae dan subclassic Dillenidae. Dimana praktikum kali ini membahas
species Ginseng jawa (Talinum paniculatum) dari
famili Portulacaceae, Jawer Ayam (Celosia argentea) dan
Bayam duri (Amaranthus spinosus L) dari famili Amaranthaceae, Bunga Pukul
Empat (Mirabilis jalapa) dan Bunga Kertas (Bougenvilia
spectabilis)
dari famili Nyctaginaceae, Bunga Sepatu (Hibiscus rosasinensis) dari famili Malvaceae, Pepaya (Carica papaya) dari famili Caricaceae, Labu
Air atau labu putih (Lagenaria Siceraria)
dari famili Cucurbitaceae.
Pengamatan pertama yaitu membahas tentang bunga
sepatu (Hibiscus
rosasinensis). Bunga sepatu merupakan salah satu spesies dari famili
Malvaceae. Adapun klasifikasi ilmiah bunga sepatu yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dillenidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosasinensis
Deskripsi
Habitus Perdu,
merupakan tumbuhan tahunan, tegak, tinggi ± 3 m. Percabangan simpodial dengan
bentuk/segi penampang batang bulat, berkayu, keras, diameter ± 9 cm. Daun bunga
sepatu merupakan daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai dan
helaian daun saja. Macam daun tunggal, filotaksi tersebar (Folia sparsa),
bentuk daun deltoideus, dengan pertulangan daun (Venatio) menyirip (penninervis)
karena ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan terusan
tangkai daun. Tepi daun (Margo Folii) bergerigi (serratus) karena
sinus dan angulusnya sama-sama lancip. Ujung daun meruncing karena titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun
Nampak sempit panjang dan runcing. Pangkal daun (Basis folii) yaitu
membulat (rotundus), Daging daun (intervenium) adalah seperti
kertas (papyraceus) karena tipis tetapi cukup tegar. Warna daun adalah
hijau tua. Permukaan daun pada bunga sepatu adalah gundul (glabes).
Bunga merupakan bunga tunggal, karangan
bunga berbentuk seperti kariofilaseus dengan simetri bunga aktinomorf. Letak
bunga umumnya berada diketiak daun, pada daun terdapat daun penumpu. Mahkota
bunga terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota bentuk polipetalous,
kelopak bunga umumnya berjumlah lima, benang sari banyak, bentuk tetradinamus
dengan kepala sari berwarna kuning, putik berwarna merah merupakan tipe syncarp
yaitu 2 karpel atau lebih yang saling berlekatan. Distribusi seks monoesius.
Manfaat
Daun, bunga, dan akar Hibiscus rosa
sinensis mengandung flavonoida. Di samping itu daunnnya juga mengandung saponin
dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin,
saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C.
Daun H.
rosa sinensis berkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk, dan
obat sariawan. Daun Hibiscus rosasinensis berkhasiat
sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk, dan obat sariawan. Oleh
masyarakat Nigeria, daun H. rosasinensis digunakan sebagai penambah
vitalitas pria (aprodisiaka). Dada et al. (2007)
membuktikan bahwa ekstrak etanolik daun tanaman ini memberikan efek anabolik
dengan ditandai adanya peningkatan berat badan tikus (22 %) serta bobot testis,
epididymis, seminal vesicle dan prostate. Ekstrak etanolik bunga tanaman
ini juga dilaporkandapat menurunkan kadar kolesterol darah total dan serum
trigliserida (20-30 %) serta meningkatkan level HDL hingga 12 % dan menurunkan
kadar gula darah (Sachdewa A, and Khemani LD. 2003).
Pengamtan
kedua yaitu membahas tentang Ginseng jawa (Talinum paniculatum). Ginseng
jawa merupakan species dari famili
Portulacaceae. Som Jawa (Talinum paniculatum (Jacq) Gaertn)
merupakan tanaman yang berasal dari Amerika tropis yaitu Amerika Tenggara dan
Selatan, yang tumbuh pada ketinggian 5 – 1.250 m diatas permukaan laut. Di Jawa
ditanam sebagai tanaman tanaman obat, tanaman hias dan kadang – kadang
merupakan tanaman liar. Som Jawa adalah terna tahunan yang tumbuh tegak,
akarnya berdaging tebal, biasa dipergunakan sebagai pengganti Kolesom.
Adapun klasifikasi
ilmiah dari ginseng jawa yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Caryophyllidae
Ordo : Apiales
Famili : Portulaceae
Genus : Talinum
Spesies : Talinum
paniculatum
Deskripsi
Habitus
herba dengan percabangan simpodial memiliki bentuk/segi penampang triangularis.
Macam daun merupakan daun tunggal dengan filotaksis folio saparsa atau
tersebar, bentuk daun bulat telur terbalik dengan pertulangan daun menyirip,
tepi daun rata, ujung daun retusus dengan pangkal daun atenatus.
Macam bunga merupakan bunga tunggal
dengan karangan bunga berbentuk rosemorsa atau monopodial, memiliki simetri
bunga zigomorf. Mahkota 6 petal dengan jumlah kelopak bunga 6. Tidak memiliki
tenda bunga. Alat kelamin terdiri atas benang sari dan putik. Distribusi seks
yaitu monoesius.
Ginseng jawa tau di sebut som jawa
memiliki daun yang tebal biasa dijadikan obat dan dijadikan sayuran.
Manfaat
Akar Som
Jawa dapat dimanfatkan sebagai tonikum, yang dapat dimanfaatkan pada kondisi
badan lemah, berkeringat dingin dan pusing. Aphrodisiak (obat kuat). Batuk
dengan dahak dan darah, radang paru - paru. Diare, banyak kencing. Haid tidak
teratur, keputihan. Air Susu Ibu (ASI) sedikit. Daun Som Jawa dapat
dimanfaatkan Sebagai obat bisul dan memperlancar Air Susu Ibu (ASI).
Kandungan
kimia terutama saponin, flavonoid, tamin dan steroid (Kalium 41,44 %, Natrium
10,03 %, Kalsium 2,21 %, Magnesium 5,50 % dan Besi 0,32 %). Mungkin diantara
kandungan kimia akar talinum paniculatum Gaertn mempunyai peranan seperti
androgen/testosteron didalam tubuh sehingga mempengaruhi jumlah dan motilitas
spermatozoa. Oleh karena itu dilakukan penelitian pengaruh infus akar Talinum
paniculatum Gaertn terhadap jumlah dan motilitas spermatozoa.
Pengamtan
ketiga yaitu membahas tentang Jawer Ayam (Celosia argentea). Jawer ayam atau
jengger ayam merupakan species dari famili
Amaranthaceae. Adapun klasifikasi ilmiah jewer ayam yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Caryophyllidae
Ordo : caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Celosia
Spesies : Celosia argentea
Deskripsi
Tanaman ini
menambah keanekaragaman jenis tanaman hias yang merupakan bagian dari flora.
Dari segi morfologi tanaman ini tergolong tanaman terna, Tanaman ini dapat
ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Terna semusim ini
tumbuh tegak, tinggi 60–90 cm, berbatang tebal dan kuat, bercabang, beralur.
Daun tunggal, bertangkai, letak berseling. Helaian daun bentuknya bulat telur
sampai memanjang dengan panjang 5–12 cm, lebar 3,5–6,5 cm, ujung meruncing,
pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau dengan sedikit
garis merah di tengah daun. Bunga majemuk berbentuk bulir, tebal berdaging,
bagian atas melebar seperti jengger ayam jago, berlipat-lipat dan bercangap
atau bercabang, keluar di ujung batang atau di ketiak daun, warnanya ungu,
merah, dadu, atau kuning. Buah kotak, bulat telur, merah kehijauan, retak
sewaktu masak, terdapat dua atau beberapa biji kecil, berwarna hitam. Memiliki
sistem perakaran tunggang (Radix primaria) (Emilia, 2008).
Habitus
jewer ayam yaitu herba dengan percabangan simpodial dan memiliki bentuk/segi
penampang setengah bulat dengan permukaan batang sulcatus. Daun tunggal dengan
filotaksis folia sparsa atau tersebar, bentuk daun lanceolate atau disebut
lanset, pertulangan daun menyirip dengan tepi daun berbentuk intire (rata),
ujung daun meruncing, pangkal daun meruncing.
Bunga jewer
ayam merupakan macam bunga majemuk, karangan bunga simosa dengan simetri bunga
zigomorf. Memiliki mahkota dan kelopak. Kelopak bunga jewer ayam berjumlah 6
buah dengan bentuk seperti liliaseus, tidak memiliki tenda bunga. Alat kelamin
bunga terdiri atas benang sari dan putik. Distribusi seks yaitu monoesius.
Manfaat
Jawer Ayam (Celosia
argentea) memiliki manfaat yaitu Bunga digunakan untuk pengobatan:
perdarahan seperti mimisan (epistaksis), batuk darah (hemoptisis), muntah darah
(hematemesis), air kemih berdarah (hematuria), wasir berdarah, perdarahan
rahim, disentri, diare, penglihatan kabur, mata merah,
infeksi saluran kencing, kencing nanah, dan keputihan (leukorea). Tanaman ini mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol.
infeksi saluran kencing, kencing nanah, dan keputihan (leukorea). Tanaman ini mengandung saponin, flavonoid, dan polifenol.
Pengamatan
keempat yaitu membahas tentang Bayam duri atau bayam liar (Amaranthus spinosus L). Bayam duri atau bayam liar merupakan
species dari famili Amaranthaceae. Adapun
klasifikasi ilmiah bayam liar atau bayam duri yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Caryophyllidae
Ordo : caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus spinosus L
Deskripsi
Tanaman ini termasuk familia Amaranthaceae. Tumbuhan ini banyak
tumbuh liar di kebun-kebun, tepi jalan, tanah kosong dari dataran rendah sampai
dengan ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut. Tingginya dapat
mencapai 1 meter. Tumbuhan ini dapat
dikembangbiakkan melalui bijinya yang bulat, kecil dan hitam. Sebagai tanda khas
dari tumbuhan bayam duri yaitu pada pohon batang, tepatnya di pangkal tangkai
daun terdapat duri, sehingga orang mengenal sebagai bayam duri. Bayam duri tumbuh
baik di tempat-tempat yang cukup sinar matahari dengan suhu udara antara 25–35
Celcius.
Habitus herba
dengan pola percabangan monopodial memiliki bentuk/segi penampang batang bulat
memiliki permukaan batang sulkatus. Bayam liar atau bayam duri memiliki macam
daun tunggal, filotaksis folia sparsa, bentuk daun bulat telur, pertulangan
daun menyirip, tepi daun daun rata, ujung daun retusus dengan pangkal daun
runcing.
Bunga merupakan bunga tunggal berwarna hijau, karangan
bunga rosemorsa dengan simetri bunga zigomorf. Letak bunga umumnya berada di
ujung daun, namun adapula yang terletak di ketiak daun. Setiap
bunga memiliki 5 mahkota. Kumpulan bunganya berbentuk bulir untuk bunga jantannya.
Sedangkan bunga betina berbentuk bulat yang terdapat pada ketiak batang. Bunga
ini termasuk bunga inflorencia. Distribusi seks monoesius.
Manfaat
Bayam duri atau bayam liar, terkadang dianggap sebelah mata. Di
bandingkan bayam sayur biasa, meski rasanya sama, tumbuhan ini jarang disentuh.
Padahal, banyak yang tidak menyadari, selain enak, tumbuhan ini penuh khasiat,
menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti disentri, bisul, keputihan, gangguan pernafasan, bronchitis, serta
mperlancar dan memperbanyak produksi ASI. Tanaman ini juga mempunyai
sifat masuk meridien jantung dan ginjal. Menghilangkan panas (anti piretik), peluruh
kemih (diuretik), menghilang -kan racun (anti-toksin) menghilangkan bengkak,
menghentikan diare dan membersihkan darah. Tanaman ini juga bersifat : Rasa
manis, pahit dan sejuk.
Kandungan kimia pada bayam liar atau
bayam duri yaitu Amarantin, rutin,
spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, kalsium oksalat, garam
fosfat, zat besi, serta vitamin.
Pengamatan
kelima yaitu membahas tentang pepaya (Carica
papaya). Pepaya merumakan species dari famili Caricaceae. Adapun klasifikasi ilmiah pepaya yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Bassicales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya
Deskripsi
Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili
Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan
sekitar Mexsiko dan Coasta Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di
daeah tropis maupun sub tropis. di daerah-daerah basah dan kering atau di
daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dpl).
Habitus merupakan perdu dengan pola percabangan monopodial,
memiliki bentuk/segi penampang bulat. Pepaya umumnya merupakan daun tunggal
dengan filotaksis ekuitan. Bendtuk daun runisinatus dengan pertulangan daun
menjari, tepi daun laseratus, ujung daun meruncing, pangkal daun sagitatus.
Bunga pepaya merupakan macam bunga tunggal, bentuk perhiasan bunga
seperti corong, merupakan bunga dengan simetri aktinomorf. Memiliki kelopak dan
mahkota yang berjumlah lima. Alat kelamin berupa benang sari dan putik. Distribusi
seks yaitu dengan monodioseus.
Buah yaitu bagian putik yang membesar, dan biasanya
terdapatditengah-tengah dasar bunga. Pepaya merupakan salah satu bentuk
bakalbuah berumah satu (unilocularius). Bakal buah berumah satu dapattersusun
atas satu daun buah saja, misalnya pada bunga tumbuhan yangberbuah polong,
dapat pula tersusun atas lebih dari pada satu daun buah.
Pepaya termasuk dalam golongan buah sungguh (buah sejati) tunggal.Buah sejati tunggal yaitu buah sejati
yang terdiri dari bunga denga satu bakalbuah saja. Buah ini dapat berisi satu
biji atau lebih, dapat pula tersusun darisatu atau banyak daun buah dengan satu
atau banyak naungan. Dalam buahpapaya terjadi dari beberapa daun buah dengan
satu ruang dan banyak biji.
Pepaya juga termasuk buah buni (bacca). Yang disebut dengan
buah buni adalah buah yang dagingnya mempunyai dua lapisan, ialah lapisan luar
yangtipis agak menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan
dalamyang tebal, lunak dan berair, sering kali dapat dimakan. Biji-biji terdapatbebas
dalam bagian yang lunak itu. Buah buni dapat terjadi dari satu ataubeberapa
ruang. Pepaya termasuk buah buni yang berdiding tebal dan dapat dimakan.
Buah papaya juga bentuknya bulat sampai lonjong.
Manfaat
Buah masak yang populer sebagai “buah meja”, selain untuk
pencuci mulut juga sebagai pensuplai nutrisi/gizi terutama vitamin A dan
C. Buah pepaya masak yangmudah rusak perlu diolah dijadikan makanan seperti
sari pepaya, dodol pepaya. Dalam industri makanan buah pepaya sering dijadikan bahan
baku pembuatan (pencampur) saus tomat yakni untuk penambah cita rasa, warna dan
kadar vitamin.
Dalam industri makanan, akarnya dapat digunakan sebagai obat
penyembuh sakit ginjal dan kandung kencing.
Daunnya sebagai obat penyembuh penyakit malaria, kejang perut
dan sakit panas. Bahkan daun mudanya enak dilalap dan untuk menambah nafsu
makan, serta dapat menyembuhkan penyakit beri-beri dan untuk menyusun ransum
ayam. Batang buah muda dan daunnya mengandung getah putih yang berisikan enzim
pemecah protein yang disebut “papaine” sehingga dapat melunakan daging untuk
bahan kosmetik dan digunakan pada industri minuman (penjernih), industry
farmasi dan textil. Bunga pepaya yang berwarna putih dapat dirangkai dan
digunakan sebagai “bunga kalung” pengganti bunga melati atau sering dibuat
urap. Batangnya dapat dijadikan pencampur makanan ternak melalui proses
pengirisan dan pengeringanu.
Tanaman papaya mempunyai kandungan kimia yang berbeda-beda
pada buah, daun, akar maupun biji. Pada buah terkandunga asam butanorat, metal
butanoat, benzilglukosinolat, linalool, papain, asam alfa linoleat, alfa
filandren, alfa terpinen, gamma terpinen, 4-terpineol, dan terpinolen. Pada
daun terkandung alkaloid, dehidrokarpain, pesedokarpain, flavonol,
benzilglukosinolat, papain dan tannin. Seratus gram daun dilaporkan mengandung
74 kalori, 77.5 g H2O, 7 g protein, 2 g lemak, 11.3 g karbohidrat total, 1.8 g
serat, 2.2 g abu, 344 mg kalsium, 142 mg fosfor, 0.8 mg besi, 18 g natrium, 652
mg kalium, 11.565 µg beta karoten, 0.09 mg thiamin, 0.48 mg riboflavin, 2.1 mg
niasin, 140 mg asam askorbat dan 136 mg vitamin E.
Pengamatan
keenam yaitu membahas tentang Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa). Bunga pukul empat merupakan species dari famili Nyctaginaceae. Adapun klasifikasi ilmiah bunga pukul empat yaitu
sebagai berikut:
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Caryophyllidae
Ordo : caryophyllales
Famili : Nyctaginaceae
Genus : Mirabilis
Spesies : Mirabilis jalapa
Deskripsi
Bunga pukul empat (Mirabilis
jalapa L) adalah tanaman yang dapat tumbuh di mana saja. Tanaman ini banyak
dimanfaatkan sebagai tanaman hias di pekarangan atau sebagai pagar pembatas
rumah. Bunga pukul empat disebut pula bunga sore, disebut demikian karena
bunganya mekar saat sore hari dan dapat bertahan hanya sekitar beberapa jam
saja. Pada pangkal bunga saat dipetik, akan keluar setitik air yang mempunyai
rasa manis. Selain nama di atas, tanaman ini punya nama lain yaitu: kembang
pagi sore, bunga waktu kecil (Sumatra); kederat, segerat, tegerat (Jawa); kupa
oras, cako raha (Maluku); bunga-bunga paranggi, bunga-bunga parengki (Sulawesi);
dan Zi Mo li (China).
Tumbuhan bunga pukul
empat mempunyai variasi yang beragaman, diantaranya terlihat pada morfologi
luar tubuhnya yakni perbedaan warnanya, terdapat bunga pukul empat berwarna
putih, putih ungu, kuning, merah dan masih banyak lagi jenisnya.
Habitus bunga pukul
empat yaitu perdu, dengan pola percabangan simpodial, memiliki bentuk/segi
penampang bulat. Macam daun tunggal, dengan filotaksis berhadapan, bentuk daun
kordatus dengan pertulangan daun menyirip, tepi daun undulatus, ujung daun
akuminatus, pangkal daun reniformes.
Bunga pukul empat
merupakan macam bunga majemuk, bentuk perhiasan bunga seperti terompet,
karangan bunga rosemorsa dengan bentuk simetri bunga aktinomorf. Memiliki
mahkota, kelopak dan tenda bunga. Alat kelamin bunga berupa benang sari dan
putik. Benang sari merupakan tetradinamus dan putik unikarpelus. Distribusi
seks yaitu dengan monoesius.
Tanaman ini
menghasilkan biji yang berjumlah banyak. Biji yang terdapat pada tanaman ini
berukuran kecil, keras, dan berbentuk bulat berkerut. Pada saat masih muda biji
tanaman ini berwarna hijau ,namun semakin lama akan berubah menjadi kehitaman
dan setelah benar-benar matang warna biji ini menjadi hitam penuh. Biji ini
memiliki diameter 5 mm, bagian dalam biji terdapat butiran putih yang lunak.
Biasanya butiran ini digunakan sebagai bahan untuk membuat bedak yang digunakan
untuk mengobati jerawat.
Manfaat
Tumbuhan ini
bersifat: anti radang, peluruh air seni, memperlancar sirkulasi, menghilangkan
hambatan aliran darah. Dalam farmakologi Cina disebut tumbuhan ini memiliki
sifat tidak berbau, manis, rasa netral, sejuk.
tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit–penyakit sebagai berikut: Acutearthritis, bisul, radang amandel, infeksi saluran kencing/prostatitis, kencing manis (DM), keputihan (Leucorrhea), erosi mulut rahim (cervical erosian), radang sendi yang akut.
tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit–penyakit sebagai berikut: Acutearthritis, bisul, radang amandel, infeksi saluran kencing/prostatitis, kencing manis (DM), keputihan (Leucorrhea), erosi mulut rahim (cervical erosian), radang sendi yang akut.
Pengamatan ketujuh yaitu membahas
tentang Bunga Kertas (Bougenvilia
spectabilis).
Bunga kertas termasuk salah satu species dari famili Nyctaginaceae. Adapun klasifikasi ilmiah bunga pukul empat yaitu sebagai
berikut:
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Caryophyllidae
Ordo : caryophyllales
Famili : Nyctaginaceae
Genus : Bougenvilia
Spesies : Bougenvilia spectabilis
Deskripsi
Bougainvillea
spectabilis atau kembang kertas dengan family nyctaginaceae, memiliki sifat
batang yang berkayu (lignosus), bentuk batang yang bulat (teres), sifat
permukaan batang berduri (spinosus), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus)
dan percabangan batang monopodial (Gembong, 1985).
Menurut hasil
pengamatan habitus bunga kertas umumnya berbentuk perdu, dengan pola
percabangan simpodial, memiliki bentuk/segi penampang distikha. Bunga kertas
umumnya merupakan macam bunga tunggal dengan filotaksis folio sparsa bentuk
daun kordatus, dengan pertulangan daun menyirip, tepi daun rata, ujung daun
runcing (akuminatus), pangkal daun priolatus.
Bunga kertas
merupakan bunga majemuk, dengan karangan bunga dikhasium (dua cabang pada
setiap nodus, satu pada setiap sisi dari bunga tengah). Simetri bunga
aktinomorf. Bunga kertas memiliki mahkota, kelopak bunga dan tenda bunga
berjumlah 5. Biasanya pada kelopak bunga menyerupai daun yang disebut braktea (daun
yang biasa tereduksi menjadi bentuk sisik, tetapi sering juga berbentuk seperti
daun normal sehingga sukar membedakannya). Alat kelamin berupa benang sari dan
putik. Distribusi seks yaitu monoesius.
Manfaat
Kembang kertas mempunyai rasa pahit, kelat dan hangat.
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam kembang kertas diantaranya
betanidin, isobetanidin. Bungan kembang kertas dapat dimanfaatkan untuk
mengobati beberapa penyakit seperti bisul, biang keringat dan gatal-gatal,
hepatitis, haid tidak teratur dan keputihan.
Kembang kertas banyak digunakan sebagai tumbuhan hias karena
kegunaan tersebut dapat dimanfaatkan dan dengan nilai jual yang tinggi mencapai
Rp.20.000,00 – Rp.30.000,00/pot. Namun di Indonesia kembang kertas bisa
dikatakan sudah tidak memiliki nilai jual atau nilai komersial lagi karena
makin mudahnya masyarakat mendapatkan kembang kertas.
Pengamatan terakhir
yaitu membahas tentang Labu Air atau labu
putih (Lagenaria Siceraria). Labu air
atau labu putih termasuk salah satu contoh speciesa dari famili Cucurbitaceae. Adapun klasifikasi ilmiah labu air atau labu putih yaitu
sebagai berikut:
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Lagenaria
Spesies : Lagenaria Siceraria
Deskripsi
Labu putih atau labu
air merupakan tanaman semusim yang
tumbuh menjalar, memiliki batang yang berbentuk persegi, dengan alat pembelit.
Daunnya tunggal bertangkai silindris, permukaan kasar dan berwarna hijau. Bunga
berumah satu diketiak daun, berwarna kuning kehijauan, memiliki 5 mahkota, 5
benang sari, dan 3 putik. Buah bulat memanjang dan berwarna hijau kekuningan,
dengan kulit yang bertekstur keras. Biji buah banyak, pipih, lonjong, dan berwarna putih dan berakar tunggang.
Berdasarkan hasil pengamatan habitus labu putih atau
labu air merupakan herba yang berwarna hijau, pola percabangan monopodial,
dengan bentuk/segi penampang bulat, memiliki tekstur permukaan batang sulkatus.
Labu air atau labu putih merupakan macam daun tunggal, bentuk daun kordatus,
pertulangan daun menyirip, dengan tepi daun bergelombang, ujung daun runcing,
pangkal daun reniformis.
Labu air atau labu putih merupakan macam bunga
tunggal, rosemorsa dengan bentuk simetri aktinomorf. Bunga labu putih atau labu
air memiliki mahkota dan kelopak bunga yang berjumlah 5, perhiasan bunga
berbentuk corong. Alat kelamin terdiri atas benang sari dan putik. Distribusi
seks yaitu monoesius.
Manfaat
Berdasarkan
hasil penelitian Hermanto dalam "Pengaruh Infus buah Benincasa hispida,
Corn, dengan Infus buah Lagenaria leucantha, Rusby terhadap suhu Tubuh Tikus
Putih" didapatkan hasil bahwa kedua buah memberikan efek yang sama dalam
menurunkan demam. Pakar pengobatan alternatif Prof. Dr. Hembing juga
mengungkapkan bahwa labu memiliki khasiat untuk mengobati tekanan darah tinggi,
menurunkan panas, diabetes, dan memperlancar proses pencernaan. Polifenol dan
saponin merupakan salah satu fito kimia yang mempunyai efek biologi menghambat
pertumbuhan kanker, antioksidan, menghambat pertumbuhan mikrobia, menurunkan
kolesterol darah, menurunkan kadar darah, bersifat antibiotik dan dapat
meningkatkan kekebalan tubuh.
Kandungan
Kimia
Nilai gizi per 100 gram labu mentah (3,5 oz), Energi 10 kkal 60 kJ, Karbohidrat 6,5 g, Gula 1,36 g, Diet serat 0,5 g, Lemak 0,1 g, Lemak jenuh 0,05 g, Lemak tak, jenuh tunggal 0,01 g, Lemat tak jenuh ganda 0,01 g, Protein 1 g, Vitamin A
369 mg 41%, β-karoten
3100 mg 29%, Thiamin
(Vit. B1) 0,05 mg 4%, Riboflavin
(Vit. B2) 0,110 mg 7%, Niasin (B3
Vit.) 0,6 mg 4%, Pantothenic
acid (B5) 0,298 mg 6%, Vitamin B6
0,061 mg 5%, Folat (Vit.
B9) 16 mg 4%, Vitamin C 9
mg 15%, Vitamin E
1,06 mg 7%, Kalsium 21
mg 2%, Besi 0,8 mg 6%, Magnesium 12 mg 3%, Fosfor 44 mg
6%, Kalium 340 mg 7%, Sodium 1 mg 0%, Seng 0,32 mg
3%, Saponin, Polifenol.
Pertanyaan
1.
Tuliskan
ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada subclassis Caryophyllidae dan
subclassis Dinnelidae?
2.
Jelaskan
ciri-ciri khusus bunga pada Bougenvilia
spectabilis?
3.
Jelaskan
kekhasan bunga yang dimiliki oleh Hibiscus
rosasinensis?
4.
Jelaskan
distribusi seks pada Carica papaya?
5.
Jelaskan
peranan tumbuhan yang termasuk ke dalam subclassis Caryophyllidae dan
subclassis Dinnelidae?
Jawaban
1.
Ciri khusus dari Subclassis
Caryophyllidae yaitu habitus umum subclassis ini beragam (pohon–herba).
Stamennya tersusun sentrifugal. Sedangkan pada Dillenidae habitus berupa pohon,
perdu, liana, korolanya cepat luruh, dan termasuk apokarp. Kecuali kecuali
pada Lecythidales dan beberapa anggota Violales.
2.
Ciri khusus daru bunga Bougenvilia
spectabilis yaitu
adanya braktea (daun yang biasa tereduksi menjadi bentuk sisik, tetapi sering
juga berbentuk seperti daun normal sehingga sukar membedakannya).
3.
Kekhasan
dari bunga Hibiscus rosasinensis yaitu Bunga
merupakan bunga tunggal, karangan bunga berbentuk seperti kariofilaseus dengan
simetri bunga aktinomorf. Letak bunga umumnya berada diketiak daun, pada daun
terdapat daun penumpu. Mahkota bunga terdiri dari lima belas sampai dua puluh
daun mahkota bentuk polipetalous, kelopak bunga umumnya berjumlah lima, benang
sari banyak, bentuk tetradinamus dengan kepala sari berwarna kuning, putik
berwarna merah merupakan tipe syncarp yaitu 2 karpel atau lebih yang saling
berlekatan.
4. Distribusi
seks Carica papaya yaitu dengan
monodioseus. Artinya tidak bisa dibedakan antara kelamin jantan dan betina,
umumnya Pepaya termasuk golongan tumbuhan poligam (polygamus), karena pada satu
tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna. Biasanya
poligam dimaksud untuk menunjukan sifat tumbuhan bertalian dengan sifat bunga
tali yang memperlihatkan suatu kombinasi bukan berumah satu dan juga bukan
berumah dua.
5.
Setiap
tumbuhan yang ada di muka bumi memiliki peranan bagi kehidupan manusia,
termasuk dari subclassis Caryophyllidae dan subclassis Dinnelidae. Dari kedua
subclassis tersebut memiliki peranan yaitu kebanyakan dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pangan sayuran, memiliki khasiat menyembuhkan berbagai macam
penyakit, terdapat kandungan kimia, bisa dijadikan pohon hias, objek penelitian
biologi botani phanerogamae, sebagai bahan untuk uji praktikum botani. Dan lain
sebagainya.
DAFTAR
PUSTAKA
Asep,
Mulyani. 2014. Panduan Praktikum Botani Phanerogamae. Cirebon: Syariah Nurjati Press.
Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of
Flowering Plants. New York: Columbia University Press.
Dasuki, U.
A. 1992. Fitografi Tumbuhan. Bandung:
Puasat Ilmu Hayati ITB.
Steenis, C.G.G.J. 1978. Flora. Jakarta: P.T Pradnya
Paramita
Sudarsono, Ratnawati, dan Budiwati. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang:
Universitas Negeri Malang Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
LAMPIRAN
Carica papaya (Pepaya)
|
Amaranthus sp (Bayam Liar)
|
Hibiscus rosasinensis (Bunga sepatu)
|
Celosia argentea (Jawer ayam)
|
Bougainvillea spectabilis (Bunga
kertas)
|
Ginseng jawa (Talinum
paniculatum)
|
Bunga pukul empat (Mirabilis
jalapa)
|
Labu
Air atau labu putih (Lagenaria
Siceraria)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar