MAGNOLIOPHYTA
SUBCLASSIS ROSIDAE
Selasa
22 April pukul 13.00 s/d 14.00
Disusun
oleh
Reiza
Fitri Yulia
14121610722
Biologi-B/4
Kelompok:
4
Asisten
praktikum: 1. Ali Nurdin
2. Rini Sulastri
PUSAT LABORATORIUM
(PUSLAB) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2014
ACARA PRAKTIKUM 4
MAGNOLIOPHYTA (SUBCLASSIS
ROSIDAE)
I.
TUJUAN
1. Menemukan
ciri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada Divisi Magnoliophyta
khususnya subclassis Rosidae.
2. Menemukan
ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada famili-famili yang ada dalam
subclassis Rosidae.
II.
DASAR
TEORI
Magnoliophyta
atau angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang alat perkembangbiakan
generatifnya berupa bunga. Pada umumnya bunga mempunyai perhiasan yang terdiri
atas kelopak (Calyx) dan mahkota (Corolla). Alat reproduksi jantan dihasilkan
dalam stamen yang berjumlah satu atau banyak sedangkan alat reproduksi betina
berupa putik (pistilum). putik ada yang hanya tersusun dari satu daun buah
(karpel) tetapi ada juga yang terbentuk dari karpel. Ovarium mungkin hanya
terbentuk dari satu karpel atau beberapa karpel yang bersatu. biji terdapat di
dalam ovarium. Divisio magnoliophyta terdiri atas atas dua kelas yaitu
magnoliopsida (dicotiledonae) dan liliopsida (monokotiledonae). Magnoliopsida
mempunyai 64 ordo, 318 familia, dan kurang lebih 165.000 species sedangkan
liliopsida mempunyai 19 ordo, 65 familia, kurang lebih 50.000 species.
(Sudarsono, 2005: 20).
Rosidae adalah nama botani pada peringkat subkelas berdasarkan International Code of Botanical
Nomenclature (ICBN). Penggunaan subkelas ini akan bervariasi
tergantung sistem taksonomi yang digunakan, satu-satunya
persamaannya adalah keberadaan famili Rosaceae di
bawahnya.
ordo Fabales, ordo Proteales, ordo Myrtales, ordo Rhizophorales, ordo Cornales, ordo Santalales, ordo Rafflesiales, ordo Celastrales, ordo Euphorbiales, ordo Rhamnales, ordo Linales, ordo Polygalales, ordo Sapindales, ordo Geraniales, ordo Apiales.
Namun ada
juga yang menuliskan Crossosomatales, Geraniales, Myrtales, Fabidae (Celastrales, Cucurbitales, Fabales, Fagales, Huaceae, Oxalidales, Malpi-ghiales, Rosales dan Zygophyllales), Malvidae (Brassicales, Dipentodontaceae, Gerrardinaceae, Malvales, Sapindales, dan Tapisciaceae), Picramniaceae, dan Vitaceae sebagai
bagian dari Rosidae, karena saling tumpang tindih antara satu sistem dengan
sistem lainnya terkait klasifikasi suatu spesies seringkali terjadi.
(Cantino,
Philip D. Dkk. 2007: 822-846).
Subclassis Rosidae mempunyai 18 ordo
dan 114 family. Ordo-ordo yang termasuk ke dalam Rosidae yaitu: Rosales,
Fabales, Proteales, Podostemales, Haloragales, Myrtales, Rhizophorales, Cornales, Santalales, Rafflesiales, Celastrales, Euphorbiales, Rhamnales, Linales, Polygalales, Sapindales, Geraniales, Apiales. Rosidae
mempunyai karakteristik stamaen tersusun sentripetal jarang sentrifugal, bunga
jarang dengan plasenta parietal; ovarium majemuk, tetapi sering dengan 2 atau
beberapa lokus yang hanya memiliki 1 atau 2 ovul; bunga polypetal atau sering
apetal, jarang sympetal.
(Asep,
Mulyani. 2014:121).
III.
ALAT DAN
BAHAN
A. Alat
1. Lembar hasil
pengamatan
2. Loup
B. Bahan
1.
Family Fabaceae: kacang tanah (Arachis hipogea).
2.
Family Caesalpiniaceae: flamboyan (Delonix regia).
3.
Family Myrtaceae: jambu biji (Psidium guajava), jambu air (Syzigium
aqueum).
4. Family Euphorbiaceae:
jarak pagar (Jatropa curcas L.), euphorbia (Euphorbia milii).
5. Family
Rosaceae: bunga mawar (Rosa hybrida).
6. Family
Anacardiaceae: mangga (Mangifera indica).
7. Family
Rutaceae: jeruk nipis (Citrus
aurantifolia).
8.
Famili Punicaceae:
delima (Punica granatum L.)
9.
Famili Oxalidaceae: belimbing (Averrhoa carambola L.)
IV.
LANGKAH KERJA
1.
Diamati spesimen tumbuhan yang ada
dalam hal habitus, pola percabangan, dan bentuk/segi penampang melintangnya.
2.
Kemudian diamati daunnya dalam hal
filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk dan tepian daunnya.
3.
Diamati dan dibandingkan bunganya, yaitu:
komposisi, jenis karangan bunga, dan simetri bunganya.
4.
Diamati perhiasan dan alat kelamin
bunga, yaitu: corolla, calyx, perigonium, stamen dan pistilum.
5.
Hasil pengamatan digambar pada
bagian-bagian tumbuhan meliputi:
a.
Percabangan tumbuhan
b. Letak stipulanya
c.
Penampang memanjang bunga
d. Stamen
e.
Pistilum
6.
Hasil gambar bagian-bagian tumbuhan
tersebut diberi keterangan.
V.
HASIL
PENGAMATAN
VI.
PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum kali ini
membahas tentang Magnoliophyta dari subclassis Rosidae. Dimana praktikum kali
ini membahas species kacang tanah (Arachis
hipogea) dari Family Fabaceae, species flamboyan (Delonix regia) dari Family Caesalpiniaceae, species jambu biji (Psidium guajava) dan jambu air (Syzigium aqueum) dari Family
Myrtaceae, jarak pagar (Jatropa curcas L.) dan euphorbia (Euphorbia milii) dari Family Euphorbiaceae, bunga
mawar (Rosa hybrida) dari Family
Rosaceae, mangga (Mangifera indica)
dari Family Anacardiaceae, jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dari Family
Rutaceae, delima (Punica granatum L)
dari Family Punicaceae, belimbing (Averrhoa
carambola L) dari Family Oxalidaceae,
bunga putri malu dari Family.
Pengamatan pertama yaitu membahas tentang kacang
tanah (Arachis hipogea).
kacang tanah (Arachis hipogea)
merupakan salah satu spesies dari Family Fabaceae. Adapun klasifikasi ilmiah kacang
tanah yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hipogea
Deskripsi
Tanaman kacang tanah yang kini tersebar luas dan telah
dibudidayakan di Indonesia sejak awal abad ke 17, sebetulnya bukanlah tanaman
asli Indonesia. Menurut Kipps (1970), kacang tanah berasal dari Amerika,
tepatnya di daerah Brasil. Tanaman ini tumbuh melata atau tegak, tingginya
berkisar 15–70 cm. Kacang tanah dipanen biji dan hijauannya (daun dan batang).
Biji kacang tanah dapat dimakan mentah, direbus (didalam polongnya), digoreng
atau disangrai, dan dibuat selai. Sedangkan hijauannya untuk makanan ternak dan
pupuk hijau.
Berdasarkan hasil pengamatan
tersebut, kacang tanah memiliki habitus berupa perdu dengan percabangan
simpodial, memiliki bentuk/segi penampang batang bulat. Daun merupakan majemuk
dengan letak filotaksis berhadapan, bentuk daun bulat telur terbalik, memiliki
pertulangan (nervatio atau venatio) daun menyirip, tepi daun (margo folii) rata,
ujung daun (apex folii) berbentuk akutus, pangkal daun (bassis folii) berbentuk
obtusus.
Bunga pada kacang tanah merupakan
bunga tunggal terletak diaksilar, dengan karangan bunga berbentuk rosemorsa,
simetri bunga aktinomorf. Perhiasan bunga terdiri atas mahkota/tajuk bunga
(corolla) berjumlah 3 yang berwarna kuning, kelopak (calyx) berjumlah 2 yang
berwarna hijau, tidak memiliki tenda bunga (perigonium). Alat kelamin bunga
kacang tanah berupa benang sari dan putik. Benang sari (stamen) tipe syncarp,
banyak mengelilingi putik. Putik (pistillum) merupakan tipe apokarpus yang
berada ditengah. Distribusi seks yaitu dengan monoesius. Pada batang terdapat
bulu-bulu halus dan memiliki ovarium inferus (ovarium seluruhnya tertanam pada
reseptakel yang melebar dan bersatu dengannya, biasa terdapat pada bunga yang
epigenus).
Sistem akar merupakan akar tunggang
yang telah berkembang menjadi baik dengan banyak akar-akar lateral, tidak
memiliki rambut akar, dan memiliki bintil akar untuk mengikat nitrogen. Buah polong berbentuk silindris, berisi 1– 6
biji buah yang siap dipanen memiliki ciri warna coklat kehitam-hitaman. Setiap
biji diliputi oleh selaput biji tipis berwarna antara putih hingga merah muda,
merah, ungu, coklat kemerahan dan sedikit kecoklatan. Setiap biji memiliki dua
keeping biji yang lebar, epikotil dengan daun dan tunas primordial, hipokotil
dan akar primer.
Manfaat
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandung protein yang
tinggi, zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B komplek dan fosfors, vitamin
A dan K, lesitin, kolin, dan kalsium. Kandungan protein dalam kacang tanah
adalah jauh lebih tinggi dari daging, telur, dan kacang soya. Mempunyai rasa
yang manis dan banyak digunakan untuk membuat beraneka jenis kue.
Manfaat kacang tanah yaitu membantu meningkatkan kesuburan,
membantu dalam peraturan gula darah, membantu mencegah batu empedu, membantu
fight depresi, memori meningkatkan power, membantu tingkat kolesterol rendah,
menurunkan resiko penyakit jantung, melindungi terhadap umur terkait penurunan
kognitif, kanker perlindungan, resiko menurunkan berat badan.
Pengamatan kedua yaitu membahas tentang species
flamboyan (Delonix regia).
Flamboyan merupakan salah satu spesies
dari Family Caesalpiniaceae. Adapun klasifikasi ilmiah flamboyan yaitu sebagai
berikut:
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Caesalpiniaceae
Genus : Delonix
Spesies : Delonix regia
Deskripsi
Anggota suku
caesalpiniaceae ini berbeda dengan warga papilionaceae terutama karena warga
suku ini hampir semua berupa perdu atau pohon, boleh dikatakan tidak ada yang
berupa terna, daun hampir selalu majemuk menyirip atau menyirip ganda, jarang
sekali tunggal atau beranak daun 1. Selanjutnya terdapat perbedaan mengenai
bunganya, ialah bahwa pada suku ini bunga memang sering masih mempunyai mahkota
yang nyata berbentuk seperti kupu-kupu pula, tetapi ke 5 daun mahkota bebas,
tidak ada yang berlekatan atau dapat pula jumlah daun mahkota kurang dari 5,
bahkan sampai tidak ada. Benang sari 10, jarang lebih. Biasanya bebas atau
berlekatan dengan macam-macam cara. Buahnya polong yang jika masak menjadi
kering kemudian pecah, atau berdaging dan tidak membuka, sering kali bersayap. Biji dengan endosperm
tipis atau tanpa endosperm, lembaga besar (Tjitrosoepomo,
Gembong.2010:208-210).
Berdasarkan
hasil pengamatan tersebut, flamboyan memiliki habitus berupa perdu dengan
percabangan simpodial, memiliki bentuk/segi penampang batang bulat. Daun
merupakan majemuk bipinatus dengan letak filotaksis berhadapan, bentuk daun
bulat telur terbalik melebar, memiliki pertulangan (nervatio atau venatio) daun
menyirip, tepi daun (margo folii) rata, ujung daun (apex folii) berbentuk
retusus, pangkal daun (bassis folii) berbentuk rotundatus.
Bunga
pada flamboyan merupakan bunga majemuk terletak diterminal, dengan karangan
bunga berbentuk simosa pleiokharium, simetri bunga zigomorf. Perhiasan bunga
terdiri atas mahkota/tajuk bunga (corolla) berjumlah 4 yang berwarna orange,
kelopak (calyx) berjumlah 5 yang berwarna orange, tidak memiliki tenda bunga
(perigonium). Alat kelamin bunga bunga flamboyan berupa benang sari dan putik.
Benang sari (stamen) tipe epipetal, Putik (pistillum) merupakan tipe sinkarpus
dengan arah membukanya antera yaitu ekstrorse dalam satu bunga terdapat banyak
putik dengan panjang >7cm yang berada ditengah. Distribusi seks yaitu dengan
monoesius. Memiliki ovarium berjenis suferus (ovarium bebas dari semua bagian
bunga, kecuali pada bagian yang sangat bawah. Terdapat pada semua bunga
hipoginus, dan bisa terdapat pada bunga periginus dan epiginus).
Manfaat
Di sejumlah negara, flamboyan sudah menjadi komoditas penting
sebagai tanaman hias yang diperdagangkan. Di Indonesia sebenarnya tanaman ini
juga sudah cukup banyak dikenal dan dibudidayakan di berbagai tempat. Namun,
umumnya masyarakat kita menanam flamboyan lebih karena alasan fungsinya sebagai
peneduh yang cepat tumbuh. Di beberapa kompleks perumahan atau trotoar jalan, pohon
flamboyan mudah dijumpai. Sedangkan menjadikan flamboyan sebagai tanaman hias
demi terciptanya keindahan, harus diakui masih sangat kurang.
Di Kepulauan Karibia biji flamboyan digunakan sebagai
instrumen perkusi yang dikenal dengan sebutan the shak-shak atau maraca. Status
tanaman ini termasuk yang dilindungi. Karena lebih ke alasan fungsional sebagai
peneduh, tanaman flamboyan sering ditanam cul leos, alias setelah tumbuh, ya
sudah, dibiarkan hidup sendiri, tanpa mendapat perawatan atau pemeliharaan
sebagaimana layaknya dilakukan terhadap tanaman hias. Tak jarang, tanaman pun
bisa tumbuh menjulang tinggi dan tak terawat. Padahal, dengan perlakuan yang
tepat melalui pemangkasan yang teratur, kita bisa menghasilkan bentuk tanaman
yang tidak terlalu tinggi. Atau sistem penanaman yang berjejer teratur.
Sehingga saat musim bunga tiba, kita bisa menyaksikan keindahannya lebih
leluasa. Sambil menikmati kemunculan bunganya, kita juga akan tahu bunga itu
sebagai pertanda, musim hujan sudah tiba.
Pengamatan ketiga yaitu membahas tentang species
jambu biji (Psidium guajava) dari
Family Myrtaceae. Jambu biji merupakan salah satu spesies dari Family
Myrtaceae. Adapun klasifikasi ilmiah jambu biji yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava
Deskripsi
Jambu biji yang memiliki bahas ilmiah Psidium guajava L. adalah
salah satu contoh tanaman
yang sering kita jumpai di alam sekitar kita, pekarangan rumah, sekolah atau
dipinggir jalan. Tanaman atau tumbuhan jambu biji ini memiliki rasa yang enak
dan memiliki khasiat yang banyak. Pohon jambu biji banyak ditanam sebagai pohon
buah-buahan. Pohon jambu biji sering tumbuh liar dan dapat ditemukan pada
ketinggian 1 m sampai 1.200 m dari permukaan laut (Dalimartha, 2001).
Berdasarkan
hasil pengamatan tersebut, jambu biji memiliki habitus berupa pohon dengan
percabangan simpodial, memiliki bentuk/segi penampang batang bulat. Daun
merupakan tunggal dengan letak filotaksis berhadapan (opposita), bentuk daun
jorong, memiliki pertulangan (nervatio atau venatio) daun menyirip sejajar,
tepi daun (margo folii) rata, ujung daun (apex folii) berbentuk akutus, pangkal
daun (bassis folii) berbentuk obtuse (tumpul).
Bunga pada jambu biji merupakan
bunga tunggal terletak diterminal, dengan karangan bunga berbentuk simosa,
simetri bunga aktinomorf. Perhiasan bunga terdiri atas mahkota/tajuk bunga
(corolla) berjumlah 4 yang berwarna putih, tidak memiliki kelopak (calyx) dan tenda
bunga (perigonium). Alat kelamin bunga bunga jambu biji berupa benang sari dan
putik. Benang sari (stamen) tipe tetradinamus benang sari banyak, Putik
(pistillum) merupakan tipe sinkarpus. Distribusi seks yaitu dengan monoesius.
Buahnya buah buni, berbentuk bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai
hijau kekuningan. Daging buah tebal, buah yang masak bertekstur lunak, berwarna
putih kekuningan atau merah jambu. Biji buah banyak mengumpul ditengah,
kecil-kecil, keras, berwarna kuning kecoklatan.
Manfaat
Kandungan
buah jambu biji (100 gr), Kalori 49 kal, Vitamin A 25 SI, Vitamin B1 0,02 mg, Vitamin C 87 mg, Kalsium
14 mg, Hidrat Arang 12,2 gram, Fosfor 28 mg, Besi 1,1 mg, Protein 0,9 mg, Lemak
0,3 gram, Air 86 gram.
Beberapa
manfaat Jambu Biji adalah dapat mengobati diabetes mellitus, maag, Sakit perut
(diare dan mencret), Sakit Perut atau Diare pada bayi yang masih menyusui, masuk
angin, Beser (sering kencing) berlebihan. Tanaman jambu biji dapat
dibudidayakan, menghasilkan buah yang manis, dapat dijadikan jus dan lain-lain.
Pengamatan keempat yaitu membahas tentang species jambu
air (Syzigium aqueum). Jambu biji termasuk salah satu spesies dari Family
Myrtaceae. Adapun klasifikasi ilmiah jambu air yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzigium
Spesies : Syzigium aqueum
Deskripsi
Jambu air
berasal dari daerah Indo Cina dan Indonesia, tersebar ke Malaysia dan
pulau-pulau di Pasifik, tumbuhann ini berada di iklim tropis dengan sebaran kawasan tropika seluruh dunia.
Tumbuhan Jambu air akan berkembang baik di daerah yang curah hujannya
rendah/kering sekitar 500-3000 mm/tahun. Suhu yang cocok untuk pertumbuhan
Jambu air adalah 18-28 derajat Celcius dengan kelembaban udara antara 50-80 %. Selama ini masih terkonsentrasi sebagai
tanaman pekarangan untuk konsumsi keluarga. Buah Jambu air tidak hanya sekedar
manis menyegarkan, tetapi memiliki keragaman dalam penampilan.
Berdasarkan
hasil pengamatan tersebut, jambu air memiliki habitus berupa pohon dengan percabangan
simpodial, memiliki bentuk/segi penampang batang triangular. Daun merupakan
tunggal dengan letak filotaksis berhadapan (opposita), bentuk daun bulat telur,
memiliki pertulangan (nervatio atau venatio) daun menyirip sejajar, tepi daun
(margo folii) rata, ujung daun (apex folii) berbentuk meruncing, pangkal daun
(bassis folii) berbentuk ptiolatus.
Bunga
pada jambu air merupakan bunga majemuk terletak diterminal, dengan karangan
bunga berbentuk simosa dikhasium, simetri bunga aktinomorf perhiasan bunga
berbentuk corong. Perhiasan bunga terdiri atas mahkota/tajuk bunga (corolla)
berjumlah 5 yang berwarna putih, tidak memiliki kelopak (calyx) dan tenda bunga
(perigonium). Alat kelamin bunga jambu air berupa benang sari dan putik. Benang
sari (stamen) tipe tetradinamus benang sari banyak, Putik (pistillum) merupakan
tipe monokarp. Distribusi seks yaitu dengan monoesius.
Buah pada tumbuhan Jambu air termasuk buah sejati
tunggal berdaging (cornosus) bertipe
buah buni yaitu uah yang berdinding tipis dan memiliki lapisan dalam yang
tebal, lunak, dan berair, dan bagian ini yang biasa di makan. Buah berbentuk
lonceng dengan pangkal kecil dan ujung yang sangat melebar, jika masih muda berwarna hijau kekuningan dan
memerah setelah tua, setelah dewasa biasanya mengandung banyak air, daging buah
berwarna putih dengan kulit buah merah. Pada buah dewasa kadang–kadang masih
berlekat tangkai sarinya yang sudah mati dan berwarna coklat.
Biji pada
tumbuhan jambu biji berbentuk ginjal, diameter ± 1,5 cm, berwarna putih
kecoklatan, dengan selaput putih sebagai kulit bijinya. Terdapat sekat sekat
yang memisahkan biji satu denga yang lainnya, merupakan derivate dari
endokarpium yang berserabut. Termasuk ke dalam kelompok dikotil karena bijinya berkeping dua.
Manfaat
Jambu
air yang biasanya hanya buahnya yang dimanfaatkan yaitu dengan mengonsumsinya,
ternyata selain itu, kayunya yang keras dan berwarna kemerahan cukup baik
sebagai bahan bangunan, asalkan tidak kena tanah. Hanya biasanya ukurannya
terlalu kecil. Baik pula digunakan sebagai kayu bakar. Di daerah Kuningan, daun
jambu air biasa digunakan sebagai pembungkus tape ketan.
Buah
jambu air selain dikonsumsi secara langsung buah jambu air juga bisa dibuat
sirup, atau jus. Jambu air juga dapat digunakan sebagai obat obatan, kandungan
vitamin C dan protein nabati digunakan untuk mempercantik kulit dan membuat
kulit agar lebih berseri. Kandungan air dalam jambu air juga dapat mengurangi
efek samping stress, seperti kisut dibawah kelopak mata, kandungan serat yang
tinggi membantu mempermudah pencernaan dan mencegah kanker usus.
Pengamatan kelima yaitu membahas tentang species
jarak pagar (Jatropa curcas L.). Jarak pagar termasuk salah satu
spesies dari Family Euphorbiaceae. Adapun klasifikasi ilmiah jarak pagar yaitu
sebagai berikut:
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euprhorbiales
Famili : Euphorbiaceae.
Genus : Jatropa
Spesies : Jatropa curcas L
Deskripsi
Jatropha curcas L. dengan cabang berbulu tebal. Pohon ini memiliki batang tebal berwarna
hijau dengan dasar kayu atau abu-abu atau berkulit
kemerahan, tertutup oleh bercak putih besar. merupakan
semak yang besar dengan tinggi mencapai 6 m dan bergelombang. Berwarna
hijau dengan dasar kayu, dan bunga-bunga kuning-hijau mencolok.
Nama Jatropha berasal dari jatrós (Yunani) yang berarti dokter,dan trophé
(makanan), yang berarti obat yang digunakan. Pagar adalah nama umum untuk jarak
pagar di Malabar, India. Tanaman ini ditanam sebagai tanaman
pelindung (pagar hidup) oleh petani di seluruh dunia, karena tidak dirusak oleh
hewan.
Berdasarkan
hasil pengamatan tersebut, jarak pagar memiliki habitus berupa perdu dengan
percabangan simpodial, memiliki bentuk/segi penampang batang bulat. Daun
merupakan tunggal berlekuk berlekuk dan bersudut 3 atau 5 dengan letak
filotaksis folia sparsa (tersebar), bentuk daun berbentuk jantung atau bulat
telur melebar, memiliki pertulangan (nervatio atau venatio) daun menjari, tepi
daun (margo folii) rata, ujung daun (apex folii) berbentuk runcing, pangkal
daun (bassis folii) berbentuk kordatus.
Bunga
pada jarak pagar merupakan bunga majemuk berbentuk malai, berwarna kuning
kehijauan, berkelamin tunggal, dan berumah satu (putik dan benang sari dalam satu
tanaman), bunga terdiri atas 5 kelopak berbentuk bulat telur dengan panjang
lebih kurang 4 mm, benang sari mengumpul pada pangkal dan berwarna kuning;
tangkai putik pendek berwarna hijau dan kepala putik melengkung keluar berwarna
kuning; bunga juga mempunyai 5 mahkota berwarna keunguan, tiap tandan terdapat
lebih dari 15 bunga. Bunga betina 4 – 5 kali lebih banyak dari bunga jantan.
Bunga jantan maupun bunga betina tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan yang
tumbuh di ujung batang atau ketiak daun. Distribusi seks yaitu dengan monoesius
dan bunganya uniseksual. Kadangkala muncul bunga hermaprodit yang berbentuk
cawan berwarna hijau kekuningan.
Buah
tanaman jarak pagar berbentuk bulat telur dengan diameter 2–4 cm. Panjang buah
2 cm, dengan lebar sekitar 1 cm. Buah berwarna hijau ketika muda serta abu-abu
kecokelatan atau kehitaman ketika masak. Buah jarak terbagi menjadi 3 ruang,
masing-masing ruang berisi 1 biji sehingga dalam setiap buah terdapat 3 biji.
Tanaman
jarak mulai berbuah pada umur 5-6 bulan dan produktif penuh pada saat umur 5
tahun serta memiliki usia produktif mencapai 50 tahun. Setelah berumur 3-5
tahun, tanaman ini mampu berproduksi 5-25 ton biji jarak per tahun untuk setiap
hektar. Bila tanaman jarak ditanam dengan baik maka produktivitas bijinya dapat
mencapai 5-10 kg/pohon/tahun, bahkan bisa lebih (Pambudi, 2007).
Manfaat
Menurut Penelitian Onaolapo
(2007) dan beberapa penelitian yang terpercaya ,
pohon jarak (Jatropha
curcas L.) memiliki aktivitas antijamur yang baik. Juga mengandung beberapa
kandungan senyawa kimia, yang daya racunnya cukup tinggi yaitu:
·
Getah
Tanaman Jarak Pagar mengandung Flavonoid, dan Saponin serta Kandungan
Jatrophine yang mempunyai aktivitas antifungi.
·
Pada
bagian Daun Jarak Pagar ditemukan senyawa Kaemfesterol, Sitosterol,
Stigmasterol, Amirin, dan Terakserol.
·
Sedangkan
pada biji tanaman jarak ( Jatropha
curcas L.) telah ditemukan kandungan β-Glukanase yang memiliki
aktivitas antifungi, Toksalbumin, dan Curcin yang tidak hanya memiliki
aktivitas sebagai antifungi, tetapi kandungan kimia ini juga bermanfaat sebagai
antikanker (Ditjenbun, 2007).
·
Ampas dari
Biji Jarak yang sudah dip eras minyaknya mengandung: Nitrogen, Fosfat, dan Kalium.
·
Kulit
Batang Jarak Pagar mengandung: Tanin, Malam, Resin, dan Saponin.
Jarak pagar
dapat dimanfaatkan sebagai biosolar, pengobatan,
keputihan, radang anak telinga, sakit gigi, sariawan, perut kembung (masuk
angin), sembelit, koreng, jamur, gatal-gatal dan bengkak, luka dan
pendarahan, reumatik dan gatal kaki, obat batuk dan peluruh dahak, pupuk
organik, dan permainan anak.
Pengamatan keenam yaitu membahas tentang species
euphorbia (Euphorbia
milii). Euphorbia merupakan salah satu family
Euphorbiaceae. Adapun klasifikasi ilmiah euphorbia
yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi
ilmiah
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae.
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia milii
Deskripsi
Familia
Euphorbiaceae yaitu tumbuhan berupa herba, semak, pohon, seringkali
bergetah. Daun umumnya tunggal, letaknya berseling. Bunga biasanya kecil,
bersimetri banyak, uniseksual, seringkali monoecius, yang tersusun sebagai
bunga majemuk. Periantium kelipatan 5 dalam satu atau dua seri, atau dapat juga
mereduksi. Stamen satu sampai banyak. Ovarium berlokuli 3, ovula satu atau dua
dalam tiap lokulus, dengan posisi menggantung (pendulus) dan menunduk
(anatropus), milkropil biasanya tertutup oleh karunkula, stilus berjumlah 3
masing-masing terdiri dari dua lobi. Buah bervariasi ummumnya menjadi desihen
atau sizokarp (terdiri dari 3 loksi) dengan 3 atau 6 biji yang memiliki
endosperma. Contoh : Acalypha wilkensiana, Euphorbia pulcherima, Saurupus
androgymus, Ricinus communis.
Euphorbia adalah
merupakan salah satu famili Euphorbiaceae yang mempunyai lebih dari 2000
spesies. Famili ini tumbuh tersebar di daerah tropis, mulai dataran rendah
hingga dataran tinggi. Tanaman yang tergolong sukulen dan menyerupai kaktus ini
sangat menyukai sinar matahari, sehingga akan menampilkan bunga yang semarak
apabila diletakkan di tempat yang terbuka dengan penyinaran matahari penuh.
Euphorbia
berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke seluruh dunia, termasuk
ke Indonesia. Nama Euphorbia berasal dari nama Euphorbus, seorang dokter
dari Mauritania, Afrika Utara, yang telah berjasa pada rajanya. Meskipun
demikian, beberapa spesies diakui merupakan tanaman asli daerah lain. Misalnya Euphorbia
characias subsp. Wulfenii dari Portugal, Euphorbia griffithii dari
Himalaya, dan Euphorbia marganita dari amerika Utara (Purwanto, 2006).
Berdasarkan
hasil pengamatan tersebut, bunga euphorbia memiliki habitus berupa perdu dengan
percabangan simpodial, memiliki bentuk/segi penampang bulat silindris. Batang
euphorbia ini memiliki duri-duri diseluruh batangnya. Daun merupakan majemuk
dengan letak filotaksis tersebar (folia sparsa), bentuk daun bulat telur
terbalik, memiliki pertulangan (nervatio atau venatio) daun menyirip, tepi daun
(margo folii) rata, ujung daun (apex folii) berbentuk retusus, pangkal daun
(bassis folii) berbentuk dekuren.
Bunga
pada euphorbia merupakan bunga majemuk terletak di aksilar, dengan karangan
bunga berbentuk umbela composita, simetri bunga aktinomorf. Perhiasan bunga
terdiri atas mahkota/tajuk bunga (corolla) berjumlah 2 yang berwarna pink,
tidak memiliki kelopak (calyx) dan memiliki tenda bunga (perigonium) yang
berwarna kuning. Alat kelamin bunga euphorbia berupa benang sari dan putik.
Benang sari (stamen) tipe tetradinamus benang sari banyak, Putik (pistillum) memiliki
ovarium tipe inferus. Distribusi seks yaitu dengan monoesius.
Tanaman ini
termasuk mudah berbuah. Buah muncul karena adanya pembuahan atau bersatunya
benang sari dan putik. Penyerbukan dapat terjadi secara alami dengan bantuan
serangga atau manusia. Buah muncul setelah 3-6 hari dari penyerbukan. (Hapsari
dan Budiana, 2007). Buah berbentuk seperti kapsul dan tersusun membentuk
dompolan yang terdiri atas 3-4 buah. Buah ini terletak di ujung tangkai bunga.
Buah muda berwarna hijau dan apabila sudah tua buah akan berwarna coklat. Buah
tua harus segera dipetik, sebelum pecah dengan sendirinya. Pemetikan buah
dilakukan pada pagi hari, karena pada siang hari biji yang sudah kering akan
terpelanting bila terkena sinar matahari.
Biji euphorbia
terdapat di dalam buah. Biji yang berwarna coklat tua ini berbentuk bulat,
dengan diameter antara 0,3-0,5 cm. Biji akan terbentuk setelah 3-6 hari sejak
penyerbukan dan dapat segera disemaikan setelah dipetik. (Purwanto, 2006).
Manfaat
Euphorbia milii selain
digunakan sebagai tanaman hias, juga berkhasiat sebagai obat. Obat yang dibuat
dari E. milii diantaranya yaitu:
Pendarahan rahim, Hepatitis, Luka bakar dan bisul Bisul.
Pengamatan ketujuh yaitu membahas tentang species
bunga mawar (Rosa hybrida). Bunga
mawar merupakan salah satu spesies dari Family Rosaceae. Adapun klasifikasi
ilmiah mangga yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Spesies : Rosa hybrida
Deskripsi
Familia Rosaceae
yaitu tumbuhan
berupa semak jarang berupa herba. Daun tunggal, majemuk, berseling dan stipula.
Bunga seringkali biseksual, bersimetri banyak dan periginius. Kalliks berbentuk
tabung berlobi 5, petal 5 buah dan petal tampak menonjol dan berukuran besar.
Benang sari banyak melengkung ke dalam pada waktu kuncup. Ovarium berkarpel
satu atau banyak, ovula bebas, konatus atau adnatus pada dasar bunga, ovula
umumnya dua pada tiap ovarium, satu stilus atau lebih. Buah berupa drupa, pome,
atau aksene. Biji dengan endosperma sedikit atau tanpa endosperma. Contohnya : Rosa hybrida, Pyrus
molus, Rosa rosaefolius.
Mawar (Rosa hybrida) merupakan salah satu tanaman
yang termasuk dalam family Rosaceae. Spesies mawar umumnya berupa tanaman semak
yang berduri atau tanaman memanjat yang tingginya bisa mencapai 2 sampai 5
meter. Mawar sebenarnya bukan tanaman tropis, karena sebagian besar spesies
merontokkan seluruh daunnya dan hanya beberapa spesies yang ada di Asia
Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun. Warna bunga biasanya putih,
merah jambu atau kuning, dan merah. Pada umumnya, mawar memiliki duri-duri
kecil yang tajam di bagian tangkainya. Namun, ada beberapa spesies mawar
mempunyai duri yang tidak berkembang dan tidak tajam (Platt, 1991).
Berdasarkan
hasil pengamatan tersebut, bunga mawar memiliki habitus berupa perdu dengan
percabangan simpodial, memiliki bentuk/segi penampang bulat. Batang bunga mawar
ini memiliki duri-duri kecil diseluruh batangnya. Daun merupakan majemuk pinatus
yang imparipinatus dengan letak filotaksis berhadapan (opposita), bentuk daun lonjong,
memiliki pertulangan (nervatio atau venatio) daun menyirip, tepi daun (margo
folii) serulatus, ujung daun (apex folii) berbentuk akutus, pangkal daun
(bassis folii) berbentuk atenuatus.
Bunga
pada mawar merupakan bunga tunggal terletak, dengan karangan bunga berbentuk rosaseus,
simetri bunga zigomorf. Perhiasan bunga terdiri atas mahkota/tajuk bunga
(corolla) berjumlah 12 yang berwarna kuning, memiliki kelopak (calyx) berjumlah
5 yang berwarna hijau dan tidak memiliki tenda bunga (perigonium). Alat kelamin
bunga mawar berupa benang sari dan putik. Benang sari (stamen) tipe
tetradinamus benang sari banyak, Putik (pistillum) syncarp banyak ditengah.
Distribusi seks yaitu dengan monoesius.
Bunga mawar
menghasilkan buah agregat
(berkembang dari satu bunga dengan banyak putik) yang disebut rose hips.
Masing-masing putik berkembang menjadi satu buah tunggal (achene), sedangkan
kumpulan buah tunggal dibungkus daging buah pada bagian luar. Spesies dengan
bunga yang terbuka lebar lebih mengundang kedatangan lebah atau serangga lain yang membantu penyerbukan sehingga cenderung menghasilkan
lebih banyak buah. Mawar hasil pemuliaan menghasilkan bunga yang daun
mahkotanya menutup rapat sehingga menyulitkan penyerbukan.
Manfaat
Bunga mawar
biasa disebut sebagai Bunga Ratu karena warnanya yang menarik dan keberadaannya
yang mendominasi dalam tatanan kehidupan manusia. Selain itu bermanfaat sebagai
antiinflamasi, antikarsinogen, antiallergenik dan sebagainya. Bunga mawar kerap
digunakan sebagai bahan dalam minuman untuk mereka yang menderita penyakit
iritasi usus, kantung empedu, dan masalah pada hati. Biasanya air mawar
tersebut diekstrak bersamaan dengan teh, menjadi paduan minuman sehat yang
wangi dan memiliki banyak khasiat dalam tubuh.
Air mawar merupakan air bersih dan memiliki aroma yang mampu
meningkatkan suasana hati. Warna mawar yang menarik terbukti juga dapat
mengurangi kadar stress atau depresi karena warnanya yang menari dan indah.
Bunga mawar memang tak selalu dijual mahal. Umumnya
dipasaran, bunga mawar akan dikemas dan harga dipatok sesuai dengan jenis
tampilannya. Misalnya bonds of love dipatok dengan harga Rp 350 ribu. A special
way, boleh dibawa pulang dengan harga Rp 325 ribu. Mawar yang dimodifikasi
dengan boneka, dibanderol Rp 285 ribu. Dan jika mawar itu dipadupadankan dengan
black forest, maka harganya Rp 375 ribu. Tetapi untuk harga mawar pertangkainya
adalah berkisar antra Rp. 5000–Rp. 10000. Selain sebagai bingkisan, bunga mawar
juga memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, karena keunggulannya sebagai
bahan baku pembuatan parfum.
Pengamatan kedelapan yaitu membahas tentang species mangga
(Mangifera indica). Mangga merupakan
salah satu spesies dari Family Anacardiaceae. Adapun klasifikasi ilmiah mangga
yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica
Deskripsi
Mangga (Mangifera indica L.) termasuk famili Anacardiacea, terdiri dari 64
generasi. Di samping mangga, beberapa tanaman lain yang segenerasi dengan
mangga adalah Anacardium occidentale
(jambu mete), Spodias mangifera (hot
plum, amra), Bouea macrophylla Griff.
(gandaria) dan Pisticia vere
L.(pistachio) (Tjitrosoepomo,2003).
Berdasarkan
hasil pengamatan tersebut, mangga memiliki habitus berupa pohon dengan
percabangan simpodial, memiliki bentuk/segi penampang bulat. Daun merupakan
tunggal dengan letak filotaksis berhadapan (opposita), bentuk daun bulat telur lonjong,
memiliki pertulangan (nervatio atau venatio) daun menyirip, tepi daun (margo
folii) serulatus, ujung daun (apex folii) berbentuk runcing, pangkal daun
(bassis folii) berbentuk obtusus.
Bunga pada mangga merupakan bunga majemuk yang berkarang
dalam malai bercabang banyak di ujung ranting terletak terminal, dengan
karangan bunga berbentuk simosa, simetri bunga aktinomorf. Karangan bunga
biasanya berbulu, tetapi sebagian ada juga yang gundul, kuning kehijauan,
sampai 40 cm panjangnya. Bunga majemuk ini terdiri dari sumbu utama yang
mempunyai banyak cabang utama. Setiap cabang utama ini mempunyai banyak
cabang-cabang, yakni cabang kedua. Ada kemungkinan cabang bunga kedua ini
mempunyai suatu kelompok yang terdiri dari 3 bunga atau mempunyai cabang tiga.
Setiap kelompok tiga bunga terdiri dari tiga kuntum bunga dan setiap kuntum
bertangkai pendek dengan daun kecil. Jumlah bunga pada setiap bunga majemuk
bisa mencapai 1000-6000.Bunga-bunga dalam karangan berkelamin campuran, ada
yang jantan dan ada pula yang hermafrodit (berkelamin dua). Besarnya bunga
lebih kurang 6-8 mm. Bunga jantan lebih banyak daripada bunga hermafrodit, dan
jumlah bunga hermafrodit inilah yang menentukan terbentuknya buah.
Kelopak
bunga biasanya bertaju 5; demikian juga mahkota bunga terdiri dari 5 daun
bunga, tetapi kadang-kadang ada yang 4 sampai 8. Warnanya kuning pucat,
sedangkan pada bagian tengah terdapat garis timbul berjumlah 3 sampai 5 yang
warnanya sedikit tua. Bagian tepi daun mahkota berwarna putih. Pada waktu akan
layu, warna mahkota bunga tadi menjadi kemerahan.
Benang
sari berjumlah 5 buah, tetapi yang subur hanya satu atau dua buah sedangkan
yang lainnya steril. Benang sari yang subur biasanya hampir sama panjang dengan
putik, yakni kira-kira 2 mm, sedangkan yang steril lebih pendek. Kepala putik
berwarna kemerah-merahan dan akan berubah warna menjadi ungu pada waktu kepala
sari membuka untuk memberi kesempatan kepada tepung sari yang telah dewasa
untuk menyerbuki kepala putik. Bentuk tepung sari biasanya bulat panjang, lebih
kurang 20-35 mikron. Distribusi seks yaitu dengan monoesius.
Buah mangga
termasuk kelompok buah batu yang berdaging. Panjang buah kira-kira 2,5-30 cm.
Bentuk buah ada
yang bulat, bulat telur atau memanjang dan ada juga yang bentuknya pipih.
Warnanya bermacam-macam, ada yang hijau, kuning, merah atau campuran. Pada
bagian ujung buah,ada bagian yang runcing yang disebut paruh. Diatas paruh ada
bagian yang memebengkok yang disebut sinus, yang dilanjutkan kebagian perut.
Bagian belakang disebut punggung. Kulitnya tebal dan ada kelenjer, dagingnya
tebal dan ada yang kuning tergantung jenisnya. Daging buah ada yang besar dan
ada juga yang tidak besar, ada yang berair dan ada yang tidak berair, ada yang
manis dan ada yang kurang manis. Biji letaknya didalam kulit niji yang keras, besarnya
bervariasi. Biji terdiri dari dua keping, biji ada yang monoembryonal dan ada
yang poliembryonal.
Manfaat
Mangga memiliki kandungan vitamin c yang berguna untuk kebutuhan
tubuh, buah mangga dapat digunakan sebagai jus, rujak, manisan, dan sebagai
pembuatan dodol. Kayu mangga dapat gunakan untuk bahan bangunan.
Mangga terutama ditanam untuk buahnya. Buah yang matang umum
dimakan dalam keadaan segar, sebagai buah meja atau campuran es, dalam bentuk
irisan atau diblender. Buah yang muda kerapkali dirujak, atau dijajakan di tepi
jalan setelah dikupas, dibelah-belah dan dilengkapi bumbu garam dengan cabai.
Buah mangga juga diolah sebagai manisan, irisan buah kering, dikalengkan dan
lain-lain. Di berbagai daerah di Indonesia, mangga (tua atau muda) yang masam
kerap dijadikan campuran sambal atau masakan ikan dan daging.
Biji mangga dapat dijadikan pakan ternak atau unggas, di
India bahkan dijadikan bahan pangan di masa paceklik. Daun mudanya dilalap atau
dijadikan sayuran. Kayu mangga cukup kuat, keras dan mudah dikerjakan; namun
kurang awet untuk penggunaan di luar. Kayu ini juga dapat dijadikan arang yang
baik.
Pengamatan kesembilan yaitu membahas tentang species jeruk
nipis (Citrus
aurantifolia). Jeruk nipis merupakan salah satu spesies dari Family
Rutaceae. Adapun klasifikasi ilmiah jeruk nipis yaitu sebagai
berikut:
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia
Deskripsi
Familia Rutacea
Berupa pohon
atau semak, pada daunnya bersisik dan transparan yang berisi minyak. bunga dan
daun beraroma keras. Daun berhadapan atau berseling, seringkali majemuk. Bunga
biasabya biseksual, bersimetri banyak,. Sepal dan tepal masing masing berjumlah
4 buah dan 5 buah, bebas dan konatus, dengan dua sampai banyak ovula, stilus
bebes atau konatus. Buah berupa beri kapsul atau Sizokarp. Biji dapat
mengandung endosperma. Contoh : Citrus grandis, Citrus aurantifolia, Murraya
paniculata.
Berdasarkan
hasil pengamatan tersebut, jeruk nipis memiliki habitus berupa perdu dengan
percabangan simpodial, memiliki bentuk/segi penampang bulat silindris. Pada
permukaan batang jeruk nipis terdapat duri dengan panjang kurang lebih 1-4 cm.
Arah tumbuh batang tegak lurus dan arah tumbuh cabang condong ke atas.. Daun
merupakan tunggal berbentuk jorong, dengan letak filotaksis tersebar (folia
sparsa). Permukaan daun licin (laevis) dan mengkilat (nitidus),
memiliki pertulangan (nervatio atau venatio) daun menyirip, tepi daun (margo
folii) beringgit (crenatus), dan daging daun perkamenteus, ujung daun
(apex folii) berbentuk obtusus, pangkal daun (bassis folii) berbentuk obtusus.
Bunga
pada jeruk nipis merupakan bunga majemuk terletak di aksilar, dengan karangan
bunga berbentuk simosa, simetri bunga aktinomorf. Perhiasan bunga terdiri atas
mahkota/tajuk bunga (corolla) berjumlah 5 yang berwarna putih, memiliki kelopak
(calyx) berjumlah 5 dan tidak memiliki tenda bunga (perigonium). Alat kelamin
bunga jruk nipis berupa benang sari dan putik. Distribusi seks yaitu banci.
Buahnya
berbentuk bulat sebesar bola pingpong dengan diameter 3,5-5 cm berwarna (kulit
luar) hijau atau kekuning-kuningan. Tanaman jeruk nipis mempunyai akar
tunggang. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Tanaman jeruk umumnya
menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung.
Manfaat
Jeruk
nipis, yang sering dinamakan secara salah kaprah sebagai jeruk limau, dipakai
perasan isi buahnya untuk memasamkan makanan, seperti pada soto. Fungsinya sama
dengan cuka. Sebagai bahan obat tradisional, perasan langsung buah jeruk nipis
dipakai sebagai obat batuk, diberikan bersama dengan kapur untuk menurunkan
demam. Perasannya juga dapat dipakai untuk menghilangkan ketombe. Jeruk nipis
juga dapat digunakan untuk mengecilkan pori-pori dan mengurangi kadar minyak
pada kulit berminyak.
Pengamatan kesepuluh yaitu membahas tentang species delima (Punica granatum L). Delima merupakan
salah satu species dari Famili Punicaceae. Adapun klasifikasi ilmiah
delima yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Punicaceae
Genus : Punica
Spesies : Punica
granatum L.
Deskripsi
Delima (punica
granatum) adalah tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh hingga 5-8 m. Tanaman
ini diperkirakan berasal dari Iran, namun telah lama dikembangbiakkan di daerah Mediterania. Bangsa Moor
memberi nama salah satu kota kuno di Spanyol,
Granada berdasarkan nama buah ini. Tanaman ini juga banyak ditanam di daerah Cina Selatan dan Asia Tenggara.
Delima berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah subtropik sampai tropik, dari
dataran rendah sampai di bawah 1.000 m dpl. Tumbuhan ini menyukai tanah gembur
yang tidak terendam air, dengan air tanah yang tidak dalam.
Berdasarkan
hasil pengamatan tersebut delima memiliki pola habitus perdu, tinggi 2-5 m. Percabangan
simpodial dengan bentuk/segi penampang bulat. Batang
berduri, masih
muda coklat setelah tua hijau kotor.
Daun
merupakan tunggal,
bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 1-8 cm,
lebar 5-15 mm,
pertulangan menyirip, permukaan mengkilat, hijau.
Bunga merupakan
tunggal, terletak
di ujung cabang,
tangkai pendek, kelopak berlekatan,
merah atau kuning pucat, mahkota membulat, tangkai sari melengkung. kuning,
putik putih, merah atau kuning. Buah
berbentuk buni, bulat, diameter 5-12 cm, hijau kekuningan. Bentuk buah
delima bulat dan terkadang bundar. Lazimnya, buah delima bergelantungan pada
tandan. Saat masih muda, buahnya berwarna hijau sampai hijau kemerah-merahan.
Setelah tua, warnanya berubah, bergantung jenisnya.
Biji
berbentuk bulat,
keras, kecil, merah. Akar berbentuk tunggang, kuning kecoklatan.
Distribusi seks yaitu dengan monoesius.
Manfaat
Manfaat delima
tersebut bisa diperoleh dengan berbagai cara, seperti dalam bentuk sari buah
atau bisa juga memakan bijinya, sirup, pasta atau konsentrat delima. Secara
tradisional, buah delima biasa digunakan untuk membersihkan kulit dan
mengurangi peradangan pada kulit. Jus buah delima juga bisa mengurangi derita radang tenggorokan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh American Journal of Clinical
Nutrition, buah delima yang kaya antioksidan ini bisa mencegah oksidasi LDL
atau kolesterol jahat dalam tubuh.
Selain yang sudah disebutkan tadi, khasiat buah delima
bagi kesehatan antara lain dapat untuk penyakit-penyakit seperti: gangguan
perut, gangguan jantung, kanker, perawatan gigi, rematik,
kurang darah dan diabetes.
Di Asia, sari
buahnya juga dikentalkan menjadi suatu sirup yang digunakan sebagai saus. Di
Mesir buah ini dijadikan semacam minuman anggur, sirup, dan sari buah. Dalam
satu gelas sari delima lebih banyak kandungan antioksidannya dibandingkan
dengan satu gelas red wine, green tea atau orange juice. Di Amerika, produk
sari buah delima yang dikenal sebagai pom wonderful menjadi tren minuman
kesehatan terkini.
Minuman sari
buah delima dikenal sebagai sari buah sehat, tinggi khasiatnya. Sari buah
delima tinggi kandungan ion kalium (potasium), vitamin A, C dan E serta asam
folic. Dari bagian biji yang dapat dimakan, kandungan kalium per 100 gram (259
mg/gr), energi 63 kal, 30 mg vitamin C. Komponen ini dianggap sangat penting
bagi kesehatan jantung. Sari buah delima juga tinggi kandungan flavonoidnya,
suatu jenis antioksidan kuat yang penting perannya untuk mencegah berkembangnya
radikal bebas di dalam tubuh sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak,
serta mampu dalam memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung, kanker
kulit, dan kangker prostat. Antioksidan yang terkandung didalamnya membantu
mencegah penyumbatan pada pembuluh darah arteri oleh kolesterol.
Bahkan kandungan
antioksidan dalam buah delima jumlahnya tiga kali lebih banyak daripada wine atau
teh hijau. Peneliti dari Vanderbilt University Medical Center menemukan bahwa
orang yang meminum jus 3 kali atau lebih dalam seminggu, dapat menurunkan
risiko terkena alzheimer hingga 76% dibandingkan orang yang tidak minum jus
sama sekali.
Pengamatan kesebelas yaitu membahas tentang species
Belimbing (Averrhoa carambola L). Belimbing
merupakan salah satu species dari Famili Punicaceae. Adapun klasifikasi
ilmiah delima yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa carambola L
Deskripsi
Berdasarkan
hasil pengamatan tersebut delima memiliki pola habitus perdu, tinggi 2-5 m. Percabangan
simpodial dengan bentuk/segi penampang bulat. Daun merupakan tunggal, bentuk bulat telur, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul,
pertulangan menyirip, permukaan mengkilat, hijau. Mempunyai satu
ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai
daun. Dari samping ibu tangkai (petiolus communis) keluar tangkai anak daun /
tulang cabang ( petiololus) mirip sirip ikan.
Bunga merupakan
majemuk, terletak
di aksilar
batang yang tua,
bunga mekar mulai dari sumbu pokok dari tengah ke
pinggir. Malai (panicula) bunga terkumpul rapat Bagian bunga: Tangkai bunga
(pedicellus), dasar bunga (receptaculum), kelopak (calyx), mahkota (corolla),
daun mahkota berlekatan (gamopetalus). Kelamin bunga: Berkelamin ganda
(hermaphroditus). Didalamnya terdapat benang sari dan putik. Susunan sebagian
tangkai putik panjang tangkai benang sari pendek, sebagian lagi tangkai putik
pendek tangkai benang sari panjang. Penyerbukan dengan perantara binatang
(zoidiophyly, zoidiogamy). Spesifikasi penyerbukan dengan perantara serangga
entomophyly, entomogamy). Distribusi seks yaitu dengan dioesius.
Golongan buah:
buah buni/bacca memanjang dengan 5 rusuk tajam. Berbuah setelah 2-5 tahun. Buah
buni memiliki 2 lapisan yaitu lapisan luar yang tipis, kuat, dan agak
menjangat, serta lapisan dalam yang tebal, lunak, dan berair. Tergolong buah
sejati tunggal berdaging. Warna: muda hijau, tua kuning Ukuran: 4-13 cm.
Bentuk: pipih Warna: Coklat muda Kulit biji (Spermodermis): Terdiri dari 2
lapisan yaitu lapisan luar/ testa yang berwarna coklat muda, dan lapisan dalam/
tegmen yang berwarna coklat tua. Di sebelah luar di sebagian tepinya keluar
cairan seperti lender yang merupakan bagian dari arilus.
Manfaat
Buah
ini memiliki banyak sari (air), sehingga memungkinkan untuk dibuat wine buah.
Di Myanmar, belimbing digunakan untuk membuat acar teh. Buah belimbing yang
manis selain menyembuhkan batuk, demam, kencing manis dan kolesterol tinggi,
juga cocok untuk meredakan sakit tenggorokan.
Pertanyaan
1. Tuliskan
ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada subclassis Rosidae?
2. Jelaskan
kekhasan tumbuhan yang termasuk ke dalam fabaceae, mimmosaceae dan
caesalpinaceae?
3.
Jelaskan kekhasan dari Sauropus androginus dlihat dari daun dan
bunganya?
4.
Tuliskan salah satu
species dari subclassis Rosidae yang berperan penting dalam pembuatan
biodiesel?
5.
Jelaskan salah satu
family dari subclassis Rosidae yang mempunyai peranan penting dalam hubungannya
dengan pertanian.
Jawaban
1.
Rosidae mempunyai karakteristik
stamaen tersusun sentripetal jarang sentrifugal, bunga jarang dengan plasenta
parietal; ovarium majemuk, tetapi sering dengan 2 atau beberapa lokus yang
hanya memiliki 1 atau 2 ovul; bunga polypetal atau sering apetal, jarang
sympetal.
2.
Fabaceae merupakan yang
terpenting dan terbesar. Banyak tumbuhan budidaya penting termasuk dalam suku
ini, dengan bermacam-macam kegunaan: biji,
buah
(polong), bunga,
kulit
kayu, batang,
daun,
umbi,
hingga akarnya
digunakan manusia. Bahan makanan,
minuman, bumbu
masak, zat pewarna,
pupuk hijau,
pakan
ternak, bahan pengobatan, hingga racun
dihasilkan oleh anggota-anggotanya. Semua tumbuhan anggota suku ini memiliki
satu kesamaan yang jelas: buahnya berupa polong. Suku caesalpiniaceae habitus berupa
Pohon, semak, jarang herba. Daun majemuk pinnantas
atau bipinnantas, jarang tunggal, umumnya tidak memiliki stipula. Bunga dalam
racemosa (tandan bunga), spica (bunga bulir), jarang cymosa, bisexual,
zigomorf, jarang aktinomorf; sepal 5, dua sepal paling atas bersatu; petal 5,
petal paling atas letaknya lebih ke dalam dari yang lain; stamen 10 (jarang
banyak), bebas atau bersatu; pistillum dengan 1 carpel (daun buah), 1 ruang
placenta marginal (jumlah ruang bakal buah), ovarium superior (bakal buah).
Buah legum, sering bersayap.Tumbuhan suku Mimosaceae termasuk tumbuhan
herba, semak, atau pohon. Akarnya umumnya bersimbiosis dengan bakteri pengikat
nitrogen. Daun umumnya majemuk bipinnatus, jarang majemuk pinnatus. Pembungaan
spica, racemosa, atau capitulum, bunga bisexual, aktinomorf, sepal 5, valvate,
bersatu membentuk tabung; stamen 5 sampai banyak, filamen panjang sering
berwarna; pastilum dengan 1 carpel, ovarium superior. Buah legum. Biji umumnya
tanpa endosperm.
3. Sauropus androgynus memiliki daun majemuk pinatus paripinatus, jadi
daun majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya duduk pada cabang tingkat satu dari ibu
tangkai. Sauropus androgynus memiliki percabangan simpodial, yaitu kuncup terminal pada
beberapa stadium dari siklus hidupnya membawa perbungaan, yang sudah tentu
setelah berbungan akan mati, dan memiliki segi penampang bulat atau silindris.
4.
pohon jarak (Jatropha curcas L.) dimanfaatkan sebagai
biosolar, biodiesel
5.
semua
subclassis rosidae memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia termasuk
bagi kehidupan pertanian, untuk menghasilkan kebutuhan hidup.
VII.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan tersebut yang telah dipaparkan, sehingga dngan
ini dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1.
Rosidae mempunyai karakteristik
stamaen tersusun sentripetal jarang sentrifugal, bunga jarang dengan plasenta
parietal; ovarium majemuk, tetapi sering dengan 2 atau beberapa lokus yang
hanya memiliki 1 atau 2 ovul; bunga polypetal atau sering apetal, jarang
sympetal.
2. kacang
tanah habitus perdu, simpodial, bentuk/segi penampang bulat. Daun majemuk,
filotaksis berhadapan, bulat telur terbalik, memiliki pertulangan daun
menyirip, tepi daun rata, ujung daun akutus, pangkal daun obtusus. Bunga
tunggal, rosemorsa, aktinomorf. Distribusi seks monoesius. ovarium inferus.
3. Anggota suku
caesalpiniaceae ini berbeda dengan warga papilionaceae terutama karena warga
suku ini hampir semua berupa perdu atau pohon, boleh dikatakan tidak ada yang
berupa terna, daun hampir selalu majemuk menyirip atau menyirip ganda, jarang
sekali tunggal atau beranak daun 1.
4. Familia Rutacea Berupa pohon atau semak, pada daunnya bersisik dan
transparan yang berisi minyak. bunga dan daun beraroma keras. Daun berhadapan
atau berseling, seringkali majemuk. Bunga biasabya biseksual, bersimetri
banyak,. Sepal dan tepal masing masing berjumlah 4 buah dan 5 buah, bebas dan
konatus, dengan dua sampai banyak ovula, stilus bebes atau konatus.
5. Familia Euphorbiaceae yaitu tumbuhan berupa herba, semak, pohon, seringkali
bergetah. Daun umumnya tunggal, letaknya berseling. Bunga biasanya kecil,
bersimetri banyak, uniseksual, seringkali monoecius, yang tersusun sebagai
bunga majemuk. Periantium kelipatan 5 dalam satu atau dua seri, atau dapat juga
mereduksi. Stamen satu sampai banyak. Ovarium berlokuli 3, ovula satu atau dua
dalam tiap lokulus, dengan posisi menggantung (pendulus) dan menunduk
(anatropus), milkropil biasanya tertutup oleh karunkula, stilus berjumlah 3
masing-masing terdiri dari dua lobi.
6. Masing-masing
famili memiliki keanekaragaman yang berbeda, baik itu bentuk daun, bunga,
percabangan maupun distribusi seksnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Asep,
Mulyani. 2014. Panduan Praktikum Botani Phanerogamae. Cirebon:
Syariah Nurjati Press.
Cantino,
P.D., J. A. Doyle, S.W. Graham, W.S. Judd, R.G. Olmstead, D.E. Soltis, P.S.
Soltis and M.J. Donoghue. 2007. Towards a phylogenetic nomenclature of
Tracheophyta. Taxon 56:822-846.
Cronquist,
A. 1981. An Integrated System of
Classification of Flowering Plants. New York: Columbia University Press.
Dalimartha, Setiawan. 2001. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 2. Jakarta: Penebar
Swadaya
Dasuki, U.
A. 1992. Fitografi Tumbuhan. Bandung: Puasat Ilmu
Hayati ITB.
Steenis, C.G.G.J.
1978. Flora. Jakarta: P.T Pradnya Paramita
Sudarsono, Ratnawati,
dan Budiwati. 2005. Taksonomi Tumbuhan
Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1994. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
LAMPIRAN
terimakasih gan artikelnya
BalasHapussama-sama gan
BalasHapus